cover
Contact Name
Wiman Rizkidarajat
Contact Email
wiman.rizkidarajat@unsoed.ac.id
Phone
+628122794432
Journal Mail Official
jisunsoed@gmail.com
Editorial Address
Laboratorium Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed, Jl. Prof. dr. H.R. Boenyamin 993, Grendeng, Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah 53122
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Interaksi Sosiologi
ISSN : 14127229     EISSN : 14127229     DOI : https://doi.org/10.2504/jis.v1i2.8258
Core Subject :
Jurnal Interaksi Sosiologi (JIS) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi FISIP UNSOED. Terbit sejak tahun 2002. Tulisan yang dipublikasikan di JIS merupakan hasil penelitian, gagasan konseptual, dan hasil diskusi pada bidang ilmu sosial, khususnya Sosiologi, dan bidang ilmu sosial lainnya yang relevan. Terbit dua kali dalam setahun, April dan September
Arjuna Subject : -
Articles 36 Documents
GERAKAN ANTIDISKRIMINASI MASYARAKAT SIPIL KULIT HITAM AMERIKA Arya Kurniawan; Elis Puspitasari
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diskriminasi rasial menunjukkan kuatnya kelas dominan atas kelas marginal. Buruknya tindakan rasial telah banyak mendatangkan sorotan dan penolakan serta lahirnya gerakan antidiskriminasi. Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan dan menjelaskan diskriminasi rasial dan gerakan antidiskriminasi rasial kepada orang kulit hitam dalam film Selma (2014) karya Ava Duvernay. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini yaitu semiotika Roland Barthes dengan unit analisis tanda secara audio dan visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Selma (2014) merepresentasikan fakta sejarah peristiwa rasialisme di Amerika Serikat pada tahun 1960-an khususnya negara bagian selatan. Tindakan rasial tersebut dilakukan oleh masyarakat kulit putih dan pemerintahan yang menginginkan supremasi kulit putih. Negara telah melakukan institutional racism kepada kaum Afro-Amerika. Rasialisme pada akhirnya menimbulkan aksi perlawanan yaitu gerakan antidiskriminasi rasial yang merupakan tipe gerakan sosial baru. Ditemukan beberapa repertoar gerakan sosial yang digunakan oleh orang kulit hitam dalam film Selma yaitu aksi duduk (sit-ins), diplomasi politik, framing, penggunaan simbol agama, pendidikan organisasi, dan narasi non-violent movement. Tulisan ini menyarankan perlunya penambahan kasus diskriminasi rasial yang diteliti dan pendekatan yang berbeda agar dunia dapat lebih memahami diskriminasi secara lebih komprihensif.
LANSIA DAN MEDIA SOSIAL Salas Maulida; Soetji Lestari; Sotyania Wardhiana
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang menggambarkan aktivitas lansia dalam menggunakan media sosial Whatsapp. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas dengan menggunakan metode kuantitatif survei deskriptif terhadap 50 responden lansia yang diambil menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar lansia menghabiskan waktu 1-3 jam per hari untuk mengakses media sosial, seperti Whatsapp, Facebook, Youtube, Instagram, dan Twitter. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli paket data per bulan berkisar Rp 25.000-50.000, bahkan lebih. Terkait penggunaan Whatsapp, para lansia menggunakan aplikasi tersebut untuk chatting, panggilan suara, video call, meng-update status, atau mengomentari status teman. Sebagian besar responden memiliki 4-8 grup Whatsapp. Motif lansia menggunakan Whatsapp adalah untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman dan untuk mencari informasi, juga untuk memenuhi gaya hidup dan eksistensi diri. Selain terkait urusan pribadi, informasi yang banyak diakses di Whatsapp adalah informasi mengenai kesehatan, agama, kuliner, juga politik. Menurut para lansia, Whatsapp sangat bermanfaat bagi mereka: memudahkan dalam berkomunikasi dan berdiskusi; juga menjadi media hiburan, media belajar, dan media bisnis. Dalam menyikapi hoaks, para lansia memilih mengabaikannya; mereka berusaha menyaring setiap informasi yang masuk sebelum menyebarkannya, bahkan mereka tak segan menegur pengirim hoaks.
“RUMAH LANGIT” HARAPAN PENDIDIKAN ANAK MARJINAL Dinda Galih Purwaningrum; Rili Windiasih
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberdayaan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan desa saja, melainkan di kota besar dengan fasilitas yang terjangkau juga masih memerlukan pemberdayaan. Salah satu contohnya adalah pemberdayaan dalam bidang pendidikan di perkotaan yaitu Rumah Langit. Tempat ini merupakan rumah belajar yang dalam penerapannya melakukan pemberdayaan bidang pendidikan untuk anak marjinal di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Rumah Langit sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat dalam bidang pendidikan untuk anak marjinal di Kampung tengah, KramatJati, Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sasaran penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data interaktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk pemberdayaan Rumah Langit: [1] penyadaran, Rumah Langit memberikan beberapa strategi untuk para murid semangat dan terdorong untuk melakukan perubahan. [2] pengkapasitasan, yang terdiri dari tiga cakupan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berperan menjadi fasilitator di sana, pengelolaan organisasi yang terdiri dari anggaran dan bentuk kerjasama, serta sistem nilai yang dijadikan pedoman di Rumah Langit. [3] pemberdayaan, yang di mana mereka para penerima manfaat akan diberikan daya atau peluang sesuai dengan kualitas diri mereka, Hasil kesimpulan penelitian ini yaitu bentuk pemberdayaan di Rumah Langit memiliki tiga tahapan antara lain, penyadaran, pengkapasitasan, dan pemberdayaan. Dalam menjalankan bentuk pemberdayaan tersebut juga memiliki faktor yang medorongjalannya pemberdayaan dan faktor penghambar dalam jalannya kegiatan tersebut. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu, diharapkan dapat memberikan gambaran serta sumbangsih pengetahuan bagi kalangan akademisi, aktivis, dan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Bidang Pendidikan, Anak Marjinal.
PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG KOMUNISME DI PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Dimas Aditya Nugroho; Tri Wuryaningsih
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partai Komunis Indonesia pernah menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia hingga tahun 1965. Namun karena kejadian G30S/PKI pada September 1965 pada akhirnya melalui TAP MPRS nomor XXV/1966 tentang pembubaran dan pelarangan PKI, secara mendadak partai tersebut menjadi musuh masyarakat. Penelitian ini berfokus kepada pemaknaan mahasiswa terhadap komunisme dan eks-tahanan politik (tapol) PKI di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Informan penelitian yaitu mahasiswa yang berkuliah di 4 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Purwokerto. Jumlah informan ada 8 orang, terdiri atas 4 laki-laki dan 4 perempuan. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan, informan memaknai secara berbeda tentang stigma komunis yang dibangun oleh Orde Baru. Perbedaan pemaknaan muncul setelah mereka mencari informasi dari sumber lain di luar sekolah. Respon informan terhadap eks-tapol juga bervariasi. Dukungan moral diutarakan pula oleh informan. Mereka menolak persekusi terhadap penganut paham komunis, namun pembedaan kepada yang berstatus eks-tapol masih dianggap perlu.
PEMBENTUKAN MODAL SOSIAL DAN KEPENTINGAN EKONOMI-POLITIK NEGARA Budi Rajab
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modal sosial menunjuk pada struktur masyarakat yang relatif ketat dalam mengatur hubungan antarwarga dan memiliki aturan sanksi dan ganjaran yang jelas, sehingga warga masyarakat mempunyai kepastian dalam bertindak. Struktur masyarakat Indonesia tampaknya cukup longgar, kurang memiliki aturan yang relatif pasti. Otoritas pada struktur masyarakat Indonesia lebih didominasi hubungan patronase, senioritas, dan kuasa ekonomi. Otoritas yang demikian tidak dapat memfasilitasi sikap disiplin, rasa tanggung jawab, serta keteraturan. Rasa bersalah dan malu hanya manifes bila diketahui oleh pemegang otoritas (patron). Karena itu, struktur masyarakat yang longgar menunjuk pada lemahnya modal sosial. Institusi negara yang memegang otoritas formal, bukannya mencoba mengubahnya, melainkan memeliharanya struktur yang longgar ini, karena dengan cara demikian aparat negara akan diuntungkan dalam prestise sosial dan posisi ekonomi mereka. Konsekuensinya, karena negara dan masyarakat bersama-sama memelihara kelonggaran struktur ini, ketidaktertiban terus berlangsung. Untuk membangun modal sosial yang kuat, hubungan patronase dan senoritas perlu dikikis dan negara sebagai institusi yang punya otoritas perlu menegakkan aturan. Kelompok-kelompok sipil perannya juga harus lebih meluas, jangan hanya mengawasi kinerja negara, tapi juga mesti mendorong perubahan pada hubungan patronase dan senioritas ini. Kemudian, lembaga-lembaga pendidikan formal perlu mengembangkan prosespembelajaran afektif, tidak melulu menekankan pada proses pembelajaran kognitif.
KETERGANTUNGAN MASYARAKAT TERHADAP RENTENIR Witantri Puspaningrum; Masrukin Masrukin; Fatmah Siti Djawahir
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung Sri Rahayu selama ini dikenal sebagai wilayah marginal karena sebagian warganya bekerja di sektor informal dan berpenghasilan tidak tetap. Berbagai cara dilakukan warga di wilayah tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup diantaranya dengan meminjam uang kepada rentenir. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola relasi sosial dan faktor penyebab ketergantungan antara peminjam dan rentenir di Kampung Sri Rahayu, Kelurahan Karangklesem Purwokerto Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi kepada informan yang memiliki karakteristik tertentu (purposive sampling), dan analisis data menggunakan analisis data interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rentenir masih sangat diminati oleh warga Kampung Sri Rahayu walaupun bunga yang ditetapkan sangat tinggi. Melalui proses pinjam meminjam ini juga terbentuk dua pola relasi sosial yaitu pola relasi assosiatif dan pola relasi dissosiatif. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang membuat peminjam menjadi ketergantungan di antaranya adalah prosedur yang sangat mudah dan cepat, tanpa syarat dan tidak ada jaminan serta tuntutan kebutuhan membuat mereka tidak mempedulikan bunga yang ditetapkan.
Pola Interaksi Orang Tua dengan Anak dalam Membentuk Pemahaman Seksualitas Rosi Yanna; tri Wuryaningsih; Hendri Restuadhi
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menggambarkan pola interaksi orang tua dengan anak dalam membentuk pemahaman seksualitas pada anak. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui, mendeskripsikan, dan menjelaskan tentang pola interaksi antara orang tua dengan anak dalam membentuk pemahaman seksualitas pada anak di Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan sasaran penelitian yaitu orang tua siswa SDN Pasir Wetan. Teknik menentukan sasaran tersebut adalah purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, kata seksualitas dan seks dipahami sebagai sesuatu yang positif dan juga negatif. Hal ini kemudian berdampak pada upaya pemberian pendidikan seks pada anak. Muncul orang tua yang terbuka dan tertutup saat memberikan pendidikan seks. Kondisi tersebut juga akhirnya berdampak pada pola interaksi yang terjalin antara orang tua dan anak terutama saat membicarakan masalah seksualitas. Pada orang tua yang terbuka mereka memunculkan pola kerja sama yang baik, namun tidak pada orang tua tertutup. Orang tua yang tertutup masih menganggap bahwa masalah yang berkaitan dengan istilah “seks” adalah hal yang tabu. Sehingga mereka enggan, menolak, malu, dan bingung ketika akan menjelaskan pada anak. Interaksi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam keseharian juga menunjukan bahwa seksualitas seseorang telah dibentuk, ditata, dan ditanamkan sejak dini. Nilai dan norma terkait seksualitas terus dilanggengkan dalam masyarakat melalui institusi keluarga.
Artikel penuh Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021 Jurnal Interaksi Sosiologi
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel penuh Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 1 2021
Konflik dalam Tradisi Nyumbang (Studi Tradisi Nyumbang Dengan Sistem Pinggelan Di Desa Plana Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas) SITI KHOEROTUL KHASANAH; Sulyana Dadan
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Interaksi Volume 2 Nomor 1 (Back Issue September 2022)
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This study aims to explain the conflict in the minggel tradition in the Plana Village, Somagede District, Banyumas Regency with a socio-cultural perspective. The tradition of giving is able to have an influence on social and cultural life for the community, where donation is an inseparable part of social life. Plana Village has three donation systems, namely the pinggelan system, the social gathering system and the regular donation system. The tradition of donating in society does not have a clear written law regarding the donating process, so people only donate according to cultural traditions that have been carried out for generations. The emergence of conflicts in the tradition of donating is caused by a discrepancy in the donating process with what is the goal in donating. The nature of the pekewuh owned by the village community makes them try to donate, even though they are faced with the inability to donate. The tradition of donating has an exchange system for both goods and services used to donate, what is used to donate will return to the donor at a predetermined time. Every donation transaction made by the community has a record book that each person has. The Plana Village community has two forms of donation systems, each of which has differences. Contributing pinggelan and donating arisan, where donations with the pinggelan system are done when the celebration has not yet started, while donating to the arisan system is done when the celebration is in progress. Keywords: Conflict, Minggel, Contributing Pingelan
Hasil program Pemberdayaan Koperasi Nira Perwira Terhadap Kesejahteraan Petani Gula Desa Candinata Rangga Budi Pramana; Joko Santoso; Rili Windiasih
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Interaksi Volume 2 Nomor 1 (Back Issue September 2022)
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Desa Candinata merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah. Letak geografis desa ini berada di sebelah utara Desa Karangjengkol, selatan Desa Karangcegak, sebelah barat Desa Candiwulan dan Sebelah timur Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari. Desa Candinata menjadi desa dengan lingkungan yang cukup strategis terkhusus pada bidang pertanian. Desa yang hampir dikelilingi oleh tanaman kelapa ini masih mengalami permasalahan ekonomi dan pendidikan yang rendah. Perkembangan pembangunan yang cukup mengalami perubahan didorong kuat oleh partisipasi dan kesadaran masyarakat Desa Candinata. Dengan hasil bumi yang melimpah, namun kurangnya SDM yang rendah menjadikan desa ini mengalami keterpurukan dalam bidang ekonomi. LPPSLH Purwokerto bersama pemerintah daerah Desa Candinata, Koperasi Nira Perwira dan Masyarakat bersama-sama mencoba membangkitkan perekonomian dengan menciptakan inovasi baru. Inovasi gula semut secara perlahan mulai diterima oleh masyarakat. Sosialisasi terkait inovasi gula semut gencar dilakukan guna mendapatkan respons dari masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai penderes. Respons masyarakat yang cukup baik menjadikan program-program yang direncanakan oleh pemerintah daerah, koperasi Nira Perwira dan masyarakat dapat berjalan dengan baik. Kata kunci: Pemberdayaan Petani, Partisipasi Masyarakat, Hasil Pemberdayaan. Abstract Candinata Village is one of the villages in Kutasari District, Purbalingga, Central Java. The geographical location of this village is to the north of Karangjengkol Village, south of Karangcegak Village, west of Candiwulan Village and east of Bumisari Village, Bojongsari District. Candinata Village is a village with a strategic environment, especially in the agricultural sector. This village, which is almost surrounded by coconut plantations, is still experiencing economic problems and low education. Developmental developments that have undergone significant changes are driven strongly by the participation and awareness of the people of Candinata Village. With abundant agricultural products, but the lack of low human resources makes this village experience a downturn in the economic field. LPPSLH Purwokerto together with the local government of Candinata Village, the Nira Perwira Cooperative and the Community are jointly trying to revive the economy by creating new innovations. The innovation of ant sugar is slowly starting to be accepted by the public. Socialization related to the innovation of ant sugar was intensively carried out in order to get a response from the community, especially those who work as tappers. Responses ma community that is good enough to make the programs planned by the local government, the Nira Perwira cooperative and the community run well. Keywords: Farmer Empowerment, Community Participation, Empowerment Results.

Page 1 of 4 | Total Record : 36