cover
Contact Name
Ahmad Syauqi
Contact Email
sainsalami@unisma.ac.id
Phone
+6288210204258
Journal Mail Official
syauqi.fmipa@unisma.ac.id
Editorial Address
FMIPA Lanti 1 Gedung Usman bin Affan Kompleks Unisma Jl. MT. Haryono 193
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sains Alami (Known Nature)
ISSN : -     EISSN : 26571692     DOI : https://doi.org/10.33474/j.sa-v6i1.2023
Alami menunjuk kepada material yang ada dalam makhluk hidup (ciptaan). Semua senyawa yang ada dalam tubuh makhluk hidup dan sintesis oleh peristiwa biokimia merupakan produk organik. Proses perubahan menuju mineralisasi oleh mikroorganisme merupakan peristiwa dekomposisi dan dalam hal ini juga terjadi dalam suatu kehidupan. Selanjutnya, biogeokimia; studi proses-proses biologi pada tanah/lahan merupakan suatu perputaran zat dan hal ini sangat penting dalam kehidupan. (Natural refers to the material that exists in living things (creation). All compounds that exist in the body of living things and are synthesized by biochemical events are organic products. The process of change towards mineralization by microorganisms is a decomposition event and in this case also occurs in a life. Furthermore, biogeochemistry; study of biological processes on soil/land is a cycle of matter and this is very important in life).
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2018)" : 14 Documents clear
Analisa Kadar Protein Albumin Ikan Sidat (Anguilla bicolor) Air Tawar Segar dan Dikukus di Maduran Lamomgan Fafa Maulal Haq; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1130-2

Abstract

Anguilla bicolor is the fish that have high level economic and that was export commodity. One of potential that have in protein content of albumin more high than another fish, this matter can be used as substitute alternative Human Serum Albumin (HSA) which market so expensive. The aim of this research is to know quality of Anguilla bicolor albumin, to compare between albumins of fresh Anguilla bicolor and have steamed. The used method this study is experiment with sampling purposive and technic Duplo test analysis. This research use four times test and each sample take two quotation top (around the head) and bottom (around tail). Process sterilization and deposition albumin doing in two sections the first, using NaOH 10% to promote pH to 11.5 and discharge pH use H2SO410 % to 5,5. For test albumin quantity itself use spectrophotometer with 420nm spectrum. Based on outcome research indicate quality of Anguilla bicolor albumin steamed more high than fresh Anguilla bicolor however difference obtained is not significant.ABTRAKIkan sidat (Anguilla bicolor) merupakan ikan yang memiliki potensi dalam bidang ekonomi yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan. Salah satu potensi yang dimiliki adalah kandugan protein albumin ikan sidat yang tinggi jika dibandingkan dengan ikan lainnya, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti HSA (Human Serum Albumin) yang dipasaran harganya relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar albumin ikan sidat, juga membandingkan antara albumin ikan sidat segar dan dikukus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen dengan purposive sampling serta teknik analisa uji rerata duplo. Penelitian ini menggunakan empat kali ulangan dan masing-masing sampel diambil dua cuplikan bagian atas (sekitar kepala) dan bagian bawah (sekitar ekor). Proses penyeterilan dan pegendapan albumin dilakukan dengan 2 tahap yakni menggunakan NaOH 10% untuk menaikkan pH hingga 11,5 dan penurunan pH menggunakan H2SO410 % hingga 5,5. Untuk uji kuantitas albumin sendiri menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang  450 A. Berdasalkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar albumin ikan sidat yang dikukus lebih tinggi daripada ikan sidat yang segar namun perbedaan yang didapatkan tidak signifikan.Kata Kunci : Ikan Sidat (Anguilla bicolor), Albumin, Segar, Kukus
Profil Histokimia dan Analisis In Silico Senyawa Metabolit Sekunder pada Daun Zaitun (Olea europaea L.) Lailatul Maghfiroh; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1132-2

Abstract

Olive (Olea europaea L.) is a plant that is native of the Mediterranean region which was also able to grow in Indonesia. The plants contain secondary metabolite that will be useful for a survival of a certain species. One of the tests to know a compound of the secondary metabolite on the leaves of zaitun is the histochemical analysis. The knowledge about secondary metabolite containing on a tissue of cell can be done the continued testing for ensure secondary metabolite profile of the compound in form of 3D molecular structure that is using in silico analysis. The research aimed to know the histochemical profile and structure of 3D molecular secondary metabolite of olive leaves. The method was used descriptive-qualitative and the research was done two stages; histochemical testing and was continued with visualization of the chemical structure by ‘in silico’ method in form of chemical structure 3D image. The result showed that histochemical analysis at five these secondary metabolites contained in olive leaves; the terpenoids, an alkaloid, phenolic, lipophilic, and flavonoid. While the tannin compound undetectable. All these secondary metabolite containing in olive leaves can be seen in form of 3D structure.Keywords: Olive (Olea europaea L.), secondary metabolites, histochemical, In silicoABSTRAKZaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Mediterania yang juga dapat tumbuh di Indonesia. Tanaman zaitun mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pertahanan hidup suatu species tertentu. Salah satu pengujian untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder pada daun zaitun adalah dengan analisis histokimia. Pengetahuan tentang kandungan metabolit pada suatu jaringan sel dapat dilakukan pengujian lanjut untuk memastikan profil senyawa metabolit sekunder tanaman dalam bentuk struktur 3D molekular, yaitu menggunakan analisis In silico. Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil histokimia dan struktur molekuler 3D metabolit sekunder daun zaitun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan; uji histokimia dan dilanjutkan dengan visualisasi struktur kimia metode in silico berupa struktur kimia gambar 3D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis histokimia pada lima metabolit sekunder terkandung pada daun zaitun yaitu terpenoid, alkaloid, fenolik, lipofil, dan flavonoid. Sedangkan senyawa tannin tidak terdeteksi. Semua senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada daun zaitun dapat dilihat dalam bentuk struktur 3D.Kata kunci: Zaitun (Olea europaea L.), Metabolit sekunder, Histokimia, In silico
Profil Metabolit Skunder Daun Tin (Ficus carica) melalui Analisis Histokimia dan Deteksi Flavonoid dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Khoiria Anisa; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1266-2

Abstract

Tin (Ficus carica) is one of the plants that was mentioned in the Al-Qur’an (at-Tiin 1-3). The plant has the potential of its leaves that can be used as a medicine. In this research were done two tests that are histochemical test and phytochemical test. The method used is descriptive method and the data is processed by descriptive qualitative. Histochemical analysis aims to determine the profile of secondary metabolite compounds in Tin leaf (Ficus carica); among the metabolites were tested the alkaloid, terpenoid, phenol, flavonoid and lipophilic. The second test is the phytochemical test to the examine flavonoid aglycon present, among the tested it  is anthocyanin, flavones, flavonol and, biflavonil by thin layer chromatography method. The result showed that the histochemical analysis of Tin leaf (Ficus carica) contain secondary alkaloid, phenol, flavonoid and lipophilic. The phytochemical test result is flavonoid aglycon that show existence is anthocyanin, flavones and biflavonil.Keywords: Tin (Ficus carica), Histochemical profile, Phytochemical test, Flavonoid, TLC.ABSTRAKTin (Ficus carica) adalah salah satu tanaman yang disebutkan di dalam kitab suci Al-Qur’an (Surat At-Tiin 1-3) yang memiliki potensi pada daunnya dapat digunakan sebagai obat. Telah dilakukan penelitian analisis histokimia dan uji fitokimia daun Tin (Ficus carica). Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Data diolah secara deskriptif kualitatif. Analisis histokimia bertujuan untuk mengetahui profil senyawa metabolit sekunder dalam daun Tin (Ficus carica); di antara uji metabolit dilakukan uji alkaloid, terpenoid, fenol, flavonoid dan lipofilik. Uji fitokimia bertujuan untuk memeriksa aglikon flavonoid yang ada, di antara aglikon yang diuji yaitu antosianin, flavon, flavonol dan biflavonil dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis histokimia daun Tin (Ficus carica) terdeteksi mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, fenol, flavonoid dan lipofilik. Hasil uji fitokimia menunjukkan adanya senyawa antosianin, flavon dan biflavonil.Kata kunci: Tin (Ficus carica), Profil histokimia, Uji fitokomia, Flavonoid, KLT.
Uji Aktivitas Salep Luka dari Albumin Ikan Sidat (Anguilla bicolor) pada Mencit (Mus musculus) Muhammad Chaniful Fuadi; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1329-2

Abstract

Sidat fish (Anguilla bicolor) is one of fish that contain albumin. Benefit of albumin for new body cell formation and increasing speed of cell curing. The aim of this research to know effect of ointment from Sidat fish (Anguilla bicolor) against speed of wound curing. Method of this research used experimental Randomized Block Design and. Material of this research use ointment with concentration 5,10 and 20%, and positive control that do on 24 white Wister strains male mice. Every mices sliced two Cm on its back and smeared ointment twice per day with time interval from day 1 to day 15. Data analysis use One Way ANOVA test that helped with SPSS 17.1 computer program. Analysis result of this research there is no real differences because   P<0.05 P bigger than 0,005 (0,716). This proved from wound healing from 5% during seven days, 10% during six days, and 20% during five days and positive control during four days. ABSTRAKIkan sidat (Anguilla bicolor) merupakan salah satu ikan yang mengandung albumin.Manfaat dari albumin dalam pembentukan jaringan tubuh yang baru serta dapat mempercepat penyembuhan jaringan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh salep dari albumin ikan sidat (Anguilla bicolor) terhadap percepatan kesembuhan luka sayat. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen rancangan acak kelompok. Bahan sediaan menggunakan sediaan salep dengan konsentrasi zat 5,10,dan 20%, dan kontrol positif, yang dilakukan  pada  24  ekor  mencit  putih  jantan  galur  wistar.  Mencit  disayat  sepanjang  2cm  pada  bagian punggung dengan pemberian salep sehari 2x dengan jangka waktu dari hari ke-1 selama 15 hari. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA yang dibantu dengan program SPSS 17.1. Hasil analisa tidak didapatkan perbedaan nyata karena P<0,05 P lebih besar dari 0,05 (0,716). Hal ini dibuktikan dari penyembuhan luka sayat pada 5% selama tujuh hari, 10% selama enam hari, 20% selama lima hari dan kontrol positif selama empat hari.Kata kunci: ikan sidat (Anguilla bicolor),albumin,salep,luka sayat 
Perbandingan Kuantitas Glukosa pada Media Fermentasi Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan Limbah Buah Pepaya (Carica papaya L.) Rachmawati Suprayoto Rachmawati; Ahmad Syauqi; Hari Santoso
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1377-2

Abstract

The rambutan rind and the papaya fruit waste can be hydrolyzed to produce glucose through fermentation process. The research has a purpose to find out the differences in the various comparisons of glucose that resulted by fermentation of rambutan rind and papaya fruit waste. This research uses experimental methods of Randomized Block Design with 5 kind of the treatment; the RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 with 4 replications and that were 20 unit experiment. This research used a consortium of the fungus of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp. The addition of HCl 10 % until pH 5. Fermentation process for 4,671 day ( 112,104 hours ). The glucose levels by method sulphuric acid – phenol with UV- vis spectrophotometer technique. Analysed data with ANOVA α = 0.95% and test BNT. Comparison of raw materials fermentation the rind of rambutan and waste fruit of the papaya was RP5 treatment with glucose levels 2,533 %.ABSTRAKKulit buah rambutan dan limbah buah pepaya dapat dihidrolisis menjadi glukosa melalui proses fermentasi. Penelitian mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai  perbandingan glukosa hasil fermentasi kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakuan yaitu RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 dengan 4 ulangan sehingga berjumlah 20 unit percobaan. Penelitian ini digunakan konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Dilakukan penambahan HCl 10% hingga pH 5. Serta proses fermentasi selama 4,671 hari (112,104 jam). Penentuan kadar glukosa menggunakan metode asam sulfat – fenol dengan teknik spektrofotometer UV – sinar tampak. Analisis data menggunakan ANOVA, α = 0,95% serta uji lanjutan dengan menggunakan uji BNT. Perbandingan kuantitas glukosa pada media fermentasi dari kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya berbeda nyata kadar glukosa tertinggi didapatkan pada perlakuan RP5 (9 gram kulit buah rambutan : 3 gram limbah buah pepaya) dengan kadar glukosa 2,53 %.
Koloni Mikroorganisme pada Kuantitas Nitrogen dan Belerang Hasil Mineralisasi pada Residu Proses Fermentasi Biogas: Analisis Keanekaragaman Sitti Norul Hotimah; Ahmad Syauqi; Hasan Zayadi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1381-2

Abstract

Biogas is gas that produced by anaerobic activities or fermentation result from organic matter including dirt human and animal, domestic waste (households), biodegradable garbage or any biodegradable organic waste in anaerobic condition.  Bio-slurry or biogas waste is a product of biogas processing that made from a mixture of livestock manure and water through anaerobic fermentation processes in biogas installations. This research was carried out to get the dominance value of microorganism colonies at the quantity of nitrogen and sulphur which the result of mineralization in the biogas fermentation residue, to determine the concentration of NH4+ ( % ) and sulphate ( % ) as the quantity of nitrogen and sulfur by mineralization result at the residue of the biogas fermentation process. This research was usesd method of descriptive – quantitave and SPC analysis. A value of diversity index ( H’ ) of 0.98352 and domination value (D ) of 0.10476. Microbial dominaton was  obtained 31 white microbial colonies, 9 yellowish, and 17 pink. The NH4+ in the sample test was seen from nine replication days, the results of UCL value was 38.57%, LCL was 32.58%, and mean was 35.58%. The results of sulphate concentration in nine replication days was obtained the UCL 3.84%, LCL 2.72%, and the mean 3.28% of sulphate concentration.Keywords: Microorganism, nitrogen, sulphurABSTRAKBiogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau hasil fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah yang dapat didegradasi atau setiap limbah organik yang biodegradable. Bioslury atau residu biogas adalah produk proses biogas dibuat dari bahan campuran kotoran ternak dan air melalui proses fermentasi anaerob pada instalasi biogas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai dominasi koloni mikroorganisme pada kuantitas nitrogen dan belerang hasil mineralisasi pada residu proses fermentasi biogas, menentukan kadar NH4+ (%) dan Sulfat (%) sebagai kuantitas nitrogen dan belerang hasil mineralisasi pada residu proses fermentasi biogas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif – kuantitatif serta analisis SPC. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) 0,98352 dan nilai dominasi (D) 0,10476. Dominasi mikroorganisme didapatkan hasil koloni mikroorganisme bewarna putih sebanyak 31, 9 kekuningan,  dan 17 merah muda. Dari pengamatan NH4+ pada sampel uji diketahui dari sembilan hari ulangan, hasil nilai UCL 38,57%, LCL 32,58%, dan mean 35,58%. Hasil kadar sulfat dalam sembilan hari ulangan tersebut didapatkan hasil UCL 3,84%, LCL 2,72%, dan mean 3,28% kadar sulfat.Kata kunci: mikroorganisme, nitrogen, belerang
Analisa Organoleptik Proporsi Pati Bengkuang (Pachyrizuz erosus) Dan Bubuk Daun Katuk (Sauropus androgynus) Sebagai Lulur Kulit Pada Wanita Kusuma Lestari Wijaya; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1386-2

Abstract

Masker is a traditional material natural cosmetic such as fruit and herbs that are useful as smooth skin and beauty. Masker has the benefit of skin tightening and body odors. Therefore, this study aimed to determine the proportion of jicama starch and powdered leaves katuk the results of mask of the skin in women. The research method was used survey to the panelists and descriptive statistical methods. The independent variable in this study was the number of jicama starch and powdered leaves of katuk used by comparison 7.5 g: 7.5 g, 9 g: 6 g, and 12 g: 3 g. The dependent variable in this study was the result of masks that include color, texture, aroma, adhesiveness, and after the use of data analysis used is descriptive analysis using correlation and continued with the test sign test. The results of descriptive analysis and correlation are the best proportion of which 12 g jicama starch: 3 g of powdered katuk leaves. While the analysis results Sign Test for Two Sample Paired Data for 9 g jicama starch: 6 g of powdered katuk leaves show there is a change after application. Both, there are changes that occur in the skin after application.ABSTRAKLulur merupakan kosmetik tradisional berbahan dasar alami seperti buah-buhan dan rempah-rempah yang berguna sebagai kehalusan kulit dan kecantikan. Lulur memiliki manfaat mengencangkan kulit dan mengatasi bau badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi pati bengkuang dan bubuk daun katuk terhadap hasil jadi lulur kulit pada wanita. Metode penelitian yang di gunakan adalah survei pada panelis dengan desain statistik deskriptif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah pati bengkuang dan bubuk daun katuk yang digunakan  dengan perbandingan 7,5 g : 7,5 g, 9 g : 6 g, dan 12 g : 3 g. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi masker yang meliputi warna, tekstur, aroma, daya lekat, dan setelah penggunaan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan uji korelasi dan dilanjutkan dengan dengan uji sign test atau disebut uji tanda. Hasil analisis deskriptif dengan uji korelasi  proporsi terbaik yaitu 12 g pati bengkuang : 3 g bubuk daun katuk. Sedangkan hasil analisa Sign Test For Two Sampel Paired Data untuk 9 g pati bengkuang : 6 g bubuk daun katuk menunjukkan  terdapat perubahan setelah pemakaian. Keduanya terdapat perubahan yang terjadi pada kulit setelah pemakaian.                                                                                           Kata kunci: Lulur kulit, pati bengkuang, bubuk daun katuk.
Pengaruh Larutan Kombinasi Daun Mimba (Azadirachta indica) dengan Buah Cabai Rawit (Capsicum frutescens) terhadap Mortalitas Kutu Daun Hijau (Aphis gossypii) Secara In Vitro Ahmad Mijwad Rajab; Ari Hayati; Hasan Zayadi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1390-2

Abstract

The results of the introduction show that the water fruit chili, having the effect on mortalitas pest aphids green (Aphis gossypii) in concentration 10 %, while in water extract leaves mimba having the effect on mortalitas pest aphids in concentration 20 %. Has done research aimed at know the influence of concentration combination leaves mimba (Azadirachta indica) with fruit chili (Capsicum frutescens) of mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili and to see how the concentration of a solution combination leaves mimba and waste fruit chili most effective against mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili. This research uses experimental methods and design used is a random complete ( RAL ) but the concentration of a solution 0 %, 5 %, 10 %, 15 % and 20 %. Every treatment using 4 remedial. Every remedial there are 10 tail nymph aphids and sprayed by three times for 24 hours. The analysis of data using anova in monitoring also show that f count the concentration ( 61,07 ) were greater than f table ( 0,000 ). Of the result it can be said that mortalitas aphids after he received solution concentration combination leaves mimba and waste fruit chili markedly dissimilar between treatment. Test results BNT on 5 % (P ≤ 0,05) obtained concentration 15 % which are effective for control pests aphids green (Aphis gossypii) in plants chili . ABSTRAKHasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa air buah cabai, memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada konsentrasi 10 %, Sedangkan pada air ekstrak daun mimba memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun pada konsentrasi 20 %. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi daun mimba (Azadirachta indica) dengan buah cabai rawit (Capsicum  frutescens) terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai dan untuk mengetahui berapa konsentrasi larutan kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit yang paling efektif terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi larutan 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Setiap perlakuan menggunakan 4 ulangan. Setiap ulangan terdapat 10 ekor nimfa kutu daun dan disemprot 3x selama 24 jam. Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil yang didapat menunjukkan F hitung  (61,07) lebih besar dari F tabel (0,000). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mortalitas kutu daun setelah diberi larutan konsentrasi kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji BNT pada (P ≤ 0,05 ) didapatkan konsentrasi 15 % yang efektif untuk mengendalikan hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai.    
Kajian Penambahan BahanOrganik Pada Media Tanam VW Pada Organogenesis AnggrekDendrobium SecaraIn Vitro Siti Rahmah; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1392-2

Abstract

In vitro tissue culture is a growth optimization technique of Dendrobium orchid with according to media composition. Nutritions in the media are important for dendrobium orchid. Dendrobium orchid  include plant from orchidaceae family its spread throughout the world like indonesia. Its features are easily planted, intersest is continuous and varied, easily assembled, the flower crown is not easy to fall and wither. Research aimed at obtaining media compositions that are easily available and able to fulfill the needs of orchid plants. The research was conducted using descriptive methods to compare different trearment; Vacin & Went and VW media with adding organic matter; extract bean sprouts, potato extrac, and water coconut; wich is conducted for eight weeks after planting. The result of addition organic matter on VW media was different toward organogenesis of orchid. The average number of shoots is 1.8; the number of leaves average of 6.8 and the number of roots average of 3.6 formed from two until eight weeks after culture.Keywords: tissue culture, growing media, Dendrobium orchid, organogenesis.ABSTRAKKultur jaringan in vitro adalah salah satu teknik optimalisasi pada pertumbuhan tanaman angrek Dendrobium dengan menyesuaikan komposisi medianya. Nutrisi yang terdapat di dalam media sangat penting bagi pertumbuhan anggrek. Anggrek Dendrobium termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae yang penyebarannya sampai ke pelosok dunia seperti Indonesia. Keistimewaanya mudah ditanam, bunganya terus-menerus dan bermacam-macam, mudah disusun, serta mahkota bunga tidak mudah jatuh dan layu. Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan komposisi media yang mudah didapat dan mampu memenuhi kebutuhan tanaman anggrek. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif untuk membandingkan perlakuan media yang berbeda yaitu media Vacin & Went, dan VW dengan penambahan bahan organik; ekstrak tauge kacang hijau, ekstrak kentang, dan air kelapa muda; yang dilakukan selama delapan minggu setelah tanam. Hasil penambahan bahan organik pada media VW berbeda terhadap organogenesis eksplan anggrek. Jumlah tunas rata-rata 1,8; Jumlah daun rata-rata 6,8 dan jumlah akar rata-rata 3,6 yang terbentuk dari dua minggu setelah kultur (MSK) sampai minggu terakhir pengamatan delapan MSK.Kata kunci: kultur jaringan, media tanam, angrek Dendrobium,organogenesis.
Pengaruh Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Sebagai Zpt Alami Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Tanaman Krisan (Chrysanthemum sp) Ilnia Fadhil; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1416-2

Abstract

Chrysanthemum (Chrysanthemum sp.) is mainstay commodities in horticulture industry that have very bright market prospects. One aspect that needs to be done is to use good quality chrysanthemum seeds. The obstacle of seeds from cuttings propagation is thin roots. Efforts to increase root cuttings are by giving exogenous growth regulating substances to stimulate root formation in propagation shoot cuttings. The objective of this study was to find out the effect of onion skin (Allium cepa L.) on the formation of chrysanthemum (Chrysanthemum sp) cutting roots. The natural growth regulating agent used is red onion skin (Allium cepa L.). The method that used is experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 6 treatments, 1 treatment as control and 5 treatments as a treatment that is given different concentration namely 60%, 70%, 80%, 90%, and 100% with 5 times retreatment. From the data that has been obtained from the experimental results, data analysis is done using analysis of variance (ANOVA) using Microsoft Excel. If the results show the value is significantly different then it will be followed by BNT 0.05 test. Parameters observed include percentage of growing cutting, root length, number of root and when buds appear. The result showed that onion skin significantly affects the roots formation of chrysanthemum cuttings. The optimal effect of onion skin was shown at 80% concentration on the number of roots and root length with an average number of roots 19 and 3,7 cm root length. ABSTRAKKrisan (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar yang sangat cerah. Salah satu aspek yang perlu dilakukan yaitu menggunakan bibit tanaman krisan yang berkualitas baik. Kendala  pada bibit hasil perbanyakan dengan stek adalah perakaran yang kurang lebat. Upaya meningkatkan perakaran bibit stek adalah dengan memberikan zat pengatur tumbuh secara eksogen untuk merangsang pertumbuhan akar dalam perbanyakan melalui stek pucuk. Zat Pengatur Tumbuh alami yang digunakan adalah kulit bawang merah (Allium  cepa  L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap pembentukan akar stek pucuk tanaman krisan (Chrysanthemum sp). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  yang terdiri dari 6 perlakuan, 1 perlakuan sebagai kontrol dan 5 perlakuan sebagai perlakuan yang diberi konsentrasi yang berbeda yaitu 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 5 kali ulangan. Dari data yang telah diperoleh dari hasil eksperimen dilakukan analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan menggunakan Microsoft Excel. Apabila hasil menunjukkan nilai berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 0.05. Parameter yang diamati meliputi persentase tumbuh stek, panjang akar, jumlah akar dan waktu muncul tunas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar stek tanaman krisan. Pengaruh kulit bawang merah yang optimal ditunjukkan pada konsentrasi 80% terhadap jumlah akar dan panjang akar dengan rata-rata jumlah akar 19 dan panjang akar 3,7 cm.Kata kunci: Kulit bawang merah, Zat pengatur tumbuh alami, Stek pucuk krisan.

Page 1 of 2 | Total Record : 14