cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SulukIndo
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013" : 20 Documents clear
AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA JAWA DIALEK TEGAL KAJIAN DESKRIPTIF STRUKTURAL Herawati, Deni
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.227 KB)

Abstract

Variasi bahasa daerah yang digunakan oleh sekelompok kecil penutur bahasa yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kebahasaan disebabkan faktor geografis. Konsep tersebut dimanfaatkan sebagai deskripsi ciri-ciri kebahasaan yang menjadi penanda atau pembeda antara dialek/subdialek yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini dikaitkan dengan masalah dialek karena berkenaan dengan penutur yang menggunakan bahasa Jawa dialek Tegal sebagai bahasa daerah dan berbeda dengan dialek bahasa Jawa standar daerah lainnya. Bahasa Jawa dialek Tegal memiliki cirri khas pada pengucapannya, yakni apa yang diucapkan samadengan yang tertulis. Penelitian ini bertujuan mengetahui afiks pembentuk verba yang ada dalam bahasa Jawa dialek Tegal dan fungsi serta makna yang muncul setelah mengalami proses afiksasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa verba dapat terbentuk melalui proses afiksasi baik itu berasal dari verba, nomina, adjektiva, adverbial, dannumeralia. Bentuk afiks verba dalam bahasa Jawa dialek Tegal adalah afiks ng-, m-, n-, ny-, di-, ke-, me-, -em-, -i, -an, -na, -ni,di-na, di-i, n-na, ng-i, yang masing-masing mempunyai fungsi dan makna. Kata kunci: Afiks pembentuk verba, bahasa Jawa dialek Tegal, kajian deskriptif struktural
PERJUANGAN PEREMPUAN MENGEJAR IMPIAN: SEBUAH TINJAUAN (KRITIK SASTRA) FEMINISME EKSISTENSIALIS TERHADAP NOVEL 9 MATAHARI KARYA ADENITA Hikmah, Siti Nurul
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.876 KB)

Abstract

Hikmah, Siti Nurul. 2013. “Perjuangan Perempuan Mengejar Impian dalam Novel 9 Matahari Karya Adenita: Sebuah Tinjauan Kritik Sastra Feminisme Eksistensialis”. Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. Kesempatan perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang sejajar dengan laki-laki mampu mengubah pandangan atau pola pikir perempuan. Melalui novel 9 Matahari, Pengarang melukiskan tokoh perempuan yang tidak hanya sekedar berjuang untuk mendapat pendidikan tingkat sarjana, tetapi juga menunjukkan bagaimana usaha-usaha tokoh perempuan agar eksistensinya diakui. Permasalahan yang terdapat dalam novel 9 Matahari yaitu, terjadinya kekerasan psikis yang dialami tokoh perempuan, lingkungan yang tidak kondusif untuk matari berkembang. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian skripsi ini. Penelitian terhadap novel 9 Matahari bertujuan mengungkapkan persoalan sekaligus penyelesaian masalah tokoh Matari dengan cara berjuang serta bereksistensi dalam mengejar impiannya di Bandung. Penulis menggunakan teori struktural dan feminisme eksistensialis untuk mengetahui sejauh mana usaha-usaha Matari untuk mencapai eksistensinya. Hasil analisis terhadap novel 9 Matahari dapat disimpulkan tokoh utama perempuan, Matari berhasil membebaskan dirinya dari keegoisan Bapak dan kemiskinan yang dialami keluarganya dengan cara mewujudkan impiannya yaitu menjadi sarjana, kemudian ia mampu menunjukkan eksistensinya dengan cara menjadi penyiar, MC dan ikut terlibat dalam pembangunan TV kampus, yaitu CTV. Sehingga hal tersebut membuat dirinya mampu bereksistensi dan mendapat pengakuan dari Bapak dan teman-temannya. Kata kunci: Perempuan, Perjuangan, Feminisme Eksistensialis
DIKSI DALAM JUDUL-JUDUL BERITA HARIAN LAMPU HIJAU Karengga Ruci, Dwi Laksmi
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.584 KB)

Abstract

Judul berita dalam suatu media massa (koran) merupakan kepala berita yang berfungsi sebagai pengantar pengetahuan pembaca tentang isi dari berita yang akan diuraikan. Sebagai suatu pengantar, judul berita harus memenuhi syarat- syarat judul yang baik. Ketepatan penggunaan kata pada judul, cakupan isi judul, maupun struktur gramatika judul akan menentukan judul tersebut sudahkah memenuhi syarat ketentuan judul yang baik. Dalam hal ini penulis menspesifikkan judul berita kriminal sebagai topik pembahasan. Masalah yang diteliti adalah judul berita kriminal yang paling dominan dalam harian Lampu Hijau, fungsi prefiks di- pada judul berita kriminal harian Lampu Hijau dan sudahkah judul- judul berita tersebut memenuhi syarat ketentuan judul yang baik. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengeksplanasikan judul berita paling dominan dalam harian Lampu Hijau, 2) mendeskripsikan fungsi prefiks di- pada judul berita kriminal harian Lampu Hijau, 3) mengetahui judul berita kriminal harian Lampu Hijau sudahkah memenuhi syarat ketentuan judul yang baik. Metode pengumpulan data, penulis menggunakan teknik simak dan catat. Data diambil dari kalimat-kalimat judul berita kriminal harian Lampu Hijau yang terbit pada bulan November 2011. Data dianalisis berdasarkan klasifikasi ketidaktepatan diksi. Selanjutnya yaitu proses mengorganisasikan informasi yang ditemukan yang memungkinkan penarikan simpulan. Langkah terakhir yaitu penarikan simpulan. Penyajian hasil analisis dilakukan menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berita utama Lampu Hijau ditemukan persentase tindakan kriminal kejahatan terhadap jiwa seseorang paling dominan, lalu terjadi banyak proses morfologis khususnya prefiks -di yang memunculkan banyak fungsi (kehematan judul, mendampingi ungkapan khusus, menambah rasa ingin tahu pembaca), yang terakhir adalah berdasarkan aspek sintaksis judul- judul berita kriminal pada harian Lampu Hijau tidak memenuhi syarat ketentun judul yang baik terlihat dari (cakupan judul yang terlalu luas, klausa judul yang masih terlalu panjang, maksud dari judul yang masih berbelit-belit serta menimbulkan makna yang kabur. Kata kunci: Judul Berita kriminal , Harian Lampu Hijau, Diksi.
Resepsi Pembaca di Kalangan Remaja SMP Terhadap Novel Teenlit. Umami, Tafrichatul
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.61 KB)

Abstract

Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula novel teenlit yang mengalami cetak ulang lebih dari satu kali. Itulah sebabnya perkembangan sastra populer tidak pernah mengalami krisis keterpurukan dari masyarakat dan akan mendapat tempat di masyarakat. Minat baca siswa SMP terhadap novel populer jenis Teenlit masih rendah. Pada umumnya siswa kurang gemar membaca novel populer jenis Teenlit terutama siswa laki-laki. Remaja laki-laki lebih suka membaca majalah bola atau majalah otomotif dari pada membaca novel teenlit. Motivasi siswa SMP membaca novel populer jenis Teenlit pada umumnya karena ada tugas sekolah, terutama siswa laki-laki, sedangkan siswa perempuan cenderung menyukai novel teenlit karena iseng atau mengisi waktu luang mereka, bahkan sekedar mengikuti temannya. Tujuan membaca novel populer jenis teenlit, yaitu untuk mengisi waktu luang, untuk memperoleh hiburan, untuk menambah koleksi novel teenlit yang dimilikinya, dan karena ada tugas sekolah. Manfaat yang diperoleh setelah membaca novel teenlit, yaitu untuk pengembangan diri menjadi lebih pintar, lebih dewasa, lebih percaya diri, lebih mandiri, lebih berani, lebih bersemangat, lebih mudah berteman, dan menjadi lebih gaul. Seluruh remaja mengatakan bahwa novel populer itu bagus. Mereka lebih suka membaca novel teenlit dibanding novel sastra. Kata kunci: sastra populer, teenlit, dan resepsi pembaca
LEGENDA CURUG 7 BIDADARI (Kajian Strukturalis Levi-Strauss) Sugiharto, Agus
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.904 KB)

Abstract

Legenda Curug 7 Bidadari merupakan cerita dalam bentuk lisan, maka tata cara penelitian yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber. Selanjutnya peneliti melakukan suntuingan teks lengkap cerita dari berbagai narasumber. Teori folklor dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji cerita dari berbagai narasumber dengan mengandalkan ingatan informan, maka dengan adanya teori folklor dalam penelitian ini, maka cerita lisan Curug 7 Bidadari dapat tersusun secara ilmiah. Strukturalisme adalah sebuah pemikiran yang menganggap bahwa segala sesuatu dibangun atas struktur elemen-elemen penyusunnya. Legenda Curug 7 Bidadari dalam penelitian ini direduksi menjadi elemen-elemen terkecil penyusunnya yang disebut mytheme. Relasi antar mytheme ini menunjukkan makna dari Curug 7 Bidadari yang dalam tataran lebih lanjut merupakan pesan-pesan kolektif pendahulu kepada generasinya. Penelitian ini memperlakukan Legenda Curug 7 Bidadari sebagai cerita yang mengandung mitos sekaligus sebuah karya sastra. Curug 7 Bidadari sebagai karya sastra merupakan ekspresi masyarakat penciptanya, sedangkan sebagai sebuah mitos, legenda tersebut menyimpan nilai moral, ide-ide dasar, pandangan, cara penyelesaian konflik, dan cinta. Agar dapat diketahui maknanya, Curug 7 Bidadari diintrepretasi dengan budaya Jawa sebagai latar belakang pembentuknya. Analisis strukturalisme, dapat diketahui bahwa Curug 7 Bidadari memberikan gambaran tentang kehidupan manusia di dunia, bagaimana menjalani kehidupan, terutama kehidupan berumah tangga yang berlandaskan cinta, dan bagaimana baiknya mencapai tujuan manusia di dunia. Kata kunci : Strukturalisme Levi Strauss, Folklor, Curug 7 Bidadari
KEMAMPUAN VERBAL-NONVERBAL MARIO TEGUH DALAM ACARA “MARIO TEGUH GOLDEN WAYS”: SEBUAH KAJIAN RETORIKA Khatijah, Siti
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.637 KB)

Abstract

Sarana retorika merupakan teknik pemakaian bahasa sebagai seni. Sarana retorika bermacam-macam dan setiap penutur mempunyai kekhususan dalam memilih sarana retorika dalam tuturannya. Mario Teguh sebagai seorang motivator juga menggunakan sarana retorika tertentu. Sarana retorika yang digunakan Mario Teguh meliputi gaya bahasa dan komunikasi nonverbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sarana retorika yang berupa gaya bahasa dan komunikasi nonverbal yang digunakan Mario Teguh dalam tuturannya. Metode pemerolehan data dilakukan dengan metode pustaka, dengan teknik simak dan teknik catat. Penggunaan teknik simak pada dasarnya diwujudkan dengan penyimakan langsung terhadap tuturan yang digunakan Mario Teguh saat menyampaikan motivasi dalam acara Mario Teguh Golden Ways. Teknik catat digunakan seiring dengan teknik simak. Tahap analisis data menggunakan teknik parafrase. Hasil penelitian menunjukkan gaya bahasa yang digunakan Mario Teguh meliputi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat (klimaks, antiklimaks, antitesis, repetisi), berdasarkan langsung tidaknya makna (asindenton, polisindenton, eufimismus, pertanyaan retoris), dan bahasa kiasan yang meliputi majas personifikasi, sinekdoke, hiperbola, paradoks, metafora. Sebagai komunikasi nonverbal, Mario Teguh juga menerapkan faktor kinesik yang meliputi ekspresi wajah, gerakan tangan, penampilan dan postur; proksemik; dan paralingual. Kata kunci : Retorika, Gaya Bahasa, Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal
RELASI SEMANTIS KATA-KATA BERMAKNA DASAR ‘JATUH’ DALAM BAHASA INDONESIA Arieani, Ririn
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.964 KB)

Abstract

Kosakata suatu bahasa dapat terdiri atas sejumlah sistem leksikal yang maknanya dapat ditetapkan berdasarkan perangkat tata hubungan yang dikenal sebagai tata hubungan makna. Salah satu tata hubungan makna yakni kesinoniman. Skripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasa Indonesia. Kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ mempunyai arti yang hampir sama, tetapi dalam pemakaiannya mempunyai daya gabung yang berbeda dan mempunyai perbedaan makna sehingga kata-kata tersebut mempunyai ketepatan pemakaian yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan analisis komponen makna kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’, mendeskripsikan cakupan perubahan makna pada kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’, dan mendeskripsikan relasi semantis kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’ dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik lanjutan simak libat cakap, selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka dengan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Pada tahap analisis data digunakan metode komponen makna dan metode agih dengan teknik substitusi dan teknik but-test sebagai teknik lanjutan. Metode komponen makna digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan kata-kata bermakna dasar ’jatuh’. Kata-kata bermakna dasar ’jatuh’ yang diiventaris, mencakup: rontok, gugur, runtuh, roboh, ambruk, ambrol, amblek, rebah, tumbang, dan longsor. Selain menyatakan makna dasarnya, kata-kata tersebut dapat mengalami perubahan makna akibat digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Relasi semantis yang terbentuk ada tiga, yakni relasi persinggungan (contiguity), relasi tumpang tindih (overlapping), dan relasi keberlawanan (complementation). Kata Kunci: Relasi Semantis, Makna, Jatuh
MOTIF, TUJUAN, DAN MANFAAT PERTUNJUKAN WAYANG ORANG NGESTI PANDOWO BAGI PENONTON Sadiyah, Siti
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.607 KB)

Abstract

Di Indonesia, seni pertunjukan kesenian tradisional telah bergeser fungsinya dari ritual menjadi tontonan komersial. Kesenian tradisional semakin sulit ditemukan di kota-kota. Seni pertunjukan ini rupanya mengalami pula krisis “penonton” dan frekuensi pementasannya, salah satunya terjadi pada kesenian wayang orang Ngesti Pandowo. Penonton yang menyaksikan pertunjukan wayang orang memiliki motivasi yang tidak sama. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan motif, tujuan, dan manfaat pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo bagi penonton.
RESEPSI MASYARAKAT KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN TERHADAP UPACARA SEBA SUKU BADUY Octavitri, Yollanda
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.066 KB)

Abstract

Tradisi adat Upacara Seba adalah peraturan adat, ekspresi kebudayaan atau bentuk rasa syukur atas hasil panen yang dihasilkan selama satu tahun dan ungkapan terima kasih serta penghormatan Suku Baduy kepada Bupati Kabupaten Lebak sebagai pimpinan daerah tempat Suku Baduy bermukim. Berkat dilaksanakannya Upacara Seba, tercipta hubungan yang baik antara Suku Baduy dengan birokrat. Upacara Seba dilaksanakan setiap tahun sekitar bulan April-Mei pada tahun Masehi. Persembahan yang diberikan kepada pimpinan daerah setempat bermotif dari kewajiban adat, rasa syukur, pengharapan dan doa. Rasa syukur, pengharapan dan doa disampaikan secara lisan oleh petinggi adat Suku Baduy serta diwujudkan dengan mempersembahkan hasil panen. Terdapat kearifan lokal dari kesederhanaan hidup Suku Baduy. Data dalam penelitian ini bersumber dari lisan, yaitu dari narasumber dan informan. Data dikumpulkan dengan beberapa langkah yaitu pengamatan langsung non-partisipasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Dari beberapa langkah tersebut, dihasilkan data berupa kondisi lingkungan daerah sekitar Suku Baduy, cerita Upacara Seba, dan tanggapan masyarakat terhadap Upacara Seba. Penelitian ini menggunakan teori folklor, teori filologi dan teori resepsi sastra. Teori folklor digunakan dalam proses pendeskripsian Upacara Seba yang merupakan bagian dari folklor sebagian lisan. Teori filologi digunakan pada proses pengumpulan data teks lisan yang terdapat di masyarakat Suku Baduy dan mendokumentasikan prosesi ritual adat Upacara Seba. Teori resepsi sastra sebagai pijakan untuk mengetahui tanggapan tentang cerita, prosesi tradisi adat dan makna yang terkandung dalam Upacara Seba Suku Baduy. Melaui ketiga teori ini dapat diketahui bahwa tradisi adat Upacara Seba memberikan gambaran serta pandangan tentang kehidupan masyarakat Kabupaten Lebak. Hasil penelitian menunjukkan resepsi masyarakat Kabupaten Lebak terhadap Upacara Seba secara umum menghargai dan apresiasi. Secara spesifik variasi resepsi masyarakat Kabupaten Lebak dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu usia, tingkat pendidikan dan status kebudayaan. Kata kunci: Upacara Seba Suku Baduy, masyarakat Kabupaten Lebak, resepsi sastra.
UPACARA BUKA LUWUR MAKAM SUNAN KUDUS DI KABUPATEN KUDUS Fuadi, Akhlish
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.299 KB)

Abstract

Di kalangan masyarakat Pulau Jawa terdapat banyak tradisi peninggalan Hindu-Budha yang sudah disisipi ajaran Islam, salah satunya adalah Upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus (BLMSK). BLMSK adalah ritual penggantian kain kelambu/kain mori (luwur) yang digunakan untuk membungkus nisan, cungkup, makam, serta bangunan di sekitar makam Sunan Kudus. Puncak upacara yang dilaksanakan setiap tahun tersebut adalah pemasangan luwur baru pada tanggal 10 Muharram. Kyai Sepuh terdahulu mengadakan Upacara BLMSK untuk menghormati jasa Sunan Kudus. Banyak masyarakat Kabupaten Kudus yang menanti upacara tersebut untuk mendapatkan berkah dari Sunan Kudus. Ada kepercayaan/mitos yang terdapat pada luwur bekas makam Sunan Kudus dan sego jangkrik. Penelitian ini bertujuan mengetahui teks lisan Upacara BLMSK, mendeskripsikan latar belakangnya, menjelaskan prosesinya, dan mengungkap tanggapan masyarakat Kabupaten Kudus terhadap Upacara BLMSK. Data dalam penelitian ini bersumber dari lisan, yaitu dari narasumber dan informan. Data dikumpulkan dengan beberapa langkah yaitu pengamatan langsung partisipasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Dari beberapa langkah tersebut, dihasilkan data berupa legenda Sunan Kudus, cerita Upacara BLMSK, dan tanggapan masyarakat terhadap Upacara BLMSK. Hasil penelitian menunjukan resepsi masyarakat Kabupaten Kudus menghargai dan antusias terhadap Upacara BLMSK. Selain lingkungan sosial, keberagaman resepsi masyarakat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu: 1) usia; 2) latar belakang pendidikan; 3) agama. Kata kunci: Buka Luwur Makam Sunan Kudus, upacara BLMSK, sego jangkrik, dan resepsi sastra

Page 2 of 2 | Total Record : 20