cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
LenteraBio
ISSN : 22523979     EISSN : 26857871     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2014):" : 17 Documents clear
PENGARUH EKSTRAK DAUN KENIKIR (COSMOS CAUDATUS) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI  BACILLUS CEREUS SECARA IN VITRO DWIYANTI, WARISKA
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kenikir merupakan tanaman obat yang daunnya sering dikonsumsi sebagai sayuran. Daun kenikir mengandung senyawa aktif flavonoid, polifenol, saponin, tanin, alkaloid dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut diduga mampu menghambat pertumbuhan Bacillus cereus, yakni bakteri yang mengkontaminasi makanan serta menghasilkan racun penyebab diare. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh ekstrak daun kenikir terhadap pertumbuhan B. cereus FNCC 0057 serta menentukan konsentrasi ekstrak daun kenikir yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri B. cereus FNCC 0057. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 10 perlakuan dan 3 pengulangan, yaitu pemberian kontrol negatif (campuran akuades steril dengan DMSO), kontrol positif (tetrasiklin konsentrasi 0,25%) serta ekstrak daun kenikir konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat, dianalisis menggunakan Analisis Varian (Anava) satu arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kenikir pada semua konsentrasi berpengaruh pada pertumbuhan B. cereus FNCC 0057 dengan konsentrasi paling optimal yaitu 90% dan 100% yang masing-masing menghasilkan diameter zona hambat sebesar 11,5 ± 3,5 mm dan 11,7 ± 2,8 mm. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kenikir, maka daya hambatnya terhadap pertumbuhan B. cereus FNCC 0057 juga semakin tinggi.   Kata kunci: Bacillus cereus; ekstrak daun kenikir; zona hambat
PENGGUNAAN KOMPOS KOTORAN KELELAWAR (GUANO) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA) DWI NUR HAYANTI, EVI
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas hara dari kompos kotoran kelelawar (guano) meliputi kandungan unsur hara N, P, K dan rasio C/N dan untuk mendeskripsikan pengaruh kompos kotoran kelelawar (guano) terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea). Penelitian ini menggunakan  rancangan acak lengkap (RAK) dengan 1 faktor yaitu dosis kompos kotoran kelelawar (guano) yang terdiri atas 1,32 g; 2,64 g; 3,96 g; 5,28 g; dan 0,78 g kotoran kelelawar serta 0,14 g urea. Perlakuan diulang sebanyak lima kali. Data yang diperoleh dari penelitian tahap I berupa hasil analisis kandungan N, P, K dan rasio C/N kompos kotoran kelelawar kemudian dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan kriteria penilaian kandungan unsur hara tanah. Pada penelitian tahap II diperoleh data pertumbuhan tanaman kacang tanah meliputi parameter vegetatif (berat basah, tinggi tanaman, panjang akar) dan parameter generatif (jumlah ginofor, jumlah polong, dan berat polong) dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan unsur hara pada kompos kotoran kelelawar adalah hara N 4,89% (sangat tinggi), P 1,65% (sangat tinggi), K 1,89% (sangat tinggi), dan rasio C/N 5 (rendah). Penggunaan kompos kotoran kelelawar berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah pengaruh yang paling optimum, yaitu pada dosis 3,69 g kompos kotoran kelelawar.   Kata kunci: kompos kotoran kelelawar; dosis kompos; pertumbuhan tanaman kacang tanah
KEMAMPUAN ADAPTASI TUMBUHAN TAPAK DARA AIR (JUSSIAEA REPENS) TERHADAP LOGAM BERAT KADMIUM (CD) ANNISA RACHMA, NOOR
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adaptasi tumbuhan tapak dara air terhadap paparan logam berat Cd berbagai konsentrasi pada media tanam (Jussiaea repens) ditinjau dari panjang akar, berat basah, kadar klorofil total, dan penurunan kadar logam Cd pada media tanam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor perlakuan, yakni konsentrasi logam berat Cd sebesar 0 ppm; 1 ppm; 5 ppm; dan 10 ppm, dengan waktu detensi selama 10 hari. Data yang diperoleh berupa panjang akar, berat basah tumbuhan, penurunan kadar logam Cd pada media tanam; serta kadar klorofil total. Uji hipotesis dianalisis dengan ANAVA satu arah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan panjang akar, berat basah, dan kadar klorofil total. Untuk penurunan kadar logam Cd pada media tanam, pH, suhu dan intensitas cahaya merupakan data pendukung yang dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada parameter panjang akar dan berat basah, terdapat perbedaan ditinjau dari parameter kadar klorofil total dan penurunan kadar logam Cd pada media tanamnya. Penurunan kadar klorofil total terbesar yakni pada perlakuan konsentrasi Cd sebanyak 10 ppm, sebesar 5,45 mg/l. Hasil rerata penurunan kadar logam Cd pada media tanam, paling optimal yakni pada perlakuan konsentrasi Cd 10 ppm, sebesar 7,67 dengan waktu detensi selama 10 hari. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tumbuhan tapak dara air memiliki kemampuan adaptasi terhadap cekaman logam Cd, seiring dengan semakin meningkatnya konsentrasi Cd pada media tanam.   Kata kunci: Logam berat Cd; tumbuhan tapak dara air (Jussiaea repens); tingkat adaptasi tumbuhan
EFEKTIVITAS WAKTU PEMBERIAN TRICHODERMA HARZIANUM DALAM MENGATASI SERANGAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT VARIETAS RATNA RIZCA HARDIANTI, ALFI
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh waktu pemberian T. harzianum dalam mengatasi serangan layu F. oxysporum pada tanaman tomat dan untuk menentukan waktu pemberian T. harzianum yang paling efektif dalam mengatasi serangan layu serta memberikan pertumbuhan terbaik pada tanaman tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variasi waktu pemberian T. harzianum pada 7 hari sebelum tanam, pemberian T. harzianum pada saat tanam, dan pemberian T. harzianum pada 7 hari setelah tanam dengan 9 kali ulangan. Pengamatan dilakukan selama masa vegetatif tanaman yaitu 40 hari setelah tanam. Data yang diperoleh berupa persentase kelayuan tanaman, tinggi tanaman, dan berat basah tanaman yang dianalisis dengan ANAVA satu arah dan jika hasil signifikan dilanjutkan uji BNT dengan taraf ketelitian 5%. Data jumlah daun dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pemberian T. harzianum memberikan pengaruh terhadap serangan layu Fusarium dan pertumbuhan tanaman tomat. Perlakuan pemberian T. harzianum pada 7 hari sebelum tanam memberikan hasil paling efektif dalam mengatasi serangan penyakit layu Fusarium dengan persentase kelayuan sebesar 0% dan memberikan pertumbuhan tanaman tomat terbaik dengan rata-rata tinggi tanaman 20 ± 1,57 cm, rata-rata jumlah daun 31 lembar, dan rata-rata berat basah tanaman 2,1 ± 0,17 gram.   Kata kunci: waktu pemberian; Trichoderma harzianum; layu Fusarium; tomat varietas Ratna
PENGARUH PEMBERIAN HORMON GIBERELIN TERHADAP PEMBENTUKAN BUAH SECARA PARTENOKARPI PADA TANAMAN MENTIMUN VARIETAS MERCY CAHYANI WULANDARI, DWI
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partenokarpi merupakan gejala terbentuknya buah tanpa melalui proses fertilisasi. Buah yang terbentuk secara partenokarpi biasanya menghasilkan biji yang lunak bahkan biji bisa tidak terbentuk. Partenokarpi dapat terjadi secara alami ataupun buatan dengan menggunakan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Salah satu ZPT yang sering digunakan untuk menginduksi pembentukan buah secara partenokarpi adalah giberelin. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan bobot buah dan jumlah biji mentimun varietas mercy yang terbentuk secara partenokarpi akibat pemberian hormon giberelin dengan berbagai konsentrasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan, yaitu konsentrasi hormon giberelin dengan taraf 0 ppm, 150 ppm, 175 ppm dan 200 ppm. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 20 unit eksperimen. Data hasil penelitian untuk bobot buah dianalisis menggunakan ANAVA dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), sedangkan data jumlah biji dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bobot buah dan jumlah biji pada buah mentimun varietas mercy yang terbentuk secara partenokarpi akibat pemberian hormon giberelin dengan berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi 200 ppm berpengaruh paling optimum terhadap bobot buah dan jumlah biji yang paling sedikit. Kata kunci: Giberelin; partenokarpi; mentimun varietas mercy
PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI DICHLOROPHENOXY ACETIC ACID TERHADAP KECEPATAN INDUKSI DAN VIABILITAS KALUS DAUN STEVIA (STEVIA REBAUDIANA) PADA MEDIUM NEW PHALAENOPSIS SECARA IN VITRO INDAHNING ROHMAH, DWI
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stevia (Stevia rebaudiana) menghasilkan rasa manis 200-300 kali lebih tinggi dibandingkan gula tebu atau sukrosa dan tumbuh baik di dataran tinggi namun tumbuh kurang baik di dataran rendah karena lahan pertanian pada dataran tinggi terbatas maka untuk mengatasi keterbatasan lahan produksi pemanis stevia dapat dilakukan di laboratorium dengan teknik kultur jaringan agar diperoleh metabolit sekundernya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh berbagai konsentrasi 2,4 D (Dichlorophenoxy acetic acid) terhadap kecepatan induksi dan viabilitas kalus daun stevia pada medium New Phalaenopsis (NP) secara in vitro. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan setiap perlakuan memiliki 5 ulangan sehingga terdapat 25 unit eksperimen. Parameter yang diamati adalah kecepatan induksi dan viabilitas kalus daun stevia yang meliputi biomassa, tekstur dan warna kalus. Data kecepatan induksi, tekstur dan warna kalus dianalisis secara deskriptif, sedangkan biomassa kalus dianalisis dengan ANAVA satu arah yang dilanjutkan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi 2,4 D berpengaruh terhadap kecepatan induksi dan viabilitas kalus daun stevia pada medium NP secara in vitro. Konsentrasi 2,4 D tercepat untuk menginduksi kalus daun adalah 1,0 mg/l; 1,5 mg/l; dan 2,0 mg/l; serta 2,4 D 0,5 mg/l; merupakan konsentrasi yang tepat untuk menghasilkan viabilitas kalus daun yang optimal.   Kata kunci: Stevia rebaudiana; Dichloropenoxy acetic acid; kecepatan induksi kalus; viabilitas kalus; medium New Phalaenopsis
PENAMBAHAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA PADA MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN AGLAONEMA ADITRY, MOCHAMMAD
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lumpur Lapindo sulit untuk digunakan sebagai media tanam ditinjau dari karakter fisik, kimia dan biologi sehingga diperlukan adanya perbaikan struktur maupun tekstur lumpur Lapindo yang belum banyak dimanfaatkan masyarakat, salah satunya adalah yang digunakan sebagai media tanam dengan campuran tanah regosol. Lumpur Lapindo memiliki kandungan unsur hara dan mikroorganisme tanah yang rendah sehingga diperlukan penambahan bahan organik tanah (pupuk blotong) serta mikroorganisme tanah (Pseudomonas aeruginosa). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian P. aeruginosa dengan berbagai konsentrasi yang ditambahkan pupuk blotong terhadap pertumbuhan tanaman Aglaonema dan kadar fosfat (P) pada media tanam lumpur Lapindo. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  dengan satu faktor perlakuan, yaitu konsentrasi P. aeruginosa (0, 106, 108, 1010 cfu/ml) dengan 6 kali ulangan. Parameter pertumbuhan yang diukur meliputi tinggi, berat basah, dan  kadar fosfat pada media tanaman Aglaonema. Data pertumbuhan tanaman dianalisis menggunakan ANAVA dilanjutkan dengan Uji Duncan, sedangkan data kadar P dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pemberian P. aeruginosa dengan berbagai konsentrasi yang ditambahkan pupuk blotong mempengaruhi pertumbuhan tanaman Aglaonema.  Hasil pertumbuhan dan kadar P terbaik pada tanaman Aglaonema dihasilkan pada konsentrasi 1010 cfu/ml. Hal ini dibuktikan dengan tinggi tanaman sebesar 29,23 cm; berat basah sebesar 83,94 g dan kadar P pada media tanam sebesar 12,431 mgkg-1. Kata Kunci: Lumpur Lapindo; Pseudomonas aeruginosa; pupuk blotong;  pertumbuhan dan kadar P pada media tanam
PENGARUH KOMBINASI FILTRAT UMBI GADUNG, DAUN SIRSAK, DAN HERBA ANTING-ANTING TERHADAP MORTALITAS LARVA ORDO LEPIDOPTERA AFIDAH, ROHMATUL
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Insektisida nabati adalah salah satu pengendalian yang ramah lingkungan terhadap hama tanaman sawi dari ordo Lepidoptera. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh kombinasi filtrat umbi gadung, daun sirsak, dan herba anting-anting terhadap mortalitas larva ordo Lepidoptera, mendeskripsikan ketahanan dari ordo Lepidoptera terhadap metabolit sekunder dan menentukan hama yang efektif bisa dikendalikan oleh insektisida nabati tersebut. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan, yaitu jenis larva ordo Lepidoptera yang menjadi hama sawi. Jenis larva tersebut adalah Plutella xylostella, Helicoverpa armigera, Spodoptera exigua, dan Spodoptera litura. Data yang diperoleh dianalisis ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kombinasi filtrat umbi gadung, daun sirsak, dan herba anting-anting berpengaruh terhadap mortalitas larva ordo Lepidoptera, dari tingkat persentase mortalitas dapat diketahui juga bahwa setiap spesies larva ordo Lepidoptera memiliki ketahanan yang berbeda terhadap metabolit sekunder dan hama yang efektif dapat dikendalikan oleh insektisida nabati tersebut dari yang paling efektif sampai yang kurang efektif adalah Plutella xylostella, Spodoptera exigua, Spodoptera litura, Helicoverpa armigera.   Kata kunci:  filtrat Dioscorea hispida, Annona muricata, dan Acalypha indica; mortalitas larva ordo Lepidoptera
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN MAJAPAHIT (CRESCENTIA CUJETE) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI RALSTONIA SOLANACEARUM PENYEBAB PENYAKIT LAYU KUSUMA DEWI, MITA
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ralstonia solanacearum merupakan bakteri penyebab penyakit layu pada budi daya tanaman hortikultura dan dapat menurunkan hasil produksi hingga 90%. Pengendalian Ralstonia solanacearum biasanya dilakukan menggunakan pestisida sintetik, tetapi penggunaan berlebih dan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten. Perlu adanya pengendalian penyakit yang ramah lingkungan menggunakan pestisida nabati dengan memanfaatkan senyawa aktif daun majapahit (Crescentia cujete). Uji fitokimia menunjukkan ekstrak daun majapahit mengandung fenol, tanin, flavonoid, saponin, dan alkaloid yang berpotensi sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh ekstrak daun majapahit dengan berbagai konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan Ralstonia solanacearum dan untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak daun majapahit dalam menghambat pertumbuhan bakteri Ralstonia solanacearum secara in vitro. Rancangan penelitian menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan, yaitu 55%, 65%, 75%, 85%, 95%, dan kontrol positif (kloramfenikol 1%), serta kontrol negatif (akuades), masing-masing dengan 3 kali ulangan. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat yang dianalisis dengan ANOVA satu arah dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun majapahit dapat menghambat pertumbuhan bakteri Ralstonia solanacearum. Perlakuan dengan konsentrasi 85% dan 95% merupakan konsentrasi yang optimal dalam menghambat pertumbuhan Ralstonia solanacearum dengan diameter zona hambat sebesar 11,4 ± 0,50 mm dan 12,4 ± 1,32 mm   Kata kunci: ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete); Ralstonia solanacearum; zona hambat
EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI CENDAWAN ENTOMOPATOGEN BEAUVERIA BASSIANA DARI KABUPATEN MALANG DAN MAGETAN SRI UTAMI, RETNO
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi cendawan B. bassiana dari Kabupaten Malang dan Magetan, mendeskripsikan karakter morfologi setiap isolat, mendeskripsikan perbedaan efektivitas isolat B. bassiana dari daerah yang berbeda dalam mengendalikan P. xylostella, menentukan isolat B. bassiana yang paling efektif dalam mengendalikan P. xylostella, dan untuk mendeskripsikan kaitan antara karakter morfologi dengan efektivitas B. bassiana dalam mengendalikan P. xylostella. Cendawan diisolasi dari perkebunan kubis yang berada di daerah Cangar, Junrejo, Pujon, Plaosan, Ngancar, dan Sarangan dengan menggunakan metode pemancingan dengan serangga. Karakter morfologi isolat yang diamati adalah warna koloni, ukuran konidia, ukuran konidium, dan kerapatan hifa.Selain itu, viabilitas tiap-tiap isolat juga diamati. Efektivitas isolat ditinjau berdasarkan persentase kematian serangga uji dan lama waktu kematian. Data morfologi dianalisis secara deskriptif, sedangkan data mortalitas dan waktu kematian dianalisis dengan menggunakan analisis varian satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam isolat yang didapat, isolat Junrejo adalah isolat yang memiliki ukuran konidia dan konidium terbesar serta hifa yang rapat sehingga menyebabkan tingginya persentase kematian dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan kelima isolat lain.   Kata kunci:  cendawan entomopatogen; Beauveria bassiana; Plutella xylostella; Beauveria bassiana isolat Junrejo Malang

Page 1 of 2 | Total Record : 17