cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004" : 4 Documents clear
METODE ALTERNATIF SINTESIS ETILEN-L,L-DISISTEIN (EC) SEBAGAI LIGAN PEMBENTUK RADIOFARMAKA PENYIDIK FUNGSI TUBULUS GINJAL Nanny Kartini Oekar; Misyetti ,
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2004.5.1.2157

Abstract

METODE ALTERNATIF SINTESIS ETILEN-L,L-DISISTEIN (EC) SEBAGAI LIGAN PEMBENTUK RADIOFARMAKA PENYIDIK FUNGSI TUBULUS GINJAL. Pencitraan ginjal dengan radioisotop merupakan cara yang ideal dan noninvasive untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Dengan pemilihan radiofarmaka yang cocok, dapat diperoleh informasi yang cepat dari beberapa parameter sebagai indikasi dari fungsi ginjal, seperti antara lain kecepatan filtrasi glomerulus, aliran plasma di ginjal, dan aliran plasma di tubulus ginjal. Pada saat ini fasilitas kedokteran nuklir di rumah sakit melakukan studi fungsi tubulus ginjal menggunakan radiofarmaka(131I-hipuran. Radiofarmaka bertanda teknesium-99m (99mTc) yang dapat mengganti peranan hipuran di antaranya adalah 99mTc-etilen-L,L-disistein (L,L-EC). Radiofarmaka tersebut diperoleh dari pembentukan kompleks antara ligan L,L-EC dengan radionuklida 99mTc. Ligan EC dapat dibuat melalui berbagai jalur reaksi dari berbagai macam bahan awal. Dalam penelitian ini sintesis L,L-EC dimulai dari senyawa L-sistem hidroktorida melalui dua tahap reaksi. Tahap pertama yaitu metilasi menggunakan formaldehida sebagai sumber gugus metil, dan dengan bantuan piridin menghasilkan asam L-tiazolidin 4-karboksilat. Endapan yang diperoleh dimurnikan dengan jalan rekristalisasi dalam air panas, menghasilkan kristal berupa jarum, berwarna putih bening dengan titik leleh 197-198 °C, Tahap ke dua adalah konyugasi dua molekul asam tersebut dengan bantuan reduktor kuat sodamida pada kondisi reaksi -40 °C, menghasilkan senyawa etilen-L,L-disistein (EC) yang dimurnikan dengan cara rekristalisasi berulang pada suasana basa (pH 11-12) dan asam (pH 2). Hasil yang diperoleh berupa serbuk putih amorf mempunyai titik leleh 234-235 °C. Ke dua senyawa basil sintesis tersebut bila dibandingkan dengan zat standar memberikan spektrum IR dan noda yang identik pada kromatografi lapis tipis dan kertas. Senyawa etilen-L,L-disistein (L,L-EC) hasil sintesis ini diharapkan dapat digunakan untuk, pembuatan radiofarmaka penyidik fungsi tubulus ginjal 99mTc-L,L-EC. 
SISTEM PENCACAH RADIASI NUKLIR BERBASIS IBM-PC MENGGUNAKAN AMD-9513 Didi Gayani
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2004.5.1.2153

Abstract

SISTEM PENCACAH RADIASI NUKLIR BERBASIS IBM PC MENGGUNAKAN AMD-9513. Pencacah radiasi nuklir dibuat dalam bentuk kartu rangkaian yang dipasangkan pada slot IBM-PC. Sistem ini menggabungkan sub sistem analog pengolah sinyal radiasi nuklir dari detektor GM dengan pembangkitan tegangan tinggi yang diperlukan untuk detektor dan sub sistem rangkaian antarmuka (interface) antara sub sistem analog dengan komputer IBM-PC. Kinerja dari sistem peralatan ini dibentuk melaiui program yang dibuat dalam bahasa Pascal, tersusun dalam beberapa menu pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis di lapangan. Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem sebelumnya yang menggunakan PIT 8253, yang mempunyai 3 buah pencacah 16 bit. Komponen utama dari sistem pencacah ini adalah AMD 9513 yang mempunyai 5 buah pencacah (counter) 16 bit, yang dapat diprogram (programmable) secara lebih baik. Kemampuan ini berarti dapat digunakan untuk mencacah lebih banyak kanal pencacahan. Perangkat lunak dibuat untuk menjalankan komponen AMD 9513 sebagai pencacah dan juga untuk memberikan pilihan-pilihan bentuk pengukuran yang dibuat agar interaktif dengan penggunanya dan memenuhi berbagai keperluan praktis di lapangan. Pengujian dari sistem ini dilakukan terhadap keakuratan sistem pencacahan dan penetapan selang waktu pencacahan (pewaktuan) dari komponen AMD 9513 dan juga kestabilan sistem pencacahan radiasi. Keakuratan sistem pencacahan dan pewaktuan diuji melaiui pulse generator, sedangkan pengujian kestabilan pencacahan radiasi dilakukan dengan pengujian chi kuadrat (chi square test). 
KEBERGANTUNGAN TANGGAPAN DOSIMETER FOTOGRAFIK PERORANGAN KODAK TIPE 2 PADA SUDUT RADIASI DATANG DAN JARAK IRADIASI BETA Nur Rohmah; Tuyono .; Riau Amorino
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2004.5.1.2159

Abstract

KEBERGANTUNGAN TANGGAPAN DOSIMETER FOTOGRAFIK PERORANGAN KODAK TIPE 2 PADA SUDUT RADIASI DATANG DAN JARAK IRADIASI SUMBER BETA. Telah dilakukan penelitian tentang kebergantungan tanggapan dosimeter fotografik perorangan Kodak tipe 2 pada sudut radiasi datang dan jarak iradiasi dari sumber standar sekunder beta 90Sr + 90Y, Tiga buah film badge disinari pada permukaan fantom berukuran 30 cm x 30 cm x 15 cm menggunakan sumber beta 90Sr+90Y pada sudut radiasi datang (α) berturut-turut 20°, 40°, 60° dari normal (0°) serta jarak radiasi 12 cm, 16 cm, 20 cm, 30 cm, 35 cm, 40 cm dan 50 cm dari pusat sumber dengan dosis penyinaran 3 mSv. Kerapatan optik pada posisi jendela terbuka (OW) dan di bawah filter plastik 1,5 mm (PI 1,5 mm) dibaca dengan densitometer untuk mendapatkan tanggapan dosis beta. Tanggapan maksimum diperoleh pada sudut radiasi datang 0° dan jarak iradiasi 30 cm dari pusat sumber standar sekunder beta 90Sr+90Y. Besaran dosis yang diukur adalah H'(0,07,α) yang ditentukan dari nilai nisbah tanggapan dosimeter pada α normal R(0,07,0). terhadap tanggapan dosimeter pada α normal, R(0,07,α).
PEMANTAUAN MASA REPRODUKSI SAPI TERNAK MENGGUNAKAN TEKNIK RIA PROGESTERON Ratnawati Kukuh; Totti Tjiptosumirat; Boky Jeanne Tuasikal
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2004.5.1.2160

Abstract

PEMANTAUAN MASA REPRODUKSI SAPI TERNAK MENGGUNAKAN TEKNIK RIA PROGESTERON. Teknik inseminasi buatan (IB) sangat luas penggunaannya, terutama bagi negara berkembang yaitu untuk memperoleh keturunan yang secara genetik berkualitas dan untuk memperbaiki efisiensi reproduksi. Di Indonesia teknik ini telah lama dikembangkan, tetapi hingga saat ini keberhasilan teknik IB masih sangat rendah. Mengingat terbatasnya teknik penentuan status reproduksi menggunakan pengamatan perubahan vulva secara visual dan pemeriksaan kebuntingan melalui palpasi rectal, maka pemantauan kadar progesteron dalam susu dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu memperbaiki efisiensi reproduksi, yang pada akhirnya secara ekonomis akan sangat menguntungkan. Untuk menganalisis kadar progesteron, cuplikan susu dikumpulkan dalam vial yang berisi butiran sodium azida. Cuplikan susu dikumpulkan dua kali dalam seminggu setama lebih kurang 6 minggu, kemudian disimpan pada 4°C dalam lemari pendingin sampai analisis dilakukan. Kadar progesteron dalam cuplikan susu ditentukan dengan metode radioimmunoassay (RIA) fase padat, dengan 125progesteron sebagai perunut. Standar progesteron dibuat menggunakan susu tanpa lemak dengan batas konsentrasi 0 sampai 40 nmol/. Hasil penentuan progesteron dalam cuplikan susu yang dikumpulkan dari 5 ekor sapi menunjukkan bahwa dua ekor sapi memberikan kadar progesteron rendah, yang berarti bahwa sapi-sapi tersebut dalam keadaan anoestrus. Tiga ekor sapi lainnya memberikan interpretasi grafik progesteron post calving cyclicity, dan setelah dilakukan inseminasi, dua ekor sapi berhasil memperoleh kehamilan. Hasil penentuan kadar progesteron secara teliti dapat digunakan untuk menentukan masa oestrus, dan dapat digunakan pula untuk mendiagnosis ketidak hamilan misalnya untuk memantau post partum ovarian, kematian embryo dini, serta permasalahan ovarium.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue