cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
LenteraBio
ISSN : 22523979     EISSN : 26857871     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2014):" : 5 Documents clear
INDUKSI KALUS UMBI ILES-ILES (AMORPHOPHALLUS MUELLERI) DENGAN KOMBINASI KONSENTRASI 2,4-D DAN BAP SECARA IN VITRO MASRURI AZIZ, MOCHAMMAD
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 2 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iles-iles (Amorphophallus muelleri) merupakan tanaman umbi-umbian yang mengandung kadar glukomannan tertinggi di antara Amorphophallus lainnya yang berada di Indonesia. Iles-iles mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan karena senyawa glukomannan pada umbi mempunyai nilai ekonomi tinggi. Perbanyakan iles-iles secara alami membutuhkan waktu lama karena memiliki dormansi 1–5 bulan sehingga dilakukan alternatif perbanyakan dengan kultur jaringan. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pengaruh kombinasi konsentrasi 2,4-D dan BAP terhadap pembentukan kalus umbi iles-iles secara in vitro dan memperoleh kombinasi konsentrasi 2,4-D dan BAP yang terbaik dalam pembentukan kalus. Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variabel manipulasi A = 0,5 mg/l 2,4-D + 1 mg/l BAP, B = 1 mg/l 2,4-D + 1 mg/l BAP, C = 1,5 mg/l 2,4-D + 1 mg/l BAP, D = 0,5 mg/l 2,4-D + 1,5 mg/l BAP, E = 1 mg/l 2,4-D + 1,5 mg/l BAP. Parameter pengamatan adalah waktu induksi kalus, biomassa kalus, pembentangan eksplan, warna dan tekstur kalus yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi 2,4-D dan BAP berpengaruh terhadap induksi kalus umbi iles-iles dan kombinasi konsentrasi terbaik dalam menginduksi kalus umbi iles-iles adalah 1 mg/l 2,4-D + 1 mg/l BAP (perlakuan B) dengan rerata waktu induksi 13 hari, rerata biomassa kalus 567 ± 413 mg, rerata pembentangan eksplan 7,31 ± 1,70 mm, dan terbentuk kalus yang kompak dan berwarna putih.    Kata kunci: umbi Iles-iles; 2,4-D; BAP; kalus; in vitro    
PATOGENITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN (LECANICILLIUM LECANII) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA UNTUK PENGENDALIAN HAMA WERENG COKLAT SECARA IN VIVO KHOIROH, FAHIMATUL
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 2 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wereng coklat merupakan hama utama tanaman padi yang menyerang dengan cara menghisap cairan jaringan tanaman padi. Apabila populasi tinggi, tanaman akan mengering seperti terbakar (hopperburn). Salah satu upaya pengendalian wereng coklat menggunakan cendawan entomopatogen Lecanicillium lecanii. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas cendawan L. lecanii sebagai bioinsektisida dan menentukan konsentrasi kerapatan konidia L. lecanii yang paling efektif terhadap mortalitas dan waktu kematian wereng coklat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu konsentrasi kerapatan konidia (107, 108, 109 dan 1010 konidia/ml). Mortalitas dan waktu kematian wereng coklat diamati selama 10 hari setelah aplikasi (HSA). Data mortalitas dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan uji Duncan, sedangkan waktu kematian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patogenitas cendawan L. lecanii sebagai bioinsektisida efektif terhadap mortalitas dan waktu kematian wereng coklat. Konsentrasi kerapatan konidia yang paling efektif yaitu pada 1010 konidia/ml menyebabkan mortalitas hingga 78,33 % dan waktu kematian hingga 5,81 HSA.   Kata kunci: Patogenitas; cendawan Lecanicillium lecanii; bioinsektisida, wereng coklat 
KEPADATAN CACING TANAH DI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL (PB) DALAM TANAH STYA NINGRUM, IVA
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 2 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cacing tanah merupakan hewan tanah yang memiliki toleransi berbeda pada kondisi habitatnya. Gresik merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai salah satu kawasan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan beberapa jenis cacing tanah dan hubungan kepadatan cacing tanah dengan adanya kadar logam berat Timbal (Pb) dalam tanah di kabupaten Gresik, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dengan pengambilan sampel pada 6 stasiun di Kabupaten Gresik menggunakan metode purposive random sampling. Pengambilan sampel cacing tanah menggunakan metode hand sorting kemudian diidentifikasi sampai tingkatan spesies. Parameter fisik dan kimia yang diamati yaitu pH, suhu, kelembapan, kandungan C organik dan kandungan Pb dalam tanah. Perhitungan kepadatan cacing tanah menggunakan rumus kepadatan, kemudian hubungan antara kepadatan dan kandungan Pb dalam tanah dianalisis menggunakan analisis korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat jenis cacing tanah yang ditemukan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yaitu jenis Pheretima cf. racemosa, Metaphire cf. javanica, Metapheretima cf. elongata dan Amynthas cf. zebrus. Kepadatan total cacing tanah pada keenam stasiun yaitu Kecamatan Driyorejo, Wringinanom, Cerme, Kebomas, Gresik dan Bungah masing-masing 50, 70, 60, 140, 56 dan 104 individu/m2. Hasil analisis hubungan menggunakan korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepadatan cacing tanah dengan adanya logam berat Pb dalam tanah.    Kata kunci: Cacing tanah; Gresik; Timbal (Pb); kepadatan
UJI ANTAGONIS CENDAWAN AGENS HAYATI TERHADAP CENDAWAN CERCOSPORA MUSAE PENYEBAB PENYAKIT SIGATOKA SECARA IN VITRO DEWI R., JULIKAH
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 2 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cercospora musae merupakan cendawan penyebab penyakit sigatoka yang mengganggu produksi buah pisang. Pengendalian hayati dapat dengan menggunakan cendawan Trichoderma harzianum, Aspergillus niger, dan Penicillium sp.. Cendawan T. harzianum menghasilkan enzim kitinase dan selulase, cendawan A. niger menghasilkan enzim ekstraseluler ß-1, 3 glucanase, dan enzim hidrolitik sedangkan cendawan Penicillium sp. mengeluarkan beberapa senyawa alkaloid untuk menghambat pertumbuhan cendawan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan persentase hambatan dari penggunaan cendawan T. harzianum, A. niger dan Penicillium sp. terhadap pertumbuhan cendawan C. musae dan untuk mendeskripsikan cendawan antagonis apa yang mampu memberikan hambatan paling tinggi terhadap pertumbuhan cendawan C. musae. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - Februari 2014 di laboratorium Agen Hayati Unit Pelaksana Teknis Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT-PTPH) Pagesangan, Surabaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor penelitian yaitu jenis cendawan antagonis. Cendawan antagonis yang digunakan ada tiga yaitu cendawan T. harzianum, A. niger dan Penicillium sp. dengan pengulangan sebanyak 6 kali sehingga secara keseluruhan terdapat 18 unit perlakuan. Parameter pengamatan dalam penelitian ini yaitu persentase hambatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan A. niger, Penicillium sp., dan T. harzianum dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen C. musae dengan persentase hambatan berurutan sebesar 95,43 ± 4,73 %, 94,99 ± 4,78 %, 94,13 ± 4,82 %.   Kata kunci: Cendawan Cercospora musae; Trichoderma harzianum; Aspergillus niger; Penicillium sp.; uji antagonis 
PEMANFAATAN BEKATUL PADI, BEKATUL JAGUNG, DAN KULIT ARI BIJI KEDELAI SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN MISELIUM CENDAWAN METARHIZIUM ANISOPLIAE SADAD, ANWAR
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 3, No 2 (2014):
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis media (bekatul padi, bekatul jagung ataukah kulit ari biji kedelai) yang paling efektif untuk pertumbuhan miselium cendawan M. anisopliae berdasarkan diameter permukaan media yang tertutupi miselium terbesar. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu berbagai macam media yang digunakan antara lain media PDA, bekatul padi, bekatul jagung dan kulit ari biji kedelai. Perlakuan diulang 6 kali sehingga diperoleh 24 unit eksperimen dan penempatannya dilakukan secara acak. Data berupa diameter miselium diuji secara statistik dengan uji anava satu arah, hasilnya signifikan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan berbagai media memberikan perbedaan pertumbuhan diameter miselium cendawan M. anisopliae. Media perlakuan yang paling baik dalam menumbuhkan miselium cendawan M. anisopliae  yaitu pada media bekatul padi dengan rerata diameter permukaan media yang tertutupi miselium 6,8 cm.   Kata kunci: Metarhizium anisopliae; bekatul jagung; bekatul padi; kulit ari biji kedelai; diameter miselium

Page 1 of 1 | Total Record : 5