cover
Contact Name
Hasna Khairunnisa
Contact Email
hasna@ak-tekstilsolo.ac.id
Phone
+62271-6792696
Journal Mail Official
uppm@ak-tekstilsolo.ac.id
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126, Indonesia
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Tekstil
ISSN : 30249295     EISSN : 27979229     DOI : https://doi.org/10.59432/jute
Jurnal Teksil (JUTE) ISSN 2797-9229(online) is a peer-reviewed Open Access Journal (OJS) that publishes original research articles as well as review articles in several engineering fields. The subject areas covered by this journal covers broad themes in the fields of textile, apparel and garment, engineering, and industrial management both related to the production process and other supporting processes. The scope includes textile and apparel manufacturing process, textile industrial management, textile material and products, process optimization and textile industrial systems, as well as other supporting processes such as supply chain management, maintenance management, quality control, and ergonomics. Detailed focus and scope for this journal can be accessed on the focus and scope menu
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 1 (2023)" : 6 Documents clear
Analisis Proses Pembuatan Produk Pleats Pants Ine Febriyanti; Abdul Rohman Heryadi
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.49

Abstract

Pleat Pants (Celana Plisket) adalah salah satu trend fashion celana yang mulai banyak digunakan masyarakat. Karakteristik celana ini adalah lipatan (pleat) yang diterapkan pada semua bagian celana. Meskipun jenis celana ini banyak tersedia di pasaran dan mudah didapat tetapi belum ada yang meneliti proses pembuatan celana sebagai bentuk kontribusi ilmiah untuk pengembangan produk fashion kedepannya. Tujuan dari Analisa produk ini adalah membahas komponen pembentuk, jenis seam yang digunakan, jenis kelas stitch, dan jenis mesin yang digunakan dengan cara analisa terbalik dari produk akhir yang terdapat di lapangan untuk berusaha menemukan bagaimana cara produk tersebut dibuat. Pembuatan celana plisket memiliki 12 tahapan proses produksi, dengan empat kelas seam yaitu kelas 1 untuk tujuh proses, kelas 6 untuk satu proses, kelas 7 untuk dua proses, dan kelas 8 juga untuk dua proses. Kelas stitch atau jeratan di celana plisket teridentifikasi dua jenis kelas jeratan yaitu kelas 300 dengan jenis jeratan lockstitch dan kelas 500 untuk jenis jeratan overedge stitch sehingga jenis mesin utama yaitu mesin single needle lockstitch dan mesin overlock 3 thread interloping. Kesesuaian ataupun ketepatan dalam menentukan jenis jahitan sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan produksi dalam dunia garmen karena dapat berimbas fatal jika tidak ditentukan secara tepat.
Analisis Proses Pembuatan Produk Kemeja Lengan Pendek Faizah Nurul Ariani; Abdul Rohman Heryadi
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.50

Abstract

Kemeja lengan pendek adalah pakaian yang banyak digunakan di masyarakat karena dapat digunakan dalam kondisi formal maupun non formal. Analisis ini bertujuan untuk memecah proses pembuatan kemeja lengan pendek, agar dapat diidentifikasi komponen-komponen pembentuk, kelas seam  dan kelas jeratan yang terlibat, serta tipe mesin yang digunakan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi litelatur, obervasi produk secara langsung mencakup pengukuran sampel produk, identifikasi komponen pembentuk, identifikasi kelas seam dan jeratan, kemudian identifikasi tipe mesin yang digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemeja lengan pendek yang diteliti terbentuk dari 10 komponen pola, lima jenis kelas seam, tiga jenis kelas jeratan, dan tiga jenis tipe mesin.
Pengaruh Jumlah Lilitan Roving pada Flyer terhadap Kerataan Roving dan Kekuatan Benang yang Dihasilkan Dedy Harianto; Sugiyarto Sugiyarto; Anggraini Wulandari
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.52

Abstract

Jumlah lilitan roving yang kurang atau terlalu banyak dapat menyebabkan kerataan roving yang buruk dan menurunkan kekuatan benang yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah lilitan roving (lilitan 2 dan 3) terhadap kerataan roving dan kekuatan benang yang dihasilkan oleh roving lilitan 2 dan lilitan 3. Metode yang digunakan meliputi observasi lapangan, wawancara, pengambilan sampel, analisis data, dan rekomendasi. Data dianalisis untuk memastikan jumlah lilitan roving sesuai dengan standar dan faktor lain yang mempengaruhi kualitas roving. Pengujian dilakukan secara eksperimental. Berdasarkan pengujian, roving lilitan 2 memiliki ketidakrataan 2,69%, sedangkan roving lilitan 3 memiliki ketidakrataan 2,95%, yang masih memenuhi standar kualitas perusahaan yaitu maksimal 9,50%. Namun, kekuatan benang roving lilitan 2 berada di bawah standar yaitu 15,94 RKM, sedangkan benang roving lilitan 3 berada di atas standar yaitu 16,86 RKM.
Efisiensi pada Mesin Shuttle 75” SGA Tipe 1515 melalui Perbaikan Teropong Tidak Oper Amar Amar; Valentina Sri Pertiwi Rumiyati; Bintan Oktaviani; Rina Aprilia Puji Astutik
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.56

Abstract

Penyebab dominan dari mesin tenun yang sering berhenti antara lain terjadinya kerusakan mesin, salah satu kerusakan pada bagian change berupa teropong yang tidak oper. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil analisis ditemukan tiga faktor yang mempengaruhi teropong tidak oper yaitu, faktor manusia, faktor mesin, dan faktor metode. Faktor manusia disebabkan oleh mekanik kurang teliti dalam melakukan perbaikan yang menyebabkan mesin mengalami kerusakan berulang. Faktor mesin disebabkan oleh jarak cross spindle dengan cross spindle hook yang tidak sesuai akibat adanya getaran mesin.  Faktor metode disebabkan oleh penyetelan weft feeler yang kurang tepat sehingga mengakibatkan feeler tidak bisa mendeteksi benang. Cara mengatasi faktor yang menyebabkan teropong tidak oper adalah melakukan penyetelan ulang terhadap weft feeler dengan jarak antara feeler dan palet 1,5 mm, melakukan penyetelan ulang terhadap cross spindle dengan cross spindle hook dengan jarak 0,8 mm, serta melakukan pengarahan terhadap mekanik supaya lebih meningkatkan ketelitian ketika melakukan perbaikan atau pengecekan mesin. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa jumlah teropong yang tidak oper pada salah satu mesin shuttle sebanyak 29 kali selama 7 jam dan rata-rata efisiensi selama tiga shift atau sebesar 65%. Setelah dilakukan penanganan dan perbaikan, jumlah teropong yang tidak oper mengalami penurunan sebesar 79,31 % dengan jumlah 6 kali selama 7 jam, sedangkan efisiensi mesin mengalami kenaikan sebesar 13,33% dengan rata-rata efisiensi selama tiga shift yaitu 75%.
Analisis Pemilihan Parameter Desain bagian Top plate Lemari CKD dengan Metode Fenite Elemen Andhy Rinanto; Perwita Kurniawan; Adi Nugroho; Gregorius Bian Rusmana; Adhi Setya Hutama
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.59

Abstract

Industri furnitur Indonesia terus berdinamika pada ranah internasional. Berdasarkan data dari PUSDATIN Kementerian Perindustrian, pada tahun 2021 persentase kenaikan total terkait bahan baku material logam melonjak mencapai 59,03%. PT. XYZ merupakan salah satu produsen furnitur logam di Indonesia, juga melakukan inovasi terkait produk, salah satu produk yang dihasilkan adalah lemari CKD (Completely Knockdown). Karakteristik dari produk ini adalah konsumen dapat merakit sendiri, dan lemari tersebut mampu menahan beban kurang lebih 60 kg. Saat ini lemari CKD diproduksi menggunakan jenis material SPCC dengan ketebalan 0,8 mm dengan metode penyambungan antar komponen menggunakan baut dan mur tanam. Berdasarkan data observasi di lapangan, pada bagian Top menjadi komponen yang paling rentan ketika housing menerima gaya dari luar, seperti gaya mendorong dengan kekuatan orang dewasa, sehingga muncul rongga pada sambungan antara top, side wall dan rear wall yang menyebabkan postur housing menjadi tidak siku hingga berpengaruh pada shelf yang ada di dalamnya menjadi tidak rata dan berpotensi bisa lepas dari dudukannya. Hal tersebut menjadi permasalahan bagi performa fungsi, keamanan, dan penampilan luar produk. Berdasarkan penejelasan tersebut, penelitian berfokus pada perbandingan kekuatan jenis sambungan. Terdapat tiga tipe desain sambungan pada top plate. Analisis dilakukan dengan metode CAE untuk mendapatkan analisis kekuatan yang aman, atau tidak melebihi batas aman (206,807 MPa). Berdasarkan Analisis tersebut, didapatkan desain Top plate tipe 3 dengan spesifikasi penggunaan selflocking, clip type, dan pengencangan menggunakan ulir merupakan desain yang aman, dikarenakan memiliki nilai tegangan yang mendekati nilai batas aman, yaitu 243,511 MPa. Nilai tersebut didapatkan dengan catatan beban pembebanan sebesar 50 kilogram.
Analisis Penggantian dan Perawatan pada Papermachine Bagian Wire dan Dryer Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance dan Age replacement Pada PT. X Irsyaad Ramadhan; Wiwin Widiasih
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.60

Abstract

PT.X merupakan salah satu perusahaan kertas di daerah Mojokerto yang memproduksi kertas jenis Coated Duplex Board. Perusahaan ini beroperasi selama 24 jam tanpa henti. Kondisi tersebut sangat bergantung pada perawatan mesin yang berjalan terus menerus. Untuk menjaga agar mesin dapat berfungsi dengan maksimal, manajemen perawatan mesin perlu diperhatikan. Pada periode Agustus 2022 – Februari 2023 kerusakan mesin sering terjadi pada bagian Wire dan Dryer yang menyebabkan terganggunya proses produksi. Oleh karena itu manajemen perawatan mesin dibutuhkan dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance dan Age replacement untuk menentukan interval penggantian dan pemeriksaan yang optimal berdasarkan minimasi downtime. Pemilihan komponen kritis ditentukan dengan menggunakan pareto dari hasil Failure Modes  and Effects Analysis (FMEA), kemudian menggunakan Software Minitab17 untuk menentukan godnees of fit, distribusi yang dipilih, parameter distribusi, dan Main time to Failure (MTTF) & Main Time to Repair (MTTR) masing-masing komponen. kemudian menentukan interval penggantian Age replacement dan penentuan pemeriksaan yang optimal yaitu pada Bearing screen tiap 27 hari, Couchroll 5 tiap 41 hari, HP shower tiap 41 hari, Long felt tiap 22 hari, Stretcher Long felt tiap 38  hari, wire 1 tiap 65 hari, Wire 9  tiap 41 hari, Gearbox dryer tiap 19 hari, Bearing dryer tiap 25 hari, Canvas roll tiap 41 hari, Pulley tali rope 24 hari, Rotary tiap 21 hari, dan Body rotary tiap 17 hari. Masing-masing komponen dilakukan pemeriksaan selama 2-4 hari sekali. Nilai Availability Total pada masing-masing komponen diatas 87% - 99% yang menunjukkan probabilitas berfungsi dengan yang diharapkan dan Reliability setelah dilakukan usulan penjadwalan perawatan menunjukkan adanya peningkatan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6