cover
Contact Name
Amipriyadi
Contact Email
ami035@univpancasila.ac.id
Phone
+6281586211762
Journal Mail Official
ami035@univpancasila.ac.id
Editorial Address
Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Pancasila Jalan Raya Lenteng Agung No.56-80, RT.1/RW.3, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12640
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Capacitarea : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Published by Universitas Pancasila
Core Subject : Humanities, Social,
CAPACITAREA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat adalah jurnal multidisiplin ilmiah yang diterbitkan Sekolah Pascasarjana Universitas Pancasila merupakan jurnal yang memiliki fokus utama pada pengembangan ilmu-ilmu di bidang pengabdian kepada masyarakat. Lingkup bidang pengabdian kepada masyarakat antara lain meliputi pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG), kesehatan, pemasaran, keamanan pangan lokal, desain, pemberdayaan masyarakat, akses sosial, daerah perbatasan, daerah kurang berkembang, dan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Pengabdian kepada masyarakat berisi berbagai kegiatan penanganan dan pengelolaan berbagai potensi, kendala, tantangan, dan masalah yang ada di masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian juga melibatkan partisipasi masyarakat dan mitra. Kegiatan pengabdian tersebut disusun dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari publikasi jurnal ini adalah untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual atau ide-ide yang telah dicapai di bidang pengabdian kepada masyarakat. Jurnal CAPACITAREA menerbitkan artikel empat bulanan dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari - April, Mei - Agustus, dan September - Desember. Kontributor dalam jurnal ini merupakan peneliti, dosen dari perguruan tinggi di indonesia dan luar negeri.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 01 (2021)" : 5 Documents clear
Kick Off Peningkatan Potensi Ekonomi Kreatif Masyarakat Melalui Koperasi, Bumdes dan UKM Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Soppeng M. Ardiansyah Syam; Syahril Djaddang; Fachrudin Salim; Widarto Rachbini
CAPACITAREA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 01 (2021)
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.191 KB) | DOI: 10.35814/capacitarea.2021.001.01.1

Abstract

Abstrak Ekonomi Kreatif merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi kekuatan baru ekonomi nasional yang berkelanjutan, dan menekankan pada penambahan nilai barang melalui daya pikir serta kreatifitas manusia. Pada tahun 2019, ekonomi kreatif Indonesia tumbuh sebesar 6.25% melampai pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan potensi ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal, pelatihan dasar kewirausahaan dan dasar-dasar akuntansi bagi pengurus dan anggota koperasi, bumdes dan UKM merupakan hal yang sangat diperlukan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Usaha kecil dan Menengah (UKM) adalah akses permodalan baik dari bank maupun lembaga keuangan lainnya yang disebabkan oleh ketidakmampuan pemilik Usaha Kecil dan Menengah untuk menyajikan laporan keuangan usahanya dengan benar. Tujuan dari pelatihan dasar kewirausahaan dan dasar-dasar akuntasi ini adalah untuk menginisiasi anggota masyarakat untuk menjadi wirausahawan yang memahami pentingnya pencatatan dan pelaporan keuangan berdasarkan disiplin akuntansi. Berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sulawesi Selatan memiliki 188.547 unit ekonomi kreatif, dan 181.048 atau 96.02% belum memiliki badan usaha. Di Kabupaten Soppeng tercatat hanya 1.2 % pelaku usaha ekonomi kreatif. Untuk itu pelatihan dasar kewirausahaan dan dasar-dasar akuntansi merupakan salah satu solusi awal untuk menginisiasi dan membina pelaku ekonomi kreatif. Sebagai rekomendasi, pelatihan mengenai pentingnya badan usaha dari aspek hukum dan legalitas perlu dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelatihan dasar kewirausahaan dan dasar-dasar akuntansi. Abstract The Creative Economy is one of the sectors that is expected to be a new strength of the national economy that is sustainable, and emphasizes the addition of value through the power of thought and human creativity. In 2019, Indonesia's creative economy grow by 6.25% beyond national economic growth. To foster and enhance the potential of the creative economy based on local wisdom, entrepreneurship basic training and accounting basics for management and members of cooperatives, community service and SMEs is very necessary. One of the problems faced by Small and Medium Enterprises (SMEs) is access to capital from both banks and other financial institutions caused by the inability of Small and Medium Business owners to present their business financial statements correctly. The aim of this basic entrepreneurship training and the fundamentals of accounting is to initiate community members to become entrepreneurs who understand the importance of financial recording and reporting based on accounting discipline. Based on data from the Indonesian Creative Economy Agency, South Sulawesi has 188,547 creative economy units, and 181,048 or 96.02% do not have business entities. In Soppeng Regency, there are only 1.2% of creative economy entrepreneurs. To that end, basic entrepreneurship training and fundamentals of accounting is one of the initial solutions for initiating and fostering creative economic actors. As a recommendation, training on the importance of business entities from legal and legal aspects needs to be done as a follow-up to basic entrepreneurship training and fundamentals of accounting.
Implementasi Industri 4.0 dan Aplikasi Lamikro Untuk Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah Nurmala Ahmar; Diah Ekaningtyas; Nanang Shonhadji
CAPACITAREA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 01 (2021)
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.206 KB) | DOI: 10.35814/capacitarea.2021.001.01.2

Abstract

Abstrak Revolusi industri bukan hanya dari sisi teknologi mesin tetapi juga berkembang ke teknologi informasi, seperti internet dan aplikasi. Usaha mikro berkembang pesat seiring perkembangan teknologi. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (EMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku EMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta. Mendukung perkembangan tersbut Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Standar Akuntansi Entitas Menengah Kecil tahun 2016 dan efektif berlaku Januari 2018. Kemenkop UKM menindaklanjuti pemberlakuan standar tersebut dengan menerbitkan aplikasi penyusunan laporan keuangan mikro dengan nama Lamikro (Laporan Keuangan Mikro) pada Oktober 2017. Sampai dengan September 2018 Lamikro telah diunduh lebih dari 5000 pengunduh. Kemudahan, kesederhaan dan fleksibilitas aplikasi tersebut menarik pelaku usaha untuk memanfaatkannya. Implementasi Lamikro pada capaian angka tersebut belum dikatakan berhasil jika dibandingkan dengan 3,79 juta pelaku usaha yang menggunakan platform online apalagi jika dbandingkan dengan 59 juta pelaku usaha mikro di Indonesia. Artikel esai ini bertujuan untuk menggali potensi penggunakan Lamikro dan menawarkan alternatif-alternatif solusi agar implementasi Lamikro berjalan dengan efektif. Abstract The industrial revolution was not only in terms of machine technology but also developed into information technology, such as the internet and applications. Micro businesses are growing rapidly along with technological developments. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) launched a total of 3.79 million micro, small and medium enterprises (MSMEs) that have used online platforms to market their products. This number is around 8 percent of the total MSME players in Indonesia, which is 59.2 million. Supporting the development of the Indonesian Institute of Accountants issued the Accounting Standards for Small Medium Enterprises in 2016 and effective January 2018. The UKM Ministry of Cooperatives followed up on the implementation of the standard by issuing applications for the preparation of microfinance reports under the Lamikro (Microfinance Report) in October 2017. September 2018 Lamikro has been downloaded more than 5000 downloaders. Convenience, simplicity and flexibility of the application attracts business people to use it. Lamikro's implementation on the achievement of these figures has not been said to be successful when compared to the 3.79 million business people who use online platforms especially if compared to 59 million micro-entrepreneurs in Indonesia. This essay aims to explore the potential of using Lamikro and offer alternative solutions so that the implementation of Lamikro effectively.
Tatakelola Keuangan dan Akses Permodalan UMKM Terhadap Perbankan dalam Meningkatkan dan Pengembangan Nilai Ekonomi Usaha: UMKM Pujasera Cempaka Putih Jakarta Pusat Sailendra Sailendra; Suratno Suratno; Monang Tampubolon
CAPACITAREA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 01 (2021)
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.327 KB) | DOI: 10.35814/capacitarea.2021.001.01.3

Abstract

Abstrak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar ekonomi bangsa dan sebagai katup pengaman perekonomian nasional. Hingga saat ini, UMKM masih termarjinalkan dan belum sepenuhnya memiliki akses terhadap permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan. Salah satu sumber masalah yang masih menjadi penghambat bagi pelaku UMKM untuk dapat meng-akses permodalan dari perbankan, dikarenakan masih rendahnya pengetahuan dan keahlian yang dimiliki dalam tatakelola dan penyajian laporan keuangan yang baik dan benar, sebagai salah satu syarat utama untuk dapat mengakses permodalan dari perbankan. Hasil kajian ini mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar dari pelaku usaha UMKM belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam tatakelola keuangan. Namun demikian, sebagian besar dari pelaku usaha UMKM mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan akses permodalan dari perbankan guna pengembangan dan meningkatkan nilai ekonomi usaha mereka. Implikasi dari hasil penelitian ini berpengaruh terhadap regulator serta stakeholder untuk dapat melindungi dan memberdayakan pengusaha UMKM yang selama ini masih kesulitan untuk mengakses permodalan dari perbankan. Begitupula rekomendasi dan saran dari hasil penelitian bagi pemangku kepentingan, untuk dapat bersinergi dengan akademisi guna dapat memberikan pendampingan dan pelatihan akuntansi dan tatakelola keuangan secara komprehensip dan berkesinambungan. Sehingga, para pelaku UMKM dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam tatakelola keuangan yang baik dan benar, dan memungkinkan mereka untuk dapat mengakses permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan guna meningkatkan dan pengembangan nilai ekonomi usaha. Abstract Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are one of the pillars of the nation's economy and as a safety valve for the national economy. Until now, MSMEs are still marginalized and do not yet have full access to working capital from banks and financial institutions. One source of problems that is still an obstacle for MSMEs to be able to access working capital from banks, due to the lack of knowledge and expertise in the management and presentation of true and correct financial statements, as one of the main prerequisites for being able to access working capital from banks. The results of this study indicate that most of the MSMEs do not yet have the knowledge and skills in financial management. However, most of the MSMEs entrepreneurs have a strong desire to get access to capital from banks to develop and increase the economic value of their businesses. The implications of the results of this study affect regulators and stakeholders to be able to protect and empower MSMEs entrepreneurs who have been struggling to access working capital from banks. As well as recommendations and suggestions from the results of this study for stakeholders, to be able to synergize with academics to provide assistance and training in accounting and financial management comprehensively and sustainably. Thus, MSMEs able to have knowledge and skills to manage their finance, thus enabling them to be able to access working capital from banks and financial institutions to improve and develop the economic value of the business.
Teknik Audit PerAkun(an) Desa: Menuju Tata kelola Desa yang Transparan dan Akuntabel M. Ardiansyah Syam; Suratno Suratno; Syahril Djaddang
CAPACITAREA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 01 (2021)
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.163 KB) | DOI: 10.35814/capacitarea.2021.001.01.4

Abstract

Abstrak Pengauditan pada organisasi sektor publik menjadi isu penting guna mewujudkan good governance. Pemeriksaan tersebut merupakan investigasi independen terhadap beberapa kegiatan tertentu, dalam hal ini lebih difokuskan pada tata kelola keuangan desa dan akuntansi. Mekanisme audit merupakan mekanisme yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas dalam pengelolaan sektor publik dalam hal ini lembaga pengelola kekayaan negara termasuk pemerintah desa dan pengelolaan dan pemerintahan keuangan desa. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, membawa konsekuensi bahwa desa diberi kesempatan yang besar untuk mengurus sendiri pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Selain itu, pemerintah desa diharapkan lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimilikinya, termasuk dalam pengelolaan keuangan dan aset desa. Besar dan vitalnya peran yang diterima desa tentunya harus dibarengi dengan tanggung jawab dan akuntabilitas yang besar pula. Oleh karena itu, pemerintahan desa harus mampu menerapkan asas akuntabilitas dalam penyelenggaraannya, dimana semua kegiatan akhir pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kata Kunci: Audit Sektor Publik, Akuntansi & Tata Kelola Desa, Transparansi dan Akuntabilitas. Abstract Auditing for public sector organizations has become an important issue in order to realize good governance. The audit is an independent investigation of several specific activities, in this case it is more focused on village financial governance and accounting. Audit mechanism is a mechanism that can move the meaning of accountability in the management of the public sector in this case the state asset management institutions including the village government and village finance management and governance. The enactment of Law No. 6 of 2014 concerning Villages, has the consequence that villages are given a great opportunity to take care of their own governance and implementation of development to improve the welfare and quality of life of rural communities. In addition, the village government is expected to be more independent in managing the government and various natural resources they have, including the management of village finances and assets. The large and vital role that accepted by the village, of course,must accompanied by great responsibility and accountabilityas well. Therefore, the village government must be able to apply the principle of accountability in its governance, where all the end activities of village governance must be accountable to the village community in accordance with applicable laws and regulations. Keywords: public sector auditing, village accounting & governance, transparency and accountability.
Penerapan Laporan Keuangan Masjid Jami’ Al-Hidayah Pondok Bambu sesuai PSAK 45 Ari Purwanti; Adi Riyanto
CAPACITAREA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 01 (2021)
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1316.15 KB) | DOI: 10.35814/capacitarea.2021.001.01.5

Abstract

Abstrak Pengabdian masyarakat ini diselenggarakan pada Masjid Jami’ Al-Hidayah yang berlokasi di Jl. Pondok Bambu Asri Raya No.10 RW.09 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Penentuan masjid ini berasal dari permintaan dari pengawas masjid untuk membantu mencarikan cara bagaimana pelaporan keuangan yang efektif dan memiliki standar. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diselenggarakan dengan serangkaian metode dalam 3 tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap penyusunan dan implementasi teknis, dan tahap evaluasi. Pada tahap 1 dilakukan beberapa metode pengumpulan data, di antaranya: wawancara, observasi, dan pendokumentasian. Tahap 2 merupakan tahap penyusunan langkah-langkah pelaporan dan implementasi. Setelah memperoleh data, mulailah disusun langkah-langkah pelaporan keuangan berdasarkan PSAK 45 dan kemudian dibuat format excel link-nya sesuai dengan bagan alir kegiatan keuangan masjid. Setelah itu dicobakan dan dilakukan pendampingan terhadap pengurus yang akan menggunakan sistem akuntansi. Tahap 3 adalah tahap evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan dan kenyamanan pemakai sistem akuntansi. Kata Kunci: Masjid; Pelaporan Keuangan; Excel Accounting. Abstract This community service was held at the Jami 'Al-Hidayah Mosque, located on Jl. Pondok Bambu Asri Raya No.10 RW.09 Pondok Bambu Village, Duren Sawit District, East Jakarta. The determination of this mosque came from a request from the mosque supervisor to help find a way of how to provide effective and standardized financial reporting. This method of implementing community service is carried out by a series of methods in 3 stages, namely the data collection stage, the technical preparation and implementation stage, and the evaluation stage. In stage 1, several data collection methods were carried out, including: interviews, observation, and documentation. Stage 2 is the stage of preparing the reporting and implementation steps. After obtaining the data, begin to compile the steps for financial reporting based on PSAK 45 and then create an excel link format according to the flow chart of mosque financial activities. After that, it is tested and provided assistance to the management who will use the accounting system. Stage 3 is the evaluation stage which aims to determine the level of success of the application and the comfort of the accounting system users. Keywords: Mosque; Finance report; Excel Accounting.

Page 1 of 1 | Total Record : 5