cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009" : 5 Documents clear
KANDUNGAN UNSUR Fe DAN Zn DALAM BAHAN PANGAN PRODUK PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN METODE k0-AANI Th Rina Mulyaningsih
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.651

Abstract

Kekuranganmikronutrien besi(Fe) dan seng (Zn) banyak diderita oleh masyarakat. Untuk itu telah dilakukanpenentuan unsur Fe dan Zn dalam cuplikan bahan pangan produk pertanian, peternakan danperikanan. Tujuan penelitian adalah untuk memperkirakan asupan Fe dan Zn melalui bahanmakanan yang dikonsumsi. Pengambilan cuplikan dilakukan di Pasar Serpong. Penentuankadar unsur dalam cuplikan dilakukan dengan metode analisis aktivasi neutron instrumental k0(k0-AANI). Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan Fe dan Zn dalam daging sapi,kambing dan hati kambing > 150 μg/g, sedang dalam daging ayam sekitar 30 μg/g. Bahan inimerupakan sumber asupan Fe dan Zn yang bagus, tetapi karena tingkat konsumsi jenis bahanmakanan ini rendah 0,001 – 0,018 kg/hari, maka asupannya cukup rendah 0,1 – 0,5 mg/hari.Kandungan Fe dan Zn dalam beras < 50 μg/g, tetapi karena tingkat konsumsi beras cukuptinggi 0,3 kg/hari, maka asupan Zn dan Fe dari beras cukup tinggi. Bayam dengan kandunganFe 248 μg/g dan Zn 119 μg/g, dan kangkung dengan kandungan Fe 337 μg/g dan Zn 54,84μg/g, dan dengan tingkat konsumsi sekitar 0,015 kg/hari, maka merupakan sumber asupan Znda Fe yang bagus, yaitu 0,8 – 3,5 mg/hari. Telur dengan kandungan Fe dan Zn lebih rendahdari daging, tetapi karena tingkat komsumsi lebih besar yaitu 0,022 kg/hari, maka asupan Fedan Zn dari telur lebih tinggi yaitu 0,85 – 1,64 mg/hari. Dengan mengetahui kandungan Fe danZn dalam berbagai bahan makanan, ditunjang dengan data tingkat konsumsinya, maka dapatdiperkirakan asupan Fe dan Zn setiap harinya.
RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125 Rohadi Awaludin
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.652

Abstract

Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka telah berhasilmelakukan uji produksi iodium-125 menggunakan target xenon diperkaya. Namun, pengotorradionuklida iodium-126 mulai terdeteksi pada uji produksi ke-7. Radionuklida iodium-126terbentuk di dalam kamar iradiasi dan besarnya radioaktivitas di kamar iradiasi tidak dapatdiukur. Untuk itu telah dilakukan perhitungan radioaktivitas iodium-126 di dalam kamar iradiasi.Pada perhitungan ini, target xenon-124 diperkaya 82,4% diiradiasi selama 24 jam dengan fluksneutron 3x1013 n.s-1cm-2. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa dari iradiasi selama 24 jamhanya dihasilkan iodium-126 sebanyak 11,7 mCi, namun, karena iodium-125 tertinggal di kamariradiasi dan mendapat paparan neutron, maka pada akhir operasi reaktor pada hari ke-12terbentuk sebesar 367 mCi. Jadi diketahui bahwa sebagian besar iodium-126 yang mengotoriproduk pada uji produksi ke-7 adalah iodium-126 dari uji produksi sebelumnya, karena iodium-126 yang terbentuk selama 24 jam iradiasi sangat kecil. Jumlah massa radioisotop iodium dariiodium-125 dan iodium-126 sebesar 0,33 mg pada saat pemindahan gas xenon ke kamariradiasi. Nilai ini dapat digunakan sebagai acuan dalam perawatan filter iodium.
PERBANDINGAN POLA BIODISTRIBUSI 99mTc-CTMP dan 99mTc-MDP PADA HEWAN UJI SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG Rizky Juwita Sugiharti; Yana Sumpena; Misyetti .
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.653

Abstract

1,4,8,11-tetraaza cyclotetradecyl-1,4,8,11-tetramethylene phosponic acid (CTMP) sebagai senyawa baru untuk penyidik tulangtelah berhasil disintesis di PTNBR-BATAN Bandung yang kemudian ditandai denganradioisotop 99mTc. Uji biodistribusi dari senyawa ini dilakukan pada mencit untuk mengetahui uptake-nya di tulang dan organ-organ yang lain. Pada penelitian ini dilakukan juga uji biodistribusiradiofarmaka 99mTc-MDP sebagai pembanding untuk mengevaluasi kehandalan radiofarmaka99mTc-CTMP. Hasil uji biodistribusi memperlihatkan up take radiofarmaka 99mTc-CTMP padatulang sebesar 3,57; 2,90; 4,14 dan 4,39 (%ID/g) masing-masing pada 1, 3, 5 dan 24 jam, hasilini masih lebih rendah dibandingkan up take radiofarmaka 99mTc-MDP pada tulang sebesar10,73; 10,12; 10,48; dan 5,95 (%ID/g) pada 1, 3, 5 dan 24 jam. Meskipun up take radiofarmaka99mTc-CTMP lebih rendah dibandingkan dengan 99mTc-MDP, radiofarmaka 99mTc-CTMPmemiliki stabilitas in vivo yang lebih baik dari radiofarmaka 99mTc-MDP sehingga memberikangambar pencitraan tulang yang lebih jelas dibandingkan dengan radiofarmaka 99mTc-MDP.
KARAKTERISTIK KERAMIK MgAl2O4 UNTUK BAHAN BAKAR NUKLIR MATRIKS INERT (IMF) YANG DIBUAT DARI SERBUK HASIL HEM PADA SUHU SINTER 1500OC Dani Gustaman Syarif; Guntur D S; M. Yamin .; Yudi Setiadi
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.654

Abstract

Terdapatkecenderungan bahwa di masa depan plutonium dan aktinida lain yang berumur panjangsebagai hasil samping PLTN akan menimbulkan masalah. Untuk mengatasi hal ini diperlukanbahan bakar reaktor daya yang lebih efisien. Salah satunya adalah bahan bakar matriks inert(IMF). Bahan bakar ini terdiri dari keramik yang inert (terhadap neutron) sebagai matriks danbahan fisil seperti uranium dioksida yang terdispersi atau larut padat di dalam matriks sebagaibahan bakarnya. Salah satu karakteristik yang diperlukan dari keramik matriks inert adalahrapat massa yang tinggi. Serbuk Al2O3 dan MgO dengan komposisi 50-50, 45-55 dan 55-45dalam % mol digerus dengan alat gerus listrik selama 1 Jam dan ball mill (HEM, high energymilling) selama 50 Jam. Serbuk hasil gerus dipres dengan tekanan 4 ton/cm2. Pelet hasil pres(mentah) kemudian disinter pada suhu 1500oC selama 2 Jam. Rapat masa pelet mentah dansinter ditentukan melalui penimbangan dan pengukuran dimensi. Pelet sinter selanjutnyadianalisis dengan difraksi sinar-x (XRD) dan mikroskop elektron (SEM). Hasil XRDmemperlihatkan bahwa semua keramik yang dibuat mempunyai struktur kristal kubik spinel.Keramik dengan komposisi 50-50 hasil HEM dapat disintesis dengan baik pada suhu 1500oCtetapi keramik yang sama dari serbuk awal tidak dapat disintesis dengan baik. Rapat massakeramik komposisi 45-55 dan 55-45 lebih rendah dari pada rapat massa keramik komposisi 50-50 karena ternyata kelebihan MgO dan Al2O3 tidak membentuk larutan padat spinel. Padasemua keramik fase kedua teramati. Meskipun serbuk hasil HEM lebih reaktif dari pada serbukawal, namun untuk mendapatkan rapat massa yang lebih tinggi waktu HEM perlu ditambah.
KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR BAHAN BAKAR REAKTOR KARTINI Budi Rohman
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.650

Abstract

Saatini pihak pengoperasi reaktor Kartini sedang mengajukan perpanjangan izin operasi reaktor keBadan Pengawas sehubungan izin operasi reaktor tersebut akan habis masa berlakunya padatahun 2010. Untuk mendukung evaluasi terhadap Laporan Analisis Keselamatan (LAK) yangdilampirkan di dalam pengajuan ini, unit pengkajian BAPETEN melakukan pengkajianindependen guna melakukan verifikasi terhadap nilai-nilai parameter yang terkait dengankeselamatan yang ada di dalam LAK, di mana aspek neutronik termasuk di dalamnya. Padaaspek ini dilakukan verifikasi terhadap nilai koefisien reaktivitas temperatur bahan bakar (αT)melalui perhitungan menggunakan paket program MCNP. Koefisien reaktivitas temperaturbahan bakar merupakan parameter yang penting karena memberikan umpan-balik reaktivitasterbesar pada reaktor jenis TRIGA dalam hal terjadinya perubahan suhu di teras reaktor. Dalamperhitungan ini diperoleh nilai αT= -1.108×10-4 Δρ/oC, atau 8% lebih rendah dari pada nilai yangtercantum di LAK, yakni αT= -1.20×10-4 Δρ/oC.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue