cover
Contact Name
Saiful Mustofa
Contact Email
episteme@uinsatu.ac.id
Phone
+62335321513
Journal Mail Official
episteme@uinsatu.ac.id
Editorial Address
Jl. Mayor Sujadi No.46, Kudusan, Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66221
Location
Kab. tulungagung,
Jawa timur
INDONESIA
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
FOCUS Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman aims to strengthen transdisciplinary perspective on issues related to Islam and Muslim societies. The journal is committed to publishing scholarly articles dealing with multiple facets of Islam and Muslim societies with a special aim to expand and to deepen a transdisciplinary approach in the study of Islam as tradition, culture, and practice. It focuses on topical issues which include scholarship on classical and contemporary studies on Islam and Muslim societies and takes a transdisciplinary approach that benefits from a cross-cultural perspective. SCOPE Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman specializes in the study of Islam and Muslim societies and aims to strengthen transdisciplinary studies on Islam and Muslim societies. The published articles will explore the discussions on classical and contemporary Islamic studies from different socio-scientific approaches, such as anthropology, sociology, politics, international relations, ethnomusicology, arts, film studies, economics, human rights, law, diaspora, minority studies, demography, ethics, communication, education, economics, philosophy, and philology. Studies grounded in empirical research and comparison of relevance to the understanding of broader intellectual, social, legal, and political developments in contemporary Muslim societies reserve as the crucial scope of the journal.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2016)" : 9 Documents clear
KONTRADIKSI DALAM KONSEP POLITIK ISLAM EKSKLUSIF SAYYID QUTHB Adib Hasani
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.1-30

Abstract

Perkembangan kelompok Islam eksklusif yang mengklaim keimanan dan ideologinya paling benar ketimbang yang lainnya semakin merebak dewasa ini. Kelompok itu tidak hanya terwujud dalam gerakan kultural saja, akan tetapi juga mewujud dalam gerakan politik. Di Indonesia, gerakan ini digaungkan oleh kelompok-kelompok yang mempropagandakan berlakunya syariat Islam sebagai undang-undang dan khilafah Islamiyah sebagai sistem negara. Artikel ini berusaha untuk membahas tentang pemikiran politik Sayyid Quthb yang dinilai sebagai seorang inspirator para pemikir politik Islam eksklusif setelahnya. Dengan menggunakan metode kritik intern dan ekstern, penulis menyimpulkan bahwa pemikiran Sayyid Quthb sebenarnya sangat dipengaruhi oleh dominasi konteks konflik lokal Mesir maka dari itu masih perlu dipertanyakan tentang keuniversalan konsep-konsepnya. Dalam mengikuti manhaj al-Qur’an dan para Salaf al-salih, Sayyid Quthb kurang kritis tentang mengapa manhaj tersebut digunakan sehingga dalam pergerakan politiknya ia menggunakan manhaj yang tidak relevan bila dibawa ke zaman modern.The development of Islamic exclusive sect who claim truest faith and ideology than the another is more wide spread today. The sect is not only manifested in the cultural movement, but also manifests themselves in political movements. This movement spread by sect that propagate into force of Islamic law as the law and the Islamic khilafah as a state system in Indonesia. This article discusses about the political thought of Sayyid Quthb considered as an inspiration exclusive Islamic political thinkers there after. By using internal and external criticism method, the authors conclude that the thought of Sayyid Quthb in factstrongly influenced by the dominance of the Egyptian context of local conflicts and therefore still need to be questioned about the universality of concept. Infollowing the Qur’an and the manhaj of the Salaf al-salih, Sayyid Quthbless critical about why the manhaj used. So in the political movement, he usesthe irrelevant manhaj to applied in the modern era.
ISLAM DAN POLITIK DI ERA KONTEMPORER Amin Mudzakkir
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.31-48

Abstract

Artikel ini akan mendiskusikan secara singkat beberapa problematika seputar hubungan antara Islam dan politik di era kontemporer. Argumen yang hendak disampaikan bahwa fenomena Islam politik memang sesuatu yang inheren dalam sejarah Islam itu sendiri, tetapi pada periode kontemporer ini menjadi sangat krusial dengan skala yang semakin global mengikuti perubahan-perubahan politik dan ekonomi. Dengan berbasis kajian pustaka, artikel ini akan dimulai dengan pembahasan tentangapa pengertian ‘kontemporer’ itu sendiri dalam diskusi tentang Islam dan politik. Kemudian dilanjutkan dengan penggambaran tentang perubahan-perubahan politik global, apa itu islamisme dan bagaimana praktiknya di Indonesia. Pada bagian akhir akan meninjau beberapa kemungkinan dan peluang dalam permasalahan Islam dan politik, khususnya dalam konteks demokrasi di Indonesia.This article discuss about relationship between Islam and politic in the contemporary era. The argument to be conveyed, phenomenon of political Islam is inherent in Islamic history, but in the contemporary period it’s more dynamics following the wider global political and economic change. Based on the literature studies, this article will start discussion about what the meaning of ‘contemporary’ in Islam and politic context. Then forwarded to the description of changes in global political, what is islamism and how to practice in Indonesia. The final section will review some of the possibilities.
ISLAM KANAN: GERAKAN DAN EKSISTENSINYA DI INDONESIA Ismatilah A. Nu’ad
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.49-66

Abstract

Menilik dinamika Islam, apalagi dalam konteks keindonesiaan adalah salah satu kegiatan yang menggairahkan. Sebab dalam belantika sejarah perkembangan Islam di Indonesia, khususnya menjelang reformasi sampai sekarang ini telah mengalami berbagai pergulatan. Pascareformasi, secara beruntun muncul banyak sekali gerakan Islam Kanan (MMI, HTI,FPI, gerakan Tarbiyah, Jamaah Tabligh dsb) yang sebelumnya tak berani memunculkan geliatnya. Mereka muncul untuk menawarkan solusi atas krisis multidimensi yang mendera bangsa ini dengan konsep kembali kepada al-Qur’an dan sunnah. Namun dewasa ini, gerakan Islam Kanan sudah mengalami transformasi. Perbedaan yang cukup siginifikan adalah sikap garang dan reaksionernya terhadap pluralitas bangsa Indonesia. Berangkat dari realitas tersebut, dengan berbekal literatur dan pengamatan penulis di lapangan, artikel ini akan menelisik dinamika dan orientasi gerakan Islam Kanan dan bagaimana sepak terjangnya dalam memandang demokrasi di Indonesia dewasa ini.Watch the dynamic of Islam, especially in the Indonesian context is one activity that is exciting. Because in the history of Islam in Indonesia, especially a head of the reforms have been subjected to various struggles until now. Post-reform, Islamic Rights movements (MMI, HTI, FPI, Tarbiyah Movement, Jamaah Tabligh, etc.) that appears. Previously they did not dare bring up existence.They appear to offer a solution to the multidimensional crisis be setting the nation with the concept back to the Qur’an and sunnah. But the Islamic Right movement has transformation today. The significant differences is fierce and reactionary attitude to the plurality of Indonesian. Based on this reality, sourced from literature and the author’s observation in the field, this article will probe the dynamic and orientation Islamic Right movement and how his behavior was in looking at democracy in Indonesia today.
NOMENKLATUR DINAMIKA PEMIKIRAN HUKUM ISLAM Lukman Santoso
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.67-92

Abstract

Artikel ini akan mengulas tentang nomenklatur dinamika hukum Islam (Islamic Law) yang merupakan hasil dialektika antara syariah dan realitassosial atau ijtihad. Proses ijtihad ini menggiring pada kenyataan adanya proses dialektika pemikiran sekaligus dialektika sosio-kultural sehingga melahirkan para mujtahid yang menumbuhkan keragaman fikih di berbagai tempat. Fikih menjadi sesuatu yang memiliki beragam varian di dalamnya. Ada banyak tawaran yang dimiliki dalam sebuah persoalan hukum. Kajian ini akan menuju konklusi pada bagaimana mekanisme dari metode dan teori yang diterapkan para mujtahid dalam menjawab persoalan umat dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda hingga dewasa ini yang mengalami pasang surut.This article will discuss about nomenklature of Islamic law dynamics that is the result of it between syariah and social reality or ijtihad. This process of ijtihad brings into the reality that there are the processes of dialectic thinking and socio-cultural dialect at once so that it bears mujtahids who needs the diversity of fikihin many places. Fikih becomes the thing that has many variants inside. There are many things to discuss in a legal issues. This study will lead to conclusionson how the mechanism of method and theory applied mujtahid in answering the question of race in a different space and time to today that have ups and downs.
KRITIK TERHADAP SEKULARISASI TURKI: Telaah Historis Transformasi Turki Usmani M. Arfan Mu’ammar
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.117-148

Abstract

Dalam belantika sejarah, Turkilah negara Islam yang pertama kali mengadopsi konsep sekuler. Runtuhnya Turki Usmani dan berkembangnya arus modernisasi akhirnya menjadikan Turki bermanuver menjadi negara sekuler di bawah kendali Mustafa Kemal Atatürk. Ia beranggapan bahwa hanya dengan konsep sekulerlah Turki bisa bangkit dan menjadi negara maju layaknya Barat. Namun upaya sekularisasi tersebut, lebih tampak sebagai bentuk pemaksaan dari pemerintah rezim, bukan sekularisasi yang tumbuh sebagai suatu konsekuensi dari proses modernisasi seperti di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, secara genealogi artikel ini mengkaji proses transformasi Turki Usmani menuju negara sekuler. Lebih tepatnya, telaah kritis terhadap sekularisasi dan modernisasi di Turki serta kritik terhadap usaha-usaha Mustafa Kemal Atatürk dalam ambisi sekularisasinya.Historically, Turkey is an Islamic state which firstly adopted the secular concept.The collapse of the Ottoman Empire and the development of modernization eventually make Turkey maneuvered into a secular state under the control of Mustafa Kemal Atatürk. He thinks that only the secular concept, Turkeycould rise up and become a developed state like the West. But the efforts of secularization, is more visible as coercion of a regime, not secularization growas a consequence of the modernization process as it is in European countries. Therefore, genealogically, this article examines the transformation process ofthe Ottoman Empire to the secular state. More precisely, critical studies of secularization and modernization in Turkey and criticism of the efforts ofMustafa Kemal Atatürk in secularization ambition.
ETOS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NU R. Andi Irawan
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.149-162

Abstract

NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Keberhasilannya dalam mengemban misi dakwah di tengah masyarakat telah menjadi bukti bahwa NU adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam dinamika sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Namun di balik kesuksesannya dalam dimensi sosio-religius itu ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat Nahdliyin khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Meski secara prinsip keorganisasian NU sudah lama merumuskan konsep kesejahteraan ekonomi, akan tetapi secara praktis NU masih terkesan kurang memprioritaskan pemberdayaan dalam sektor ekonomi. Apalagi dalam menghadapi MEA (Masyarakat EkonomiASEAN), strategi dan tindakan NU dalam mengemban amanat untukmeningkatkan kesejahteraan umat haruslah tepat. Ketepatan strategi dan tindakan yang dimaksud tentu tetap berlandaskan pada dimensi keagamaan yang jelas. Beberapa di antaranya sebagaimana dalam al-Qur’an yang menjunjung tinggi etos transformasi (Q.S. 16:125), etos kerja (Q.S. 9: 105),etos intelektual (Q.S. 48: 11), etos sosial (Q.S: 107:1-3), etos moral (Q.S.87: 14-15) dan etos penghargaan (Q.S.99:7). Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk menelisik apa saja faktor penghambat yang menyebabkan NU terkesan lamban dalam peran peningkatan kesejahteraan hidup umat, sekaligus menyuguhkan strategi dan tindakan aplikatif yang jitu sebagai problem solving atas krisis multidimensi yang mendera masyarakat dewasa ini.NU is the largest Muslim organization in Indonesia. Its success in the mission of preaching in the community has become evident that NU can’t be separated in the dynamics of the historical development of the Indonesian. But behind the success in socio-religious dimension it faces a problem about the Nahdliyin’seconomic welfare. Although the principle of organizational NU had long been formulating, but practically NU still less impressed prioritize empowerment in the economic sector. Moreover, in response to MEA (ASEAN Economic Community), a strategy and action NU in undertaking to improve the welfare of the people must be right. Appropriateness of strategies and actions is of course still based on a clear religious dimension. Some of them, as in the Qur’an that up holds the ethos of transformation (Q.S. 16: 125), work ethos (Q.S. 9: 105), intellectual ethos (Q.S. 48: 11), a social ethos (Q.S.107: 1-3 ), moral ethos (Q.S. 87: 14-15) and the ethos of the award (Q.S.99: 7). Therefore, this article is to search for any factors that cause sluggish NU impressed in the role of improving the welfare of people’s lives, as well as presenting a strategy and action applicative sniper as problem solving on the multidimensional crisis that plague society today.
PERAN AGAMA DALAM MULTIKULTURALISME MASYARAKAT INDONESIA Rizal Mubit
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.163-184

Abstract

Multikulturalisme merupakan pengakuan bahwa beberapa kultur yang berbeda bisa eksis dalam lingkungan yang sama dan menguntungkan satu dan lainnya. Indonesia adalah bangsa yang sangat beragam adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi. Keragaman Indonesia tidak saja tercermin dari banyaknya pulau yang dipersatukan di bawah satu kekuasaan negara, melainkan juga keragaman warna kulit, bahasa, etnis agama dan budaya. Dalam perspektif sosiologi, agama dipandang sebagai sistem kepercayaan yang diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu. Agama berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Oleh karena itu, perilaku yang diperankan oleh individu ataupun kelompok itu akan terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perbedaan cara pandang agama dapat menimbulkan fanatisme sempit dan penguncian diri terhadap pandangan lain dalam masyarakat. Maka agama memiliki potensi untuk menimbulkan suatu konflik internal maupun eksternal yang akhirnya dapat merugikan masyarakat itu sendiri.Multiculturalism is an acknowledgment that several different cultures can exist in the same environment and benefit from each other. Indonesia is avery diverse nation is a fact that can’t be denied by anyone. The diversity of Indonesia is not only reflected in the many islands that are united under the authority of the state, but also the diversity of skin color, language, religion and ethnic culture. In the perspective of sociology, religion is seen as a belief system that is embodied in certain social behaviors. Religion deals with human experience, both as individuals and groups. Therefore, the behavior that is played by individuals or groups that would be associated with the belief system of the teachings of their religion. The differences of religious paradigm can lead to narrow fanaticism and exclusivism to another in society. So religion has  the potential to cause an internal and external conflicts could be detrimental to the itself.
ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN PERSPEKTIF KH. HASYIM MUZADI Muhammad Makmun Rasyid
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.93-116

Abstract

Islam adalah agama rahmat untuk semesta alam. Agama yang telah melewati pelbagai tahapan ujian di dunia, mulai dari ujian zaman jahiliah, hingga zaman teknologi. Posisinya sebagai agama yang merahmati seluruh alam sekaligus sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya menjadikan Islam istimewa. Salah satu tokoh yang mampu melihat dan memetik keistimewaan Islam itu adalah KH. Hasyim Muzadi. Dengan mengusung gagasan Islam Rahmatan lil Alamin, ia berhasil menampilkan wajah Islam yang khas, komprehensif, holistik dan building in Qur’an, dibandingkan istilah Islam Liberal, Islam Progresif, Islam Nusantara dan lain sebagainya. Ada tiga metode yang ia gunakan dalam mengampanyekan konsep tersebut: pendekatan dakwah, pendekatan hukum dan pendekatan politik. Ketiganya, dapat membawa Islam dengan rahmat, damai dan lemah lembut, di negara-bangsayang multi-agama, suku, etnis dan budaya.Islam is the grace religion for the universe. It’s religion has gone through various stages of examination at the world, start from jahiliah era, until theage of technology. The position of Islam as the religion grace on the wholeof nature as well as complement the previous religions makes it special. One of the figures who is able to watch and reap the privileges of Islam is KH. Hasyim Muzadi. By campaigning the idea of Islam Rahmatan lil Alamin, he managed to show the face of Islam typical, comprehensive, holistic and building in the Qur’an, than Liberal Islam, Progressive Islam, Islam Nusantara etc. There are three methods used in the campaign of this concept: dakwah, law and a political approach. The third approach, can carry Islam with grace, peace and gentleness, in the multi-religion nation-state, ethnicity and culture.
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SE-KABUPATEN TULUNGAGUNG Susmiyati S S
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 11 No 1 (2016)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.185-200

Abstract

Program sertifikasi guru di negeri ini telah berlangsung selama sepuluh tahun, dimulai sejak tahun 2005 hingga sekarang. Namun demikian hasilnya belum sesuai dengan harapan untuk mewujudkan guru profesional dengan indikasi masih rendahnya kinerja guru. Rendahnya kinerja guru sekaligus juga menunjukkan masih rendahnya kualitas pendidikan di negeri ini. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru. Dengan menggunakan metode kuantitatif penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, apakah kepemimpinan transformasional dan kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri seluruh Kabupaten Tulungagung? Apakah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kompetensi manajerialnya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri seluruh Kabupaten Tulungagung Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulannya adalah kepemimpinan transformasional dan kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri seluruh Kabupaten Tulungagung dan kepemimpinan transformasional serta kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri seluruh Kabupaten Tulungagung.Teacher certification program in this country has been going on for ten years, since its inception in 2005. However, the results were not in line with expectations to achieve a professional teacher with an indication of the low performance of teachers. The low performance of teachers and also showed the low quality of education in this country. By using quantitative methods, this research is trying to answer questions such as, what is the transformational leadership and managerial competencies principals significantly affect the performance of teachers in Madrasah Aliyah Negeri throughout Tulungagung?What is transformational leadership principals and managerial competencies principals simultaneously significant effect on the performance of teachers in Madrasah Aliyah throughout Tulungagung? Based on the results of data analysis concluded both transformational leadership principals and competence managerial principals significantly influence the performance of teachers in Madrasah Aliyah throughout Tulungagung, and transformational leadership and managerial competencies principals simultaneously significant effect on the performance of teachers in Madrasah Aliyah throughout Tulungagung.

Page 1 of 1 | Total Record : 9