cover
Contact Name
Pandu Febriyanto
Contact Email
inovasiproses@akprind.ac.id
Phone
+6285642058253
Journal Mail Official
inovasiproses@akprind.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan, Yogyakarta 55222
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Inovasi Proses
ISSN : -     EISSN : 23386452     DOI : https://doi.org/10.34151/jip
Core Subject : Engineering,
Jurnal Inovasi Proses merupakan Jurnal Nasional Jurusan Teknik Kimia IST AKPRIND Yogyakarta yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan teknik kimia.
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2021): September 2021" : 4 Documents clear
PEMBUATAN KOAGULAN ALAMI DARI BIJI PEPAYA DAN KULIT PISANG (Variabel konsentrasi NaCl dan Massa Biji Papaya)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 6 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umumnya masyarakat menggunakan bahan kimia untuk mengolah limbah cair, namun tanpa disadari efek samping dari penggunaan bahan kimia seperti alumunium sulfat dalam jumlah dan kurun waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia seperti penyakit alzeimer, parkinson dan penyakit syaraf lainnya, serta dapat merusak lingkungan sekitar. Pengolahan limbah cair menggunakan bahan organik sebagai flokulan dan koagulan untuk menggantikan folukan dan koagulan dari bahan kimia akan lebih aman bagi manusia karena lebih ramah lingkungan juga mudah terdegradasi secara alamiah serta lebih ekonomis. Ekstrak protein dari limbah biji pepaya dapat dapat digunakan sebagai koagulan dalam proses pengolahan limbah cair, sedangkan getah serbuk kulit pisang kering dapat digunakan sebagai flokulan dalam proses pengolahan limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk membuat koagulan yang berasal dari biji pepaya dan flokulan yang berasal dari getah kulit pisang dengan variabel konsentrasi NaCl sebagai bahan pelarut dan massa biji pepaya untuk mendapatkan hasil ekstraksi protein yang maksimal. Hasil penelitian ini menunjukan kadar air kulit pisang 4,47 serta hasil maksimal protein sebesar 10,43% diperoleh dengan mengekstratsi biji pepaya seberat 2,5 gram dengan konsentrasi pelarut NaCl 0,1 M. Umumnya masyarakat menggunakan bahan kimia untuk mengolah limbah cair, namun tanpa disadari efek samping dari penggunaan bahan kimia seperti alumunium sulfat dalam jumlah dan kurun waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia seperti penyakit alzeimer, parkinson dan penyakit syaraf lainnya, serta dapat merusak lingkungan sekitar. Pengolahan limbah cair menggunakan bahan organik sebagai flokulan dan koagulan untuk menggantikan folukan dan koagulan dari bahan kimia akan lebih aman bagi manusia karena lebih ramah lingkungan juga mudah terdegradasi secara alamiah serta lebih ekonomis. Ekstrak protein dari limbah biji pepaya dapat dapat digunakan sebagai koagulan dalam proses pengolahan limbah cair, sedangkan getah serbuk kulit pisang kering dapat digunakan sebagai flokulan dalam proses pengolahan limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk membuat koagulan yang berasal dari biji pepaya dan flokulan yang berasal dari getah kulit pisang dengan variabel konsentrasi NaCl sebagai bahan pelarut dan massa biji pepaya untuk mendapatkan hasil ekstraksi protein yang maksimal. Hasil penelitian ini menunjukan kadar air kulit pisang 4,47 serta hasil maksimal protein sebesar 10,43% diperoleh dengan mengekstratsi biji pepaya seberat 2,5 gram dengan konsentrasi pelarut NaCl 0,1 M.
HAZARD OPERABILITY STUDY (HAZOP): SALAH SATU METODE UNTUK MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DALAM MANAJEMEN RISIKO
Jurnal Inovasi Proses Vol. 6 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasal 27 Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian, menjadi salah satu latar belakang ditetapkannya Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Salah satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraannya. Perlindungan kepada tenaga kerja mencakup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan, fisik maupun mental. Kewajiban pengusaha tidak hanya melindungi tenaga kerja saja, tetapi orang lain yang berada di tempat kerja juga harus dijamin keselamatannya. Terkait dengan jaminan keselamatan untuk tenaga kerja maupun orang lain di tempat kerja serta sumber-sumber produksi yang digunakan, maka diperlukan suatu aktifitas manajemen risiko. Manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya, menilai risikonya, serta pengambilan tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang ada secara terus menerus. Risiko adalah suatu ukuran kemungkinan kerugian yang timbul dari sumber bahaya yang terjadi. Risiko adalah suatu ukuran, yang berarti risiko merupakan suatu nilai yang dapat diukur. Risiko didefinisikan sebagai fungsi konsekuensi (C) dan keseringterjadian atau peluang (P). Elemen-elemen yang ada di dalam risiko adalah bahaya (hazard), konsekuensi, dan peluang. Identifikasi bahaya dilakukan untuk mengetahui konsekuensi yang ditimbulkan. Salah satu metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya adalah HAZOP (Hazard Operability Study). Hazop sebagai salah satu metode indentifikasi bahaya dapat dilakukan saat suatu proses sedang berlangsung, sehingga potensi bahaya dapat diidentifikasi sejak dini dan dievaluasi saat proses masih berlangsung, dengan demikian perbaikan dapat segera dilakukan tanpa mengehentikan proses.
PEMANFAATAN KULIT JAGUNG DAN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) (Variabel Perbandingan Berat Bahan Kulit Jagung dan Tongkol Jagung Dengan Kecepatan Pengaduk)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 6 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah tongkol jagung dan kulit jagung banyak dijumpai setelah pasca panen dan hanya dibuang oleh masyarakat, akan menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak ditangani. Limbah tongkol jagung dan kulit jagung merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni, yang memiliki kandungan selulosa tinggi. Kertas seni dalam penelitian ini dibuat dari kulit jagung dan tongkol jagung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel perbandingan kulit jagung dan tongkol jagung dengan kecepatan pengadukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui alfa selulosa, daya serap terhadap air, kuat sobek, kuat tarik, dan uji sensoris. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kulit jagung dan tongkol jagung sebanyak 100 gram, dengan konsentrasi larutan NaOH 10 % sebanyak 500 ml, suhu 80˚c, waktu pemasakan 60 menit diperoleh kondisi terbaik yaitu dengan menggunakan perbandingan bahan kulit jagung dan tongkol jagung 9:1 gram/gram dan pengadukan 600 rpm. Dengan kondisi tersebut diperoleh kertas seni dengan alfa selulosa sebesar 60 %, daya serap terhadap air 3 %, kuat sobek 50 mN, kuat tarik 7,27 MPa, uji sensoris terhadap warna 3,7 (Netral) dan terhadap tekstur 4 (Suka).
PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI ALPUKAT SEBAGAI GREEN INHIBITOR
Jurnal Inovasi Proses Vol. 6 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah biji alpukat yang mengandung tanin belum banyak dimanfaatkan dan dibuang ke lingkungan. Kandungan tanin tersebut dapat digunakan sebagai inhibitor alami untuk menurunkan laju korosi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi inhibitor biji alpukat terhadap laju korosi baja dan nilai efisiensi inhibisinya. Bahan yang digunakan adalah biji alpukat sebagai bahan baku inhibitor dan plat baja. Metode penelitian ini terdiri dari 3 tahapan utama yaitu: pembuatan ekstrak biji alpukat, preparasi baja, pengujian perendaman baja pada media korosif larutan asam klorida dengan penambahan konsentrasi inhibitor (0,5 g/L; 1 g/L; 1,5 g/L; 2 g/L; 2,5 g/L). Kandungan tanin dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Kandungan tanin yang diperoleh sebesar 2,07% dari sampel awal. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui laju korosi suatu logam terhadap asam HCl dengan inhibitor dari Ekstrak biji alpukat.Penambahan konsentrasi inhibitor mempengaruhi performa baja setelah direndam. Saat konsentrasi inhibitor yang ditambahkan secara terus meningkat, maka laju korosi baja akan menurun dan nilai efisisensi inhibisi meningkat. Nilai inhibisi terbesar diperoleh 100% pada konsentrasi inhibitor 2,5 g/L dengan waktu perendaman dari 3-9 jam.

Page 1 of 1 | Total Record : 4