cover
Contact Name
Ken Siwi
Contact Email
jarfismu@um-surabaya.ac.id
Phone
+6281259305093
Journal Mail Official
kensiwi@um-surabaya.ac.id
Editorial Address
Jl.Raya Sutorejo No.59, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
JarFisMu
ISSN : -     EISSN : 28290968     DOI : https://doi.org/10.30651/jar.v2i2
urnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU) adalah jurnal keilmuan fisioterapi yang diterbitkan oleh Prodi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. JarFisMU terinspirasi dari nama artificial intelegent dari film Iron Man, yang merupakan terobosan teknologi untuk mempermudah kehidupan manusia. Kami memiliki harapan agar jurnal ilmiah fisioterapi JarFisMU ini mampu berkontribusi untuk meningkatkan derajat kesehatan gerak pada pembacanya. JarFisMU berisi laporan research report, case review, maupun literature review dari bidang keilmuan fisioterapi, yaitu rumpun keilmuan praktis fisioterapi, modalitas fisioterapi, assesment-pemeriksaan dan edukasi, dalam ranah promotif-preventif-kuratif dan rehabilitatif. Setiap konten yang diterbitkan akan diseleksi dengan memperhatikan aspek kebaruan (novelty), keaslian (originality) dan aplikasi (usability). JarFisMU akan terbit sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari dan Juli. Naskah yang akan diterbitkan di JarFisMU akan melalui proses review oleh dua orang reviewer yang pemilihannya ditentukan oleh editor. Naskah yang diterima untuk dipublikasikan adalah naskah yang telah diedit tata bahasa, tanda baca, gaya cetak dan formatnya menyesuaikan dengan kebijakan yang dimiliki oleh JarFisMU dan akan diterbitkan baik secara online maupun cetak.
Articles 26 Documents
PENERAPAN ULTRASOUND THERAPY DAN TERAPI LATIHAN PASIF DAN AKTIF PADA KONDISI STIFFNESS KNEE JOINT SINISTRA ET CAUSA FRAKTUR FEMUR POST ORIF Rizky Kurniawan
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v1i1.12625

Abstract

Stiffness Joint  dapat terjadi karena edema dan fibrosis pada kapsul, ligament dan otot di sekitar  sendi atau perleketan dari jaringan lunak satu sama lain atau tulang ke tulang yang mendasari. Semua keadaan ini akan lebih buruk bila imobilisasi berlangsung lama. Selain itu, kalau sendi telah dipertahankan dalam posisi dimana ligament terpendek, tidak ada latihan yang akan berhasil sepenuhnya merntangkan jaringan ini dan memulihkan gerakan yang hilang (Appley, 1995). Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi fisioterapi pada kondisi Stiffness Knee Joint Sinistra Et Causa Fraktur Femur Post ORIF. Jenis penulisan ini adalah penulisan studi kasus. Penulisan ini dilakukan pada satu orang pasien dengan intervensi fisioterapi yaitu Ultrasound Therapy dan Terapi Latihan pasif dan aktif. Hasil penulisan didapatkan penurunan nyeri gerak dan nyeri tekan pada Knee Joint Sinistra, dan mengalami peningkatan Range of Motion (ROM) pada Knee Joint Sinistra . Disarankan kepada pasien untuk mengurangi aktivitas yang akan membebani atau memperparah kondisi Knee Joint Sinistra sehingga dapat tercapai proses penyembuhan atau perbaikan secara optimal.
PENATALAKSANAAN PROGRAM TERAPI FISIK DADA PADA KASUS PNEUMOTORAKS YANG DISEBABKAN OLEH TUBERKULOSIS PARU Ken Siwi
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v1i1.12626

Abstract

Pneumotoraks disebabkan oleh tuberkulosis paru merupakan suatu komplikasi. Keadaan ini terdapat pada proses pneumotoraks spontan sekunder dimana terjadi ruptur lesi paru yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke rongga pleura. Problem yang terjadi pada penderita pneumotoraks yang disebabkan oleh tuberkulosis paru diantaranya sesak nafas, penurunan mobilitas atau daya kembang dari sangkar toraks, postur yang buruk, pola nafas yang tidak normal dengan gerakan dada saat bernafas asimetris,  terjadi spasme pada otot-otot bantu pernafasan, terjadi penurunan kekuatan otot, serta penurunan endurance berupa penurunan toleransi aktivitas.Tindakan yang harus dilakukan oleh fisioterapi pada pasien yang mengalami pneumotoraks yang disebabkan oleh tuberkulosis paru adalah dengan memberikan program terapi fisik dada diantaranya breathing exercise dengan menggunakan teknik breathing control, purse-lip breathing, deep breathing, dan segmental breathing, serta latihan mobilisasi sangkar toraks. Selain terapi fisik dapat ditambahkan pula program latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk menangani permasalahan yang dialami pasien, program yang dapat ditambahkan diantaranya massase pada otot-otot bantu pernafasan yang mengalami spasme, koreksi postur, latihan gerak aktif pada anggota gerak atas dan bawah, latihan  penguatan otot (strengthening) pada anggota gerak atas dan bawah , latihan endurance, serta edukasi pasien. Program latihan fisioterapi yang diberikan kepada pasien tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi kesembuhan pasien dan dapat meningkatkan kemandirian pasien sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan semandiri mungkin.Hasil yang didapat setelah pasien melakukan program fisioterapi sebanyak 6 adalah pasien tidak lagi merasakan sesak nafas, terjadi peningkatan oksigenasi dan kapasitas fungsional paru, gerakan nafas dada sisi kiri dan kanan sudah lebih simetris, spasme pada otot sternocleidomastoideus, upper trapezius, dan pectoralis major berkurang, mobilitas sangkar toraks meningkat dimana sebelumnya selisih pada ketiga area yang diukur sebesar 2cm bertambah menjadi 3,5cm pada ketiga area tersebut tetapi nilai mobilitas sangkar toraks masih kurang dari angka normal yaitu 4-7cm, postur pasien menjadi lebih baik, tes faal paru sederhana meningkat dimana terdapat peningkatan hasil tes hitung yang sebelumnya pasien mampu menghitung hingga 20 menjadi hingga 23 tetapi nilai hasil hitung masih dibawah nilai normal 25, terdapat peningkatan penggunaan trifflo yang sebelumnya pasien hanya mampu menghisap sebanyak 5 kali hingga 2 bola terangkat selama 2 detik, kini pasien mampu menghisap sebanyak 10 kali hingga 2 bola terangkat dan bola ketiga sedikit terangkat selama 6 detik, serta tes indeks barthel menunjukan kemajuan dimana sebelumnya pasien hanya memiliki nilai total 15, kini pasien lebih mandiri dengan jumlah nilai 19 tetapi masih dalam kategori ketergantungan ringan.
LATIHAN KESEIMBANGAN PADA PENDERITA POST- OP AMPUTASI BAWAH LUTUT (BELOW KNEE) Martina Putri Purnamasari
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v1i1.12627

Abstract

Amputasi anggota gerak bawah adalah tindakan/prosedur membuang sebagian dari satu atau beberapa tulang terhadap anggota gerak bawah manusia. Hilangnya anggota gerak bawah mengakibatkan terganggunya fungsi ekstremitas seperti fungsi keseimbangan, propioceptive dan kontrol otot. Keseimbangan memiliki arti sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support) yang melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh, dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal sehingga membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Maka dari itu program latihan harus diberikan untuk menyiapkan pasien dalam menghadapi perbedaan kondisi tubuh setelah amputasi.Latihan keseimbangan adalah latihan yang ditujukan untuk mempertahankan posisi tubuh, baik dalam keadaan statis atau dinamis. Latihan keseimbangan dilakukan bersama dengan latihan kelincahan dan kecepatan, bahkan kelenturan. Pada saat keseimbangan statis dapat diperiksa dengan mengamati kemampuan pasien untuk mempertahankan keseimbangan pada saat diam dalam posisi tertentu. Keseimbangan dinamis untuk mengevaluasi kontrol keseimbangan ketika duduk ke berdiri. Prosedur latihan keseimbangan disini telah terbagi menjadi dua fase yaitu fase sebelum menggunakan protesa dan fase sesudah menggunakan protesa. Saat sebelum menggunakan protesa metode ambulasi pasien, berdiri di parallel bar dengan kedua tangan sebagai penyokong tubuhnya. Sedangkan latihan jalan dengan protesa akan membantu mengembalikan kepercayaan diri pasien yang telah diamputasi dan dapat berperan aktif di dalam masyarakat.
INTERVENSI FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERATIVE RECONTRUCTION ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENT DEXTRA FASE 1 Anisah Khanin Ni'mah
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v1i1.12628

Abstract

Anterior Cruciatum Ligament (ACL) merupakan salah satu dari 4 ligamen yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pada sendi lutut. Setiap cedera yang terjadi pada ACL  antara lain mulai adanya benturan hingga perubahan posisi yang tidak sempurna saat melakukan suatu gerakan tertentu. Tujuan tindakan fisioterapi yaitu untuk mengatasi problem kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pada pasien yang mengalami cedera ACL.  Terapi latihan adalah suatu usaha untuk mempercepat penyembuhan dari suatu injury atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang normal. Pemberian terapi latihan berupa Quadriceps setting, hamset setting, gluteus exercise, SLR, ankle theraband, heel slide dan latihan stabilitas dapat meningkatkan kekuatan otot, memelihara dan meningkatkan luas gerak sendi, meningkatkan keseimbangan sehingga sangat membantu proses pemulihan cedera ACL.
PENGARUH TRUNK BALANCE EXERCISE DAN STRENGTH TRAINING EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PASCA 12-18 BULAN PERSALINAN: STUDI DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Andriani Khairunnisa
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v1i1.12629

Abstract

Pascapersalinan adalah periode sejak proses persalinan sampai lebih enam minggu yang akan terdapat keluhan musculoskeletal diantaranya nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah pascapersalinan merupakan sensasi nyeri pada area punggung akibat perubahan postural setelah kehamilan, kelelahan otot, dan perubahan fisiologis lain pascapersalinan. Trunk Balance Exercise dan Strength Training Exercise adalah dua latihan yang digabungkan dari berbagai referensi untuk mengatasi nyeri punggung bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh  Trunk Balance Exercise dan Strength Training Exerciset terhadap nyeri punggung bawah yang berkaitan dengan kemampuan fungsional pada Ibu pasca 12-18 persalinan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest dilakukan selama 4 minggu, 12 pertemuan, durasi 45-60 menit. Responden yaitu 15 orang ibu pasca 12-18 bulan persalinan di Posyandu Wilayah Kelurahan Cipayung Jakarta Timur dipilih menggunakan  purposive sampling. Analisa data univariat dan bivariat, uji normalitas data dengan membagi nilai skewness dan standar errornya, uji hipotesis dengan Paired T Test. Hasil: Penelitian ini  menunjukkan penurunan Numerical Rating Scale (NRS), dengan p=0,00<0,05 signifikan. Simpulan: Terdapat pengaruh Trunk Balance Exercise dan Strength Training Exercise terhadap nyeri punggung bawah yang berkaitan dengan kemampuan fungsional pada Ibu pasca 12-18 persalinan.
HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN TINGKAT DISMINORE PADA REMAJA PUTRI Adhitia Indana Zulfa; Sri Lestari
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.16716

Abstract

Latar belakang : Disminore sering terjadi pada saat usia produktif hal tersebut biasanya berkaitan dengan hormonal serta aktivitas fisik dan status gizi seseorang. Nyeri yang hampir dialami oleh semua remaja ini ditandai dengan rasa tidak nyaman pada area perut,pinggang dan biasanya menjalar sampai dengan pinggang bagian bawah. Perubahan sifat yang dapat berujung pada stress dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) Dengan Tingkat Disminore Pada Remaja Putri. Metode : Dari 503 artikel yang telah teridentifikasi terdapat 10 artikel yang sesuai kriteria inklusi dan dijadikan database dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu narrative review dengan framework PEOs. Hasil : Status gizi merupakan salah satu hal yang penting dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ tubuh sehingga dapat menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi termasuk haid. Dari 10 artikel 7 diantaranya mengatakan bahwa indeks masa tubuh (IMT) mempengaruhi tingkat disminore,3 diantaranya menjelaskan bahwa ada faktor lain yang menjadi penyebab disminore seperti aktivitas fisik,status gizi dan usia menarche. Sehingga membuktikan bahwa adanya hubungan antara indeks masa tubuh (IMT) dengan tingkat disminore pada remaja putri. Saran : Peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai tema ini dengan metode eksperimental.
CERVICAL TRACTION DAN NEURAL MOBILIZATION UNTUK MENAMBAH LINGKUP GERAK SENDI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME Alfina Sheila Nurhaliza; Siti Nadhir Ollin Norlinta
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.16717

Abstract

Latar belakang : Cervical root syndrome adalah salah satu gangguan yang umum terjadi pada leher. Pengertian dari cervical root syndrome (CRS) atau cervical radiculopathy adalah suatu kondisi yang tidak normal akibat dari adanya iritasi atau penekanan akar saraf cervical karena trauma, athritis atau penonjolan diskus invertebralis di daerah leher. Salah satu upaya  fisioterapi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan kasus cervical root syndrome (CRS) adalah dengan pemberian cervical traction serta neural mobilization yang memberikan peningkatan lingkup gerak sendi. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas yang dihasilkan dari kombinasi cervical traction dan neural mobilization pada berbagai gejala, untuk mengetahui dosis cervical traction dan neural mobilization yang signifikan terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada penderita Cervical root syndrome (CRS). Metode: Penelitian ini menggunakan metode narrative review dengan pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online yaitu Google Scholar dan Science direct. Hasil: Hasil rata rata pre dan post intervensi dengan pengukuran NDI sebesar 28.041, hasil paling signifikan adalah penelitian Dhuriya, 2021 dengan hasil 72.67 dan pengukuran goniometri paling signifikan yaitu penelitian Kim et al.,2017 dengan hasil rata rata selisih 12,36. Kesimpulan: Kombinasi cervical traction dan neural mobilization menunjukkan hasil peningkatan lingkup gerak sendi, penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional meskipun begitu, hasil peningkatan yang signifikan didapatkan dari frekuensi terapi bukan dari dosis dan lama terapi
HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN STATUS KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN 2 YOGYAKARTA Dhinda Prakusya Mulyono; Indriani Indriani
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.16718

Abstract

Latar Belakang: Meningkatnya populasi lansia di dunia termasuk di Indonesia berdampak pada tingkat status kesehatan ,angka kematian dan kesakitan pada lansia. Lansia yang menderita penyakit tidak menular akan mempengaruhi status kesehatannya. Tujuan: Untuk mengetahui status kesehatan dan hubungannya dengan karakteristik lansia di wilayah kerja Puskesmas Godean 2 Yogyakarta. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional. Pendekatan waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di Posyandu Arum Sari dengan jumlah sample berjumlah 78 responden, dengan metode Purpossive Sampling. Hasil: Didapatkan mayoritas lansia memiliki status kesehatan sakit sebanyak 44 (56.4%) dengan mayoritas hipertensi (42,3%), diabetes melitus (10,3%). Terdapat hubungan antara usia dan status pekerjaan dengan status kesehatan dengan hasil p ≤0,05. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, status pendidikan, status tinggal, dan komunitas aktif yang di ikuti dengan status kesehatan p ≥ 0,05. Kesimpulan: Banyak lansia yang masih memiliki status kesehatan yang sakit akibat memiliki riwayat penyakit tidak menular juga di pengaruhi oleh usia dan status pekerjaan. Saran: Agar Puskesmas Godean 2 melakukan upaya evaluasi dan meningkatkan program kesehatan lansia.
PENGARUH TEKNIK MULLIGAN TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS LOW BACK PAIN NON SPESIFIK Muh. Erdin Aristia; Fitri Yani
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.16719

Abstract

Latar Belakang: Low back pain merupakan musculoskeletal disorder yang paling sering dikeluhkan oleh populasi di seluruh dunia. Postur tubuh yang buruk menyebabkan seseorang akan terkena low back pain non spesifik. Mulligan dengan teknik Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAGS) dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan aktivitas fungsional pada kasus low back pain non spesifik.  Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh mulligan terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik.Metode:Penelitian ini menggunakan metode narrative review artikel berasal dari 3 database, yaitu Google Schollar, Sciencedirect ,dan Pubmed. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah artikel free full text yang membahas tentang mulligan terhadap penurunan nyeri pada low back pain non spesifik yang di publish tahun 2012-2022 berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.Hasil:Dari 15 artikel mulligan, 11 artikel menyatakan mulligan efektif dan 4 artikel menyatakan mulligan kurang efektif dalam menangani nyeri pada low back pain non spesifik. Dosis yang paling banyak digunakan yaitu 3 set, 6 repetisi, 3 sesi per minggu selama 4 minggu. Alat ukur yang paling banyak digunakan adalah VAS (Visual Analogue Scale). Pasien low back pain non spesifik paling banyak adalah perempuan dengan rentan usia 20-50 tahun dan berasal dari Benua Asia khususnya di Negara India. Kesimpulan:Pemberian mulligan efektif dalam mengurangi nyeri pada penderita low back pain non spesifik
PERBEDAAN PENGARUH LONG SITTING HAND UP EXERCISE DAN CONTRACT RELAX STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN SEPAK BOLA Puspita Tri Kumalatiwi; Fitri Yani
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.16720

Abstract

Latar belakang : Sepak bola memerlukan tendangan yang maksimal untuk mecapai tujuan agar tepat sasaran pada gawang lawan dan supaya terhindar dari cedera otot yaitu dengan meningkatkan fleksibilitas otot hamstring yang baik. Salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan yaitu diberikan long sitting hand up exercise dan contract relax stretching. Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian long sitting hand up exercise dan contract relax stretching terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada pemain sepak bola. Metode : penelitian ini adalah Quasi Exprimental dengan metode pre and post test two group design. Penelitian ini dilakukan di klub sepak bola PSS Development Center, sampel berjumlah 34 orang. Intervensi diberikan 3 kali perminggu selama periode 4 minggu. Instrument pengukuran fleksibilitas otot hamstring yaitu Active Knee Extension Test (AKET). Hasil : penelitian didapatkan bahwa kelompok 1 dan 2 diuji dengan paired simple t-test menunjukan hasil nilai p = 0,000 (p < 0,05). Pada uji beda dengan independent sample t-test menunjukan pada kelompok I hasil nilai p = 0,826 (p > 0,05) dan kelompok II p = 0,365 (p > 0,05) yang berarti tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kedua intervensi pada peningkatan fleksibiltas otot hamstring. Kesimpulan : Long Sitiing Hand Up Exercise dan Contract Relax Stretching sama-sama efektif terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada pemain sepak bola.

Page 1 of 3 | Total Record : 26