cover
Contact Name
kasman
Contact Email
sejarahfkipubn@gmail.com
Phone
+6281242728006
Journal Mail Official
sejarahfkipubn@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. maluku tengah,
Maluku
INDONESIA
Banda Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
ISSN : -     EISSN : 29864143     DOI : -
Jurnal BANDA HISTORIA adalah Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Banda Naira yang mengarusutamakan kajian pendidikan sejarah, Ilmu sejarah dan studi budaya. Jurnal ini dikelola secara khusus oleh para sarjana dan dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Banda Naira. Publikasi pada jurnal ini didasarkan pada data dan fakta hasil penelitian yang diperuntukkan secara terbuka kepada para pakar dan akademisi dari disiplin keilmuan tersebut.
Articles 10 Documents
MASJID TUA DAN SYIAR ISLAM: Studi Historis Masjid Kuno di Negeri Selamon Kepulauan Banda HANATIA PUASA
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 01 (2023): BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.474000/jshs.v1i01.283

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang Masjid Tua dan Syiar Islam di Negeri Selamon Banda. Penelitian ini mengunakan metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpertasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ditekankan pada studi sejarah lisan (oral histori) dan tradisi lisan (oral tradition). Hasil penelitian ini menemukkan, keberadaaan masjid tua Negeri Selamon hingga kini merupakan bukti peninggalan sejarah syiar Islam di tanah Banda. Masjid tua itu menjadi salah satu titik peradaban awal Islam diperkenalkan dan melembaga di Banda Naira. Sumber lisan menuturkan mesjid Tua Negeri Selamon di bangun pada tahun 1512M, bertepatan dengan tanggal 9 syaban 932 H. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh seorang tokoh ulama yang bernama Almuqarram Syekh Al-Barra atau yang akrabnya di panggil datuk Kakiali. Dalam proses pembangunan masjid tersebut, Syekh Al-Barra di bantu seorang tokoh yang bernama Datauw, dua orang kapitang bernama Kodiat Ali dan Kodiat Amir bersama beberapa orang hulubalang dan masyarakat setempat. Pada Abad ke-17 Gubernur VOC, T’Sionck menjadikan Masjid tua tersebut, sebagai kantor admstratif pemerintahan dan penginapan bagi pasukan Kompeni Belanda, T’Sionck, tidak mengijinkan penduduk Slamon untuk melaksanakan ibadah di mesjid itu, sehingga memicu rekasi dan protes keras dari orang Banda atas pengalihan fungsi mesjid tersebut. Tragedi jatuhnya lampu gantung mesjid di mesjid Selamon yang menimpah tentara VOC, menjadi pemicu Belanda melakukan pembantaian orang kaya Banda dan pengusurian pendudukanya pada 1621. Dalam konteks syiar Islam di Selamon, kini diwujudkan praktek kebudayaan berbentuk tradisi buka kampong, tarian cakalele belang adat yang mengambarkan perpaduan nilai-nilai islam dengan budaya masyarakat adat.
CITA RASA REMPAH PALA: Studi Sejarah Kuliner Abad XX di Banda Naira Siti Anisa Bahar; Kasman Renyaan
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 01 (2023): BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.474000/jshs.v1i01.284

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang cita rasa rempah pala dalam sejarah kuliner di Banda Naira Abad XX. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah kuliner pala dan pemanfaatan pala sebagai bumbu masakan serta perkembangan aneka jenis kuliner pala di Banda Naira. Mengunakan metode sejarah dengan pendekatan oral histori yang dinarasikan secara deskriptif kualitatif. Data diperioleh dari studi literatur, observasi dan wawancara. Dari tahapan heuristik itu data lalu divervikasi melalui kritik sumber dan diinterertasi untuk menemukan fakta dan penjelasan berdasarkan objek studi. Selanjutnya dinarasikan dalam bentuk historigrafi. Hasil penelitian menemukkan, bahwa pemanfaatan pala sebagai kuliner di Banda Naira telah digunakan sejak lampau. Jauh sebelum orang Eropa datang ke Banda Naira menenalkan dan mengonsumsi pala, orang Banda telah lebih dulu memakai pala sebagai kuliner pada masakan tradisonal. Dalam perkemagannya, budaya kuliner dan seni memasak orang Banda mendapat pengaruh Cina, Arab dan Eropa, terutama Belanda yang paling lama menetap di Banda Naira hingga paru abad ke-20. Inovasi kuliner Pala Banda pasca kemerdekaan Indonesia, terus berkembang bukan hanya dimanfaatkan untuk mengolah aneka jenis makan, seperti ikan kuah pala, ikan semur, ayam semur, ikan bumbu rujak, sayur iso, manto, bangket (kue kering), nastar (campuran selai pala) dan sebagainya, tetapi juga digunakan untuk berbagai jenis minuman, seperti sirup pala, jus pala, kopi pala serta snek manisan pala, dodol dan permen pala. Bebagai jenis kuliner seperti tersebut, hingga kini menjadi ciri khas dan sebagai oleh-oleh yang biasa dibeli dan dibawa ke luar oleh mereka yang berkunjung (wisatawan) di Banda Naira.
NASIONALISME DR. TJIPTO MANGUNKUSUMO: Pemikiran dan Keteladanannya di Pengasingan Banda Naira 1928-1942 HASRIYANTI HELWAKAN
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 01 (2023): BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.474000/jshs.v1i01.285

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang Nasionalisme dr. Tjipto Mangunkusumo: Pemikiran dan Keteladanannya di Pengasingan Banda Naira Tahun 1928-1940. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kembali sejarah Nasionalisme Tjipto Mangunkusumo di Banda Naira, mendeskripsikan apakah ide atau gagasan tentang nasionalisme Tjipto Mangunkusumo, menjelaskan bagaimana teladan pemikiran dan perilaku Tjipto Mangunkusumo selama di pengasingan Banda Naira, menjelaskan bagaimana upaya masyarakat Banda Naira meneladani pemikiran dan sikap Tjipto Mangunkusumo pada masa kini. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode historis dengan pendekatan dalam merekontruksi gambaran masa lampau berdasarkan data. Metode penelitian ini terdiri dari empat tahap antara lain heuristik (pengumpulan data), kritik, interpretasi (penafsiran), dan historiografi. TjiptoMangunkusumo adalah dokter Jawa yang lantang melawan tirani penjajah. Selama berada di pengasingan Tjipto membuka tempat praktek kedokterannya tanpa dipungut bayaran sepesenpun dari setiap orang yang ingin melakukan pengobatan pada dirinya. Nasionalisme Tjipto Mangunkusumo bersifat politis hal ini berdasarkan aktivisme Tjipto di sejumlah organisasi yang diarahkan pada kritik terhadap kolonialisme Tjipto Mangunkusumo mengajarkan kita tentang arti integritas diri dan nasionalisme sejati.
MEMORIA-HISTORIS KORBAN LETUSAN GUNUNG API BANDA TAHUN 1988: Sebuah Studi Fenomenologi-Historis DODI LA ABADI
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 01 (2023): BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.474000/jshs.v1i01.286

Abstract

Artikel ini menjelaskan ingatan sejarah (memoria-historis) dari masyarakat korban peristiwa letusan gunung Api Banda tahun 1988. Tujuan penelitian ini adalah selain untuk mengetahui ingatan sejarah peristiwa tersebut, juga untuk memahami kehidupan masyarakat terdampak pasca peristiwa erupsi dan harapan mereka dalam menata masa depannya. Penelitian adalah penelitian historis dengan pendekatan fenomenologi historis dengan tahapan antara lain heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menemukan, bahwa peristiwa tahun 1988 merupakan erupsi terakhir dalam sejarah letusan gunung berapi di Banda, Maluku Tengah. Erupsi itu telah menewaskan 3 orang warga dan mengahancurkan 8 perkampungan di pulau Vulkanik tersebut, yakni Kampung Sambayang, Batu Kuda, Batu Angus, Kalobe, Paser Basar, Tanjung Baru, Nawao dan Kapal Pica, dalam satu wilayah admistratif Desa Gunung Api Utara. Erupsi 1988 melumpukan aktivitas perekonomian masyrakat beberapa waktu. Di tempat pengunsian, warga pengunsi harus menjalani kehidupan mereka dengan makan dan tidur seadanya. Dampak dari peristiwa itu telah melahirkan “Banda Baru” sebuah pemukiman pengunsi orang Banda di Pulau Seram. Masyarakat yang terkena dampak letusan gunung berapi kehilangan pemukiman dan tempat tinggalnya atas jasa Des Alwi (anak angkat Hatta-Sjahrir) diberikan lahan kosong untuk membangun temt tinggalnya masing-masing.
STUDI SOSIAL EKONOMI PETANI KAYU MANIS DESA TANAH RATA BANDA NAIRA TAHUN 1970-2022 SUPARTONO SELANO; KASMAN RENYAAN
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 01 (2023): BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.474000/jshs.v1i01.287

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang Studi Sosial Ekonomi Petni Kayu Manis di Tanah Rata Banda Naira 1970-2022. Penelitian ini mengunakan metode sejarah lisan, yakni keterangan langsung dari para petani sebagai aktor utama, dan studi literatur juga hasil observasi langsung seerta dokumentasi, dengan tahapan heuristik, kritik, interpertasi dan historiografi. Hasil penelitian menemukan bahwa sejarah budidaya kayu manis di Desa Tanah Rata, Banda Naira, Maluku Tengah, mulai digalangkan oleh warga petani pada tahun 1970-an. Fase ini merupakan awal tananam kayumanis dipelihara di lahan-lahan perkebunan warga, yang sebelumnya hanya dibiarkan tumbuh liar oleh para petani di sana. Memasuki usia menghasilkan (produktif) pada tahun 1980-an. Usaha budiya kayu manis pada fase ini belum banyak dilakukan warga petani di sana. Salah satu kendalanya adalah soal kelangkaan bibit tanaman ini. Sejauh yang ditemukan petani kayu manis tidak mengunakan pola patron dan klien. Pasalnya dalam proses pengarapan lahan hingga masa penen tidak mengunakan sistem kariawan. Petani langsung yang memanen hasil kayu manis miliknya di bantu oleh angota keluarganya. Kenyataan ini disebabkan oleh lahan petani untuk membudidaya kayu manis tidak begitu banyak. Artinya budidaya kayu manis hanya sebatas upaya mengisi lahan kosong di kebun yang ditanam di antara celah lahan pala dan perbatasan-perbatasan lahan ubi kayu. Penghasilan yang diperoleh dari usaha panen kayu manis digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti membeli beras dan bayar tagihan listrik, biaya sekolah anak dan bila sedikit lebih digunakan untuk memperbaiki rumah tempat tinggal para petani kayu manis.
PERNIKAHAN ADAT BUTON: Studi tentang Tradisi Pernikahan Adat Buton pada Masyarakat Desa Tanah Rata, Kecamatan Banda Naira Munasri La Dae; Najirah Amsi
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 2 (2023): BANDA HISTORIA : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.474000/jshs.v1i2.330

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji tentang Tradisi Pernikahan Adat Masyarakat Suku Buton di Desa Tanah Rata Kecamatan Banda 2007-2023. Subjek dalam penelitian ini adalah para informan yaitu Pemerintah Negeri, Staf Penghulu serta orang-orang tua yang mengetahui tentang masalah yang diteliti. Prosedur penelitianya yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan penelitian pustaka. Data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari Tradisi Upacara Pernikahan Adat Masyarakat Suku Buton di Desa Tanah Rata Kecamatan Banda 2007-2021 adalah dengan prosesi pernikahan yang ideal yang diingikan semua lapisan masyarakat suku Buton, yang diawali dengan tahap pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan lamaran serta akad nikah dan upacara setelah akad nikah. Latar belakang tradisi pernikahan ini masih diterapkan karena diyakini tahapan-tahapan tersebut merupakan sesuatu yang sakral yang akan berpengaruh pada kehidupan calon pengatin dimasa akan datang dan merupakan tradisi dari nenek moyang sebagai adat-istiadat penanda identitas masyarakat suku Buton dimanapun.
Tradisi Buka Kampong Desa Adat Fiat Kecamatan Banda Helwi Johar
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 2 (2023): BANDA HISTORIA : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang tradisi Buka Kampong Desa Adat Fiat di Kecamatan Banda. Penelitian ini merupakan studi sejarah-budaya dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji tahapan pelaksanaan upacara adat Buka Kampong Adat Fiat di Kecamatan Banda. Data diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dengan tetua adat yang dianggap berkompeten dalam menjelaskan fakta dan makna dari tradisi tersebut. Selain itu, data juga diperoleh dari menganalisis buku, jurnal serta artikel ilmiah yang bertalian dengan focus studi ini. Kemudian diolah melalui tahapan verifikasi, interpertasi dan disajikan dalam bentuk narasi budaya. Hasil penelitian menemukan, bahwa upacara adat Buka Kampong merupakan bagian dari ritual adat istiadat yang pada upacara ini bukanlah membuka suatu perkampungan baru, tetapi maksudnya bahwa pada kampung tersebut akan dibuka pendidikan agama secara masal yang dikonsepsikan dalam bentuk kongkrit dan visual dalam suatu upacara adat. Ada 4 (empat) tahapan dalam tradisi ini, yaitu; Menekeno panitia (pembentukan panitia kecil) upacara buka kampong, upacara buka puang, dan upacara tutup kampong. Upacara adat buka kampong dilaksanakan pada setiap momentum tertentu dan festival budaya Banda. Dalam rangkaian kegiatan tersebut umumnya diikuti dengan aksi tarian cakalele dan atraksi lomba perahu adat atau belang.
BENTENG NASSAU: Sejarah, Preservasi dan Dampak Sosiologis pada Masyarakat Banda Naira Ratih Labarani; La Raman
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 2 (2023): BANDA HISTORIA : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang Benteng Nassau yang terletak di pulau Banda Naira. Penelitian ini mengunakan metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpertasi dan historiografi. Pendekatan observasi langsung serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukkan, Benteng Nassau pertama kali dibangun oleh portugis pada tahun 1527 namun kemudian di tinggalkan. Pada 1609 pembangunan benteng Nassau dilanjutkan oleh VOC dibawah pimpinan Laksamana Verhoeven. Gubernur Jendral Pieter Both kemudian lebih memperkokoh pertahanan Nassau dan sekaligus menjadi bangunan milik VOC yang pertama kali direnovasi di kepulauan Banda. Kegiatan preservasi diawali dengan upaya ekskavasi lahan di dalam Benteng Nassau pertama, yaitu persis di sebelah selatan pintu gerbang dan area kedua di lakukan disebelah sisi utara yang di duga pernah ada bastion atau dinding tembok sebelah utara. Hasil eskavasi memperoleh sejumlah artefak berharga bagi pengembangan riset Nassau selanjutnya. Adapun persepsi masyarakat Banda yang tinggal di sekitar area Benteng Nassau perihal kegiatan preservasi sangat positif, karena sebagian besar masyarakat mendukung situs tersebut menjadi salah satu Ikon wisata popular di Kecamatan Banda Naira. Meskipun pada masa sebelum preservasi, sikap kurang baik dari masyarakat yang tinggal disekitar area yang ditandai dengan minimnya kesadaran bersih lingkungan. Ada sedikit respon kekhawatiran dari masyarakat sekitar bahwa dampak preservasi Benteng Nassau akan berakibat pada penggusuran rumah-rumah warga di sekitar situs, namun kekhawatiran tersebut berangsur menurun setelah dilakukan berbagai sosialisasi yang berkelanjutan.
BENTENG REVENGIE: Telaah Atas Program Revitalisasi Benteng Revenge sebagai Objek Wisata Sejarah di Pulau Ay, Kecamatan Banda Naira Fira Gani; Kasman Renyaan
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 2 (2023): BANDA HISTORIA : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang revitalisasi Benteng Revengie sebagai obejek wisata sejarah di Pulau Ay, Kepulauan Banda. Penelitian ini mengunakan metode sejarah bersifat deskriptif dengan tahapan heuristik, kritik, interpertasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menemukkan, bahwa Benteng Revengie di Pulau Ay merupakan warisan Kolonial Belanda yang di bangun pada 1616. Benteng Revengie berarti benteng kemarahan atau benteng pembalasan dendam adalah bukti sejarah monopoli perdagangan rempah (pala dan fuli) oleh Belanda di Pulau Ay abad ke-17. Revitalisasi Benteng Revengie sebagai objek wisata sejarah hingga kini belum dilakukan dengan maksimal. Kegiatan revitalisasi hanya sebatas perawatan kawasan benteng yang dikerjakan oleh juru pelihara. Upah kerja atas jasa pemeliharaan yang diterima faktanya juga belum memenuhi standar kelayakan dan kesejateraan bagi pekerjanya. Pasalnya beban biaya operasional perawatan kawasan benteng dalam kondisi tertentu harus ditanggung mandiri oleh juru pelihara benteng. Kurangnya kesadaran sejarah dari berbagai pihak yang berkepentingan, membuat citra benteng perlahan memudar dan tidak lagi memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Kondisi demikian menambah daftar hitam pengembangan situs sebagi objek parawisata di Pulau Ay, Banda Naira.
FENOMENA BUGIS MIGRAN DI KALIMANTAN UTARA 1998-2020: Telaah Atas Kehidupan Penduduk Migran Suku Bugis di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara Adriana; Rahma Temarwut; Muhammad Farid
BANDA HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya Vol 1 No 2 (2023): BANDA HISTORIA : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Studi Budaya
Publisher : Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabkan masyarakat suku Bugis bermigrasi ke kabupaten nunukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi. Penelitian ini menemukan hasil bahwa latar belakang atau penyebab suku Bugis bermigrasi ke kabupaten nunukan karena Orang Bugis lekat dengan budaya migrasi karena ketangkasannya berlayar. Ini erat dengan hukum pelayaran dan perdagangan, 'Sompe’ yang dilakukan orang Bugis telah mengalami perkembangan dan perubahan, utamanya berkaitan dengan faktor- faktor 'sompe’ tersebut. Perubahan-perubahap ini melahirkan hubunganhubungan baru yang tidak lagi mencerminkan hubungan elit semata, tetapi bersentuhan dengan lapisan masyarakat bawah. Wilayah Kabupaten Nunukan yang secara administrative terletak dibagian utara Pulau Kalimantan merupakan salah satu tempat migrasi terbesar orang Bugis, jika dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di Indonesia. Di Kabupaten Nunukan orang Bugis beradaptasi dan membangun kehidupan di tanah yang baru.

Page 1 of 1 | Total Record : 10