cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil USU
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 43 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014" : 43 Documents clear
KAJIAN KANDUNGAN EX-DISPOSAL DI MUARA SUNGAI BELAWAN Andy Kurniawan
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.693 KB)

Abstract

ABSTRAK Pelabuhan Belawan biasanya memiliki masalah yang sering dialami seperti sedimentasi dan pencemaran laut. Proses sedimentasi meliputi proses erosi, angkutan (transportasi), pengedapan (deposition) dan pemadatan (compaction). Sedangkan untuk sumber pencemaran laut berasal dari: pembuangan limbah dan kegiatan dumping di laut. Untuk mengetahui jumlah erosi yang terjadi digunakan metode USLE, untuk menghitung muatan sedimen digunakan metode Engelund and Hansen, dan untuk analisa distribusi butiran sedimen dilakukan penelitian ke laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara sedangkan untuk sifat sedimen dan nilai pengendapan digunakan rumus standar deviasi, nilai sedimen tidak simetris (skewness) dan rumus kecepatan jatuh. Dan untuk mengetahui pencemaran dilakukan penelitian ke Laboratorium Sucofindo. Dalam penggunaan metode dan rumus yang dijelaskan di atas diperlukan data curah hujan, tata guna lahan, panjang lereng, dan kemiringan lereng untuk metode USLE dan metode Engelund and Hansen, sifat sedimen dan kecepatan jatuh diperlukan data ukuran butiran, viskositas, berat jenis air dan berat jenis sedimen. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode USLE didapat hasil 0,02 ton/m2. Metode Engelund and Hansen didapat hasil 3,77 ton/m2 sedangkan volume pengerukan yang dilakukan PT. Pelabuhan Indonesia I didapat hasil 1,58 ton/m2. Dan hasil penelitian kandungan didapat: timbal (Pb): 4,79 mg/l, cadmium (Cd): 0,28 mg/l, seng (Zn): 16,96 mg/l, merkuri (Hg): 0,002 mg/l, arsen (As): 0,056 mg/l. Dan dari hasil perhitungan analisa distribusi butiran sedimen di Muara Sungai Belawan didapat nilai standar deviasi geometri 2,4 mm, diameter rerata geometri 0,12 mm dan koefisien gradasi 2.5 mm. Dan dengan cara Skewness didapat hasil nilainya negatif. Jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sifat kohesif lebih besar pada sedimen Muara Sungai Belawan dibandingkan sedimen Pantai Cermin. Dan Muara Sungai Belawan termasuk lingkungan yang mudah longsor. Sedangkan kecepatan jatuh, Pantai Cermin lebih cepat kecepatan jatuhnya dibandingkan Muara Sungai Belawan, sehingga lebih besar terjadi pengendapan. Dan dari hasil analisa yang dilakukan dilaboratorium, Muara Sungai Belawan banyak mengandung zat-zat berbahaya yang melebihi standar baku mutu Kementerian Lingkungan Hidup. Kata Kunci: Kohesif, standar baku mutu, sedimen
ANALISA KAJIAN BETON PASCA BAKAR DENGAN TAMBAHAN ADMIXTURE SUPERPLASTICIZER Deni Malik
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.537 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan penggunaan admixture superplasticizer sebagai bahan tambahan dalam campuran beton diharapkan dapat meminimalkan kerusakan beton akibat pembakaran pada temperatur tinggi dengan meningkatkan kualitas beton baik berupa sifat mekanis yaitu kuat tekan maupun sifat fisis yaitu porositas beton. Adapun variasi penambahan admixture superplasticizer yang digunakan adalah 1%; 1,5%; dan 2%, sedangkan variasi pembakaran beton adalah 200ºC; 500ºC; dan 800ºC. Hasil pengujian menunjukkan penurunan kuat tekan dan kenaikan porositas beton akibat pembakaran pada temperatur tinggi. Kecenderungan kuat tekan beton akan turun seiring dengan kenaikan temperatur. Pada temperatur 200oC terjadi penurunan sebesar 7,14%; 40,57%; dan 65,71%, temperatur 500 oC penurunan sebesar 2,74%; 15,07%; dan 65,75%, sedangkan temperatur 800ºC penurunan sebesar 13,79%; 14,47%; dan 53,95% dari kekuatan awal beton tanpa pembakaran. Porositas beton akan naik seiring dengan kenaikan temperatur dan persentase kenaikannya akan semakin besar seiring dengan temperatur pembakaran. Pada temperatur 200oC terjadi peningkatan porositas sebesar 7,41% - 11,853%, temperatur 500oC peningkatan sebesar 13,334% - 17,779%, dan temperatur 800oC peningkatan porositas bertambah sebesar 19,26% - 23,704%, dari porositas beton normal. Kata Kunci: beton pasca bakar, admixture superplasticizer, kuat tekan,porositas.
STUDI POTENSI SUPLESI SUNGAI SILAU KE SUNGAI BUNUT UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DI D.I. SERBANGAN DAN D.I. PANCA ARGA Robi Arianta Sembiring
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.79 KB)

Abstract

ABSTRAK Kekurangan debit air pada suatu irigasi sangat mempengaruhi terhadap hasil produksi suatu pertanian. Hal ini terjadi pada DI. Serbangan dan DI. Panca Arga yang memanfaatkan air dari sungai Bunut di Kabupaten Asahan. Sedangkan di dekat sungai Bunut terdapat sungai Silau yang memiliki debit air sangat besar. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna menilai potensi dilakukannya suplesi dari sungai Silau ke sungai Bunut untuk meningkatkan debit air sungai Bunut.Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa sungai Silau berpotensi untuk menyuplesi debit air ke sungai Bunut sebesar 4 /detik. Lokasi hulu saluran yang potensial berawal pada koordinat 2°53'56.53" LU dan 99°30'47.88" BT yang terletak di sungai Silau dekat pabrik PTPN 3 Kecamatan Buntu Pane sampai pada koordinat 2°56'23.66" LU dan 99°30'57.27" BT yang terletak di sungai Bunut yang berada di Kecamatan Setia Janji dengan selisih elevasi muka air sebesar 1,54 m. Panjang saluran direncanakan berjarak 5 km berbentuk trapesium dengan lebar saluran 5 m, kemiringan talud 1:1, dan kedalaman 1,84 m. Lebar pintu air direncanakan sebesar 1,03 m dan tingginya sebesar 2,44 m.
ALTERNATIF PERKUATAN LERENG PADA RUAS JALAN MEDAN – BERASTAGI, DESA SUGO KM 25+200. Agrifa H.V.D Sianipar
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.398 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perkuatan alternatif lereng menggunakan Program GeoSlope/W 2007. Untuk memenuhi tujuan penelitian, akan digunakan Lereng pada Laporan Tugas Akhir Iro Ganda Universitas Sumatera Utara. Pada Tugas Akhir Iro Ganda didapatkan nilai faktor keamanan 1,238 dengan perkuatan Geogrid, Sheet Pile dan Counterweight dimana analisa stabilitas lereng tersebut menggunakan bantuan program Plaxis 8.2D. Dengan nilai faktor keamanan < 1,5, akan direncanakan 3 perkuatan dengan menggunakan bantuan program GeoSlope/W 2007 dimana ketiga perkuatan ini mampu menaikkan faktor keamanan >1,5. Di awal penelitian akan dicari nilai faktor keamanan lereng pada laporan Iro Ganda guna mendapatkan perbandingan antara kedua program ini. Kemudian akan dicari nilai faktor keamanan perkuatan lereng alternatif 1, dimana direncanakan 2 buah sheet pile sebagai perkuatan. Alternatif perkuatan 2 direncanakan kombinasi angkur dan sheet pile. Alternatif perkuatan 3 menggungakan sheet pile dan mini pile. Dari hasil analisa program GeoSlope/W 2007 diperoleh nilai faktor keamanan 1,369, dimana parameter tanah dan perkuatan berdasarkan laporan Tugas Akhir Iro Ganda. Nilai faktor keamanan alternatif perkuatan 1 (perkuatan double sheet pile) sebesar 2,155. Nilai faktor keamanan alternatif perkuatan 2 (kombinasi angkur dan sheet pile) sebesar 1,801. Nilai faktor keamanan alternatif perkuatan 3 (kombinasi sheet pile dan mini pile) sebesar 2,139. Kata kunci: stabilitas lereng, geoslope/W 2007, sheet pile, angkur, mini pile
ANALISA DAN KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT (SERAT KAWAT) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG Mariance Napitupulu
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.813 KB)

Abstract

ABSTRACT Rebars is the most expensive material in the construction. Bendrat fiber / wire fiber was selected material because aside from having the material factors - factors principles concrete reinforcing, but also easily obtained. This experiment was done with cylinders (15x30) and reinforced concrete beams (15x25x320 with addition of 2% bendrat/wire fiber in the tensile’s area of reinforced concrete beam. The result of this experiment showed that compressive strength of concrete increase 37.22% when using bendrat / wire fiber. However, a significant increase occurred in tensile strength, that was 74.52%. The test were done to reinforced concrete beams showed decreasing of deflection 35.26% and Increasing flexural capacity 27.97%. Coefficient of comparison between of load test (P) and load theory (Pn) of reinforced concrete beams without bendrat / wire fiber (normal )is 0.9903 and with bendrat / wire fiber is 0.7335. Coefficient of comparison between collapse load testing (P) and the analytical ultimate load (Pu) of reinforced concrete beams without bendrat / wire fiber: coefficient (φ) = 1.6 and with bendrat / wire fiber: coefficient (φ) = 1.15. Keyword: Bendrat Fiber, Wire Fiber, Reinforced Concrete Beams
ANALISA LENTUR DAN EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN SERAT IJUK AREN (Arenae Pinnafa Merr) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG Yessica Sihotang
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.373 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan serat alami sebagai campuran dalam beton sudah semakin meluas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan serat ke dalam beton konvensional mampu meningkatkan karakteristik beton secara signifikan. Penelitian ini dilakukan pada 2 buah balok beton bertulang, dimana 1 buah merupakan beton bertulang normal (tanpa penambahan serat) dan yang lain merupakan balok beton bertulang dengan penambahan serat ijuk aren sebesar 2% di daerah tarik balok beton bertulang (di bagian bawah). Pengujian yang dilakukan berupa pengujian lentur dan pengujian regangan. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa dengan menambahkan serat ijuk aren pada beton dapat meningkatkan kuat tekan beton sebesar 34,958 %, meningkatkan kuat tarik belah sebesar 31,814%, mengurangi lendutan sebesar 13,308%, meningkatkan kapasitas lentur balok beton bertulang sebesar 12,295%. Koefisien kapasitas lentur balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk aren berturut-turut adalah 0,875 dan 0,9903, koefisien perbandingan antara beban saat runtuh dan beban analitis balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk aren berturut-turut adalah 1,275 dan 1,597. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan serat ijuk aren dapat meningkatkan kinerja beton khususnya balok beton bertulang. Kata kunci: Balok Beton Bertulang, Serat Ijuk Aren, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Regangan, Lendutan, Kapasitas Lentur.
MEKANISME GERUSAN LOKAL DENGAN VARIASI BENTUK PILAR (EKSPERIMEN) Sarra Rahmadani
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.752 KB)

Abstract

ABSTRAK Pilar merupakan bagian struktur bawah jembatan yang keberadaannya menyebabkan perubahan pola aliran sungai. Perubahan pola aliran tersebut mengakibatkan terjadinya gerusan lokal di sekitar pilar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk pilar terhadap potensi gerusan lokal yang terjadi di sekitar pilar tersebut. Penelitian dilakukan pada kondisi aliran seragam permanen dengan variasi bentuk pilar. Model fisik pilar yang digunakan adalah bentuk pilar persegi (rectangular) dan bentuk persegi dengan sisi depang miring (rectangular with wedge shape nose). Penelitian gerusan di sekitar pilar dilakukan di Laboratorium Hidraulika Teknik Sipil USU, menggunakan alat flume dengan panjang 8 m, tinggi 0.3 m dan lebar 0.076 m. Penelitian dilakukan dengan pengukuran pola dan kedalaman gerusan disekitar pilar dengan debit aliran 1,0 lt/det. Material yang digunakan berupa pasir yang lolos saringan No.8 dan tertahan saringan No.100 dengan nilai d50 = 0.45 mm. Model diuji selama 250 menit untuk setiap kali berlangsung (running). Hasil eksperimen yang telah dilakukan diperoleh penambahan kedalaman gerusan pada menit-menit awal terjadi sangat cepat dengan kedalaman gerusan bertambah seiring lama waktu pengamatan dan selanjutnya besanya penambahan kedalaman gerusan semakin kecil setelah mendekati kondisi kesetimbangan (equilibrium scour depth).Nilai kedalaman gerusan maksimum pada pilar persegi (rectangular) adalah 30 mm, dan nilai kedalaman gerusan maksimum pada pilar persegi dengan sisi depan miring (rectangular widge shape nose) adalah 39 mm. Kata Kunci: Gerusan lokal, bentuk pilar dan arah aliran
ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus: Jalan K.H Wahid Hasyim - Jalan Gajah Mada) Lamhot Hasudungan Sariaman Sitanggang
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.83 KB)

Abstract

ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya perkembangan kota, tuntutan lalu lintas yang semakin padat, dan permintaan masyarakat terhadap kendaraan yang semakin besar memerlukan perhatian maupun penilaian kerja untuk kondisi persimpangan. Tidak seimbangnya jumlah lalu lintas dengan lebar efektif jalan, rendahya tingkat pelayanan, pendeknya waktu hijau akan menyebabkan tundaan serta antrian lalu lintas pada persimpangan. Perencanaan pengaturan fase dan waktu siklus optimum ditujukan untuk menaikkan kapasitas persimpangan dan sedapat mungkin menghindari terjadinya konflik lalu lintas. Sebagaimana hal tersebut diatas, dicoba untuk mengadakan studi mengenai fase dan waktu siklus optimum pada persimpangan bersinyal. Studi ini menggunakan metode pendekatan dari MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) dan HCM 2000 dengan meninjau persimpangan “Jalan Gajah Mada – Jalan K.H Wahid Hasyim” perolehan data dilapangan waktu siklus 73 detik dengan pengaturan 2 fase. Setelah perhitungan dilapangan didapat, nilai derajat kejenuhan unttuk tiap pendekat-pendekat antara 0,415-0,777 dan tundaan rata-rata 67, 769 dengan tingkat pelayanan F . Serta hasil perhitungan HCM 2000 dengan tundaan rata-rata simpang adalah 108,93 dengan tingkat pelayanan F. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk persimpangan hampir tidak layak dioperasikan. Untuk itu perlu adanya solusi seperti : perubahan fase atau perubahan bentuk simpang, pelebaran jalan dan perubahan waktu hijau. Kata Kunci : Analisa Simpang Bersinyal, MKJI 1997, HCM 2000
ANALISIS HUBUNGAN BERAT ISI KERING MAKSIMUM DAN KADAR AIR OPTIMUM BERDASARKAN BATAS PLSTIS DAN BATAS CAIR Asrilchan Joysonly Sihotang
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.474 KB)

Abstract

ABSTRAK Kestabilan dan kekuatan konstruksi bangunan berkaitan erat dengan kestabilan dan kekuatan tanah pada suatu konstruksi bangunan didirikan. Kekuatan tanah banyak bergantung pada kandungan air dalam tanah, jenis tanah dan keadaan asal dari tanah. Salah satu faktor yang paling penting dalam menambah kekuatan tanah adalah dengan melakukan pemadatan tanah. Dalam pemadatan tanah memerlukan waktu tambahan, sampel tanah yang banyak, dan biaya pelaksanaan tambahan. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan analisis hubungan antara parameter kepadatan tanah yaitu berat isi kering maksimum dan kadar air optimum dengan batas atterberg yaitu batas cair dan batas plastis sehingga diperoleh keeratan hubungan antar parameter. Data-data yang digunakan berasal dari hasil percobaan laboratorium yang menggunakan sampel tanah dari Lubuk Pakam, Limau Manis, dan Sungai Basa. Hasil data percobaan dianalisis dengan menggunakan bantuan sistem komputerisasi untuk mendapatkan nilai hubungan antara parameter kepadatan tanah berdasarkan batas plastis dan batas cair. Hasil analisis hubungan yang diperoleh adalah adanya pengaruh batas plastis dan batas cair terhadap berat isi kering maksimum dan kadar air optimum dengan nilai koefisien determinasi yang baik dan nilai korelasi yang kuat. Berat isi kering maksimum menurun dengan meningkatnya batas plastis (PL) dan batas cair (LL). Kadar air optimum meningkat dengan meningkatnya batas plastis (PL) dan batas cair (LL). Kata Kunci : berat isi kering maksimum, kadar air optimum, batas cair, batas plastis
KAJIAN EFEKTIFITAS POLISI TIDUR (ROAD HUMPS) DALAM MEREDUKSI KECEPATAN LALU LINTAS (STUDI KASUS : JALAN BHAYANGKARA DAN JALAN KARYA MEDAN) Baby Purba
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.633 KB)

Abstract

ABSTRAK Salah satu rekayasa lalu lintas yang berfungsi sebagai alat pengendali kecepatan lalu lintas adalah polisi tidur (road humps). Polisi tidur atau jendulan melintang (road humps) adalah peninggian melintang permukaan jalan yang digunakan untuk mengendalikan kecepatan kendaraan. Fasilitas polisi tidur (road humps) dikenal dengan berbagai jenis, diantaranya Speed Bump, Speed Hump, dan Speed Tables (Flat Top Speed Hump). Permasalahan dalam pemasangan fasilitas polisi tidur (road humps) yang tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali Pemakai Jalan, seperti jalur yang memotong suatu tata guna lahan yang memiliki tingkat aktifitas tinggi (masih merupakan suatu sistem kegiatan, dengan intensitas penyeberangan tinggi), pelaksanaan pada jalan lokal (dapat dilaksanakan untuk jalan searah maupun dua arah, baik terpisah maupun tidak terpisah), material yang digunakan, dan dimensi dari polisi tidur (road humps) itu sendiri. Untuk itu, dilakukan analisis efektifitas polisi tidur (road humps) dalam fungsinya sebagai pereduksi kecepatan kendaraan pada suatu ruas jalan. Dalam penelitian ini, dianalisis efektifitas pemasangan polisi tidur (road humps) dalam mengurangi kecepatan lalu lintas. Lokasi penelitian adalah pada ruas Jl. Bhayangkara dan Jl. Karya. Pada kedua ruas jalan tersebut terbagi beberapa titik lokasi penelitian untuk membedakan data kecepatan pada lokasi terdapat fasilitas polisi tidur (road humps) dengan yang tidak terdapat fasilitas polisi tidur (road humps). Metode penelitian ini meggunakan metode survei kecepatan setempat yaitu dengan mengukur kecepatan kendaraan roda empat (mobil penumpang) dan roda dua (sepeda motor) sebelum dan sesaat melewati polisi tidur (road humps). Dari hasil penelitian di atas diperoleh hasil kecepatan rata-rata kendaraan yang berkurang pada masing-masing lokasi penelitian. Pada lokasi Jl. Bhayangkara kecepatan rata-rata berkurang sampai 2,167 km/jam (dari 12,053 km/jam menjadi 9,886 km/jam). Hal tersebut menunjukkan hasil yang tidak efektif karena kecepatan rata-rata berkurang menjadi 9,886 km/jam. Dinyatakan efektif apabila kecepatan rata-rata berkurang menjadi ≤ 8 km/jam. Kata kunci : polisi tidur, speed bump, speed hump, speed tables, pengendali kecepatan.