cover
Contact Name
Indah Asikin Nurani
Contact Email
berkala.arkeologi@brin.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
berkala.arkeologi@brin.go.id
Editorial Address
BRIN Publishing, Directorate of Repositories, Multimedia, and Scientific Publishing Gedung B. J. Habibie, Lantai 8 Jln. M. H. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Berkala Arkeologi
ISSN : 02161419     EISSN : 25487132     DOI : https://doi.org/10.55981/jba.
Core Subject : Social,
We are a journal on archaeology published by the National Research and Innovation Agency every May and November each year. This journal seek to promote and shares research results and ideas on archaeology to the public. We covers original research results, ideas, theories, or other scientific works from the discipline of Archaeology mainly in the Indonesian Archipelago and Southeast Asia. Interest from other disciplines (such as history, anthropology, architecture, geology, etc.) must be related to archaeological subject to be covered in this journal. Our first edition was published on March 1980.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Arkeologi
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1 (1986)" : 7 Documents clear
COVER BERKALA ARKEOLOGI VOLUME 7 NO. 1 MARCH 1986 Berkala Arkeologi
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

POSISI STRATIGRAFI DAN TEKNOLOGI ALAT SERPIH SANGIRAN Harry Widianto
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v7i1.447

Abstract

Persoalan alat paleolitik dan manusia purba, masih merupakan persoalan menarik dalam hakekat sejarah perkembangan manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan kaitannya selama Kala Plestosen, yaitu suatu periode kehidupan antara dua juta hingga 10.000 tahun silam. Oleh sifatnya yang tahan terhadap kekuatan destruktif alam, alat-alat batu yang sederhana tersebut telah dianggap bukti tentang eksistensi manusia saat itu. Bukti-bukti kehidupan tersebut ditemukan kembali dalam endapan Plestosen yang terbentuk, antara lain endapan-endapan teras sungai purba. Asal-usul manusia menjadi begitu kontroversiil selama berabad-abad, dan meliputi masa yang sangat gelap. Penemuan sisa-sisa Pithecanthropus erectus oleh Eugene Dubois di Desa Trinil pada tahun 1890 dan 1891, merupakan penemuan yang sempat menggemparkan dunia pengetahuan, dan hingga pertengahan abad 20 telah menjadi suatu legenda.
PROSEDUR PENYIAPAN DATA KOMPUTER DALAM ANALISIS TEKNOLOGI ALAT BATU Agus Soedjono
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v7i1.448

Abstract

Peran aktif komputer di dalam dunia penelitian arkeologi telah cukup tinggi. Keberhasilan "otak elektronis" tersebut telah terealisasikan pada beberapa hal, baik itu penanganan tahap rencana penelitian, pengolahan data, atau pun penyajian data. Beberapa hasil yang dapat disebut di sini antar lain: keakuratan komputer dalam penyusunan program rencana penelitian (Khandelwal, 1977), komputer sebagai penyimpan data atau bank data (Harkantiningsih, 1985), komputer berperan dalam pemlotan peta persebaran situs (Chadwick, 1978; Doran dan Hodson, 1975) komputer sebagai pengolah data (gerabah) dan penyajian hasil penelitian (laporan) (Soegondho, 1985).
PENDEKATAN PEDOGEOMORFOLOGI DALAM PENELITIAN ARKEOLOGI DI GUNUNG LANANG DAN GUNUNG WINGKO (BANTUL) Sunarto
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v7i1.449

Abstract

Apabila diperhatikan, keadaan alam itu mengikuti pola-pola alamiah tertentu, sehingga mempunyai bentuk khas yang lazim disebut sebagai bentuklahan (landform). Pengertian bentuklahan itu sendiri pada prinsipnya adalah bagian dari permukaan bumi yang mempunyai karakteristik bentuk yang khas, akibat dari kuatnya pengaruh proses dan susunan batuan tertentu selama perkembangannya. Karena bentuk permukaan bumi itu khas dengan proses tertentu dan susunan batuan tertentu pula, maka selama perkembangan bentuklahan itu terjadi, manusia yang hidup pada bentuklahan itu akan terpengaruh pula. Di bawah pengaruh bentuklahan, manusia hidup dan berkehidupan sosial-budaya, yang akhimya meninggalkan berbagai artefak yang kini telah terkubur di dalam tanah.
MENGUNGKAP MASALAH PEMBACAAN PRASASTI PASRUJAMBE Sukarto Karto Atmodjo
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v7i1.450

Abstract

Dalam buku Laporan Tahunan Oinas Purbakala (Departemen PP dan K) tahun 1954 (terbit tahun 1962) mengenai prasasti Pasrujambe tertulis pada halaman 12 sebagai· berikut (ejaan lama): "Di desa Pasrujambe (Senduro, Lumadjang) didapatkan gundukan tanah dengan batu-batu kali besar dan ketjil. Di antara batu-batu tadi ada 16 buah jang bertulisan. Penelitian tehadap tulisan ini tidak memberikan sesuatu hasil, bahkan djenisnjapun dari tulisan itu tidak dapat diketahui (gb. 15)". Selanjutnya keterangan di bawah gambar 15 berbunyi: "Senduro (Lumadjang). Batu bersurat jang tulisannja gandjil. Foto DP 19427".
KUBUR-TUMPANG DI KOMPLEKS MAKAM KRT. PANJI CAKRAKUSUMA DI SANGKAPURA (PULAU BAWEAN): SUATU UNSUR BUDAYA ISLAM DI INDONESIA Abdul Choliq Nawawi
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v7i1.451

Abstract

Kubur-Tumpang adalah suatu makam Islam yang di dalam suatu liang-lahat dikebumikan lebih dari satu jenazah. Penguburan dilakukan secara bersusun tumpang-tindih dan pada susunan paling bawah harus dikebumikan jenazah seorang yang paling ahli dalam penghayatan dan pengamalan terhadap isi Al-Qur'an (Al-Hadits, diriwayatkan oleh Annasaa'ii dan Tirmidzii dengan argumentasi paling benar). Kemungkinan proses ini terjadi karena banyaknya korban yang mati dalam suatu peperangan atau karena banyaknya kematian akibat suatu wabah penyakit yang sangat ganas. Selain itu kubur-tumpang mungkin merupakan pelaksanaan dalam menunaikan nadzar, washiyat maupun amanat. Istilah kubur-tumpang pertama kali muncul di Indonesia sekitar tahun 1970-an yang dilontarkan oleh Prof. Dr. Hamka untuk menerapkan hukum Islam tentang penguburan yang bersumber pada Al-Qur'an dan Al-Hadits sunnah Rasulullah Muhammad SAW sebagai belligrandi (penengah) atas sengketa tanah pemakaman akibat adanya penggusuran tanah-tanah tersebut di Jakarta ketika itu.
PEMAHAMAN TEORITIK TENTANG ANALISIS KUANTITATIF DALAM GEOGRAFI KERUANGAN DAN PEMANFAATANNYA BAGI TELAAH ARKEOLOGI Bugie MH Kusumohartono
Berkala Arkeologi Vol. 7 No. 1 (1986)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v7i1.452

Abstract

Suatu deposit maupun himpunan artefak secara relatif berkait erat dengan keberadaannya pada suatu bentang fisis dan gejala lingkungan tertentu. Hal ini merupakan titik tolak yang menyebabkan kerap kali geografi dan arkeologi memiliki minat ilmiah yang kurang lebih sama (Hodder and Orton, 1976: 54). Sejauh ini manfaat disiplin geografi dalam arkeologi Indonesia telah dirasakan terutama melalui penerapan dua buah teknik atau pendekatan, yaitu geomorfologi dan penginderaan jauh (Surastopo, 1985). Pendekatan geomorfologi bagi arkeologi di Indonesia telah mampu untuk digunakan bagi kegiatan penelitian, seperti misalnya merekonstruksi keruntuhan bangunan atau pemukiman (Sampurno dan Bandono, 1980; Budianto, 1983) maupun untuk mengkaji latar belakang pembangunan suatu fasilitas tertentu (Bugie, 1986). Sedang pendekatan penginderaan jauh (remote sensing) bagi arkeologi di Indonesia terutama dimanfaatkan bagi kegiatan survei maupun yang bertujuan merekonstruksi bentuk dan struktur suatu situs (Maulana, 1983; Surastopo and Sutikno, 1985; Surastopo and Widya Nayati, 1985).

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

1986 1986


Filter By Issues
All Issue Vol. 43 No. 1 (2023) Vol. 42 No. 2 (2022) Vol. 42 No. 1 (2022) Vol. 41 No. 2 (2021) Vol. 41 No. 1 (2021) Vol. 40 No. 2 (2020) Vol. 40 No. 1 (2020) Vol. 39 No. 2 (2019) Vol. 39 No. 1 (2019) Vol. 38 No. 2 (2018) Vol. 38 No. 1 (2018) Vol. 37 No. 2 (2017) Vol. 37 No. 1 (2017) Vol. 36 No. 2 (2016) Vol. 36 No. 1 (2016) Vol. 35 No. 2 (2015) Vol. 35 No. 1 (2015) Vol. 34 No. 2 (2014) Vol. 34 No. 1 (2014) Vol. 33 No. 2 (2013) Vol. 33 No. 1 (2013) Vol. 32 No. 2 (2012) Vol. 32 No. 1 (2012) Vol. 31 No. 2 (2011) Vol. 31 No. 1 (2011) Vol. 30 No. 2 (2010) Vol. 30 No. 1 (2010) Vol. 29 No. 2 (2009) Vol. 29 No. 1 (2009) Vol. 28 No. 2 (2008) Vol. 28 No. 1 (2008) Vol. 27 No. 2 (2007) Vol. 27 No. 1 (2007) Vol. 26 No. 2 (2006) Vol. 26 No. 1 (2006) Vol. 25 No. 1 (2005) Vol. 24 No. 1 (2004) Vol. 23 No. 2 (2003) Vol. 23 No. 1 (2003) Vol. 22 No. 1 (2002) Vol. 21 No. 2 (2001) Vol. 21 No. 1 (2001) Vol. 20 No. 1 (2000) Vol. 19 No. 2 (1999) Vol. 19 No. 1 (1999) Vol. 18 No. 2 (1998) Vol. 18 No. 1 (1998) Vol. 17 No. 2 (1997) Vol. 17 No. 1 (1997) Vol. 16 No. 2 (1996) Vol. 16 No. 1 (1996) Vol. 15 No. 3 (1995) Vol. 15 No. 2 (1995) Vol. 15 No. 1 (1995) Vol. 14 No. 2 (1994) Vol. 14 No. 1 (1994) Vol. 13 No. 3 (1993) Vol. 13 No. 2 (1993) Vol. 13 No. 1 (1993) Vol. 12 No. 1 (1991) Vol. 11 No. 1 (1990) Vol. 10 No. 2 (1989) Vol. 10 No. 1 (1989) Vol. 9 No. 2 (1988) Vol. 9 No. 1 (1988) Vol. 8 No. 2 (1987) Vol. 8 No. 1 (1987) Vol. 7 No. 2 (1986) Vol. 7 No. 1 (1986) Vol. 6 No. 2 (1985) Vol. 6 No. 1 (1985) Vol. 5 No. 2 (1984) Vol. 5 No. 1 (1984) Vol. 4 No. 2 (1983) Vol. 4 No. 1 (1983) Vol. 3 No. 1 (1982) Vol. 2 No. 1 (1981) Vol. 1 No. 1 (1980) More Issue