cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SulukIndo
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 79 Documents
PERJUANGAN HIDUP DAN KEMANDIRIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Santora, Ulvadisa
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.751 KB)

Abstract

Novel Padang Bulan adalah salah satu novel karya Andrea Hirata yang merupakan potret perjuangan hidup di Indonesia. Dalam novel ini Andrea Hirata melukiskan perjuangan dan kerja keras seorang anak kecil yang menjadi tulang punggung keluarga. Berbagai peristiwa dan konflik terjadi dalam novel ini, konflik-konflik tersebut menimbulkan aspek psikologi yaitu melalui kepribadiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kaitan antarunsur struktur dan mengungkapkan aspek psikologi yang lebih khusus kepribadiannya dalam novel Padang Bulan. Hasil analisis novel Padang Bulan adalah kepribadian tokoh utama dalam mengendalikan tingkah laku memenuhi kategori Carl Gustav Jung yang membagi menjadi empat, yaitu: persona, anima dan animus, shadow, dan self. Kata Kunci : Perjuangan, Kepribadian, Persona, Anima-animus, Shadow, Self.
WUJUD DAN FUNGSI ALIH KODE PENUMPANG DAN AWAK BUS TRAYEK JEPARA-SEMARANG (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) Wulansari, Nanik
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.014 KB)

Abstract

This research aimed to describe the variation form of code switching, explaining the function of code switching and code switching determinants on speech passengers and crew-bus route Semarang-Jepara. This research is a qualitative descriptive study using a sociolinguistic approach. To achieve the objectives of this study, researchers refer to the theory of Hymes 1974 Suwito (1985) and Widjajakusumah 1981. Collecting data in this study through observation using advanced techniques. Refer involved a conversation (SLC), consider the conversation involved free (SBLC), records, and record. The results showed that the variation of code switching passengers and crew-bus route Semarang-Jepara is a the internal code switching. Over the internal code switching is a code switcing inter-language, that is from Indonesian to Javanese and from Javanese to Indonesian, and code switching between speech level, namely from language Java Ngoko to language Java Madya, language Java Madya to language Java Ngoko, language Java Ngoko to language Java Krama, language Java Krama to language Java Ngoko. Code switching function is found, which is to familiarize or stretch your communication, to offer and provide information, to provide security to passengers, to convey a sense of humor, and to save time. Determinants over the code is found, the setting and scene, participant, ends, key, genre: language diversity kolokial. Keywords: code switching, a form of code switching, code switching function, passengers, and crew bus.
SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) CAHYANINGRUM, IKA
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.012 KB)

Abstract

Serat Mumulen dapat dikategorikan ke dalam naskah berjenis simbolik yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan mengetahui simbol dan makna sesaji.Naskah Serat Mumulen dengan ukuran 16 x 21 cm ditulis di Surakarta abad 19,menceritakan tentang acara keraton yakni persembahan atau sesaji untuk leluhurkeraton Surakarta Khususnya untuk para Nabi pada pakubuwana IX (1861-1893).Selain mengungkap makna dan simbol, serat mumulen mendiskripsikan tokohpada masa kerajaan demak, pajang, dan surakarta yang berhubungan dengankejayaan kerajaan hingga saat ini. Maka setiap tokoh harus diingat dan diberikansesaji sesuai kriteria yang ada, dengan begitu masyarakat jawa bisa mendo’akanpara leluhur. Contoh : Kanjeng Sultan Demak diberikan sesaji nasi punar dansambal kedelai. Sajen tersebut diberikan karena masyarakat berkeyakinan adanyawujud rasa syukur. Analisis Naskah Serat Mumulen menunjukkan bahwa pemaknaan yangdilakukan terhadap naskah Serat Mumulen mempresentasikan simbol-simbolsesaji berupa makanan, bunga dan buah-buahan pada acara hajat mantu diKeraton pada masa Pakubuwana I sampai Pakubuwana X, serta mengungkappenanda dan petanda dalam simbol yang terdapat dalam sesaji. Sesaji adalah media atau sarana untuk mengingat dan mendo’akan leluhur.Masyarakat jawa masih mengenal sesaji sampai sekarang. Namun tradisimasyarakat jawa saat ini dianggap mistis, irasional, dan sebutan yang terkesannegatifoleh masyarakat modern. Hanya sedikit yang melihat yang melihat sebagaimenifestasi bentuk lain dari do’a. Dengan kata lain sesaji diartikan wujud darisistem Religi masyarakat Jawa. Ada bermacam-macam sesaji dalam kehidupanmasyarakat jawa, salah satunya sesaji dalam hajatan pernikahan yang terdapatdalam naskah serat mumulen yang harus dipertahankan.
RESEPSI MASYARAKAT DESA BRAGOLAN, KABUPATEN PURWOREJO TERHADAP CERITA RAKYAT BEDUG AGENG KYAI BAGELEN Widiantoro, Ganjar
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cerita rakyat lahir dan berkembang dalam masyarakat di berbagai pelosok nusantara, termasuk yang lahir dan berkembang di Jawa khususnya pada masyarakat Jawa Tengah. Salah satunya adalah cerita rakyat tentang Bedug Ageng Kyai Bagelen yang selanjutnya disingkat CRBAKB. Cerita rakyat tentang Bedug Ageng Kyai Bagelen terdapat di masyarakat Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Cerita tersebut terkait dengan cerita tentang pembuatan sebuah bedug istimewa atas perintah Raden Adipati Cokronagoro I (bupati pertama Purworejo). Teori yang digunakan adalah teori filologi dan teori resepsi sastra. Teori filologi diterapkan ketika proses pengambilan teks lisan dari masyarakat dan mengalihkannya dalam bentuk teks tertulis, sedangkan untuk memahami tanggapan dari masyarakat diperlukan teori resepsi sastra. Upaya untuk mendapatkan tanggapan atau resepsi penikmat cerita terhadap CRBAKB dibutuhkan analisis yang lebih komprehensif. Dalam hal ini, teori yang tepat untuk menganalisis resepsi masyarakat terhadap CRBAKB adalah teori resepsi sastra. Teori resepsi sastra dapat disebut sebagai teori yang menjelaskan bahwa teks sastra (lisan maupun tulis) dengan titik tolak pembaca (penikmat) yang memberi tanggapan atau reaksi terhadap teks tersebut. Metode penelitian yang dilakukan antara lain mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikannya dalam sebuah laporan penelitian. Masyarakat Desa Bragolan percaya terhadap kebenaran CRBAKB. Hal ini dibuktikan dari seratus kuesioner yang disebar, sebanyak 96 (96%) dari hasil kuesioner menyatakan tahu dan percaya dengan keberadaan CRBAKB. Mereka mengganggap cerita tersebut sebagai cerita sejarah yang pernah terjadi pada masa lampau. CRBAKB perlu dilestarikan mengingat banyaknya generasi penerus saat ini tidak mengenal CRBAKB secara mendalam. Masyarakat dari berbagai lapisan pada umumnya mengetahui CRBAKB walaupun dengan tingkat pemahaman dan penguasaan cerita yang berbeda. Selain itu, resepsi masyarakat terhadap CRBAKB termasuk dalam kategori percaya karena terdapat bukti berupa sebuah bedug, dalam hal ini Bedug Ageng Kyai Bagelen. Kata Kunci: CRBAKB, Resepsi Sastra
”KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! KARYA MUHIDIN M DAHLAN (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)” Rahmawati, Rr Via
SULUK INDO Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.596 KB)

Abstract

Penelitian terhadap novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! ini bertujuanuntuk mengungkap kritik sosial yang terkandung dalam novel Tuhan, Izinkan AkuMenjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan melalui pendekatan sosiologi sastra.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,dengan teknis analisis isi yaitu mengungkap dan kemudian mendeskripsikan unsurekstrinsiknya, apa dan bagaimana kritik sosial yang dikandung dalam novel tersebut. Fokus penelitian ini adalah kritik sosial yang terkandung dalam novel Tuhan,Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan yang meliputi: Pertama,kritik sosial terhadap pemberontakan yang dilakukan Jemaah Daulah Islamiyah.Kedua, kritik sosial terhadap pilihan hidup menjadi pelacur. Ketiga, kritik sosialterhadap permasalahan gender. Keempat, kritik sosial terhadap pelanggaran normanormamasyarakat.Kelima,kritiksosialtentangkekerasandalamkeluarga.Keenam,kritiksosial terhadap sikap tokoh agama. Tehnik analisis yang dilakukan penelitiyaitu membaca dan memahami isi novel, menganalisis kritik sosial, kemudianmenginterpretasikan data sesuai dengan indikator fokus penelitian dan fakta(peristiwa) yang melatarbelakangi kritik sosial yang ditemukan. Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlanmerupakan novel yang mengisahkan tentang kehidupan sosial masyarakatYogyakarta. Di dalamnya mengupas permasalahan sosial yang terjadi. KeinginanNidah Kirani untuk menghamba pada Tuhan berakhir tragis. Jemaah yang diabanggakan menjerumuskannya dalam kesesatan. Jemaah yang selalu menyuarakannama-nama Tuhan dan menggunakan dalil-dalil Al-Quran ternyata tidak lebih darijemaah sesat yang mengajarkan ajaran agama yang salah. Segala permasalahan yangKiran alami membuatnya terpukul. Dia tidak bisa menerima kenyataan, ini yangkemudian membuatnya memilih jalan hidup sebagai pelacur. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti novel Tuhan,Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan memang mengandung kritiksosial yang dimunculkan dari percakapan para tokoh dan juga melalui narasinya.
”KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! KARYA MUHIDIN M DAHLAN (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)” Rahmawati, Rr. Via
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.596 KB)

Abstract

Kata kunci: Kritik sosial, kehidupan sosial masyarakat, dan pelacur. Penelitian terhadap novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! ini bertujuan untuk mengungkap kritik sosial yang terkandung dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan melalui pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknis analisis isi yaitu mengungkap dan kemudian mendeskripsikan unsur ekstrinsiknya, apa dan bagaimana kritik sosial yang dikandung dalam novel tersebut. Fokus penelitian ini adalah kritik sosial yang terkandung dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan yang meliputi: Pertama, kritik sosial terhadap pemberontakan yang dilakukan Jemaah Daulah Islamiyah. Kedua, kritik sosial terhadap pilihan hidup menjadi pelacur. Ketiga, kritik sosial terhadap permasalahan gender. Keempat, kritik sosial terhadap pelanggaran norma-norma masyarakat. Kelima, kritik sosial tentang kekerasan dalam keluarga. Keenam, kritik sosial terhadap sikap tokoh agama. Tehnik analisis yang dilakukan peneliti yaitu membaca dan memahami isi novel, menganalisis kritik sosial, kemudian menginterpretasikan data sesuai dengan indikator fokus penelitian dan fakta (peristiwa) yang melatarbelakangi kritik sosial yang ditemukan. Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan merupakan novel yang mengisahkan tentang kehidupan sosial masyarakat Yogyakarta. Di dalamnya mengupas permasalahan sosial yang terjadi. Keinginan Nidah Kirani untuk menghamba pada Tuhan berakhir tragis. Jemaah yang dia banggakan menjerumuskannya dalam kesesatan. Jemaah yang selalu menyuarakan nama-nama Tuhan dan menggunakan dalil-dalil Al-Quran ternyata tidak lebih dari jemaah sesat yang mengajarkan ajaran agama yang salah. Segala permasalahan yang Kiran alami membuatnya terpukul. Dia tidak bisa menerima kenyataan, ini yang kemudian membuatnya memilih jalan hidup sebagai pelacur. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan memang mengandung kritik sosial yang dimunculkan dari percakapan para tokoh dan juga melalui narasinya.
Gaya Bahasa Novel Selamat Tinggal Jeanette Karya Titie Said. Sebuah Kajian Stilistika. Rosa, Fellyca Fitri
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.959 KB)

Abstract

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Jawa dan perpaduan antara Jawa dan Prancis. Perpaduan budaya tersebut berdampak memperkaya bahasa yang digunakan dalam novel tersebut, baik bahasa lokal mapun bahasa internasional. Novel ini bercerita tentang Suryono, seorang pemuda berasal dari Solo keturunan bangsawan yang menjalin hubungan percintaan dengan seorang gadis cantik asal Prancis, bernama Jeannette. Suryono membawa Jeanette ke kota kelahirannya Solo dan akhirnya menikah, meskipun pernikahan itu sesungguhnya tidak disetujui oleh ibu Suryono. Cinta antarbangsa itu mengalami keretakan dan Jeanette pulang ke Prancis. Sementara itu, Suryono yang kesepian sempat memperkosa pembantunya, yang bernama Trimah.
LEGENDA CURUG 7 BIDADARI (Kajian Strukturalis Levi-Strauss) Sugiharto, Agus; Widyatwati*, Ken
SULUK INDO Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.904 KB)

Abstract

Legenda Curug 7 Bidadari merupakan cerita dalam bentuk lisan, maka tata cara penelitian yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber. Selanjutnya peneliti melakukan suntuingan teks lengkap cerita dari berbagai narasumber. Teori folklor dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji cerita dari berbagai narasumber dengan mengandalkan ingatan informan, maka dengan adanya teori folklor dalam penelitian ini, maka cerita lisan Curug 7 Bidadari dapat tersusun secara ilmiah. Strukturalisme adalah sebuah pemikiran yang menganggap bahwa segala sesuatu dibangun atas struktur elemen-elemen penyusunnya. Legenda Curug 7 Bidadari  dalam penelitian ini direduksi menjadi elemen-elemen terkecil penyusunnya yang disebut mytheme. Relasi antar mytheme ini menunjukkan makna dari Curug 7 Bidadari yang dalam tataran lebih lanjut merupakan pesan-pesan kolektif pendahulu kepada generasinya. Penelitian ini memperlakukan Legenda Curug 7 Bidadari sebagai cerita yang mengandung mitos sekaligus sebuah karya sastra. Curug 7 Bidadari sebagai karya sastra merupakan ekspresi masyarakat penciptanya, sedangkan sebagai sebuah mitos, legenda tersebut menyimpan nilai moral, ide-ide dasar, pandangan, cara penyelesaian konflik, dan cinta. Agar dapat diketahui maknanya, Curug 7 Bidadari diintrepretasi dengan budaya Jawa sebagai latar belakang pembentuknya. Analisis strukturalisme, dapat diketahui bahwa Curug 7 Bidadari memberikan gambaran tentang kehidupan manusia di dunia, bagaimana menjalani kehidupan, terutama kehidupan berumah tangga yang berlandaskan cinta, dan bagaimana baiknya mencapai tujuan manusia di dunia.
ANALISIS STRUKTURAL DAN UNSUR KEARIFAN LOKAL PADA KUMPULAN CERPEN MENGAWINI IBU KARYA KHRISNA PABICHARA Hapsari, Verdiana Indah
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kata kunci: cerpen, latar, kearifan lokal Cerpen sebagai salah satu hasil karya sastra yang bersifat fiksi, tentu memiliki latar atau setting tertentu sebagai gambaran masyarakat di sekitar pengarang, sekaligus tanda yang menunjukkan situasi dan kondisi lingkungan pengarang, karena sebagai anggota masyarakat, pengarang dalam menciptakan suatu karya sastra mencerminkan kondisi masyarakatnya yang ditulis berdasarkan kehidupan sosial masyarakat tertentu dan menceritakan kebudayaan-kebudayaan yang melatarbelakanginya. Salah satunya dalam kumpulan cerpen Mengawini ibu karya Khrisna Pabichara yang mengangkat kearifan lokal masyarakat Bugis Makassar beserta kompleksitas permasalahan yang melingkupinya. Penelitian terhadap kumpulan cerpen Mengawini Ibu karya Khrisna Pabichara ini bertujuan untuk mengungkap unsur kearifan lokal masyarakat Makassar melalui pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknis analisis isi yaitu mengungkap dan kemudian mendeskripsikan unsur ekstrinsiknya, apa dan unsur kearifan lokal yang dikandung dalam kumpulan cerpen tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa kearifan lokal yang ada dalam cerpen "Gadis Pakarena" terletak pada budaya masyarakat Makassar yang tidak menerima perkawinan dengan budaya kaum asing. Kearifan lokal tentang nilai bissu yang ada dalam masyarakat Makassar pada cerpen "Arajang". Kearifan lokal pada cerpen "Rumah Panggung di kaki Bukit" terletak pada adat perkawinan yang disebut dengan pammole cera.Kearifan lokal pada cerpen "Haji Baso" terlihat pada batu hitam bertuah atau yang disebut dengan kulau bassi. Jimat ini bagi orang Makassar jimat untuk kekebalan tubuh.Perbedaan kasta (Adat Perkawinan) dalamkearifan lokal cerpen "Silariang.Senjata tradisional Makassar yaitu badik dalam kearifan lokal pada cerpen "Ulu Badik Ulu Hati". Badik dipergunakan bukan hanya untuk membela diri atau berburu, tetapi juga merupakan suatu identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan.
NILAI PENDIDIKAN DALAM KOMIK ONE PIECE JILID 1-23 KARYA EIICHIRO ODA (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA) Furqon, Muhammad Taufiq
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.629 KB)

Abstract

Furqon, Muhammad Taufiq. 2013. “Nilai Pendidikan dalam Komik One Piece Jilid 1-23 Karya Eiichiro Oda”. Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah komik One Piece dilihat dari bentuknya hanya terdiri dari gambar dan teks, tetapi ada unsur-unsur fiksi terdapat di dalamnya seperti adanya tema, tokoh, latar,dan ada amanat yang ingin disampaikan pengarangnya. Sehingga pemahaman dan pemaknaan terhadapnya mampu memberikan manfaat bagi pembacanya yang terwujud dalam bentuk nilai-nilai pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Dengan pendekatan sosiologi sastra ini maka peneliti dapat melihat sejauh mana sebuah karya sastra itu memiliki nilai pendidikan. Sumber data dalam penelitian ini berupa komik One Piece Jilid 1-23 karya Eiichiro Oda. Wujud data berupa unsur-unsur intrinsik yang membangun komik One Piece karya Eiichiro Oda yang meliputi tokoh dan penokohan, latar, alur, tema dan nilai pendidikan yang terdapat dalam komik. Proses penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data dan analisis data. Data diperoleh dengan cara pembacaan dan pencatatan. Analisis disajikan secara deskriptif analisis. Penulis menggunakan teori struktural dan teori soiosastra untuk mengungkap nilai pendidikan di dalam komik One Piece. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam komik One Piece Jilid 1-23 karya Eiichiro Oda terlihat nilai pendidikan moral. Nilai pendidikan moral, keindahan dan kebenaran dalam komik One Piece terlihat dari sikap dan tindakan para tokoh dalam komik One Piece. Kata kunci: sastra populer, komik, nilai pendidikan