cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources" : 12 Documents clear
KEBIASAAN MAKAN TERIPANG (ECHINODERMATA: HOLOTHURIIDAE) DI PERAIRAN PANTAI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU Agusta, Oriza
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.917 KB)

Abstract

Teripang adalah biota laut yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, pasir berlumpur maupun dalam lingkungan terumbu yang. merupakan salah satu sumber protein hewani dan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat di dalam maupun di luar negeri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 di Perairan pantai Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Identifikasi kebiasaan makan teripang dilakukan di Laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui kebiasaan makanan teripang di Perairan pantai Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Pada penelitian ini, menggunakan metode Index of Preponderance. Nilai Index of Preponderance diketahui dengan cara mengamati makanan yang terdapat pada usus Teripang. Teknik sampling teripang yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Hasil penelitian didapatkan, saat sampling di lapangan diperoleh 3 spesies teripang yaitu Holothuria hilla, Holothuria leucospilota, Holothuria impatiens. Makanan utama dari ke tiga jenis teripang yang di temukan adalah jenis Bacillariophyceae dengan nilai Index of Preponderance masing-masing jenis sebesar Holothuria hilla 51%, Holothuria leucospilota 35,1% dan Holothuria impatiens 52,5%.Kata kunci : Kebiasaan makanan, Pulau Pramuka, TeripangAbstractSea cucumbers are types of sea animals that move slowly, living on the bottom substrate of sand, silt and in the reef environment that one source of animal protein and have long been consumed by people within and outside the country. The research was conducted in April 2012 in the coastal waters of Pramuka Island, Seribu Islands. Identification of the feeding habits of sea cucumbers performed performed in the Laboratory of Hydrobiology Faculty of Fisheries and Marine Science Diponegoro University. The purpose of this study is to food habits of sea cucumber in the waters of the Pramuka Island, Seribu Island. In this study, using the method Index of Preponderance. Value Index of Preponderance is know by observing that there is food in the gut cucumber. The sampling technique used for sea cucumber in this study is the census method. The results obtained when sampling in the field gets the 3 species of sea cucumber are Holothuria hilla, Holothuria leucospilota, Holothuria impatiens. The main meal of the three types of the sea cucumber found such as Bacillariophyceae which have I Index of Preponderance value of each type of Holothuria hilla is 51%, Holothuria leucospilota is 35,1% and Holothuria impatiens is 52,5%.Key words : Food Habits, Pramuka Island, Sea Cucumber
STUDI KELIMPAHAN GASTROPODA (Lambis spp.) PADA DAERAH MAKROALGA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU Rizkya, Sahila
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.765 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling artinya sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Kuadran transek berukuran 1 x 1 m diletakkan jarak 10 meter dari satu plot ke plot berikutnya dengan arah tegak lurus garis pantai sampai ke tubir atau daerah yang pertumbuhan makroalganya sangat jarang, kemudian dengan menggunakan line transek sepanjang 100 meter ditarik tegak lurus dari garis pantai ke arah tubir. Hasil penelitian yang didapatkan adalah kelimpahan Lambis yang didapatkan pada Pulau Pramuka selama penelitian seluruhnya ada 21 individu, dengan jumlah total pada Stasiun 1 yaitu 11 individu, pada Stasiun 2 dengan jumlah 2 individu dan Stasiun yang ke 3 dengan jumlah 8 individu. Spesies Lambis spp. yang ditemukan saat penelitian yaitu Lambis crocata, Lambis lambis, Lambis scorpius, dan Lambis chiragra dengan komposisi Lambis crocata 52 %, Lambis lambis 29 %, Lambis scorpius 14 % dan yang paling rendah yaitu Lambis chiragra dengan 5 %. Jenis-jenis makroalga yang ditemukan adalah spesies Sargassum sp, Halimeda sp, Padina sp, Caulerpa sp dan Euchema sp.Kata kunci : Gastropoda (Lambis spp.), Makroalga, Pulau PramukaAbstractThe study was conducted on April 2012 at Pramuka Island, Seribu Island, Jakarta. The sampling technique used purposive sampling method means that as the name suggests, the samples were taken with the intent or purpose. Transect quadrant 1 x 1 m placed a distance of 10 meters from one plot to the next plot in the direction perpendicular to the shoreline or the edge of a growth area macroalgae very rarely, and then using the line transect along the 100 meter perpendicular drawn from the shoreline to the edge. The results obtained are found in abundance Lambis the Pramuka Island during the study a total of 21 individuals, with the total at Station 1 is 11 individuals, at Station 2 with 2 individuals and the number of stations 3 were 8 individuals. Species of Lambis spp. found during the study are Lambis crocata, Lambis lambis, Lambis scorpius, and Lambis chiragra with the composition Lambis crocata 52%, Lambis lambis 29%, Lambis scorpius 14% and the lowest is Lambis chiragra by 5%. The species of macroalgae found are Sargassum sp, Halimeda sp, Padina sp, Caulerpa sp and Euchema sp.Keywords : Gastropods (Lambis spp.), Macroalgae, Pramuka Island
*) Penulis Penanggung Jawab STUDI TAKSONOMI BINTANG LAUT (Asteroidea, Echinodermata) DARI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JEPARA -, Puspitasari
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.343 KB)

Abstract

Bintang laut merupakan salah satu kelompok echinodermata yang berperan penting dalam jaring makanan, umumnya sebagai predator dan pemakan detritus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – Maret 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, habitat dan ciri-ciri khusus bintang laut dari perairan Karimunjawa, Jepara. Pengambilan sampel dilakukan di kepulauan Karimunjawa, mencakup sisi barat dan timur pulau Karimunjawa, sisi barat pulau Menjangan Kecil, sisi utara pulau Cemara Kecil dan sisi utara pulau Cemara Besar, menggunakan metode purposive sampling. Sampel bintang laut dikumpulkan dari berbagai habitat di daerah intertidal sampai kedalaman 3 meter. Identifikasi setiap spesies dan pembuatan kunci identifikasi dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi (P2O-LIPI), Jakarta. Sebelas individu bintang laut dari 9 spesies yang mewakili 6 genera dari 4 famili dan 2 ordo berhasil di identifikasi. Sebagian besar bintang laut ditemukan di daerah terumbu karang. Berdasarkan karakter morfologi diketahui bahwa spesies yang tampaknya sama bahkan hidup di lokasi yang sama ternyata adalah spesies yang berbeda yaitu Archaster angulatus dan Archaster typicus, Nardoa frianti dan Nardoa pauciforis serta Linckia laevigata dan Linckia multifora. Semua jenis bintang laut yang dikumpulkan merupakan jenis-jenis yang umum ditemukan di perairan Indonesia.Kata Kunci : Taksonomi, Identifikasi, Bintang Laut, KarimunjawaAbstractSea stars play an important role in food webs, generally as predators and detritus feeder. This research has been conducted in December 2011 – March 2012. This research is subjected to achieved its biodiversity in the Karimunjawa Islands. Samples were collected from western and eastern side of Karimunjawa Island, western side of Menjangan Kecil, northern side of Cemara Kecil and northern side of Cemara Besar island, up to the depth of three meters. Species identification was done at Biology Laboratory of the Research Center for Oceanography (P2O-LIPI) Jakarta. A total of 11 asteroid individuals belonging to 9 species of 6 genera, which represented 4 families and 2 orders have been identified. Most of sea stars were found on the coral reef. Based on morphological characters of sea stars that apparently similar, even living in the same location, however after identified are different species, that is Archaster angulatus and Archaster typicus, Nardoa frianti and Nardoa pauciforis then Linckia laevigata and Linckia multifora. All species was considered common for tropical Indo Pasific region, including Indonesian watersKeywords: Taxonomical, Identification, Asteroidea, Karimunjawa
KELIMPAHAN HEWAN MAKROBENTOS YANG BERASOSIASI PADA HABITAT LAMUN DENGAN JARAK BERBEDA DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU Ekaningrum, Nurul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.563 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sistematik sampling artinya sampling yang disusun dengan lokasi dan waktu sampling dibuat dengan pola teratur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lamun yang ditemukan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu adalah Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis dan Syringodium. Kelimpahan hewan makrobentos pada habitat lamun dengan jarak berbeda, yaitu Stasiun A (6 meter) 10 spesies dengan 52 individu dan Stasiun B (50 meter) 12 spesies dengan 69 individu. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) hewan makrobentos pada Stasiun A dan Stasiun B sebesar 2,29 dan 2,39. Nilai Indeks Keseragaman (E) pada Stasiun A dan Stasiun B sebesar 0,95 dan 0,96. Dari hasil uji T- Test didapatkan nilai signifikan sebesar 0,159 (P<0,005), yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan kelimpahan hewan makrobentos pada habitat lamun dengan jarak berbeda atau relatif seragam.Kata kunci : Lamun, Kelimpahan Hewan Makrobentos, Pulau PramukaAbstractThis reseacrh has been conducted on April 2012 in the Pramuka Island, Kepulauan Seribu. Systematic sampling method was used to sampling of makrozoobenthos with the location and time of sampling was made in a regular pattern. The results showed that the type of the seagrass found in Pramuka Island Kepulauan Seribu are Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis and Syringodium. The abundance of makrozoobenthos on habitat of seagrass with different distances are Station A (6 meters) 10 species with 52 individuals and Station B (50 meters) 12 species with 69 individuals. Value Diversity Index (H ') makrozoobenthos at Station A and Station B are about 2,29 and 2,39. Value Evenness Index (E) in Stasiun A and Stasiun B are about 0,95 dan 0,96. The test T-Test results obtained significant value of 0.159 (P <0.005), which means there is no significant difference on abundance of makrozoobenthos in habitat of seagrass with different distance or relatively uniform.Keywords: Seagrass, Abudance Makrozoobenthos, Pramuka Island
Pengaruh Penambahan Kitosan Terhadap Pertumbuhan Rhizopora mucronata dengan Konsentrasi Berbeda di Tambak Desa Mangunharjo, Semarang Yasinta, Ayuk
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.071 KB)

Abstract

Rhizophora mucronata adalah salah satu species mangrove, species ini banyak ditanam untuk menangulangi abrasi. Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut tumbuhan yang hidup diantara laut dan daratan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai Maret 2012. Lokasi penelitian adalah pematang antara tambak budidaya ikan dan pembibitan mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kitosan terhadap pertumbuhan Rhizophora mucronata sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik sebagai acuan pembibitan. Rata-rata pertumbuhan tinggi pucuk Rhizopora mucronata (cm) berdasarkan nilai R2 terbesar yaitu 0,998 dan pertambahan panjang dan lebar bibit Rhizopora mucronata (cm) yang terbesar 0,895 pada konsentrasi 10 ppm. Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan kitosan terhadap pertumbuhan dengan membandingkan kontrol dengan perlakuan, hasilnya F hitung < F tabel. Perbandingan kontrol dengan konsentrasi 10 ppm F hitung -3,822) < F tabel 1,782 kontrol dengan konsentrasi 15 ppm F hitung -2,779) < F tabel 1,782 kontrol dengan konsentrasi 33 ppm F hitung -3,223) < F tabel 1,782. Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh nyata antara penambahan kitosan dengan rata-rata pertumbuhan Rhizopora mucronata, dari kesimpulan tersebut maka tidak didapatkan konsentrasi yang terbaik digunakan untuk pembibitan.Kata Kunci: Konsentrasi kitosan, Pertumbuhan, Rhizopora mucronataAbstractRhizophora mucronata is one species of mangrove, species are widely planted to overcome abrasion. Mangrove is the vegetation that grows at tidal zone that live between the sea and land. The method used in this study is an experimental method. The research were implemented on December 2011-March 2012. The purpose of this study were determine effect of chitosan addition on the growth of Rhizophora mucronata so it can be used to obtain the best concentration as a reference seedlings. Study site is the embankment of fish farming pond and mangrove seedlings. Average height growth Rhizophora mucronata shoots (cm) that is based on the largest value of R2 is 0,998 and width of seeds Rhizopora mucronata (cm) which had the largest correlation value 0.895 thing happened on the chitosan concentration of 10 ppm. T test conducted to see the effect of adding chitosan on growth by comparing control with treatment, results F hitung < F tabel. Comparison of control with a concentration of 10 ppm F hitung -3,822) < F tabel 1,782 control with a concentration of 15 ppm -2,779 < F tabel 1,782 control with a concentration of 33 ppm F hitung -3,223 < F tabel 1,782. Based on the analysis of the above data it can be concluded that there is no significant effect between the addition of chitosan with an average growth of Rhizophora mucronata, of this conclusion it is not obtained concentration best for the breed.Keywords: Concentration of chitosan, Growth, Rhizopora mucronata
PENGARUH PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LARVA KERANG MUTIARA (Pinctada maxima, Jameson, 1901) SKALA LABORATORIUM Hadinata, Fitra
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.646 KB)

Abstract

Pengembangan budidaya laut sejauh ini belum seintensif pengembangan budidaya air tawar dan air payau. Terbatasnya penyebaran informasi teknologi budidaya beberapa komunitas budidaya laut, antara lain kerang mutiara, menjadi salah satu kendala dalam upaya perluasan usaha bagi pembudidaya kerang mutiara tersebut. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan larva kerang mutiara. Intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi dapat melindungi tubuh larva dari radiasi ultra violet. Larva kerang mutiara bersifat fototaksis positif dan umumnya selama metamorfose larva membutuhkan intensitas cahaya yang sesuai. Pemberian dosis pakan alami berupa alga diawal pemeliharaan sebesar 7000 individu/ml/hari dan terus ditambah 1000-1500 individu/ml/hari selama 17 hari masa pemeliharaan. Pada media pemeliharaan larva diperoleh suhu air berkisar 28-29 oC, salinitas 32 ppt, dan pH air 8. Berdasarkan pengamatan secara deskriptif, intensitas cahaya berbeda mempengaruhi pertumbuhan larva kerang mutiara (P. maxima). Intensitas cahaya 50 dan 100 lux cenderung mempengaruhi pertumbuhan dan laju sintasan larva kerang mutiara.Kata Kunci : Pinctada maxima, Intensitas Cahaya, Pertumbuhan, dan PerkembanganAbstractThe development of mariculture in general so far has not been as intensive as the development of freshwater aquaculture and the brackish water. The limited development of information technology of mariculture, such as pearl shells, becomes one of the constraints in the efforts to expand the business for the pearl. Light intensity has the effects to the growth and maturation of the pearl shells larvae. The low intensity of light can protect the larvae against by ultra violet radiation. Oyster larvae are fototaksis positive and generally require appropriate light intensity during the larvae metamorphosis. The feeding of algae at the beginning of the maintenance is 7000 individuals / ml / day and was continuously added into 1000-1500 individual / ml / day during 17 days the observation. In the larval rearing media was known that the water temperature about 28-29 ° C, 32 ppt salinity, and 8 water pH. Based on descriptive observation, different light intensities affect larval growth of pearl shells (P. maxima). Light intensity of 50 and 100 lux were likely to affect the growth and survival rate of pearl shells larvae.Keywords: Pinctada maxima, Light intensity, Growth and Maturation
KONDISI PERAIRAN BERDASARKAN BIOINDIKATOR MAKROBENTOS DI SUNGAI SEKETAK TEMBALANG KOTA SEMARANG Kawuri, Lintang
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.852 KB)

Abstract

Sungai Seketak merupakan sungai yang bagian hulunya berada di wilayah Tembalang yaitu daerah yang sebelumnya berupa daerah terbuka untuk resapan air tetapi kini berubah fungsi menjadi daerah kampus dan permukiman. Perubahan fungsi tersebut diikuti peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana, salah satunya adalah kebutuhan air. Untuk itu, rencana pembuatan waduk Diponegoro dengan membendung Sungai Seketak dianggap sebagai salah satu upaya konservasi air dan pengendalian daya rusak air. Kelompok makrobentos merupakan kelompok hewan yang relatif menetap di dasar perairan dan sering digunakan sebagai petunjuk biologis (indikator) kualitas perairan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012 di Sungai Seketak Tembalang yang bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pada stasiun I, II, dan III Sungai Seketak dan mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, serta keseragaman makrobentos di sungai Seketak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tertentu. Hasil penelitian pada Stasiun I diperoleh nilai kelimpahan individu sebesar 589 ind./m2, indeks keanekaragaman jenis sebesar 1,14, dan indeks keseragaman sebesar 0,45; Stasiun II diperoleh nilai kelimpahan individu sebesar 273 ind./m2, indeks keanekaragaman jenis sebesar 0,83, dan indeks keseragaman sebesar 0,40; Stasiun III diperoleh nilai kelimpahan individu sebesar 319 ind./m2, indeks keanekaragaman jenis sebesar 1,01, dan indeks keseragaman sebesar 0,57 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan pada stasiun I dan III Sungai Seketak dalam kategori tercemar sedang hingga berat dan pada stasiun II dalam kategori tercemar berat.Kata kunci: Kondisi perairan, Sungai Seketak, MakrobentosAbstractSeketak River is a river in the upstream region at Tembalang. The area which was previously an open area for water absorption, has changed into the campus and residential areas. As a result, community needs for facilities, especially water, increased. Therefore, blocking the Seketak river to built Diponegoro reservoirs was planned as an effort to conserve water and to control the destruction by water force. Macrobenthos group is a group of animals that are relatively settled in the bottom waters and often used as biological indicator of water quality. The research were implemented on June-July 2012. The purpose of this study were determine the waters condition of the Station I, II, and III seketak river based on macrobenthos and find out the abundance, diversity, and uniformity of macrobenthos at Seketak River. The research were determined by survey method to collect information from representated population. The results of this research on the station I obtained individuals abundance value was 589 ind./m2, diversity index was 1,14, and uniformity index is 0,45; Station II individual values obtained individuals abundance value was 273 ind./m2, diversity index was 0,83, and uniformity index was 0,40; Station III obtained individuals abundance value was 319 ind./m2, diversity index was 1,01, and uniformity index was 0,57. The results of this research indicated that the water condition of the Station I and III was in the medium to heavily polluted category and water condition of the Station II was in the heavily polluted category.Key Words: Water Conditions, Seketak River, Macrobenthos
PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO, DAYA TETAS TELUR DAN KECEPATAN PENYERAPAN KUNING TELUR IKAN BLACK GHOST (Apteronotus albifrons) PADA SKALA LABORATORIUM Nugraha, Dimas
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.041 KB)

Abstract

Ikan black ghost merupakan salah satu ikan hias komoditi ekspor yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Ikan ini menyukai perairan dengan suhu 26 – 28 0C. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh suhu terhadap perkembangan embrio, daya tetas telur dan penyerapan kuning telur ikan black ghost (A. albifrons). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dalam skala laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan suhu yaitu 24, 26, 28 dan 30 0C dan 3 (tiga) ulangan yang dilaksanakan pada 19 Maret – 04 Mei 2012 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, Jawa Barat. Hasil penelitian didapatkan waktu perkembangan embrio yang paling cepat adalah perlakuan suhu 30 0C (55 jam 56 menit). Daya tetas telur (HR) presentase yang tertinggi adalah perlakuan suhu 26 0C adalah 36%. Waktu kecepatan penyerapan kuning telur yang paling cepat adalah perlakuan suhu 30 0C (4 hari 21 jam).Hasil Daya Tetas Telur (HR) menunjukan bahwa data didapatkan menyebar normal dengan nilai signifikan 0,932 dan homogenitas 0,848 yang bersifat homogen. Dari uji anova data tersebut terlihat bahwa F hitung adalah 3,167 dengan F tabel 4,07. Karena F hitung < F tabel, maka H0 diterima. Dengan demikian data yang didapatkan Suhu air yang berbeda tidak berpengaruh langsung terhadap daya tetas telur larva ikan black ghost .Kata Kunci : Ikan black ghost, suhu, perkembangan embrio, daya tetas telur dan kecepatan penyerapan kuning telurAbstractBlack ghost is one of the prospective ornamental fish export commodities which have fish economic value. These fish prefer waters with range temperature of 26-28 0C. The method used was experimental laboratories with design used Randomized Design Complete with 4 (four) treatment temperature of 24, 26, 28 and 30 0C and 3 (three) replicated whose have been conducted on 19 March to 4 May 2012 at Research and Development Center Aquaculture Freshwater Ornamental Fish Depok, West Java. The results obtained which the longest embryonic development was the fastest time of the treatment temperature is 30 0C (55 hours 56 minutes). Hatching Rate (HR) is the highest percentage is 26 0C temperature treatment was 36%. The speed of absorption of the yolk of the fastest time was 30 0C temperature treatment (4 days 21 hours). The results of Hatching Rate showed that the spread of data obtained normal with a significant value 0,932 and homogeneous 0,848. ANOVA of the data can be seen that F calculated was 3,167 and F table was 4,07. Since F calculated <F table, then H0 is accepted. It means that water temperatures does not directly influence hatching rate black ghost fish larvae.Keywords: black ghost fish, temperature, embryo, yolk absorption, hatching rate.
KEPEDULIAN MASYARAKAT DAN EFEKTIVITAS KAMPANYE ZONA INTI DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA Widyatmoko, Bima Tri; Purwanti, Frida; Suryanto, Agung
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.022 KB)

Abstract

  Taman Nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian. Persepsi yang salah  mengenai pemanfaatan sumberdaya oleh masyarakat akan menjadi pemicu kerusakan ekosistem. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan penangkapan masyarakat dan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan  Zona Inti, sekaligus mengetahui efektivitas kampanye dalam  hal media komunikasi untuk membantu pemahaman masyarakat terhadap  keberadaan Zona Inti. Metode penelitian dilakukan dengan Observasi Lapangan, dengan pengambilan data yang dilakukan dengan melakukan jajak pendapat kepada masyarakat dengan acuan pertanyaan dari kuisioner. Kuisioner yang digunakan dalam kampanye Zona Inti adalah menurut Strategic Plan RARE Coral Triangle 2010-2011 Marine Thematic Cohort. Gambaran kuisioner yang akan diberikan meliputi Profil responden, Kegiatan penangkapan dan lokasi kegiatan penangkapan, Pengetahuan masyarakat mengenai Zona Inti, dan Efektivitas media komunikasi yang digunakan dalam kampanye Zona Inti. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penangkapan dilakukan dalam kegiatan ramah lingkungan karena 46% menggunakan pancing tonda. Sebesar 76% mengakui perbedaan jarak penangkapan yang semakin jauh. Pengetahuan lokasi Zona Inti mengalami peningkatan dan kesediaan menjadi kelompok partisipatif dalam pengawasan Zona Inti sebesar 68,4 %. Efektivitas kampanye terlihat dari penggunaan SMS (Short Message Service) yang menjadi media komunikasi dua arah. Hal ini yang menjadikan SMS sebagai media komunikasi yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan kampanye. Kata Kunci : Kepedulian, Masyarakat, Taman Nasional Karimunjawa, Kampanye Zona Inti   Abstract   National Parks are defined as having a nature conservation area of ​​native ecosystems, managed by the zoning system, and used for research purposes. Karimunjawa community that relies on the natural result will be a problem that would arise if there is no clarity and knowledge on natural resources will be exhausted. This study aimed to determine the incidence of community and public awareness of the existence of the Core Zone, as well as the effectiveness of media campaigns in terms of communication to help people's understanding of the existence of the Core Zone. Data is collected by the distribution of questionnaires. The questionnaire used in the Core Zone campaign is under the Strategic Plan 2010-2011 RARE Coral Triangle Marine Thematic Cohort. Overview will be given a questionnaire that includes profiles of respondents, fishing activities and the location of fishing activities, public knowledge about the core zone, and the effectiveness of the communication media used in the Core Zone campaign. Based on the research note that the arrests were made in an environmentally friendly activity because 46% using a fishing rod Tonda. 76% recognize the difference that the farther the distance catching. Knowledge of the location of the Core Zone and the willingness to increase participation in the surveillance group core zone of 68.4%. The effectiveness of the campaign can be seen from the use of SMS (Short Message Service) is a two-way communication media. This is what makes SMS as effecttive at communications media in the delivery of campaign messages. Keywords: Caring, Community, National Park Karimunjawa, Core Zone Campaign  Taman Nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian. Persepsi yang salah  mengenai pemanfaatan sumberdaya oleh masyarakat akan menjadi pemicu kerusakan ekosistem. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan penangkapan masyarakat dan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan  Zona Inti, sekaligus mengetahui efektivitas kampanye dalam  hal media komunikasi untuk membantu pemahaman masyarakat terhadap  keberadaan Zona Inti. Metode penelitian dilakukan dengan Observasi Lapangan, dengan pengambilan data yang dilakukan dengan melakukan jajak pendapat kepada masyarakat dengan acuan pertanyaan dari kuisioner. Kuisioner yang digunakan dalam kampanye Zona Inti adalah menurut Strategic Plan RARE Coral Triangle 2010-2011 Marine Thematic Cohort. Gambaran kuisioner yang akan diberikan meliputi Profil responden, Kegiatan penangkapan dan lokasi kegiatan penangkapan, Pengetahuan masyarakat mengenai Zona Inti, dan Efektivitas media komunikasi yang digunakan dalam kampanye Zona Inti. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penangkapan dilakukan dalam kegiatan ramah lingkungan karena 46% menggunakan pancing tonda. Sebesar 76% mengakui perbedaan jarak penangkapan yang semakin jauh. Pengetahuan lokasi Zona Inti mengalami peningkatan dan kesediaan menjadi kelompok partisipatif dalam pengawasan Zona Inti sebesar 68,4 %. Efektivitas kampanye terlihat dari penggunaan SMS (Short Message Service) yang menjadi media komunikasi dua arah. Hal ini yang menjadikan SMS sebagai media komunikasi yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan kampanye. Kata Kunci : Kepedulian, Masyarakat, Taman Nasional Karimunjawa, Kampanye Zona Inti   Abstract   National Parks are defined as having a nature conservation area of ​​native ecosystems, managed by the zoning system, and used for research purposes. Karimunjawa community that relies on the natural result will be a problem that would arise if there is no clarity and knowledge on natural resources will be exhausted. This study aimed to determine the incidence of community and public awareness of the existence of the Core Zone, as well as the effectiveness of media campaigns in terms of communication to help people's understanding of the existence of the Core Zone. Data is collected by the distribution of questionnaires. The questionnaire used in the Core Zone campaign is under the Strategic Plan 2010-2011 RARE Coral Triangle Marine Thematic Cohort. Overview will be given a questionnaire that includes profiles of respondents, fishing activities and the location of fishing activities, public knowledge about the core zone, and the effectiveness of the communication media used in the Core Zone campaign. Based on the research note that the arrests were made in an environmentally friendly activity because 46% using a fishing rod Tonda. 76% recognize the difference that the farther the distance catching. Knowledge of the location of the Core Zone and the willingness to increase participation in the surveillance group core zone of 68.4%. The effectiveness of the campaign can be seen from the use of SMS (Short Message Service) is a two-way communication media. This is what makes SMS as effecttive at communications media in the delivery of campaign messages. Keywords: Caring, Community, National Park Karimunjawa, Core Zone Campaign
SEBARAN DAN KEPADATAN TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) DI PERAIRAN PANTAI PULAU PRAMUKA, TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Hasanah, Uswatun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.198 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 – 22 April 2012 di Perairan Pantai Pulau Pramuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang bersifat deskriptif. Pengambilan sampel teripang menggunakan metode kuadran transek. Pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun yaitu utara, timur dan selatan Pulau Pramuka. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu Teripang yang didapatkan di perairan pantai Pulau Pramuka terdiri dari 6 spesies yaitu Synapta maculata, Euapta godefroyii, Holothuria leucospilota, Holothuria hilla, Holothuria edulis, dan Stichopus hermanni. Kepadatan teripang tertinggi pada stasiun I sebesar 0,0413 ind/600 m2 dan kepadatan teripang terendah pada stasiun III sebesar 0,0073 ind/600 m2. Nilai Sebaran (distribusi) teripang di tiga stasiun penelitian di Pulau Pramuka memiliki nilai indeks dispersi morisita 0,960, 0,929, dan -0,0012. Ketiga nilai tesebut Iδ < 1 sehingga pola penyebaran dikatakan seragam atau merata.Kata Kunci: Teripang, Sebaran, KepadatanAbstractThis research was done on April 9 to 22, 2012 at Pramuka Island Coastal Waters. The method used in this study is descriptive survey. The sampling method of sea cucumbers is kuadran transect method, which was conducted at the north, east and south stations of Pramuka Island. The results obtained in the study of Sea cucumbers that are found in coastal waters of Pramuka Island are composed of six species of Synapta maculata, Euapta godefroyii, Holothuria leucospilota, Holothuria Hilla, Holothuria edulis and Stichopus hermanni. The highest density of sea cucumbers at the station I is 0.0413 ind/600m2 and while the lowest density at station III is 0.0073 ind/600m2. The distribution of sea cucumbers at three stations in coastal waters of the Pramuka Island has morisita dispersion index value of 0.960, 0.929, and -0.0012. Those three values are Iδ <1, so it can be said that sea cucumbers in Pramuka Island are evenly spread/uniform.Keyword: Sea Cucumber, Distribution, Density

Page 1 of 2 | Total Record : 12