cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Materi Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Sains Materi Indonesia (Indonesian Journal of Materials Science), diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN. Terbit pertama kali: Oktober 1999, frekuensi terbit: empat bulanan.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1: OKTOBER 2006" : 16 Documents clear
PENGEMBANGAN ELASTOMER TERMOPLASTIK BERBASIS KARET ALAM DENGAN POLIETILEN DAN POLIPROPILEN UNTUK BAHAN INDUSTRI Deswita Deswita; Sudirman Sudirman; Aloma Karo Karo; Sugik Sugiantoro; Ari Handayani
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.621 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4818

Abstract

PENGEMBANGAN ELASTOMER TERMOPLASTIK BERBASIS KARET ALAM DENGAN POLIETILEN DAN POLIPROPILEN UNTUK BAHAN INDUSTRI.Telah dilakukan penelitian pengembangan elastomer termoplastik (ETP) berbasis karet alam untuk penggunaan industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengembangkan produk ETP yang telah dihasilkan dari karet alam menjadi bahan yang unggul dan dapat diterima oleh industri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan proses blending antara ETP berbasis karet alam dengan polietilen (PE) dan ETP dengan polipropilen (PP). Proses blending dilakukan pada suhu 160 oC untuk PE dan 200 oC untuk PP, waktu 10 menit dan putaran 30 rpm. Variasi komposisi PE dan PP yang digunakan adalah 40 % berat, 50 % berat, 60 % berat dan 70 % berat. Karakterisasi cuplikan yang dilakukan meliputi sifat mekanik, sifat fisik dan strukturmikro. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa uji mekanik campuran ETP dengan PE dan ETP dengan PP semakin meningkat sebanding dengan kenaikan kandungan PE maupun PP. Campuran ETP dengan PP mempunyai sifat mekanik, fisik dan termal yang lebih baik dibandingkan campuran ETP dengan PE. Suhu degradasi campuran ETP dengan PE dan campuran ETP dengan PP masing-masing sebesar 400 oC dan 500 oC.
KARBURASI BAJA ST 40 DENGAN TEKNIK SPUTTERING Suprapto Suprapto; Sayono Sayono; Lely Susita R. M.
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.855 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4814

Abstract

KARBURASI BAJA ST 40 DENGAN TEKNIK SPUTTERING. Telah dilakukan karburasi baja ST 40 dengan teknik sputtering. Karburasi bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat mekanik permukaan khususnya peningkatan kekerasan permukaan. Dalam proses karburasi dengan teknik sputtering, material yang dikarburasi ditempatkan dalam reaktor plasma dengan tekanan rendah (vakum) dan gas argon dialirkan ke dalam reaktor plasma serta diplasmakan dengan tegangan DC untuk men-sputter sumber karbon dari grafit. Atom- atom karbon dari grafit yang ter-sputter dideposisikan pada baja sehingga terjadi proses karburasi. Karburasi dilakukan dengan variasi suhu dan waktu untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil karburasi didapatkan kekerasan maksimum sebesar 919, 65 KHN atau dengan persentase kenaikan kekerasan sebesar 365 % dari kekerasan awal (197,54 KHN) yang dicapai pada waktu karburasi 3 jam dan suhu 300 0C. Kedalaman karburasi didasarkan pada pengujian kekerasan mikro penampang melintang didapatkan antara 100 µm sampai dengan 150 µm.
ANALISIS CUPLIKAN LINGKUNGAN DAN BAHAN GEOLOGI DENGAN INDUCTIVELY COUPLED PLASMA-MASS SPECTROMETRY. Rukihati Rukihati; Saryati Saryati
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.861 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4829

Abstract

ANALISIS CUPLIKAN LINGKUNGAN DAN BAHAN GEOLOGI DENGAN INDUCTIVELY COUPLED PLASMA-MASS SPECTROMETRY. Inductively coupled plasma-mass spectrometry (ICP-MS) adalah teknik analisis multi unsur untuk menentukan unsur dan isotop yang terkandung di dalam berbagai jenis sampel. Lebih dari 90% unsur-unsur yang tercantum dalam tabel periodik dapat ditentukan dengan menggunakan ICP-MS, termasuk logam alkali, logam transisi, dan unsur tanah jarang. Informasi tentang kelimpahan isotop dan perbandingan isotop dapat diperoleh dengan teknik ini. Sejak 1990, di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tenaga Nuklir, BATAN Serpong telah diinstal seperangkat sistem ICP-MS SCIEX ELAN Model 250. Alat ini telah digunakan untuk: Penentuan unsur kelumit dari cuplikan lingkungan, penentuan unsur-unsur yang terkandung dalam partikulat udara, penentuan unsur-unsur tanah jarang dalam cuplikan geologi, serta penentuan nisbah isotop (isotope ratio) Pb dan Sr dalam bahan acuan standar (SRM = standard reference materials) dan yang terkandung dalam bahan geologi. Semua cuplikan dilarutkan dengan campuran asam (HNO3, HClO4 dan HF) menggunakan microwave dan larutan akhir dalam media HNO3 1%. Larutan cuplikan dimasukkan ke dalam plasma, pengumpulan data dari masing-masing cuplikan dalam kurun waktu hampir seperempat jam. Simpangan baku relatif (RSD = relative standard deviation) pengukuran ICP-MS terhadap cuplikan lingkungan adalah dalam kisaran 0,7 % sampai dengan 4,1 %. Hasil penentuan konsentrasi unsur tanah jarang dalam bahan standar geologi (Canadian Certified Reference Standard Rock) adalah dalam kisaran konsentrasi harga sertifikat. Simpangan baku relatif penentuan nisbah isotop Pb dan Sr dalam dalam bahan geologi berkisar antara 0,3 % sampai dengan 4,4 %. Pada umumnya, simpangan baku relatif penentuan nisbah isotop adalah kurang dari 5 %.
POLIKONDENSASIAZEOTROPIKASAM LAKTATMENJADI POLIASAM LAKTATSEBAGAI BAHAN BAKU KEMASAN Ahmad Ibrahim; Hanny C. Wijaya; Suminar S. Achmadi; Yadi Haryadi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.179 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4819

Abstract

POLIKONDENSASIAZEOTROPIKASAM LAKTATMENJADI POLIASAM LAKTATSEBAGAI BAHAN BAKU KEMASAN. Poli asam laktat (PLA) telah mulai dikenal sebagai bahan pengemas pangan karena memiliki ciri yang baik, seperti ciri mekanik, transparansi, keamanan, dan biodegradabilitas. Polikondensasi azeotropik asam laktat telah dilakukan dalam pelarut xilena dan menghasilkan kristal PLA yang diendapkan dengan pelarut metanol dengan bobot molekul 22.000. Gugus fungsinya dikonfirmasi dengan FT-Inframerah dan spektrofotometer ultraviolet. Analisis termal memperlihatkan suhu transisi kaca (Tg) (40 oC sampai dengan 60 oC). Rendemen optimum (72%) diperoleh dalam waktu reaksi 30 jam menggunakan katalis serbuk timah 0,5%. Kristal PLA dibentuk menjadi film lewat metode pencampuran tak langsung dengan agar-agar sebagai bahan pengisi dan asam oleat serta trietanol amin sebagai pemlastis. Film yang dihasilkan memiliki kuat tarik 11 MPa dan elongation 77%. Tg film adalah 100 oC sampai dengan 140 oC. Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa PLA berpotensi digunakan sebagai bahan pengemas.
DISCHARGE CHARACTERISTIC OFSILVER SOLID STATE BATTERY. E. Kartini; Gunawan Gunawan; Mardiyanto Mardiyanto; A. Hindasyah; R. Salam
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.206 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4810

Abstract

DISCHARGE CHARACTERISTIC OFSILVER SOLID STATE BATTERY. Asilver solid electrolyte based on superionic glass (AgI)x(AgPO3)1-x has been produced by melt-quenching method. The solid state batteries have been fabricated with the cell configuration: Anode//(AgI)x(AgPO3)1-x//Cathode. Ag-metal was used as an anode, and Iodine was used as a cathode. The solid state battery discharge characteristic has been carried out under two different load conditions, 20 kΩ and 50 kΩ. Cell parameters viz. current density, power density, discharge capacity and energy density were evaluated and reported. The power density of the solid state battery was approximately larger than 3.45 mWh.
STUDI PERLAKUANALKALI DAN TEBALCORE TERHADAPSIFAT BENDING KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT SAWIT DENGAN CORE KAYU SAWIT Jamasri Jamasri; Kuncoro Diharjo; Gunesti Wahyu Handiko
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.948 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4825

Abstract

STUDI PERLAKUANALKALI DAN TEBALCORE TERHADAPSIFAT BENDING KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT SAWIT DENGAN CORE KAYU SAWIT. Kebijakan pemerintah tentang perluasan lahan sawit mendorong para peneliti untuk saling mengembangkan penggunaan berbagai produk sawit. Saat ini, pemerintah akan melakukan peremajaan tanaman sawit seluas 500.000 Ha. Kajian riset yang memanfaatkan aneka produk sawit dipandang penting untuk segera dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh perlakuan alkali dan tebal core terhadap sifat bending komposit sandwich berpenguat serat sawit dengan core kayu sawit. Bahan penelitian adalah limbah serat sawit, kayu sawit, dan unsaturated polyester resin (UPRs). Serat sawit yang digunakan sebagai penguat, dicuci dengan air dan dilanjutkan dengan pengeringan. Sebagian dikenai perlakuan alkali (5% NaOH) selama 2 jam. Kayu sawit yang digunakan dipotong pada arah melintang dengan variasi ketebalan 10 mm, 15 mm, 20 mm, dan 25 mm. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode cetak tekan. Pengujian bending komposit skin (serat sawit-poliester) dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM D-790 pada fraksi massa serat antara 10% sampai dengan 50%, sedangkan pengujian bending komposit sandwichnya dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM C-393. Komposit skin dan sandwich yang diperkuat serat perlakuan alkali (5% NaOH) memiliki kekuatan yang lebih tinggi. Kekuatan bending komposit skin yang diperkuat serat tanpa perlakuan pada Wf = 18,2% dan Wf = 29,5% adalah 21,67 Mpa dan 24,02 Mpa. Selanjutnya, kekuatan bending komposit skin yang diperkuat serat perlakuan alkali pada Wf = 17.6% dan Wf = 34,9% adalah 26,93 Mpa dan 36,04 Mpa. Kemampuan menahan momen komposit sandwich meningkat seiring dengan peningkatan ketebalan core. Namun, penebalan core akan menurunkan kekuatan bending komposit sandwich. Kekuatan bending komposit sandwich yang diperkuat serat tanpa perlakuan dengan core 10 mm dan 25 mm adalah 20,05 Mpa dan 14,23 Mpa, sedangkan kekuatan bending komposit sandwich yang diperkuat serat perlakuan alkali pada ketebalan core 10 mm dan 25 mm adalah 22,33 Mpa dan 16,31 Mpa. Mekanisme kegagalan diindikasikan oleh lemahnya komposit skin yang tidak mampu menahan beban bending.
VARIASI KOMPOSISI Fe(II)/Fe(III) PADA PROSES SINTESIS SPION DENGAN METODE PRESIPITASI Grace Tj. Sulungbudi; Mujamilah Mujamilah; Ridwan Ridwan
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.541 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4815

Abstract

VARIASI KOMPOSISI Fe(II)/Fe(III) PADA PROSES SINTESIS SPION DENGAN METODE PRESIPITASI. Superparamagnetic Iron Oxide Nanoparticles, Spion berbasis Fe3O4/γ-Fe2O3 dapat digunakan baik dalam bidang biomedik maupun untuk keperluan industri lainnya. Spion dalam pemanfaatannya sangat bergantung pada ukuran partikel dan sifat magnet bahan. Untuk mendapatkan bahan dengan sifat magnetik yang optimal dengan metode presipitasi maka parameter perbandingan Fe(II)/Fe(III) telah divariasikan. Penambahan Fe(II) dapat mengimbangi proses oksidasi Fe(II) menjadi Fe(III) dan mengoptimalkan pembentukan fasa Fe3O4 serta meningkatkan sifat magnetiknya. Namun penambahan Fe(II) lebih lanjut cenderung meningkatkan pembentukan γ-Fe2O3, derajat kristalinitas dan ukuran butir oksida Fe. Hasil optimal Spion diperoleh untuk sampel dengan perbandingan Fe(II)/Fe(III) 1 : 1. Pada perbandingan ini diperoleh fraksi berat Fe3O4 mencapai 80% dengan ukuran butir 12 nm dan Ms = 88 emu/gram.
KARAKTERISASI MICROSPHERE POLILAKTAT MENGANDUNG HOLMIUM-165 Sudaryanto Sudaryanto; Wahyudianingsih Wahyudianingsih; Aloma Karo Karo; Ari Handayani; Sutisna Sutisna; Abdul Mutalib
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.307 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4821

Abstract

KARAKTERISASI MICROSPHERE POLILAKTAT MENGANDUNG HOLMIUM-165. Karakterisasi microsphere berbasis polimer biodegrable polilaktat (PLA) mengandung holmium-165 (Ho-165) untuk bahan radiofarmaka telah dilakukan. Karakterisasi difokuskan pada ukuran microsphere menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), dan penentuan keberadaan Ho-165 dalam micropshere menggunakan Neutron Activation Analysis (NAA) dan Energy Dispersion Spectrometry (EDS). Microsphere berbasis PLA mengandung Ho-165 telah dibuat dengan ukuran rata-rata 30 m. Keberadaan Ho-165 dalam microsphere dapat dipastikan berdasarkan kemunculan puncak energi gamma sekitar 80 KeV. Hasil analisis dengan NAA menunjukkan adanya keselarasan antara kandungan Ho-165 hasil perhitungan berdasarkan komposisi dan pengukuran. Dari data EDS diketahui bahwa hanya sebagian kecil Ho-165 di permukaan microsphere, dengan kata lain mayoritas Ho-165 terkungkung di bagian dalam microsphere.
SIMULASI ELIMINASI PENGOTOR PADAPROSES PELEBURAN BESI/BAJA DARI BAHAN BAKU SKRAP DAN PASIR BESI DENGAN METODA COMPOUND SEPARATION Agus Sukarto Wismogroho; Nurul Taufiqu Rochman
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.556 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4811

Abstract

SIMULASI ELIMINASI PENGOTOR PADAPROSES PELEBURAN BESI/BAJA DARI BAHAN BAKU SKRAP DAN PASIR BESI DENGAN METODA COMPOUND SEPARATION. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku besi/baja cor industri pengecoran di Indonesia, dikembangkan peleburan besi/baja dari skrap dan pasir besi lokal. Namun demikian di dalam skrap besi/baja terdapat pengotor seperti Ni, Cu, Pb, Sn, Al, Ti, dan V yang dalam jumlah relatif banyak dapat menimbulkan masalah pada produk akhir. Sementara itu. pasir besi lokal banyak mengandung unsur Ti dan V yang juga dapat menggumpal pada dasar tungku saat proses peleburan dengan menggunakan kupola. Untuk meningkatkan efisiensi eliminasi pengotor, seperti: Ti, V dan Al, dalam paper ini akan disimulasikan metode compound separation dengan mengikat/ mereaksikan unsur pengotor dengan unsur lain sehingga terjadi perbedaan berat jenis yang menyebabkan terjadinya pemisahan pengotor dari besi lebur. Simulasi dilakukan dengan perhitungan perubahan (delta) energi standar bebas Gibbs dari reaksi-reaksi antara unsur pengikat, besi, dan pengotor (Ti, V dan Al) dengan menggunakan software HSC Chemistry 5.0. Hasil perhitungan menunjukkan perbandingan kualitatif reaksi antara masing-masing paduan yang terbentuk. Dengan perhitungan berat jenis, fasa, dan kecepatan reaksi dari paduan yang terbentuk, dapat ditentukan unsur yang paling tepat untuk pembersihan (eliminasi) pengotor-pengotor tersebut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Ti, V dan Al dapat dieliminasi dengan bubbling dan penambahan CaF2. Simulasi ini diharapkan dapat diterapkan dalam teknologi compound separation sehingga dapat dipakai untuk mengontrol komposisi besi/baja sesuai dengan standar yang diinginkan dan dapat ditransfer teknologinya pada industri pengecoran di Indonesia.
KARAKTERISASI LAPISAN TIPIS SnO2- SPUTTERING DC SEBAGAI ELEMEN SENSOR GAS CO Lizda J. Mawarani; Agus Santoso (Alm.); Agung Budiono; Anang Pribady
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 8, No 1: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.011 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.8.1.4816

Abstract

KARAKTERISASI LAPISAN TIPIS SnO2- SPUTTERING DC SEBAGAI ELEMEN SENSOR GAS CO. Lapisan tipis SnO2 dapat berfungi sebagai sensor gas CO, namun masih kurang stabil terhadap waktu, serta selektivitas dan sensitivitas terhadap gas masih kurang. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam penelitian ini metode Sputtering DC digunakan dalam deposisi lapisan tipis SnO2 dengan memvariasi waktu deposisi sputtering, waktu pendinginan pasca sputtering dan suhu operasi sensor (dalam karakterisasi). Diperoleh hasil terbaik untuk sampel dengan waktu deposisi 2 jam dan waktu pendinginan 3 jam, pada suhu operasi 250 oC. Dari penelitian ini dihasilkan sensor dengan kestabilan terhadap waktu yang relatif konstan pada nilai 38,85±4 kΩ. Selektivitas terhadap gas CO juga lebih baik dan sensitivitas memiliki gradian 4,1863(%ΔR)/ppm gas CO

Page 1 of 2 | Total Record : 16


Filter by Year

2006 2006


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1: OCTOBER 2022 Vol 23, No 2: APRIL 2022 Vol 23, No 1: OCTOBER 2021 Vol 22, No 2: APRIL 2021 Vol 22, No 1: OCTOBER 2020 Vol 21, No 4: JULY 2020 Vol 21, No 3: APRIL 2020 Vol 21, No 2: JANUARY 2020 Vol 21, No 1: OCTOBER 2019 Vol 20, No 4: JULY 2019 Vol 20, No 3: APRIL 2019 Vol 20, No 2: JANUARY 2019 Vol 20, No 1: OCTOBER 2018 Vol 19, No 4: JULI 2018 Vol 19, No 3: APRIL 2018 Vol 19, No 2: JANUARI 2018 Vol 19, No 1: OKTOBER 2017 Vol 18, No 4: JULI 2017 Vol 18, No 3: APRIL 2017 Vol 18, No 2: JANUARI 2017 Vol 18, No 1: OKTOBER 2016 Vol 17, No 4: JULI 2016 Vol 17, No 3: APRIL 2016 Vol 17, No 2: JANUARI 2016 Vol 17, No 1: OKTOBER 2015 Vol 16, No 4: JULI 2015 Vol 16, No 3: APRIL 2015 Vol 16, No 2: JANUARI 2015 Vol 16, No 1: OKTOBER 2014 Vol 15, No 4: JULI 2014 Vol 15, No 3: APRIL 2014 Vol 15, No 2: JANUARI 2014 Vol 15, No 1: OKTOBER 2013 Vol 14, No 4: JULI 2013 Vol 14, No 3: APRIL 2013 Vol 14, No 2: JANUARI 2013 Vol 14, No 1: OKTOBER 2012 Vol 13, No 3: JUNI 2012 Vol 13, No 2: FEBRUARI 2012 VOL 13, NO 1: OKTOBER 2011 Vol 12, No 3: JUNI 2011 Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011 Vol 12, No 1: OKTOBER 2010 Vol 11, No 2: FEBRUARI 2010 Vol 11, No 1: OKTOBER 2009 Vol 10, No 1: OKTOBER 2008 Vol 9, No 3: JUNI 2008 Vol 9, No 2: FEBRUARI 2008 Vol 9, No 1: OKTOBER 2007 Vol 8, No 3: JUNI 2007 Vol 8, No 2: FEBRUARI 2007 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007 Vol 8, No 1: OKTOBER 2006 Vol 7, No 3: JUNI 2006 Vol 7, No 2: FEBRUARI 2006 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006 Vol 7, No 1: OKTOBER 2005 Vol 6, No 3: JUNI 2005 Vol 6, No 2: FEBRUARI 2005 Vol 6, No 1: OKTOBER 2004 Vol 5, No 3: JUNI 2004 Vol 5, No 2: FEBRUARI 2004 Vol 5, No 1: OKTOBER 2003 Vol 4, No 3: JUNI 2003 Vol 4, No 2: FEBRUARI 2003 Vol 4, No 1: OKTOBER 2002 Vol 3, No 3: JUNI 2002 Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002 Vol 3, No 1: OKTOBER 2001 Vol 2, No 3: JUNI 2001 Vol 2, No 2: FEBRUARI 2001 Vol 2, No 1: OKTOBER 2000 Vol 1, No 3: JUNI 2000 Vol 1, No 2: FEBRUARI 2000 Vol 13, No 4: Edisi Khusus Material untuk Kesehatan More Issue