cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016" : 6 Documents clear
KAJIAN NUMERIK KORELASI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI ALAMIAH ALIRAN NANOFLUIDA ZrO2-AIR PADA ANULUS VERTIKAL reinaldy nazar
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.202 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.2340

Abstract

KAJIAN NUMERIK KORELASI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI ALAMIAH ALIRAN NANOFLUIDA ZrO2-AIR PADA ANULUS VERTIKAL. Salah satu aspek penting dalam keselamatan reaktor nuklir adalah kemampuan fluida pendingin dalam mengambil panas dari sumber panas. Sejalan dengan hal tersebut telah berkembang banyak pemikiran untuk menggunakan nanofluida sebagai fluida pendingin alternatif menggantikan fluida air guna memaksimalkan pengambilan panas dari sumber panas di dalam teras reaktor. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan nanofluida pada sistem pendingin reaktor nuklir dapat meningkatkan batas CHF (critical heat flux). Selain itu mengurangi penyerapan neutron, dan meningkatkan konduktivitas panas air pendingin. Belum banyak dilakukan penelitian yang berkaitan dengan karakteristik perpindahan panas nanofluida di dalam reaktor untuk menunjang analisis termohidrolik reaktor berpendingin nanofluida. Berkaitan dengan hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan kajian numerik korelasi perpindahan panas aliran nanofluida ZrO2-air pada model berkas bahan bakar reaktor melalui pendekatan aliran fluida pada anulus vertikal, menggunakan metode Computational of Fluid Dynamic (CFD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan nanofluida ZrO2-air dengan konsentrasi 1% meningkatkan nilai bilangan Nusselt (NU) sekitar 8 - 15% dibandingkan menggunakan fluida dasar (air), dan diperoleh persamaan empirik korelasi perpindahan panas konveksi alamiah aliran nanofluida ZrO2-air pada pipa anulus vertikal sebagai   dan  .    
PENGARUH WAKTU POSTSINTERING HEAT TREATMENT (PHT) PADA KONDUKTIVITAS IONIK ELEKTROLIT PADAT CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ) YANG MENGANDUNG SILICA (SiO2) DAN MAGNESIA (MgO) Herdyka Sulistiardi; Dani Gustaman Syarif; Endi Suhendi
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.384 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.2275

Abstract

PENGARUH WAKTU POSTSINTERING HEAT TREATMENT (PHT) PADA KONDUKTIVITAS IONIK ELEKTROLIT PADAT CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ) YANG MENGANDUNG SILICA (SiO2) DAN MAGNESIA (MgO). Pengaruh waktu Postsintering Heat Treatment (PHT) pada konduktivitas ionik elektrolit padat CSZ yang mengandung SiO2 dan MgO telah diteliti. PHT dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan konduktivitas ionik elektrolit padat CSZ yang mengandung SiO2 dan MgO. Elektrolit padat CSZ yang mengandung SiO2 dan MgO dibuat menggunakan metode pressing dengan komposisi CSZ, SiO2, dan MgO berturut-turut 99 %berat, 0,5 %berat, dan 0,5 %berat. Pelet kemudian disinter pada suhu 1450ᵒC selama 4 jam dan PHT pada suhu 1350ᵒC dengan variasi waktu 0 jam, 4 jam, dan 8 jam. Analisis struktur kristal menunjukkan bahwa pelet yang telah dibuat membentuk kristal kubik dan tidak terpengaruh PHT. Analisis densitas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan densitas seiring peningkatan waktu PHT tetapi peningkatan tersebut tidak begitu signifikan. Analisis struktur mikro menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan ukuran butir yang signifikan seiring peningkatan waktu PHT, namun terjadi perubahan distribusi pori. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa seiring peningkatan waktu PHT terjadi pula peningkatan konduktivitas ionik elektrolit padat CSZ yang mengandung SiO2 dan MgO.
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KEMAMPUAN DEGRADASI LIGNIN PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM DAN GANODERMA LUCIDUM Tri Retno D.L.; Nana Mulyana; Nurhasni Nurhasni; Uswatun Hasanah
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.525 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.2400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas enzim ektraseluler fungi lignoselulotik yakni Phanerochaete chrysosporium dan Ganoderma lucidum dalam mendegradasi limbah lignoselulosa.  Lignoselulosa sulit didegradasi karena terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Phanerochaete chrysosporium dan Ganoderma lucidum dari kelompok White Rot Fungi dapat mendegradasi lignin karena mampu mensintesa  enzim  lignin peroksidase (LiP). Iradisi sinar gamma dosis rendah mampu menstimulasi peningkatan aktivitas enzim ekstraselular. Fungi Phanerochaete chrysosporium dan Ganoderma lucidum dalam medium slent dipapar dengan iradiasi gamma pada dosis 0 (kontrol), 200, 400, 600, 800 dan 1000 Gy. Di dalam medium cair mengandung Potatoes Dextrose Broth (PDB), garam mineral dengan substrat Lignin Alkali 0 dan 5%b/v, fungi  Phanerochaete  chrysosporium yang dipapar sinar gamma dosis 600 Gy memiliki aktivitas LiP  (30U/mL) sebesar 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (12 U/mL). Sedangkan Ganoderma lucidum  yang dipapari radiasi gamma dengan dosis 800 Gy memiliki aktivitas LiP (34U/mL) sebesar 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan  kontrol (20 U/mL). Fermentasi padat substrat serbuk kayu jati putih (Gmelina arborea Roxb.) selama 12 hari dengan pH 6,4; dan kadar air 79%  oleh fungi Phanerochaete chrysosporium  yang diradiasi sinar gamma dosis 600 Gy memiliki efisiensi degradasi lignin sebesar 42%, sedangkan  pada fungi Ganoderma lucidum yang diradiasi sinar gamma dosis 800 Gy  memiliki efisiensi degradasi lignin sebesar 21% dengan kondisi optimal pH 7,6 dan kadar air 71,3%. INFLUENCE OF GAMMA RAYS RADIATION ON LIGNIN DEGRADATION POTENCY OF PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM AND GANODERMA LUCIDUM. This research aims to increase the activity of extracellular enzymes lignolitik fungi Phanerochaete chrysosporium and Ganoderma lucidum to degrade lignocellulosic waste. Lignocellulosic difficult to degrade because it is composed of lignin, cellulose and hemicellulose. Phanerochaete chrysosporium and Ganoderma lucidum group White rot fungi can degrade lignin because it is able to synthesize enzymes lignin peroxidase (LiP). Iradisi low dose gamma rays capable menstimulsi increase extracellular enzyme activity. Fungi Phanerochaete chrysosporium and Ganoderma lucidum in medium slent exposed to gamma irradiation at doses of 0 (control), 200, 400, 600, 800 and 1000 Gy. In a liquid medium containing Potatoes Dextrose Broth (PDB), mineral salts with the substrate Lignin Alkali 0 and 5% w / v, fungi Phanerochaete chrysosporium were exposed to a dose of 600 Gy of gamma rays have LiP activity (30U / mL) by 2.5 times higher compared with controls (12 U / mL). While Ganoderma lucidum that are exposed to gamma radiation at a dose of 800 Gy has LiP activity (34U / mL) was 1.7 times higher than the control (20 U / mL). On a solid substrate fermentation of  white teak powder  (Gmelina arborea Roxb.) For 12 days at pH 6.4 and  water content of 79% by fungi Phanerochaete chrysosporium were exposed to gamma ray dose of 600 Gy has an efficiency of lignin degradation by 42%, whereas on fungi Ganoderma lucidum that are exposed gamma ray dose of 800 Gy has an efficiency of lignin degradation by 21% with optimal conditions of pH 7. And ; water content of 71.3%.
KARAKTERISTIK PARTIKULAT UDARA AMBIEN DAN TERESPIRASI DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI NON FORMAL Prof. Dr. Muhayatun, Santoso; Diah Dwi Lestiani; Mariana Marselina; Rita Mukhtar
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.951 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.2342

Abstract

Penelitian karakterisasi partikulat udara ambien dan paparan partikulat terespirasi di sekitar kawasan industri aki bekas non formal Parung Panjang dilakukan sebagai tindak lanjut hasil penelitian sebelumnya tentang pencemaran Pb di kawasan Serpong. Pengambilan sampel partikulat udara ambien di Parung Panjang dilakukan menggunakan Gent sampler, sedang partikulat terespirasi di kawasan industri non formal parung panjang dan Sukarasa tangerang (kontrol) dikumpulkan menggunakan personal dust sampler, pada periode 2011 hingga 2012. Penentuan konsentrasi massa partikulat dilakukan secara gravimetri, sedang konsentrasi unsur menggunakan metode berbasis sinar-X. Hasil rerata konsentrasi massa udara ambien PM2,5 dan PM10 Parung Panjang masing-masing sebesar 27,3±13,7 dan 77,5±17,1 µg.m-3, sedang rerata konsentrasi partikulat terespirasi di kawasan industri non formal dan kontrol masing-masing sebesar 260±233 dan 82±38 µg.m-3. Rerata konsentrasi Pb pada PM2.5 dan PM2,5-10 masing-masing mencapai 45 dan 10%. Prosentase konsentrasi maksimum unsur Pb pada partikulat terespirasi kawasan Industri non formal dan kontrol, masing-masing mencapai 12,11% dan 0,27%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi Pb pada partikulat tersespirasi di wilayah industri non formal secara signifikan mencapai puluhan kali dibandingkan di wilayah kontrol. Tingginya konsentrasi Pb di Parung panjang merupakan penanda utama yang berasal dari kegiatan pengolahan aki bekas serta merupakan salah satu sumber yang berkontribusi pada pencemaran Pb di wilayah Serpong
OPTIMALISASI TES KOMET UNTUK PENENTUAN TINGKAT KERUSAKAN PADA DNA AKIBAT PAPARAN RADIASI. Dwi Ramadhani; Devita Tetriana; Viria Agesti Suvifan
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.234 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.2405

Abstract

Tes komet dapat digunakan untuk mengukur tingkat kerusakan asam deoksiribonukleat (DNA) pada sel limfosit darah tepi akibat paparan radiasi. Aspek yang harus diperhatikan saat melakukan tes komet antara lain adalah konsentrasi agarose yang digunakan, waktu inkubasi pada alkali, kondisi elektroforesis (waktu, temperatur serta gradien voltase yang digunakan), serta parameter yang digunakan dalam analisis. Parameter yang sangat disarankan dalam menganalisis citra komet adalah persentase DNA ekor (% DNA ekor). Persentase DNA ekor dapat dikonversi menjadi frekuensi lesion per 106 pasangan basa (bp) DNA dengan menggunakan kurva yang menggambarkan hubungan antara dosis radiasi pengion dengan besarnya % DNA ekor. Untuk mendapatkan hasil analisis tes komet yang akurat perlu dilakukan pembuatan kurva kalibrasi yang menggambarkan hubungan antara dosis radiasi pengion dengan besarnya % DNA ekor. Analisis citra komet sebaiknya dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pengolahan citra sehingga dapat meningkatkan akurasi dan presisi serta mengurangi subjektivitas dalam menganalisis citra komet. OPTIMIZATION ON COMET ASSAY FOR ASSESSMENT OF DNA DAMAGE BECAUSE RADIATION EXPOSURE.Comet assay can be used to measure deoxyribonucleic acid (DNA) damage level caused by natural radiation exposure in peripheral blood lymphocytes. The principle of the comet assay is based on the amount of denatured DNA fragments that migrated out of the cell nucleus during electrophoresis. There are several aspects that must be concerned when doing the comet assay. For example the agarose concentration, duration of alkaline incubation, electrophoresis conditions (time, temperature, and voltage gradient), and the measurement parameters that used in analyze the comet. Percentage of DNA in the comet tail (% tail DNA) is strongly recommended as a parameter when analyze the comet because it can be converted to lesions per 106 base pairs (bp) using calibration curve that show relationship between the dose of ionizing radiation and % tail DNA. To obtain an accurate result, the calibration curve must be made and comet should be analyzing using image processing analysis software since it can be increase the precision and reduce the subjectivity of the measurement process.
Cover dan Redaksi, Vol 17, No:1, 2016 - Februari 2016 Muhamad Basit Febrian
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.579 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2016.17.1.3651

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue