cover
Contact Name
Joko Suwito
Contact Email
donysulystiono@poltekkesdepkes-sby.ac.id
Phone
+6281234802629
Journal Mail Official
jurnalkeperawatanpolkesbaya@gmail.com
Editorial Address
Jl. Karang Menjangan No.12, Airlangga, Kec. Gubeng, Surabaya, Jawa Timur 60286
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keperawatan
ISSN : 24078999     EISSN : 24078999     DOI : 10.36568
Core Subject : Health,
Jurnal Keperawatan covers all nursing area including basic research in nursing, management nursing, emergency, and critical nursing, medical-surgical nursing, mental health nursing, maternity nursing, pediatric nursing, gerontological nursing, community nursing, family nursing education nursing, complementary and alternative medicine (CAM) in nursing.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 17 No. 1 (2023): April" : 6 Documents clear
FAMILY MANAGEMENT OF PATIENTS TREATED IN THE INTENSIVE CARE UNIT : A LITERATURE STUDY: MANAJEMEN CEMAS KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT : SEBUAH STUDI LITERATUR Afifah Ayu Syaiful
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023): April
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.3

Abstract

Anxiety can appear automatically due to excessive stimuli both internally and externally so that it exceeds the individual's ability to cope. The impact of anxiety will affect the mind and motivation so that the family is not able to develop roles and functions that are supportive of the healing process and recovery of family members who are being treated in the Intensive Care Unit (ICU). The purpose of this literature study is to understand the management of anxiety in the family of patients treated in the ICU. The method used in this study was a literature review with electronic searches on 3 online databases, namely: Google Scholar, PubMed and Portal Garuda. The keywords used were "management", "family anxiety" and "intensive care unit". The criteria for the articles selected in this review were full text, published in 2017-2021. The results of the search and assessment obtained as many as 50 articles which were then carried out by data extraction on 5 articles. The results showed that what nurses can do in managing anxiety in the families of patients treated in the ICU were controlling family stress, health education, therapeutic communication and spirituality guidance.
Kepatuhan Minum Obat Pada Klien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokusumo Surabaya Nabila Febiayuni; Kiaonarni Ongko Waluyo; Padoli padoli; Minarti Minarti
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023): April
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.35

Abstract

ABSTRAK Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Klien hipertensi harus memahami dan menumbuhkan kesadaran diri terhadap penyakitnya, dan melakukan perawatan mandiri seperti salah satunya patuh minum obat antihipertensi. Semakin patuh klien saat mengkonsumsi obat maka tekanan darah akan terkontrol dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonokusumo Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik accidental sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien hipertensi yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Wonokusumo Surabaya dengan jumlah sampel 85 klien. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dari Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Data yang diperoleh kemudian di analisis dikode, dan ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 50,6% memiliki tekanan darah kategori tahap 1 dan sebagian kecil 14,1% memiliki tekanan darah kategori tahap 2, pada tingkat kepatuhan minum obat sebagian besar 57,6% klien hipertensi tidak patuh dan hampir setengahnya 42,4% klien patuh minum obat hipertensi. Klien dan keluarga diharapkan dapat mendukung untuk selalu melakukan pengontrolan tekanan darah dengan rutin serta patuh dalam melakukan pengobatan hipertensi. Kata Kunci : Kepatuhan, Tekanan Darah, Hipertensi ABSTRACT Hypertension or high blood pressure is an increase in systolic blood pressure over 140 mmHg and diastolic blood pressure over 90 mmHg. Hypertension clients should understand and cultivate self-awareness of the disease, and perform self-care such as one of them obediently taking antihypertension drugs. The more obedient the client when taking the drug then the blood pressure will be well controlled. Theadvice of this study is to find out tingkat compliance taking drugs in hypertension clients at work area of Wonokusumo Public Health Center Surabaya. The type of research used is descriptive research with a cross sectional approach and using accidental sampling techniques. The population in this study was all hypertension clients who conducted examinations at Wonokusumo Health Center Surabaya with a sample number of 85 clients. Data collection using questionnaires from the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). The result showed that most of the 50.6% had stage 1 category blood pressure and a small percentage of 14.1% had stage 2 category blood pressure, at the level of adherence to taking medications most of the 57.6% of hypertensive clients were non-compliant and almost half of 42.4% of clients were obedient to take hypertension medications. Families is hoped that can support clients to always control blood pressure regularly and be obedient in treating hypertension. Keywords : Compliance, Blood Pressure, Hypertension
pdf HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR KLIEN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO putriari riskiani; Padoli Padoli; Kiaonarni Ongko W
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023): April
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.37

Abstract

ABSTRAK Serangan asma menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya stress. Selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Kecemasan mengakibatkan penurunan fungsi dari Suprachiasmatic Nukleus (SCN) di hypothalamus yang mengakibatkan gangguan pada ritme sirkadia membuat klien asma mengalami kualitas tidur buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Klien Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian desain deskriptif korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien asma yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo berjumlah 78 klien dengan jumlah sampel 65 klien. Teknik sampling yang digunakan adalah Non Probalility Sampling dengan metode Accidental Sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale dan kuesioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan uji hipotesis Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya klien asma (40,0%) mengalami kecemasan sedang dan sebagian besar klien asma (55,4%) mengalami kualitas tidur buruk. Ada hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur klien asma. (P value=0,002) dimana ketika klien semakin cemas maka kualitas tidur semakin buruk. Klien asma hendaknya tetap menjaga dan mengelola mood dengan baik, menciptakan suasana tidur yang nyaman, minum obat asma sesuai anjuran dokter, sehingga tidak terjadi kecemasan dan kualitas tidur tidak buruk. Kata Kunci : Asma, Kecemasan, Kualitas Tidur ABSTRACT Asthma attacks are one of the trigger factors for stress. It can also exacerbate existing asthma attacks. Anxiety causes a decrease in the function of the Suprachiasmatic Nucleus (SCN) in the hypothalamus which results in disturbances in circadian rhythms making asthmatic clients experience poor sleep quality. The purpose of this research is to find out Relationship Of Anxiety With Sleep Quality Of Asthma Clients In The Working Area Of Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo. This research uses quantitative research with correlational descriptive design research method using cross sectional approach. The population in this study were all asthmatic clients who did examinations at the Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo totaling 78 clients with a sample of 65 clients. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with the Accidental Sampling method. The data collection instrument used the Zung Self Rating Anxiety Scale anxiety questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index sleep quality questionnaire. The data obtained were then analyzed using the Chi-Square hypothesis test. The results of this study showed that almost half of asthmatic clients (40.0%) experienced moderate anxiety and most asthmatic clients (55.4%) experienced poor sleep quality. There is a relationship between anxiety and sleep quality of asthmatic clients. (P value = 0.002) where when the client gets more anxious, the sleep quality gets worse. Asthma clients should maintain and manage mood well, create a comfortable sleeping atmosphere, take asthma medication as recommended by the doctor, so that anxiety does not occur and sleep quality is not bad. Keywords : Asthma, Anxiety, Sleep Quality
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL KHOIR SURABAYA Fatma Alfatik; Padoli Padoli; Minarti Minarti
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023): April
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.40

Abstract

ABSTRAK Penyakit skabies yaitu kondisi pada kulit yang tidak hanya dapat menjadi penyebab infeksi akan tetapi juga sangat mengganggu. Pasien akan lebih sering menggaruk setiap saat, akibat adanya tungau skabies di bawah kulit. Penyakit skabies terjadi karena personal hygiene yang kurang baik di kalangan santri, seperti adanya kebiasaan santri saling pnjam-meminjam alat dan bahan perlengkapan mandi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian desain deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dengan besar sampel 60 orang yang dipilih dengan accidental sampling. Instrumen pengumpulan data pengetahuan personal hygiene dan kejadian skabies menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Setelah data terkumpul dianalisis menggunakan tabel dengan distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene dan kejadian skabies menggunakan uji chi-square dengan nilai signifikan 0,05. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar 33 orang (55,0%) mengalami tingkat pengetahuan tentang personal hygiene buruk dan hampir setengahnya 27 orang (45,0%) mengalami kejadian skabies. Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies p value=0,046 p<0,05, dimana pengetahuan santri tentang personal hygiene yang kurang meningkatkan kejadian skabies. Disarankan kepada santri untuk mengikuti penyuluhan tentang pengetahuan personal hygiene di Puskesmas. Santri yang terkena skabies segera dilaporan ke Puskesmas. Kata Kunci : Skabies, Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene, Kejadian Skabies ABSTRACT Scabies is a skin condition that can not only cause infection but can also be very annoying. Patients will scratch more often every time, due to the presence of scabies mites under the skin. Scabies disease occurs due to poor personal hygiene among students, such as the habit of students borrowing tools and toiletries. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge about personal hygiene and the incidence of scabies. The type of research used in this research is quantitative with descriptive design research method using a cross sectional approach. The population in this study were students with a sample size of 60 people who were selected by accidental sampling. The instrument for collecting data on personal hygiene knowledge and the incidence of scabies used questionnaires and observation sheets. After the data collected were analyzed using a table with a frequency distribution. To determine the relationship between knowledge of personal hygiene and the incidence of scabies using the chi-square test with a significant value of 0.05. The results showed that most of the 33 people (55.0%) experienced a level of knowledge about poor personal hygiene and almost half of them 27 people (45.0%) experienced the incidence of scabies. There is a relationship between the level of knowledge about personal hygiene with the incidence of scabies p value = 0.046 p <0.05, where the knowledge of students about personal hygiene that does not increase the incidence of scabies. It is recommended for students to take part in counseling about personal hygiene knowledge at the Puskesmas. Students who are affected by scabies are immediately reported to the Puskesmas. Keywords : Scabies, Personal Hygiene Knowledge Level, Scabies Incident
NURSING TELEHEALTH NURSING TELEHEALTH (SISTEM INFORMATIKA KEPERAWATAN) : SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Maghribi Maghribi
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023): April
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.54

Abstract

Teknologi telemedicine dapat membantu pasien, pekerja kesehatan dan lembaga kesehatan untuk saling berbagi informasi dengan mudah, cepat dan aman. Saat ini teknologi telemedicine yang berbasis pada jaringan telekomunikasi telah berkembang dan menjadi bagian dari dunia kesehatan. Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antar perawat. Telenursing merupakan bagian dari telehealth atau telemedicine dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan nonmedis seperti tele diagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. Penelitian ini menggunakan pendekatan Studi sistematic Literature Review yakni dengan cara mencari literatur-literatur terkait tema yang diambil untuk mengidentifikasi literatur - literatur Nasional dan Internasional. Pencarian literatur Jurnal Nasional menggunakan penelusuran melalui Google Scholar Dan Neliti dengan kata kunci “TeleHealth” dan “Perawat”. Sedangkan untuk Pencarian Literatur Jurnal Internasional menggunakan penelusuran melalui Since Direct Dan PubMed dengan kata kunci “Nursing” OR “TeleHealth” Pencarian literatur ini dibatasi rentang tahun 2018-2022. Tinjauan ini dapat menjawab dari tujuan penelitian yaitu menemukan beberapa literatur- literatur untuk memperoleh pemahaman yang lebih tentang intervensi yang dapat dilakukkan untuk individu maupun komunitas dalam pemakaian Tele Health Dan Tele Nursing. Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.
PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA DI RT 03 RW 02 DESA WANGUNREJO KABUPATEN LAMONGAN adelia suci almaarij; SRI HARDI WURYANINGSIH; SISWARI YUNIARTI; Irine Christiany
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 17 No. 1 (2023): April
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v17i1.84

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Tingginya kasus baru kanker dan sekitar 40% dari kematian akibat kanker berkaitan erat dengan faktor risiko kanker yang seharusnya dapat dicegah. Faktor risiko kanker tidak hanya bertujuan untuk menurunkan kasus baru kanker, namun juga menurunkan kemungkinan penyakit lainnya yang disebabkan faktor risiko tersebut.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang faktor risiko kanker payudara.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh ibu-ibu PKK di Rt 03 Rw 02 Desa Wangunrejo Kabupaten Lamongan dengan jumlah sampel 36. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden melalui lembar kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil penelitian ini didapatkan ibu dengan umur 21-30 tahun, hampir seluruhnya memiliki pengetahuan kurang tentang faktor risiko kanker payudara. Berdasarkan karakteristik, tidak ada perbedaan antara kelompok umur, pendidikan dan pekerjaan ibu terhadap pengetahuan faktor resiko kanker payudara.Diharapkan ibu-ibu PKK untuk meningkatkan pengetahuannya tentang faktor risiko yang menyebabkan kanker payudara dengan cara mengikuti sosialisasi atau penyuluhan tentang kesehatan terutama mengenai faktor risiko kanker payudaradengan mencari informasi baik melalui tenaga kesehatan ataupun media lainnya sehingga dapat melakukan pencegahan kanker payudara. Kata kunci:Pengetahuan, Kanker Payudara,Faktor Risiko, ibu PKK ABSTRACT Breast cancer is cancer that forms in breast tissue. The high number of new cancer cases and around 40% of cancer deaths are closely related to cancer risk factors that should be preventable. Cancer risk factors not only aim to reduce new cases of cancer, but also reduce the possibility of other diseases caused by these risk factors. The purpose of this study was to determine mother's knowledge about breast cancer risk factors. This study used a descriptive method with a cross sectional approach. The population in this study consisted of all PKK women in Rt 03 Rw 02 Wangunrejo Village, Lamongan Regency with a total sample of 36. Data collection was carried out by asking questions to respondents through a questionnaire sheet that had been made by the researcher. The results of this study found that mothers aged 21-30 years, almost all of them had less knowledge about risk factors for breast cancer. Based on the characteristics, there is no difference between the age group, education and mother's occupation on knowledge of breast cancer risk factors. It is hoped that PKK women will increase their knowledge about the risk factors that cause breast cancer by participating in socialization or counseling about health, especially regarding risk factors for breast cancer by seeking information either through health workers or other media so they can do breast cancer prevention. Keywords:Knowledge, Breast Cancer, Risk Factors, PKK mothers

Page 1 of 1 | Total Record : 6