cover
Contact Name
Esti Swatika Sari
Contact Email
humaniora@uny.ac.id
Phone
+628156865456
Journal Mail Official
humaniora@uny.ac.id
Editorial Address
https://journal.uny.ac.id/index.php/humaniora/about/editorialTeam
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Humaniora
ISSN : 14124009     EISSN : 25286722     DOI : https://doi.org/10.21831/hum.v26i2.40019
Jurnal Penelitian Humaniora is published by Institute of Research and Community Service, Universitas Negeri Yogyakarta Jurnal Penelitian Humaniora publishes articles of non educational research and issues related to humanity (culture, language, arts, social sciences)
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3: Oktober 1998" : 11 Documents clear
SUBGROUPING DAN MIGRASI SEMBILAN BAHASA DI INDONESIA : Kajian Linguistik Komparatif Pujiati Suyata
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.944 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5369

Abstract

Abstrak Teori Linguistik Historis Komparatif mangatakan bahwa bahasa Batak, Melayu,Minangkabau, Banjar, Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Bugis adalah bahasa sekerabat dan berasal dari satu induk bahasa yang sama. Akan tetapi, sampai sekarang belum diketahui (1) pengelompokan bahasa tersebut berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan (subgrouping), (2)silsilah kekerabatannya, serta (3) arah migrasi bahasa induknya sampai menjadi kesembilan bahasa itu dalam keadaannya sekarang.Penelitian ini adalah penelitian survey dengan populasi semua kosakata dalam kesembilan bahasa tersebut. Dengan menggunakan teknik penyampelan perposif, dipilih 100 kosakata mendasar (basic vocabulary) pada setiap bahasa yang diteliti. Data diambil dengan angket dan wawancara lewat 27 orang responden. Instrument penelitian adalah dafter Swadesh 100 kata yang sudah teruji kesahihan dan keterandalanya. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis Leksikostatistik.Hasil analisis menunjukan: (1) Model subgrouping kesembilan bahasa yang diteliti aadalah sebagai berikut. Ada tiga subgroup menurut dekat atau jauhnya hubungan kekerabatan bahasa-bahasa tersebut. Ketiga subgroup BB (Bugis Melayu). Dalam subgroup pertama, bahasa Melayu dan Minangkabau mempunyai hubungan kekerabatan terdekat. Setelah itu, bahasa Banjar dan kelompok Melayu-Minangkabau, dan terakhir bahasa Batak dengan kelompok Melayu-Minangkabau-Banjar. Dalam subgroup kedua, bahasa Jawa lebih dekat dengan bahasa Sunda daripada bahasa Madura. Bahasa Sunda dan Jawa mempunyai hubungan yang dekat dan membentuk satu kelompok. Dalam subgroup ketiga, bahasa bali sangat dekat dengan bahasa Bugis. (2) Silsilah kekerbatan bahasa yang diteliti adalah induk bahasa Batak-Bugis menurunkan tiga cabang utama, yaitu bahasa BMMB,SJM, dan BB. Cabang pertama, yaitu MBBM pecah menjadi dua cabang, yaitu bahasa B dan MMB. Cabang MMB  pecah lagi menjadi bahasa MM dan B. akhirnya kelompok MM pecah menjadi bahsa M(Melayu) dan M(Minangkabau) yang sekarang. Cabang kedua yaitu SJM pecah menjadi 2 cabang  yaitu menjadi kelompok SJ dan M, akhirnya kelompok SJ pecah pula menjadi bahas S (Sunda) dan J(Jawa) yang sekarang. Cabang ketiga , yaitu bahsa BB akhirnya berpisah menjadi bahasa B(Bali) dan B(Bugis) yang sekarang.(3) arus migrasi bahasa diteliti terdiri atas tiga gelombang. Gelombang pertama, dari tanah asal, yaitu daratan Asia Tenggara menuju ke selatan. Sampai di Riau berbelok ke timur mengarungi Laut Jawa sampai di Kalimantan Selatan. Sebagian menuju ke Utara, sampai ke daerah Batak. Gelombang kedua, dari tempat asal migrasi ke selatan menyusur pantai utara Pulau Jawa sampai di Pulau Madura. Gelombang ketiga , dari tempat asal bermigrasi ke selatan mengarungi Laut Jawa kea rah timur sampai ke Pulau Bali. Sebagian meneruskan perjalanan ke timur laut sampai ke Pulau Selawesi bagian selatan.
OKSIDASI SENYAWA 1-(3,4-DIMETOKSIFENIL-2-PROPANOL DENGAN PIRIDINIUM KLOROKROMAT Cornelia Budimarwanti
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.482 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5282

Abstract

Abstrak Eugenol merupakan komponen utama penyusun minyak daun cengkeh, kadarnya berkisar antara 80-90%. Eugenol mempunyai beberapa gugus fungsional, yaitu gugus olefin atau alil, fenol, dan eter. Dengan adanya gugus-gugus fungsional tersebut,maka dimungkinkan untuk mengubah eugenol menjadi senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan eugenol  adalah metileugenol. Metileugenol mempunyai gugus alil yang dapat dikenai reaksi hidrasi sehingga akan dihasilkan senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-2-propanol. Senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-2-propanol merupakan senyawa alkohol sekunder, apabila dioksidasi diharapkan akan diperoleh senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-2-propanol. Senyawa keton tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan senyawa α-metil-DOPA yang dikenal sebagai obat sakit Parkinson.Oksidasi 1-(3,4-dimetoksifenil)-2-propanol dilakukan dengan menggunakan oksidator piridinium klorokromat (PCC). Reaksi oksidasi dilakukan dengan variasi suhu reaksi, jumlah molPCC, dan waktu reaksi. Hasil oksidasi dianalisis dengan alat kromatografi gas, spektrofotometer infra merah dan spektrofotometer massa. Dari berbagai kondisi reaksi oksidasi dengan PCC dapat diperoleh senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-2-propanol. Hasil terbaik diperoleh dari reaksi oksidasi yang dilakukan pada suhu kamar. Perbandingan mol alkohol: PCC=1:3, dan waktu reaksi 1,5 jam. Pada kondisi tersebut senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-2-propanol yang diperoleh mempunyai kemurnian 86,3% dan rendemen 94,4%.  
PENYUSUNAN JADWAL KULIAH DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE TABU SEARCH (Pencarian Terlarang) Sahid Sahid
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.045 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5370

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengkaji masalah penyusunan jadwal kuliah di perguruan tinggi, yang menuntut agar sejumlah tatap muka mingguan antara para dosen dan mahasiswa dijadwalkan pada sejumlah blok waktu dan ruang.Suatu metode heuristic yang didasarkan pada algoritma tabu search (pencarian terlarang) diajukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.Hasil eksperimen dengan menggunakan data nyata menunjukan bahwa metode trsebut dapat digunakan untuk menghasilkan jadwal tanpa ada mahasiswa atau dosen yang harus terlibat dalam dua kegiatan pada waktu bersamaan dan tanpa ada kelas yang melebihi kapasitas  ruang kuliah yang dijadwalkan.
IDENTIFIKASI PENYEBAB KECENDERUNGAN WANITA MENGALAMI PELECEHAN SEKSUAL DI DIY Farida Hanum
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.278 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5365

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan seberapa jauh hubungan tempat kerja;tingkat pendidikan, usia,  status perkawinan,sikap, serta dorongan menonjolkan diri  dari wanita terhadap kecenderungan mengalami pelecehan seksual di tempat  kerja.Penelitian ini dilakukan terhadap wanita yang bekerja di perkantoran; diindustri dan di pertokoan yang berada di wilayah Tingkat II di DIY yaitu Kotamadya Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Sampel diambil secara random  dengan jumlah keseluruhan sebesar 107 orang. Data dianalisis scara deskriptif dengan tabulasi silang dan analisis non parametric chi kuadrat.Hasil penelitian menunjukan bahwa factor yang  menjadi penyebab kecenderungan wanita bekerja mengalami pelecehan seksual ternyata factor dorongan untuk menonjolkan diri melalui penampilan fisik rias wajah dan cara berpakaian, sedang factor lain seperti: tempat kerja, tingkat  pendidikan, usia, status perkawinan, sikap dan gaya berbicara tidak menjadi penyebab yang berarti terhadap kecenderungan wanita bekerja mengalami pelecehan seksual
TRANSFORMASI PENOKOHAN TOKOH WAYANG DALAM KARYA FIKSI INDONESIA *) Burhan Nurgiyantoro
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.537 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5281

Abstract

Abstrak Seni budaya pewayangan merupakan tradisi seni budaya yang mendasari dan berperan besar dalam membentuk karakter dan eksistensi bangsa serta banyak berpengaruh  terhadap penulisan sastra Indonesia modern. Walau cerita wayang diwariskan dan dikenal oleh masyarakat terutama lewat pertunjukan yang bersifat lisan dan teatrikal, cerita itu semula merupakan karya tulis yang dewasa ini dikenal sebagai fiksi. Transformasi unsur pewayangan ke dalam fiksi mencangkup berbagai unsur instrinsik, yaitu munculnya unsur pewayangan ke dalam teks fiksi dengan perubahan dan mempunyai pola tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model transformasi penokohan tokoh cerita wayang dalam karya fiksi Indonesia.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Model transformasi diperoleh dengan membandingkan unsur-unsur teks fiksi dengan teks pewayangan yang ditrasnformasikannya. Sumber data adalah karya fiksi yang diterbitkan antara tahun 1980-1995, terdiri dari 4 novel dan 7 cerpen, yang pengambilannya dilakukan secara purposive. Pengumpulan data dari teks dilakukan dengan teknik analisis wacana, sedang data dari narasumber dengan taknik wawancara. Analisis data dilakukan dengan teknik komparatif-induktif, kategorisasi, dan inferensi.Secara umum terdapat dua model transformasi penokohan, yaitu berupa transformasi tokoh wayang ke dalam tokoh fiksi dari tokoh dunia wayang dan tokoh fiksidari dunia manusia modern. Model I terdiri dari Model IA, yaitu pengubahan karakter tokoh secara mendasar dan  bertentangan dengan karakter tokoh wayang dalam pakem, model IB berupa pencaampuradukan kerakter antarakarakter tokoh wayang dengan karakter tokoh bukan wayang yang berciri peradaban modern, dan Model IC berupa pengubahan karakter tokoh wayang ke dalam karakter tokoh bukan wayang secara bertentangan dengan karakter wayang yang ditasnformasikan penamaan dan perwatakan tokoh wayang, Model II terdiri dari Model IIA yang berupa transfomasi penamaan daan perwatakan tokoh wayang, model IIB traansformasi perwatakan tanpa disertai penamaan, dan Model IIC transformasi penamaan tanpa disertai perwatakan. Transformasi penokohan tokoh wayang ke dalam tokoh fiksi terasa lebih intensif dan tipikal jika mencangkup perwatakan atau perwatakan dan penamaan daripada hanya mencangkup penamaan tanpa disertai perwatakan. Tokoh cerita wayang dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan dan pesan lewat penghipograman, perbandingan,pelambangan karakterdan pengkarikaturan tokoh.
ANALISA DATA DIGITAL LANDSAT UNTUK LIPUTAN LAHAN DI KABUPATEN BANTUL Pramudi Utomo
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.167 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5368

Abstract

Abstrak Landsat sebagai  salah satu satelit  sumber daya bumi dengan salah satu sensor penyiam multispectral (MSS) menjadi salah satu alat eksplorasi sumber daya alam pentingteutama dalam pemeroleh informasi liputan lahan pada cakupan yang luas. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan bagaimanakah pola nilai pantulan spectral data terekam Landsat MSS dalammembedakan objek liputan lahan dan sejauh manakah ketelitian serta kerincian  klasifikasinya.Guna mencapai sasaran dilakukan analisis melalui pendekatan secara digital. Metoda ini dipakai agar dapat dilakukan pemisahan kelas-kelas objek melalui pengenalan ciri-ciri spectral. Visualisasi citra pada layar monitor sebagai masukan interpretasi dan sampling diperbaiki dengan dilakukan koreksi radiometris, geometris, dan gangguan (noise) serta penajaman citra.Dengan menggunakan proses klasifikasi pralellepiped beracuan diperoleh hasil klasifikasi 11 objek liputan lahan untuk unjuk kerja ketelitian keseluruhan 69,33% dan rata-rata menurut kelas 60,32% objek yang memberikan hasil ketelitian baik adalah kampong (86,67%) sedang yang paling jelek adalah objek hutan dengan ketelitian 33,33%. Dengan mengecilkan jumlah objek menjadi lima kategori liputan lahan diperoleh hasil ketelitian keseluruhan 77,33% dan ketelitian rata-rata menurut katagori sebesar 65,35%.  Penggunaan citra saluran tunggal dan komposit dapat memaksimalkan hasil. Berdasarkan  hasil perhitungan  mayoritas kenampakan liputan lahan pada daerah penelitian adalah daerah pertanian yaitu sebesar 39,4% objek objek yang paling mudah dibedakan adalah perkotaan, tubuh air, padi muda, kampong bervegetasi rapat dan tegalan.  
MANFAAT SOSIAL EKONOMI HUTAN LINDUNG BAGI PENDUDUK SEKITARNYA (Studi Kasus di Lereng Merapi Bagian Selatan, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY) Hastuti Hastuti
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.43 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5366

Abstract

Abstrak Penelitian mengenai keadaan social ekonomi penduduk sekitar hutan linduung bagi  penduduk sekitarnya di lereng Merapi bagian selatan ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana keadaan social ekonomi penduduk dilihat dari tingkat pedndidikan, mata pencaharian dan penguasaan lahannya, pendapatan dan tingkat kemiskinan penduduk sekitar hutan lindung,(2) Manfaat apa saja yang dapat diperoleh penduduk dari hutan lindung.Sebagian responden diambil 80 kepala keluarga masing-masing 40 kepala keluarga dari dua dusun yan berbeda aksesibilitasnya. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan menggunakan Tabulasi silang, table frekuensi, indeks Gini.Hasil penelitian menunjukan bahwa mata pencaharian penduduk dengn aksesibilitas lebih baik ternyata lebih bervariasi meskipun tingkat pendidikan dan luas penguasaan lahan dan distribusi penguasaan lahannya hamper sama. Pendapatan rumah tangga di dusun dengan aksesibilitas lebih baik ternyata mempunyai rerata lebih tinggi dibanding  dusun dengan aksesibilitas kurang menguntungkan, dengan demikian penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan persentasenya juga lebih kecil. Kemungkinan memperoleh pendapatan di luar usaha tani yang lebih luas memberi dampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga sehingga kesempatan melepaskan penduduk dari lilitan kemiskinan lebih terbuka. Hutan lindung mempunyai manfaat yang lebih bervariasi di dusun yang memiliki aksesiblitas lebih baik antara lain sebagai tempat wisata sehingga penduduk memperoleh kesempatan untuk mendapatkan tempat wisata sehingga penduduk memproleh keempatan untuk mendapatkan sumber pendapatan dengan berdagang, mencari rumput untuk makan ternak, mencari kayu bakar dan mencari hasil hutan seperti jenis rumput gajah, bunga edelweiss(bunga abadi). Di dusun dengan aksesibilitas kurang menguntungkan manfaat hutan lindung bagi penduduk hanya untuk merumput dan mencari kayu bakar. Penduduk memanfaatkan hutan lindung atas prakarsa dinas kehutanan tanpa harus menganggu kelestarian hutan lindung sehingga menguntungkan kedua pihak.
FUNGSI ESHERICHIA COLI SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN TINJA DALAM SISTEM AIR TANAH Wuryadi Wuryadi
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.848 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5372

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji fungsi E.coli sebagai indicator pencemaran tinja dalam system air tanah dengan mengkaji kelangsungan hidupnya dalam air sumur gali yang terisolasim(dalam gentong penyimpanan dan dalam system aliran yang berkelanjutan). Yang akan diuji adalah apakah E.coli dapat konsisten kehadirannya dalam air tanah, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Dua peneltian pokok yang dilakukan untuk menguji fungsi E.coli sebagai indicator adalah  uji kelangsungan hidupnya dalam gentong penyimpanan dengan variasi volume air sumur 30,20, dan 10 liter (yang diambil dari 5 contoh sumur yang ditetapkan secara acak di Kotamadya Yogyakarta), dan dalam system aliran berkelanjutan yang dalam waktu 24 jam mengalirkan dalam bentuk tetesan yang berkelanjutan air sumur (dari satu contoh sumur) yang telah disterilkan sebanyak 2 400ml. Percobaan pada penyimpanan dalam gentong dilakukan melalui percobaan factorial dengan tiga factor yaitu sumur (5 tingkat) volume (3 tingkat) dan lama penyimpanan (9 tingkat). Rancangan percobaan dengan rancangan Petak Terbagi(Split Plot Design) yang terbagi dalam dua factor, factor sumur dan volume diletakkan sebagai anak petak. Sementara itu percobaan dengan menggunakan system aliran berkelanjutan dianalisis dengan analisis ko-varian dengan rancangan acak lengkap.Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pada penyimpanan dalam gentong, semua factor yang diteliti, termasuk interaksinya menunjukan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah E.coli. pengaruh tiap factor dengan demikian hanya dapat dilihat sebagai pengaruh sederhana, dan tampak bahwaselama waktu penyimpanan25 hari, terjadi fruktuasi E.coli. pada percobaan dengan system aliran berkelanjutan, jaminan konsistensi kondisi lingkungan tidak mampu mencegah terjadinya fruktuasi pertamahan jumlah E.coli selama waktu 6 hari. Kesimpulan yang dapt diperoleh dari dua percobaan ini adalah: pertama fungsi E.coli sebagai indicator pencemaran tinja hanya sebatas indicator kualitatif, sementara itu jumlah E.coli tidak dapat digunakan sebagai indicator berat ringannya pencemaran tinja dalam system tanah; kedua e.coli ternyata mampu menggunakan bahan yang sangat terbatas jumlahnya yang beasal dari hasil lisis sel-selnya sendiri yang menunjang pertumbuhannya; fluktuasi jumlah E.coli sampai pada hari ke 25 (pada penyimpanan dalam gentong) dan  6 hari (pada system aliran berkelanjutan )menunjukan bahwa viabilitas E coli cukup tinggi di luar lingkungan aslinya (tinja)
BEBERAPA ASPEK HUKUM PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA, MESIR DAN PAKISTAN SUATU STUDI PERBANDINGAN Marzuki Marzuki
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.082 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5367

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan aspek-aspek dalam hokum islam di Indonesia,Mesir dan Pakistan, khususnya aspek prosedur perkawinan, perceraian dan poligami. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan sebab terjadinya keberagaman aplikasi hukum perkawinan Islam di ketiga Negara tersebut dalam ketiga aspek hukum perkawinan yang dimaksud.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan  metode komparatif dengan pendekatan sosiohistoris. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan(library research). Yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan prosedur perkawinan, perceraian, dan poligami yang terjadi di ketiga Negara di atas. Untuk mengungkap masalah masalah tersebut, penulis mengkaji beberapa undang-undang tentang hukum perkawinan atau hukum keluarga yang diberlakukan di ketiga Negara, disamping beberapa buku yang ditulis oleh para ahli yang berkaitan dengan kajian ini.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan hukum perkawinan di Indonesia, Mesir dan Pakistan, khususnya dalam aspek prosedur perkawinan, perceraian dan poligami. Dalam aspek prosedur perkawinan ketiga Negara sama-sama memberikan perhatian dalam masalah persyaratan perkawinan, pencatatan adan tata caranya; dalam aspek prosedur perceraian ketiga Negara sama-sama menetapkan persyaratan yang ketat, dan ketiganya menetapkan bahwa setiap perceraian  harus dicatackan dan melalui siding pengadilan; dalamaspek poligami ketiga Negara sama-samam memperbolehkannya jika syarat-syaratnya terpenuhi. Sedang dalam perincian mengenai persyaratan perkawinan ketiga Negara memiliki perbedaan-perbadaan, misalnya dalam hal pelaksanaan tatacara perkawinan; dalam hal perceraian terjadi perbedaan dalam hal periincian persyaratan dan prosedurnya;perbedaan juga terjadi dalam hal  perincian persyaratan poligami dan tatacaranya. Perbedaan ini terjadi terutama karena perbedaan kondisi sosio-kultural dan madzhab yang dianut oleh ketiga Negara yang mempengaruhi hasil ijtihad para ulama hukum di masing-masing Negara tersebut.
SINTESIS DAN PENCIRIAN BEBERAPA SENYAWA LOGAM (II) HEKSAHIDROKSOSTANAT Anti Kolonial Prodjosantoso
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 3, No 3: Oktober 1998
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.204 KB) | DOI: 10.21831/hum.v3i3.5280

Abstract

Abstrak Penelitian ini dimaksudkan untuk mensintesis dan menciri senyawa logam (II) heksahidrosostanat (LSn(OH)6, L=Mg, Ca, Sr, Ba, Mn, Co,Ni, Zn, danCd) . Sintesis senyawa LSn(OH)6 dilakukan menggunakan cara kerja yang telah dipublikasikan oleh Inagaki, dkk. (1985: 193-202) dengan pengubahsesuaian seperlunya, sedangkan pencirian dilakukan menggunakan difraktometer sinar-X (X-Ray Diffractometer=XRD) merek Siemens D5000 dengan lampu berfilamen Cu-Kα sebagai penghasil sinar-X (1,5418 A) dan dioperasikan dengan program DIFFRAC 500. Data intensitas dikumpulkan setiap satu detik dengan tahapan 0.040 pada rentang 2ϴ antara 15-65o. pola XRD dianalisis menggunakan program PROSZKI versi 2.4 (Lasocha dan Lewinski:1989). Senyawa nirbentuk diciri menggunakan spectrometer inframerah (Infrared=IR)merek BIORAD FTS40 dan data pantulan (Kubelka Munk) dikumpulkan pada daerah bilangan gelombang antara 400-4000 cm -1. Morfologi Kristal dialami dengan mikroskop electron penjejak (Scanning Electron Microscope=MES) merek PHILLIPS  505 dan JEOL JMF6000.Pencirian dengan XRD menunjukan bahwa system Kristal LSn(OH)6 dengan L=Mg, Ca,Mn, Co, Zn, dan Cd adalah kubus. Panjang sisi tiap satuan sel (a) masing-masing LSn(OH)6=7.7755(5), 8.1304(8), 7.8763(9), 7.7567(9), 7.7814(9) dan 8.02406(6) ASrSn(OH)6 dan BaSn(OH)6 menunjukan bahwa senyawa ini nirbentuk. Analisis lebih lanjut dengan spektroskopi inframerah menunjukan bahwa spectra IR senyawa ini sama dengan tipikal spectra LSn(OH)6 kubus.

Page 1 of 2 | Total Record : 11