cover
Contact Name
Ronal Kurniawan
Contact Email
kurniawanronal09@gmail.com
Phone
+6285156967737
Journal Mail Official
seaqu.stedca@gmail.com
Editorial Address
Jl. Garuda II No.2, Kel. Labuh Baru Timur, Kec. Payung Sekaki Kota Pekanbaru, 28292 Indonesia
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
South East Asian Aquaculture
ISSN : -     EISSN : 30322006     DOI : https://doi.org/10.61761/seaqu
Core Subject : Agriculture, Social,
SEAQU is committed to publishing high-quality, original research that makes a significant contribution to fields of aquaculture and fisheries encompassing: Aquaculture Aquaculture Nutrition Management Aquaculture Disease and Immunology Fish Biochemistry, Genetics, and Molecular Biology Fish Reproduction, Physiology, and Endocrinology Fishery Resource Habitats and Management Genetic Engineering and Biotechnology of Aquatic Organisms Aquatic Biology, Environment, and Ecology
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2023): Juli" : 5 Documents clear
Teknik Pembesaran Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) Muhammad Fauzan Azima
South East Asian Aquaculture Vol. 1 No. 1 (2023): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.1.1.16-23

Abstract

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) merupakan salah satu ikan konsumsi yang bernilai ekonomis. Keunggulan ikan bawal bintang adalah mudah dibudidayakan, tidak memerlukan waktu yang lama dalam membesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi dan mempunyai harga yang relatif tinggi baik di pasar dalam negeri maupun di luar negeri. Tujuan dari kegiatan ini ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan bawal bintang di Keramba Jaring Apung (KJA) di Balai Perikanan dan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Metode yang digunakan adalah observasi langsung dilapangan dan pengumpulan data primer dan sekunder. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam dapat disimpulkan bahwa pembesaran ikan bawal bintang pemeliharaan selama 21 hari memperoleh pertumbuhan panjang mutlak sebesar 2.8 cm, bobot mutlak adalah 20 g, laju pertumbuhan spesifik adalah 0.5%, rata-rata kelulushidupan ikan adalah 100%, serta FCR yaitu 8.6. Kualitas air pada KJA adalah pH 8.14-8.4, salinitas 2.81-2.87%, oksigen terlarut (DO) 4.6 – 5.2 mg/L, dan suhu berkisar 28.1 – 28.7ºC.
Kualitas Air pada Media Pemeliharaan Larva Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Mega Novia Putri; Ronal Kurniawan
South East Asian Aquaculture Vol. 1 No. 1 (2023): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.1.1.1-4

Abstract

Air merupakan media hidup organisme akuatik yang sangat penting bagi budidaya ikan dan menentukan keberhasilan dan sintasan ikan budidaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air pada pemeliharaan larva ikan kakap putih yang dibudidayakan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah praktik langsung di lapangan pada budidaya kakap putih. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan larva ikan kakap putih adalah bak beton berukuran 3 x 2,5 x 1,2 m. Kualitas air yang diamati, meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, dan salinitas. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kualitas air pada media pemeliharaan larva ikan kakap putih masih dalam kisaran yang mendukung untuk pertumbuhan dan sintasan ikan, seperti suhu 30.5-21.8oC, pH 7.5-8.5, salinitas 30-33 ppt, dan oksigen terlarut 5.5-6.3 mg/L
Pemijahan Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Tomi Syahputra; Mega Novia Putri; Ronal Kurniawan
South East Asian Aquaculture Vol. 1 No. 1 (2023): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.1.1.11-15

Abstract

kan nila salin (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang mudah dibudidayakan dan sangat diminati masyarakat. Pemijahan adalah suatu kegiatan untuk memproduksi benih demi keberlanjutan kegiatan budidaya. studi ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pemijahan ikan nila salin. Studi ini dilaksanakan pada pada Januari s/d Februari 2023 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah metode survei dan praktek langsung dengan mengikuti semua kegiatan yang ada di lapangan mulai dari persiapan wadah, seleksi induk dan pemijahan induk. Berdasarkan hasil pengamatan, pemijahan ikan nila salin di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dilakukan secara alami, yang menghasilkan fertilization rate mencapai 88.1% dan hatching rate mencapai 96.5%. Kualitas air pada wadah pemijahan masih berada pada kisaran yang mampu ditoleransi oleh ikan untuk melakukan pemijahan, yaitu pH berkisar antara 6.9-7.9, oksigen terlarut 6.5-7.6, suhu 26-30oC, dan salinitas 1-5 ppt
Teknik Pendederan Ikan Gurami (Osphronemus goramy) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi Novelin Nanda Nandita Nurhendra
South East Asian Aquaculture Vol. 1 No. 1 (2023): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.1.1.5-10

Abstract

Ikan gurami (Osphronemus goramy) merupakan ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat, karena rasa yang enak dan kandungan gizi yang tinggi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui Teknik pendederan ikan gurami yang dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam. Studi ini dilaksanakan pada Januari s/d Februari 2022 di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Provinsi Jambi. Metode yang digunakan adalah metode survei dan praktik langsung dengan mengikuti semua kegiatan yang ada di lapangan yang berkaitan dengan pendederan ikan gurami. Pendederan ikan gurami  diawali dengan mempersiapkan kolam berukuran 15 x 16 m2 serta ketinggian air 1 m dari dasar kolam yang meliputi kegiatan pengeringan air kolam, pembalikan tanah kolam, pengapuran, pengisian air kembali, pemupukan dengan menggunakan molase untuk menumbuhkan pakan alami, dan penebaran benih. Benih yang ditebar di sampling terlebih dahulu dan didapatkan padat tebar sebesar 75 ekor/m2. Dari hasil kegiatan, sampling dilakukan setiap 5 hari sekali dan didapatkan panjang mutlak 1.403 cm dan bobot mutlak 0.473 g. Selama masa pemeliharaan dilakukan pengecekan kualitas air dan didapatkan hasil berupa suhu 26-30C, pH 5,8-6,3, DO 3,6, dan kadar ammonia 0,0011-0,0017 mg/L.
Teknik Pemijahan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) secara Buatan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Jambi Thaliana Andini
South East Asian Aquaculture Vol. 1 No. 1 (2023): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.1.1.24-29

Abstract

Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) adalah spesies ikan air tawar bernilai ekonomis dan berpotensi untuk dikembangkan. Tujuan dari studi ini adalah untuk menambah informasi mengenai teknik pemijahan ikan jelawat di BPBAT Jambi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah praktek langsung dilapangan pada budidaya jelawat di BPBAT Jambi. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Hasil dari studi yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pemijahan ikan jelawat Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi dilakukan secara buatan dengan perbandingan induk jantan dan induk betina yaitu 1;2. Waktu laten ovulasi ikan jelawat yaitu 4-12 jam setelah dilakukan penyuntikan terakhir pada induk betina dan jika belum terjadi ovulasi maka dilakukan pengecekan setiap 2 jam selanjutnya. Jumlah telur yang diperoleh dengan berat induk 2,5 kg didapat total telur 219.724 butir dan telur yang terbuahi 173.428 butir maka (FR) yang didapat yaitu 78,93%. Derajat penetasan sebesar 73,805% menghasilkan larva  sebanyak 128.000 ekor.

Page 1 of 1 | Total Record : 5