cover
Contact Name
Dewi Astuti Herawati
Contact Email
dewitkusb@gmail.com
Phone
+6287836766465
Journal Mail Official
tek.kimia.u5b@gmail.com
Editorial Address
Jl. Letjend Sutoyo Mojosongo Solo 57127
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kimia dan Rekayasa
Published by Universitas Setia Budi
ISSN : 27472841     EISSN : 27460886     DOI : https://doi.org/10.31001/jkireka
Core Subject :
Jurnal Kimia dan Rekayasa (J.Kireka) merupakan jurnal hasil penelitian laboratorium, studi lapangan, studi kasus, telaah pustaka yang diterbitkan oleh Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi pada bulan Juli 2020. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari dan Juli. Bidang kajian yang termuat dalam Kimia dan Rekayasa adalah bidang Kimia (Kimia, Biokimia, Analisis Kimia, Kimia material, Kimia Lingkungan ) dan bidang Rekayasa (Rekayasa Kimia, Rekayasa Industri,Bioproses dan Technologi, Rekayasa Lingkungan dan Rekayasa Pangan).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023" : 5 Documents clear
KOH Activator Concentration Study on The Capacity and Surface Area of Kluwak Carbon for Methylene Blue Adsorption: Kajian Konsentrasi Aktivator KOH Terhadap Kapasitas Adsorpsi dan Luas Permukaan Karbon Tempurung Kluwak pada Penjerapan Methylene Blue Yuliani HR; Abigael Todingbu’a; Dewi Astuti Herawati; Haera Setiawati; Andi Musfirah Adhar; Isma Ayu Ningsih Putri Zainal; Ida Adriani Idris
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v3i2.47

Abstract

This study aims to determine the effect of KOH concentration on adsorbent performance in the form of adsorption capacity and the surface area of the kluwak shell carbon (CSK) on the uptake of methylene blue (MB). The research variables were variations of KOH 0, 1, 3 and 5M, MB concentrations 80,90,100,120, 130, 140 and 150 ppm at the adsorption process at 30 oC, MB volume 50 ml, the number of activated CSK and without activation 0.15 grams was shaken for 1.5 hours with speed 350 rpm. The solution was filtered to separate the filtrate and the CSK (adsorbent), the absorbance was then measured using the UV-VIS spectrometric at a wavelength of 662 nm, then the absorbance was obtained and then converted using a standard curve to obtain a balanced MB concentration. The test result data was calculated the surface area (A) of the MB adsorption method at 126 ppm and the adsorption capacity (qm) using the Langmuir equation. The results showed that activation could improve the adsorbent performance and the increasing KOH concentration would increase the adsorbent capacity and CSK surface area. CSK activation at 5 M was the highest results then others with A of 151.71m2/ g and qm of 47.05 mg /g compared to CSK without activation in the form of surface area of 70.37 m2/g and adsorption capacity of 15.27 mg /g.AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi KOH terhadap kinerja adsorben berupa kapasitas adsorpsi dan luas permukaan karbon tempurung kluwak (KTK) pada penjerapan methylene blue (MB). Variabel penelitian yaitu variasi KOH 0, 1, 3 dan 5M, konsentrasi MB 80,90,100,120, 130, 140 dan 150 ppm pada proses adsorpsi suhu 30oC, volume MB 50 ml, jumlah KTK ativasi dan tanpa aktivasi 0.15 gram dishaker selama 1.5 jam dengan kecepatan 350 rpm. Larutan disaring untuk memisahkan filtrat dengan KTK (adsorben) selanjutnya filtranya diukur absorbansi menggunakan spekrometri UV-VIS pada Panjang gelombang 662 nm diperoleh absorbansi kemudian dikonversi mengguankan kurva standar didapatkan konsentrasi MB setimbang. Data hasil pengujian dihitung luas permukaan (A) metode adsorpsi MB pada 126 ppm dan kapasitas adsorpsi (qm) menggunakan persamaan Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivasi dapat meningkatkan kinerja adsorben dan semakin meningkatnya konsentrasi KOH maka kapasitas adsorpsi dan luas permukaan KTK meningkat. Aktivasi KTK pada 5 M merupakan hasil tertinggi dengan A sebesar 151.71m2/g dan qm yaitu 47.05 mg/g dibandingkan KTK tanpa aktivasi berupa luas permukaan 70.37 m2/g dan kapasitas adsorpsi senilai 15.27 mg/g.
Coliform and Colifecal Analysis In Water Form Various Sources Using The MPN (Most Probable Numbers) Method: Analisis Coliform dan Colifecal pada Air dari Berbagai Sumber Menggunakan Metode MPN (Most Probable Numbers) Ni’matus Sabila; Dyah Setyaningrum
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v3i2.48

Abstract

Water is a natural resource that is very important for the needs of many people, even for all living things. Therefore, clean water is a requirement for health assurance. The purpose of this analysis is to determine the number of Coliform and Colifecal bacteria contained in a body of water and to find out whether the quality of the water meets the requirements and is suitable for use in daily needs according to Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 22 of 2021 concerning the implementation of environmental protection and management life. Coliform and Colifecal analysis was carried out in two stages, namely the predictor test and the confirmatory test with different media. The method used in this research is the Most Probable Number (MPN) to detect and count the number of bacteria. Based on the results obtained for 9 test samples. samples A and B did not contain Coliform and Colicefal bacteria, while samples C, D, E, F, G, H and I contained Coliform and Colifecal bacteria in water bodies. The conclusion of this study is that the water quality of all samples is still quite good according to the Class II water quality standards, namely 5000 MPN index/100 ml.AbstrakAir merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk keperluan hidup orang banyak, bahkan untuk semua makhluk hidup. Oleh karena itu, kebersihan air menjadi syarat bagi terjaminnya kesehatan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform dan Colifecal yang terkadung dalam badan air dan untuk mengetahui apakah kualitas air tersebut memenuhi persyaratan dan layak untuk digunakan dalam kebutuhan sehari-hari menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Analisis Coliform dan Colifecal dilakukan dengan dua tahap yaitu uji penduga dan uji penegas dengan medium yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Most Probable Number (MPN) untuk mendeteksi dan menghitung jumlah bakteri. Berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap 9 sampel uji. sampel A dan B tidak mengandung bakteri Coliform dan Colicefal, sedangkan sampel C,D,E,F,G,H dan I mengandung bakteri Coliform dan Colifecal pada badan air. Kesimpulan penelitian ini kualitas air semua sampel masih cukup baik sesuai dengan standar baku mutu air Kelas II yaitu 5000 indeks MPN/100 ml.
Comparison of Fat Level in Milk Cracker and Prawn Cracker Before and After Fried: Perbandingan Kadar Lemak Pada Kerupuk Susu dan Kerupuk Udang Sebelum dan Sesudah Digoreng Dewy Susanti; D Andang Arif Wibawa
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v3i2.49

Abstract

Milk cracker is kind of snacks favored by children and adult, which are made from dairy ingredient so have high nutritional value because contains protein, fat and vitamin needed by human body. Nutritional substances contained in it have perfect comparison, easy to digest and no residual waste. This study was aimed to determine the content of fat level before and after fried in milk cracker compared to fat level in prawn cracker.The sample used in this study using prawn cracker and milk cracker before fried and after fried that had been mashed to form powder, the sample that has been form powder weighed and added with HCl 1: 1 and heated, then filtered using filter paper Whatman No.41. Analytical method fat level of milk cracker and prawn cracker using soxhletation method with ether as solvent.The results showed that fat level contained in prawn cracker before fried was 4.32%, and fat level in prawn cracker after fried was 7.72%. Fat level in milk cracker before fried was 3.13%, and fat level in milk cracker after fried was 6.72%. The results showed that fat level in prawn cracker before and after fried was higher than milk cracker before and after fried.AbstrakKerupuk susu merupakan jenis makanan ringan yang disukai oleh anak-anak dan orang dewasa, yang terbuat dari bahan dasar susu sehingga mempunyai nilai gizi yang tinggi karena mengandung protein, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Zat- zat gizi yang terkandung di dalamnya mempunyai perbandingan yang sempurna, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kadar lemak sebelum dan sesudah digoreng pada kerupuk susu yang dibandingkan dengan kadar lemak pada kerupuk udang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kerupuk udang dan kerupuk susu sebelum digoreng dan sesudah digoreng yang sudah dihaluskan sehingga membentuk serbuk, sampel yang sudah berbentuk serbuk ditimbang dan ditambahkan dengan HCl 1:1 dan dipanaskan, kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatman No.41. Metode analisis kadar lemak kerupuk susu dan kerupuk udang ini menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut eter.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak yang terdapat pada kerupuk udang sebelum digoreng adalah 4,32%, dan kadar lemak pada kerupuk udang sesudah digoreng 7,72%. Kadar lemak pada kerupuk susu sebelum digoreng adalah 3,13%, dan kadar lemak pada kerupuk susu sesudah digoreng adalah 6,72%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak pada kerupuk udang sebelum dan sesudah digoreng lebih tinggi daripada kerupuk susu sebelum dan sesudah digoreng
Analysis of Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Fecal Coliform Bacteria In Ngringo River Water, Karanganyar Regency: Analisis Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Bakteri Fecal Coliform pada Air Sungai Ngringo Kabupaten Karanganyar Attasya Putri Aji; Argoto Mahayana
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v3i2.50

Abstract

Ngringo River is one of the major rivers in Karanganyar Regency. There are various activities along the river, including domestic and industrial activities where waste discharges enter the river body, causing a decrease in water quality. One of the microorganisms contained in domestic waste that acts as an indicator of pollution in the Ngringo River is Fecal Coliform bacteria, so it is necessary to calculate the total Coliform to determine the presence of pollution in the Ngringo River. The purpose of this study was to determine the total abundance of Coliforms, BOD (biological Oxygen Demand) levels and water quality status based on PP RI No. 22 of 2021. Sampling method used in this study was a random sampling. Sampling consisted of 2 place, namely upstream and downstream. The results showed that the BOD (biological Oxygen Demand) value in the upstream part of the Ngringo river was 1.08 mg/l and 3.40 mg/l downstream, while the Fecal Coliform value in the upstream part of the Ngringo river was 16000 MPN/100ml. and in the downstream part of 5400 MPN/100ml. Based on research results that BOD still meets the quality standard according to PP RI Number 22 of 2021 while the Fecal Coliform value does not meet the quality standard according to PP RI Number 22 of 2021 which means there is pollution in the river Ngringo.AbstrakSungai Ngringo merupakan salah satu sungai besar di Kabupaten Karanganyar. Terdapat berbagai aktivitas di sepanjang aliran sungai tersebut, diantaranya aktivitas domestik dan industri dimana buangan limbah masuk ke dalam badan sungai sehingga menyebabkan penurunan kualitas perairan. Salah satu mikroorganisme yang terkandung dalam limbah domestik yang berperan sebagai indikator pencemaran di Sungai Ngringo yaitu bakteri Fecal Coliform sehingga perlu dilakukan perhitungan total Coliform guna mengetahui adanya pencemaran di Sungai Ngringo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetehui total kelimpahan Coliform, kadar BOD (Biological Oxygen Demand) dan status mutu air berdasarkan PP RI No 22 Tahun 2021. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode random sampling. Pengambilan sampel terdiri dari 2 tempat yaitu hulu dan hilir. Hasil penelitian menunjukan Nilai BOD (Biological Oxygen Demand) pada bagian hulu air sungai Ngringo sebesar 1,08 mg/l dan pada bagian hilir sebesar 3,40 mg/l, sedangkan Nilai Fecal Coliform pada bagian hulu air sungai Ngringo sebesar 16000 MPN/100ml dan pada bagian hilir sebesar 5400 MPN/100ml. Berdasarkan hasil penelitian bahwa BOD masih memenuhi baku mutu menurut PP RI Nomor 22 tahun 2021 sedangkan nilai Fecal Coliform tersebut tidak memenuhi baku mutu menurut PP RI Nomor 22 tahun 2021 yang berarti terjadi pencemaran di Sungai Ngringo.
Analysis of Color and Chemical Oxygen Demand (COD) in Textile Industry Wastewater: Analisis Warna dan Chemical Oxygen Demand (COD) pada Air Limbah Industri Tekstil Mareta Nur Shinta Dewi; Suseno
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v3i2.51

Abstract

Industry Textile including in Industry big that produces many waste especially waste water with content ingredient organic big who has color thick , smelly , and high Chemical Oxygen Demand (COD) , so that the waste water the should need processed more formerly before released to body of water with Fulfill raw the quality that has been set . Study this aim for knowing wastewater quality _ industry textile A if compared with raw quality according to Regulation Minister Environment Life and Forestry Republic of Indonesia Number P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/ 2019 concerning Wastewater Quality Standards . Parameters studied is the color parameter with method spectrophotometry (SNI 6989.80:2011) and Chemical Oxygen Demand (COD) parameters with method spectrophotometry (SNI 6989.2:2019). After conducted study obtained score color of 4,277.5 Pt-Co and the value of Chemical Oxygen Demand (COD) is 1.640 mg O 2 /L. From result these two parameters , can be concluded that score color and the COD exceed raw quality according to Regulation Minister Environment Life and Forestry Republic of Indonesia Number P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/ 2019 concerning Wastewater Quality Standards.AbstrakIndustri Tekstil termasuk dalam Industri besar yang menghasilkan banyak limbah terutama air limbah dengan kandungan bahan organik besar yang memiliki warna pekat, berbau, serta Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi, sehingga air limbah tersebut sebaiknya perlu diolah terlebih dahulu sebelum dilepas ke badan air dengan memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air limbah industri tekstil A jika dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang Baku Mutu Air Limbah. Parameter yang diteliti ialah parameter warna dengan metode spektrofotometri (SNI 6989.80:2011) dan parameter Chemical Oxygen Demand (COD) dengan metode spektrofotometri (SNI 6989.2:2019). Setelah dilakukan penelitian didapatkan nilai warna sebesar 4.277,5 Pt-Co dan nilai Chemical Oxygen Demand (COD) sebesar 1.640 mg O2/L. Dari hasil kedua parameter tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai warna dan COD tersebut melebihi baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang Baku Mutu Air Limbah.

Page 1 of 1 | Total Record : 5