cover
Contact Name
Hidayati
Contact Email
hidayati.noerizza@gmail.com
Phone
+6281296404669
Journal Mail Official
jurnal.tafakkur@stiqarrahman.ac.id
Editorial Address
Jl. Irigasi, Perum. ASABRI, Desa Sukasirna, Kec. Jonggol, Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat
Location
Kab. bogor,
Jawa barat
INDONESIA
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
ISSN : 27461181     EISSN : 27464520     DOI : https://doi.org/10.62359/tafakkur
Qur`anic Studies, Qur`anic sciences, Living Qur`an, Qur`anic Stuides accros different areas in the world, Methodology of Qur`an and Tafsir studies, Tafsir Nusantara, and contemporary interpretation.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir" : 6 Documents clear
Etika Pembinaan Masyarakat Dalam Perspektif Al-Quran Budi Suhartawan
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Etika Pembinaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk memberikan dukungan semangat, energi,  daya dan penguatan kepada masyarakat. Dengan kata lain, terbinanya sebuah masyarakat harus mampu diterjemahkan sebagai sebuah kecerdikan individu dengan masyarakat dalam membangun tata kelola masyarakat yang bersangkutan. Pembinaan masyarakat juga diartikan sebagai suatu upaya untuk mereformasi tingkah laku masyarakat ke arah yang lebih membanggakan, sehingga kualitas dan kesejahteraan hidupnya secara bertahap dapat meningkat. Kaum muslim harus menjadi umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia lainnya, guna menjadi pembina bagi masyarakat sekitarnya. Kalau kita baca ayat Al-Qur’an yang maknanya. “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu masyrakat sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Etika Pembinaan masyarakat merupakan serangkaian usaha yang dilakukan dalam bentuk kegiatan yang nyata di tengah masyarakat. Kegiatan yang berupaya untuk meng-upgrading menyadarkan masyarakat agar dapat mengaplikasikan serta cara mendisain hidupnya untuk mencapai tingkat hidup yang lebih baik dalam segala aspek. Kajian dalam tulisan ini berusaha memberikan sudut pandang yang elegen dalam mengenal dan memahami ayat-ayat yang berkaitan tentang etika pembinaan masyarakat dalam perspektif Al-Qur‟an.
Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari: Kajian Penafsiran Makna Ayat Kalam dan Ayat Ahkam M. Agus Yusron
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semantik merupakan bagian dari ilmu Bahasa dan banyak digunakan dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Salah satunya adalah dilakukan oleh Mahmud Umar al-Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasysyâf ‘an Haqâiq al-Tanzîl wa ‘Uyûn al-‘Aqâwil fi Wujûh al-Ta`wîl. Al-Zamakhsyari sendiri adalah seorang mufassir, ahli teologi (tokoh mu’tazilah), ahli Bahasa, dan bermazhab fiqh Hanafi. Sedangkan tafsirnya merupakan salah satu kitab tafsir yang menjadi rujukan para ulama dalam mengkaji Al-Qur’an dari segi Bahasa, terutama pada konsep balaghah Al-Qur’an. Pada penelitian ini, yang menjadi pembahasan adalah bagaimana pendekatan semantik yang dilakukan oleh al-Zamakhsyari pada ayat-ayat kalam dan ayat-ayat ahkam, untuk mengetahui sejauh mana peranan kebahasaan dalam mempertahankan aqidahnya (mu’tazilah) dan memahami hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat kalam ataupun ayat-ayat ahkam jumlahnya ratusan dalam Al-Qur’an. Sehingga pada penelitian ini, untuk ayat kalam akan dibatasi pada ayat tentang melihat Allah kelak di akhirat, keadilan dan sifat-sifat Allah, antropomorfisme, free will dan predestination. Sedangkan pada ayat ahkam, hanya meneliti tentang pemahaman hakikat sihir dan perihal hukum suami menjauhi istri yang sedang haid. Semuanya akan diambil dari beberapa ayat yang terdapat dalam berbagai surat Al-Qur’an.
Sejarah Perkembangan Tafsir Abdul Manaf
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penafsiran Al-Qur’an telah terjadi sejak masa awal-awal pertumbuhan dan perkembagan Islam. Penafsir pertama pada masa pertumbuhan Islam adalah Rasulullah saw. Upaya penafsiran Al-Qur’an masih tetap bejalan pasca wafatanya Rasulullah saw yang dilanjutkan oleh para sahabat, tabiin, hingga masa saat ini. Menelusuri sejarah penafsiran Al-Qur’an, Muhammad az-Zahabi membagi sejarah tafsir ke dalam tiga fase/periode (marhalah). Pertama, adalah fase perkembangan tafsir pada masa Nabi dan para sahabat. Kedua, yaitu fase perkembangan tafsir pada masa tabi‘in. Ketiga, yaitu fase perkembangan tafsir pada masa penyusunan dan pembukuan (kodifikasi), yang dimulai dari zaman ‘Abbasiyah sampai zaman kontemporer (masa hidup az-Zahabi sampai masa sekarang).
Metodelogi Tadabbur Kata dan Ayat Al-Qur’an Muhammad Yasir
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari tadabbur bukan hanya menemukan hal yang baru akan tetapi bagaimana makna dan petunjuk ayat Al-Qur’an tersebut benar-benar berpengaruh dan mampu merubah diri mutadabbir (orang yang bertadabbur). Dari itu mengamalkan isi Al-Qur'an adalah bentuk dari tsamroh (buah) tadabbur Al-Qur’an, dan jika seseorang belum bisa mengamalkan isi Al-Qur’an berarti ia belum tergolong orang yang mentadabburi Al-Qur'an dengan baik. Dari itu pekerjaan tadabbur ini adalah satu-satunya yang tidak bisa dimasuki oleh orientalis dan para peneliti-peniliti Al-Qur’an dari Barat dan lainnya.Selain kefokusan dan pemahaman yang baik, alat yang paling terpenting dalam tadabbur adalah kebersihan hati dan kesiapan seseorang saat tadabbur. Dari itu setiap manusia berbeda-beda dalam hal tadabbur dan hasil yang didapatkan dari tadabbur. Maka keberhasilan suatu tadabbur sangat tergantung dari cara (metode) dan latar belakang seseorang mutadabbir dan pernyataan ini sesuai dengan yang dikatakan Ibnul Qoyyim, Ibnu Katsir dan lainnya.Dengan metode kualitatif dalam penelitian ini, peneliti kemudian berpandangan bahwa metode tadabbur ada dua: Metode Qiroatiy dan metode sama`iy. Masing-masing kita memilih metode mana yang tepat untuk kita saat itu, karena itulah yang paling utama baginya dalam mentadabburi Al-Qur’an. Hati yang gelap dan pengetahuan yang dangkal serta niat yang salah, menjadi permasalahan besar dalam tadabbur Al-Qur’an. Bahkan bila dipaksakan, akan menghasilkan tadabbur yang salah dan menyesatkan.
Kesetaraan Gender dalam Pelestarian Lingkungan Perspektif Al-Qur’an Hidayati Hidayati
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menjelaskan perspektif Al-Qur’an mengenai pelestarian lingkungan dengan wawasan gender. Salah satu teori yang diusung adalah teori ekofeminisme, yakni teori yang melihat individu secara lebih komprehensif, yaitu sebagai makhluk yang terikat dan berinteraksi dengan lingkungannya Terkait permasalahan lingkungan yang terjadi dewasa ini, ekofeminisme memandang faktor kerusakan lingkungan dari perspektif gender, dan menawarkan sebuah telaah kritis atas akar dari semua krisis lingkungan hidup. Pada akhirnya ekofeminisme mampu menerangkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki andil dan potensi yang sama dalam interaksi sosialnya. Al-Qur’an tidak membedakan potensi laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki dan perempuan digambarkan memiliki fungsi dan potensi yang sama dalam mengamalkan apa yang diajarkan di dalam Al-Qur’an termasuk dalam usaha pelestarian lingkungan. Kesetaraan gender bukan hanya menguntungkan kaum perempuan, tetapi juga laki-laki. Bila alam lingkungan rusak, semua manusia baik laki-laki maupun perempuan pada akhirnya akan menderita. Sebaliknya, bila alam-lingkungan lestari dan terjaga manusia akan lebih sejahtera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode penafsiran yang digunakan adalah metode tafsir Maudhu’i. Kedua metode tersebut digunakan agar menghasilkan data deskriptif melalui observasi terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, serta pendapat ulama dan akademisi yang terkait dengan pembahasan penelitian.
الإشارات العلمية في سورة يس عند طنطاوي جوهري : دراسة وصفية تحليلية Vina Qurrotua'yun; Annie Luthfia Perbawati
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2021): TAFAKKUR : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

القرآن هو الهدى لسائر الأمة في هذه الدنيا، يخرج الناس من الظلمات إلى النور ويهديهم إلى صراط العزيز المستقيم، وهو مجدد ومكمل ومصلح للكتب السمويات قبله، وهو معجزة وهبه الله إلى محمد صلى الله عليه وسلّم يعجر البشر على الإتيان بمثله فيه عن العقيدة والشريعة والمعاملة وغير ذلك، وكذالك فيه علوم كثيرة المنتفعة لحياة الإنسان إلى آخر حياته، ولن يكشف الإنسان تلك العلوم إلا بعد تدبّر آياته. ولم يهتموا كثيرا إلى الأسرار وضعها الله في تلك الآية المثال في بلاد إندونيسيا، هم يقرؤون سورة يس في ليلة الجمعة وللدعاء على الميت، وإذا تليت هذه السورة ظنّوا أنها دلّت على موت الإنسان، مع أن فيها عجائب الكون يدل على وحدانية الله تعالى وفيها مصدر في كشف العلوم الحديثة كعلم الفلك، والرياضية، والكيميا، والرياح وغير ذلك من العلوم المشيرة في هذه السورة. وهذا البحث يكشف بعض العلوم وضعها الله في هذه السورة، منها إشارت العلوم في هذه السورة ودوران الشمس وفوائدها، ومنازل القمر. حتى نكشف أبواب العلوم الكثيرة نتيجة على حركة الشمس والقمر.

Page 1 of 1 | Total Record : 6