cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Informatika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001" : 6 Documents clear
JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESPERSON PROBLEM Gunadi, Kartika; Iksan, Peter
Jurnal Informatika Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.058 KB) | DOI: 10.9744/informatika.2.1.pp. 30-32

Abstract

Traveling Salesperson Problem (TSP) is one among the NP-complete problem. TSP is defined as follows. A traveling salesperson has a number of cities to visit. The sequence in which the salesperson visits diffrents cities is called a tour. A tour should be such that every city is visited once and only once. The goal is to find a tour that minimize the total distance of a tour. TSP can be solved by Exhaustive algorithm, but this algorithm is no efficient for large number of cities. A neural network can be used to solve this optimization problem by choosing appropriate architecture to find optimal solution. A Neural network can be used to solve optimization by chosing apropriate architecture to find optimal solution. Algorithm of Neural network reduced a signifcant execution time for number of cities more than 9, and has optimization 83% of best solution from exhaustive algorithm. Abstract in Bahasa Indonesia : Traveling Salesperson Problem (TSP) adalah problem optimasi kombinasional yang tergolong dalam NP-complete problem. TSP adalah problem untuk menentukan urutan dari sejumlah kota yang harus dilalui oleh seorang sales, setiap kota hanya boleh dilalui sekali dan hanya sekali dalam perjalanan, dan perjalanan berakhir pada kota awal dimana seorang sales memulai perjalananya. TSP ini dapat dilakukan secara sederhana dengan Algorithma Exhaustive, yaitu dengan mencari semua kombinasi yang mungkin terjadi, kemudian memilih kombinasi dengan jarak terdekat. Algorithma Exhaustive ini menjadi tidak efisien bila jumlah kota yang besar, karena mempunyai kompleksitas sebesar n!/2n. Jaringan saraf tiruan (JST) dapat digunakan untuk menyelesaikan problem optimasi dengan memilih arsitektur jaringan yang sesuai untuk mendapatkan solusi yang optimal. Algorithma dengan menggunakan jaringan saraf tiruan memberikan reduksi waktu eksekusi yang sangat signifikan untuk jumlah kota lebih besar 9, dan dapat memberikan persentase optimasi sebesar 83 % dari solusi yang terbaik yang didapatkan dengan algorithma exhaustive. Kata kunci: Traveling Salesperson Problem (TSP), Jaringan saraf tiruan (JST), Algorithma Exhaustive, JST Hopfield
IMPLEMENTASI REFERENTIAL INTEGRITY CONSTRAINT PADA MICROSOFT ACCESS DALAM UPAYA MEMELIHARA KONSISTENSI DATA Yuliana, Oviliani Yenty
Jurnal Informatika Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.515 KB) | DOI: 10.9744/informatika.2.1.pp. 33-43

Abstract

Data is business asset that should be safeguarded and maintained. Business data is recorded in a table/relation. Because inconeet relation structure could produce any modification anomaly, this relation should be normalized. Data modification in normalized relation will face referential integrity constraint problem. This problem could make inconsistent data and wrong information. Referential integrity constraint depends on minimum relationship cardinality. The trial and implementation of referential integrity constraint is taken on Microsoft Access. Abstract in Bahasa Indonesia : Data adalah asset perusahaan yang harus dijaga dan dipelihara. Data perusahaan dicatat pada tabel/relation. Struktur relation yang kurang baik dapat mengakibatkan modification anomaly, sehingga relation tersebut harus di-normalisasi. Modifikasi data pada relation yang sudah di-normalisasi akan menghadapi masalah referential integrity constraint. Masalah tersebut menyebabkan data tidak konsisten dan menghasilkan informasi yang salah. Referential integrity constraint tergantung pada minimum relationship cardinality. Penulis mengimplementasikan dan menguji coba referential integrity constraint pada Microsoft Access. Kata kunci: modification anomaly, normalization, referential integrity constraint, relationship cardinality constraint.
PEMBENTUKAN CITRA PANORAMA 360° DENGAN IMAGE MOSAICING Alexander, Paul
Jurnal Informatika Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2588.346 KB) | DOI: 10.9744/informatika.2.1.pp. 1-5

Abstract

A special method is needed to obtain an image with wide perspective angle & minimal distortion. This article will describe a method to process several images with normal (small) perspective angle to form a single image with 360° perspective angle. Those normal images have overlapping parts & this process will form a seamless concatenation between each pair of those normal images. Other methods, that are already common, work base on view transformation to all part of normal images. In those methods, there are reference image and will-be-combined image. The will-be-combined image is transformed so that the objects in this image look like have been captured from the same angle as the reference image. These methods will generate a greater distortion for a wider perspective-angle concatenation so they hardly can be applied to generate a 360° panoramic image. The method that will be described below differs from other methods in its view transformation. By applying view transformation only to overlapping parts of those normal images, an accumulation of distortion can be avoided so that it is possible to generate a 360° panoramic image. Abstract in Bahasa Indonesia : Metode khusus diperlukan untuk membentuk citra dengan sudut pandang yang lebar & distorsi yang kecil. Artikel ini akan menjelaskan sebuah metode untuk memproses sekelompok citra dengan sudut pandang normal (kecil) menjadi sebuah citra dengan sudut pandang 360°. Citra-citra normal tersebut memiliki bagian tumpang-tindih & proses ini akan membentuk penyambungan yang halus antara setiap pasangan citra normal tersebut. Metode-metode lain yang sudah umum, bekerja berdasarkan transformasi geometri pada seluruh bagian citra-citra normal. Dalam metode-metode tersebut, ada citra acuan dan citra yang akan digabungkan. Citra yang akan digabungkan ditransformasi sehingga obyek-obyek dalam citra tampak dilihat dari sudut pandang yang sama dengan citra acuan. Metode-metode ini akan menghasilkan distorsi yang semakin besar untuk penggabungan sudut pandang yang makin besar sehingga tidak dapat diterapkan untuk pembentukan citra panorama 360°. Metode yang akan dijelaskan dibawah ini berbeda dengan metode-metode lain dalam transformasi geometri-nya. Dengan menerapkan transformasi geometri hanya terhadap bagian tumpang-tindih dari citra-citra normal tersebut, penumpukan distorsi dapat dihindari sehingga memungkinkan untuk membentuk citra panorama 360°. Kata kunci: citra, sudut pandang, 360°, mosaik, citra panorama
PENGGUNAAN KONEKSI CORBA DENGAN PEMROGRAMAN MIDAS MULTI-TIER APPLICATION DALAM SISTEM RESERVASI HOTEL Julistiono, Irwan Kristanto; Lamidjan, Hendra
Jurnal Informatika Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.274 KB) | DOI: 10.9744/informatika.2.1.pp. 44-50

Abstract

This paper is made from a multi-tier system using corba technology for hotel reservation program for web browser and also client program. Client software is connected to application server with Corba Connection and client and application server connect to SQL server 7.0. via ODBC. The are 2 types of client: web client and delphi client. In making web browser client application, we use delphi activex from technology, in where in this system made like making the regular form, but it has shortage in integration with html language. Multi-pier application using corba system generally has another profit beside it could be developed, this system also stake with multi system database server, multi middle servers and multi client in which with these things all the system can system can be integrated. The weakness of this system is the complicated corba system, so it will be difficult to understand, while for multi-tier it self need a particular procedure to determine which server chossed by the client. Abstract in Bahasa Indonesia : Pada makalah ini dibuat suatu sistem multi-tier yang menggunakan teknologi CORBA untuk program reservasi hotel baik dengan web browser maupun program client. Perangkat lunak yang dipakai sebagai database server adalah SQL server 7.0. Program Client Delphi melalui Corba Connection akan dihubungkan ke Aplikasi server. Dan melalui ODBC Aplikasi Server akan dihubungkan ke SQL Server 7.0. Ada dua buah aplikasi client yaitu yang menggunakan lokal network dan yang menggunakan global network/web browser. Pada pembuatan aplikasi client untuk web browser. Digunakan teknologi activex form pada delphi dimana sistem ini dibuat seperti membuat form biasa, hanya saja memiliki kekurangan pada integrasi dengan bahasa html. Penggunaan sistem multi-tier dengan Corba ini secara umum memiliki keuntungan selain dapat dikembangkan lebih lanjut juga sistem ini dirancang dengan sistem multi database server, multi midle server, dan multi client dimana dengan hal ini seluruh sistem dapat terkait menjadi satu. Kelemahan sistem ini adalah struktur sistem corba yang rumit sehingga sulit dipahami, sedangkan untuk multi tier itu sendiri dibutuhkan suatu prosedur tersendiri untuk menentukan server mana yang menjadi pilihan dari client. Kata kunci: CORBA, multi tier
AN ALTERNATIVE CONCEPT OF FUZZY FUNCTIONAL DEPENDENCY BY USING CONDITIONAL PROBABILITY Intan, Rolly
Jurnal Informatika Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.356 KB) | DOI: 10.9744/informatika.2.1.pp. 6-12

Abstract

This paper proposes an alternative concept of Fuzzy Functional Dependency (FFD) based on the theory of conditional probability. We examine some properties of conditional probability and its relation with fuzzy sets. Moreover, approximate conditional probability of two fuzzy sets can be considered to determine the degree of similarity between two fuzzy sets. Based on this property, we propose an alternative concept of FFD and prove that it satisfies classical/crisp relational database. Abstract in Bahasa Indonesia : Sebuah alternatif konsep dari Fuzzy Functional Dependency (FFD) berdasarkan teori conditional probability diperkenalkan beberapa properties dan conditional probability dalam hubungannya dengan fuzzy sets didiskusikan. Conditional probability dan dua fuzzy sets dipertimbangkan untuk menentukan derajat kesamaan dan dua fuzzy sets. Berdasarkan konsep ini ini, diperkenalkan sebuah alternatif konsep dari FFD. Kata kunci: fuzzy sets, fuzzy functional dependency, fuzzy relational database, conditional probability.
PERBANDINGAN ALGORITMA HIDDEN SPACE REMOVAL: Z-UFFER DAN SCANLINE DILIHAT DARI PENGGUNAAN MEMORI DAN KECEPATAN Setiabudi, Djoni Haryadi; Irwin, Dody
Jurnal Informatika Vol 2, No 1 (2001): MAY 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.339 KB) | DOI: 10.9744/informatika.2.1.pp. 23-29

Abstract

Hidden surface removal is an algorithm used to hide part of the object which is blocked by the object in front of it. If there are two plane crossed each other displayed without Hidden surface removal algorithm, the crossing section is invisible, because one object will block another object without crossing. The crossing sections can be displayed using Hidden surface removal algorithm. Z buffer algorithm implements Hidden Surface Removal by entering color and depth of the visible plane into the buffer, then displays the result on the screen. Scan Line algorithm will scanning the screen row by row of each object surface in three dimension and then displays on the screen after each row scanning. Both of the algorithms will be compared based on the memory usage dan time needed to execute. The experiment shows that Scanline algorithm uses less memory compared with Z-Buffer algoritm. Furthermore, based on the speed, the Scanline is better than the Z-Buffer if the object is collected on the y row, but the Z-Buffer is better than the Scanline if the object scattered and used all rows on the drawing plane and has more surface do displayed. Abstract in Bahasa Indonesia : Hidden surface removal adalah suatu algoritma yang digunakan untuk menghilangkan penampilan bagian yang tertutup oleh objek yang didepannya. Apabila ada dua bidang yang berpotongan, apabila ditampilkan biasa tanpa menggunakan algoritma Hidden surface removal maka bagian yang berpotongan itu akan tidak kelihatan, oleh karena bidang yang satu ditutupi oleh bagian yang lain tanpa memotong. Oleh karena itu untuk menampilkan bidang perpotongan, diperlukan Algoritma Hidden surface removal. Algoritma Z buffer melaksanakan proses Hidden Surface Removal dengan memasukkan warna dan kedalaman bidang permukaan yang tampak ke dalam buffer, dan kemudian setelah selesai hasilnya ditampilkan ke layar. Algoritma Scan Line melakukan scanning untuk setiap baris dari layar bidang gambar untuk setiap permukaan objek pada ruang tiga dimensi dan menampilkan hasilnya setelah melaksanakan proses setiap baris scanning-nya. Kedua algoritma ini dibandingkan berdasarkan besar memori dan waktu yang dipergunakan oleh masing-masing algoritma. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa algoritma Scanline menggunakan memori yang lebih sedikit dari algoritma Z-Buffer, sedangkan dari segi kecepatan algoritma Scan Line lebih unggul daripada algoritma Z Buffer bilamana objek yang ditampilkan pada bidang gambar mengumpul pada baris y, sedangkan Z Buffer lebih unggul dari Scan Line bila objek yang digambar menyebar dan menggunakan keseluruhan baris pada bidang gambar dengan bidang permukaan yang digambar semakin banyak. Kata kunci: Hidden Surface Removal, Z-Buffer, Scanline, computer graphics

Page 1 of 1 | Total Record : 6