cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
VA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014" : 17 Documents clear
PENGEMBANGAN DESAIN MOTIF KERANG PADA BATIK DI DESA PELEYAN KABUPATEN SITUBONDO DIMAS WAHYU SASONGKO, ADITYA
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motif kerang merupakan motif utama batik Situbondo. Salah tempat produksinya adalah Pondok Pesantren Nurul Huda Desa Peleyan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Melihat motif yang digunakan pada batik masih sangat terbatas dan tidak berkembang maka penulis terinspirasi untuk mengembangakannya. Pengembangan yang dilakukan adalah mengembangkan motif utama yakni motif kerang itu sendiri. Untuk itu peneliti perlu mengetahui bentuk kerang yang ada di Kabupaten Situbondo, mengetahui penggambaran bentuk kerang pada motif batik Situbondo saat ini kemudian  melakukan pengembangan bentuk kerang sebagai motif khas batik Situbondo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) dan disajikan secara deskriptif. Proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah dilakukan pengamatan diketahui bentuk kerang yang ada di Kabupaten Situbondo beragam. Diantaranya berbentuk menyerupai kipas, berbentuk mengerucut, kerang menyerupai cincin yang berlapis, berbentuk seperti duri, dan kerang yang bentuknya menyerupai mahkota. Bentuk kerang yang sudah digunakan sebagai motif batik Situbondo adalah bentuk kerang Dara dan kerang Mahkota. Pengembangan dilakukan dengan memberi variatif bentuk dan warna dari kerang Dara dan Mahkota  serta ditambah dengan desain baru dari bentuk Kerang Cincin, kerang Duri, dan kerang Congcong. Motif yang dihasilkan dari pengembangan ini dapat digunakan sebagai alternatif  baru dan menjadikan batik Kabupaten Situbondo lebih bervariasi. Kata Kunci: Pengembangan, Kerang, Batik, Situbondo Shell-shaped motive is the main Batik motive in District of Situbondo, one of them which is made in Pondok Pesantren Nurul Huda, Peleyan village. See the used of motive on the batik is still very limited and not develop then the writer inspired to develop it. The development contains a main motive, a motive in the shape of shells. The purposes of this research are to know the shape of shell in Situbondo, and to develop shell-shaped motive of Situbondo. I use research and development method on my research and I also present the result descriptively. The process of gathering data conducted through observation, interview, and documentation. After doing the observation, it is known that Situbondo has various shape of shell. Some of them are like vane, and the others are like plated ring. There is shell like thorn, and also like crown. Dara-shaped motive and crown-shaped motive have been used in Situbondo. The development is conducted to the shape and color of dara-shaped motive and crown-shaped motive, and also couple with a new form of shells like Cincin, Duri, and congcong.  The motives can be used as the new alternative and it can make Batik of Situbondo more varied. Key words: Deelopment, Motive, Batik,Situbondo
PENGEMBANGAN SULAM PAYET KALIGRAFI ARAB  PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS VIII SMPN 1 BUNGAH-GRESIK NURUL RACHMAWATI, EKA
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulam payet merupakan salah satu budaya di Desa Bungah.Untuk melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang bisa dilakukan dengan mengajarkan pada generasi penerus. Melihat kenyataan bahwa siswa kelas VIII SMPN 1 Bungah  hanya diajarkan tentang sulam benang. Maka peneliti menerapkan pembelajaran sulam payet kaligrafi Arab sebagai pengembangan materi sulam benang dan sebagai upaya untuk tetap melestarikan budaya sulam payet yang ada di Desa Bungah. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui dan mendeskripsikan kelayakan bahan ajar pengembangan sulam payet kaligrafi Arab di SMPN 1 Bungah, Mengetahui dan mendeskripsikan prosedur pembelajaran sulam payet kaligrafi Arab di SMPN 1 Bungah, dan Mengetahui keefektifan pembelajaran sulam payet kaligrafi Arab di SMPN 1 Bungah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian R&D eksperimen dengan menggunakan desain One-group pretest-postest. Pengumpulan data dalam penelitian ini didapat melalui angket, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan uji coba terbatas, diketahui perbedaan nilai signifikan antara pre-test dan post-test, nilai rata-rata pre-test adalah 75,7% sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 82,7%. Pada pertemuan pertama aktivitas siswa adalah 93,75% sedangkan pada pertemuan kedua aktivitas siswa adalah 96,25%, membuktikan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa pada pertemuan kedua. Penggunaan angket respon siswa juga mempengaruhi tingkat keefektifan pembelajaran dengan persentase sebesar 85,7% membuktikan bahwa siswa menyukai pembelajaran sulam payet kaligrafi Arab. Kata Kunci : Pengembangan, Sulam payet kaligrafi Arab, Matapelajaran seni budaya. To develop a culture of sequin embroidery that is in the village of Bungah in order not to disappear can be done by teaching the next generation. Look at the fact that students of class VIII SMP 1 Bungah only taught about the embroidery thread. Then the researchers apply sequin embroidery learning Arabic calligraphy as the development of materials for embroidery threads and as an attempt to keep perpetuating the culture existing in sequin embroidery Village Bungah. The purpose of this research is to know the eligibility and describes the development of learning materials for Arabic calligraphy sequin embroidery in SMPN 1 Bungah, knowing and describes procedures for learning Arabic calligraphy sequin embroidery in SMPN 1 Bungah, and knowing the effectiveness of learning Arabic calligraphy sequin embroidery in SMPN 1 Bungah.. This research included in the research of R&D experimental design using One-group pretest-postest. The collection of data in this study was obtained via the question form, observation and documentation. Based on limited testing, a significant difference between known pre-and post test-test, average pre-university test is 75.7%, while the average value of post-test is 82,7%. At the first meeting of the student activity is at a meeting while 93,75% second student activity is 96,25%, proving that there is an increase in the activity of students at the second meeting. The use of student response now also affects the level of effectiveness of learning with the percentage of students 85,7% proved that appreciate learning Arabic calligraphy sequin embroidery. Keywords: The Development, Arabic calligraphy sequin embroidery, the subjects of art and culture.
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BENTUK SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 4 BOJONEGORO JUWITA NOVITASARI, MIRA
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                  Dalam suatu proses pembelajaran terdapat interaksi yang saling berkaitan yaitu interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi tersebut memiliki peran penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan penyampaian materi tergantung dari pemilihan strategi dan model pembelajaran yang dipilih guru. Apabilah guru kurang kreatif dalam memilih strategi pembelajaran akan menyebabkan penurunan hasil belajar siswa. Hal ini yang dialami oleh siswa kelas VII-C SMP Negeri 4 Bojongoro. Dari pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang dipilih guru yang kurang tepat. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah strategi pembelajaran yang tepat dan membantu siswa dalam menerima materi pembelajaran. Quantum learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan model pembelajaran quantum learning untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuk siswa kelas VII-C SMP Negeri4 Bojonegoro,mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas VII-C SMP Negeri4 Bojonegoro setelah menerapakan model pembelajaran quantum learning dan mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran quantum learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII-C SMP Negeri 4 Bojonegoro. Metode yang digunakan adalah observasi dan tes. Observasi meliputi aktivitas guru dan siswa, metode tes yang diberikan adalah tes kognitif dan ekspresi. Dari hasil observasi dan tes dianalisis menggunakan rumus t-test didapatkan bahwa penerapan model pembelajaran quantum learning terdapat 3 kegiatan yaitu kegiatan awal,inti dan akhir, dengan rata-rata aktivitas guru 96% dan aktivitas siswa 81,8% termasuk kriteria baik sekali. Data hasil belajar pre-test dan post-test didapatkan siswa yang tuntas mengggunakan model pembelajaran klasikal 15,6% dan siswa yang tuntas menggunakan metode quantum learning sebanyak 93,7% jadi terdapat kenaikan hasil belajar sebesar 78,1% dengan kriteria baik. Perbedaan signifikan juga ditunjukan dari perhitungan t-test dimana t hitung= 12,8 dan ttabel =2,04 dengan taraf signifikansi 0,05 dan db= 31. Kata kunci: model pembelajaran, quantum learning, gambar bentuk                 In a learning process, there are two inter-related interaction is the interaction between teachers and students. Such interactions have an important role in the success of the learning process. The success of the delivery of the material depends on the electoral strategies and teacher learning model chosen, less creative teachers in choosing instructional strategies will lead to a decrease in student learning outcomes, it is experienced by students of class VII-C 4 Bojongoro SMP. from the selection of instructional strategies and methods selected teachers.Learning model that is required is the right learning strategy will help students easily receive learning materials. Quantum Learning is one of the learning strategies that can be applied.The purpose of this study is to describe how the application of quantum learning learning model to improve learning outcomes of students drawing shapes junior class VII-C Negeri4 Bojonegoro, describe the learning outcomes of students of class VII-C SMP Negeri4 Bojonegoro after applying quantum learning model learning and determine the effect of the application of the model learning quantum learning toward improving student learning outcomes of class VII-C 4 Bojonegoro SMP.The method used is the observation and tests. Observations covering the activities of teachers and students, the test method is given cognitive tests and expression. From the observations and test results were analyzed using t-test formula showed that the application of quantum learning learning model there are three activities, namely an initial, core and end, with an average activity of 96% of teachers and 81.8% of students activities including the criteria very well. Learning outcomes data pre-test and post-test obtained complete student use traditional classical learning model and 15.6% of students who completed using quantum methods of learning as much as 93.7% so there is an increase of 78.1% study results with both criteria. Significant differences are also shown from the calculation of the t-test where t = 12.8 and t table = 2.04 with a significance level of 0.05 and db = 31. Keywords: learning model, quantum learning, drawing shapes 
PERANCANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERGAMBAR UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TK PGRI BLUTO KECAMATAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP SURYANING TIAS, SITTA
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini tidak banyak buku bergambar yang memiliki nilai-nilai luhur untuk mengarahkan sikap anak usia dini. Buku bergambar untuk anak yang banyak diproduksi saat ini adalah buku yang membentuk budaya untuk gemar berlatih dan membaca saja, hal ini yang dialami oleh TK PGRI Bluto. Untuk itu perlu adanya motivasi baru didalam proses pembelajaran, termasuk didalamnya adalah penggunaan metode dan media seperti LKS bergambar yang lebih tepat dan menarik. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana perancangan LKS bergambar yang sesuai untuk menumbuhkan sikap dan karakter anak usia dini di TK PGRI Bluto kecamatan Bluto kabupaten Sumenep; 2) Bagaimana penerapan LKS bergambar sebagai media pembelajaran di TK PGRI Bluto kecamatan Bluto kabupaten Sumenep. Perancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bergambar Untuk Menumbuhkan Sikap dan Karakter Anak Usia Dini di TK PGRI Bluto, bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan konsep perancangan LKS bergambar sebagai media pembelajaran penanaman nilai moral dan sosial emosional anak usia dini di TK PGRI Bluto kecamatan Bluto kabupaten Sumenep; 2) Mengatahui hasil penerapan LKS bergambar sebagai media pembelajaran di TK PGRI Bluto kecamatan Bluto kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan dalam menghasilkan produk berupa media pembelajaran serta mengembangkannya melalui beberapa tahap pengujian sehingga layak untuk diujicoba, dan hasilnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil pengujian dan ujicoba, manfaat media LKS bergambar untuk menumbuhkan sikap dan karakter anak usia dini di TK PGRI BLUTO, sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat  dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh kedua validator media yaitu Bapak Marsudi S.Pd., M. Pd yang mencapai prosentasi  92%, dan dari hasil validasi kedua yaitu Ibu Annawiyati S.Pd. AUD, selaku guru TK PGRI Bluto yang mencapai prosentasi 95%. Dalam proses ujicoba menunjukkan bahwa LKS bergambar dapat mendukung proses dalam pembelajaran, dan mampu menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Kata Kunci: Perancangan, LKS, sikap dan  karakter anak  Nowadays many pictorial books served do not have high values ??to train on attitude of early childhood. Pictorial books for children that produced today are mostly books that make up the culture to practice and read only, this thing is happened in TK PGRI Bluto. For that matter the existence of new motivation in learling process is highly required, including the use of exact method and interesting medium like pictorial student worksheet. Number of children in Indonesia only 25 percent of the total population, but it a hundred percent determines the future of the nation. The future of the nation is dependent upon the quality of the younger generation. For that matter the need to improve quality of human resources through the establishment of national character, especially in early childhood is getting bigger. The problem of this research are 1) How to escribe the concept of  the pictorial worksheet as a medium of learning in cultivating  moral values ??and social emotional of early childhood in kindergarten PGRI Bluto of Sumenep district; 2) How to Find out the results of the implementation of pictorial worksheets as a medium of learning in kindergarten PGRI Bluto of  Sumenep districts. Designing Pictorial Student Worksheet to Cultivate Attitude and Character of Early Childhood  in kindergarten PGRI Bluto aims to 1) Describe the concept of  the pictorial worksheet as a medium of learning in cultivating  moral values ??and social emotional of early childhood in kindergarten PGRI Bluto of Sumenep district; 2) Find out the results of the implementation of pictorial worksheets as a medium of learning in kindergarten PGRI Bluto of  Sumenep districts. The method used in this research is a method of research and development to produce a medium of learning and develop the medium through several stages of testing that deserve to be tested, and the results will be analyzed in the method of descriptive qualitative. From the results of the trials, the pictorial student worksheet medium in cultivating attitude and character of children in kindergarten PGRI Bluto is very well used in the learning process. It can be seen from the results of  the validation that performed by both the medium validators, Mr Marsudi S.Pd., M. Pd as an art lecturer who reached 92 percentage, and  Mrs. AnnawiyatiS.Pd. AUD as a teacher of kindergarten Bluto PGRI who reached 95 percentage.  The process of the trials shows that pictorial students worksheet can support the learning process, and be able to create an atmosphere of learning become more enjoyable. Keywords: design, LKS, attitude and children character
PEMBELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS LIFE SKILL PADA SISWA KELAS XI DI UPT SMAN OLAH RAGA JAWA TIMUR DIPTA E. P., BERNADETTA
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Life Skill yaitu kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan. Kualitas SDM di Jawa Timur belum mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja. Keprihatinan ini menggerakan Mohammad Rohani selaku Guru Seni Budaya UPT SMAN Olah Raga Jawa Timur untuk membekali siswanya vocational skill membuat karya seni. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Mengapa siswa diajarkan kecakapan hidup (life skill) dalam pembelajaran Seni Budaya (2) Bagaimana proses pembelajaran Seni Budaya berbasis life skill di UPT SMAN Olah Raga Jawa Timur dan (3) Apa saja kendala dan alternatif solusi yang ditemui saat proses belajar dan mengajar berlangsung. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui urjensi bagi siswa SMAN Olah Raga Jawa Timur dalam pembekalan vocational skill, proses pembelajaran Seni Budaya berbasis life skill, dan mengetahui kendala dan alternatif solusi saat proses pembelajaran Seni Budaya berbasis life skill. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif adalah menggambarkan keadaan yang sesuai dengan data yang terkumpul. Hasil penelitian yang terkumpul menyatakan bahwa dari angket yang diberikan kepada 37 siswa XI IPA dan IPS, sebanyak 84% atau 31 siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran Seni Budaya, 89% atau 33 siswa menyatakan memerlukan pembelajaran Seni Budaya berbasis life skill, dan sebanyak 89% atau 33 siswa menyatakan bahwa pembelajaran Seni Budaya berbasis life skill itu bermanfaat. Proses pembelajaran Seni Budaya berbasis ketrampilan vokasional memusatkan pada kegiatan praktek dalam pembuatan karya seni. Sebanyak 89% atau 33 siswa telah menikmati pembelajaran Seni Budaya berbasis life skill. Siswa merasa kurang percaya diri terhadap kemampuan seni yang mereka miliki.Data tersebut didukung dari hasil angket yang diberikan 37 siswa menyatakan 67% siswa atau 25 siswa sering mendapatkan kesulitan saat proses pembelajaran dan sebanyak 33% atau 12 siswa tidak mengalami kesulitan. Hal tersebut karena siswa beranggapan materi tersebut sulit dicapai, namun bagi Guru Seni Budaya hal itu merupakan hal biasa jika siswa belum mencoba dengan proses praktek langsung. Kata kunci: Life Skill, pembelajaran Seni Budaya Life Skill: the ability and courage to face the problems of life. The quality of human resources in East Java has not been able to improve the quality of labor. These concerns moving Mohammad Spiritual Teachers as Cultural Arts Senior High School Sports Unit East Java vocational skills to equip students create works of art. The problem of this study were (1) Why students are taught life skills in the learning of the Cultural Arts (2) How is the process of learning life skills-based Cultural Arts in UPT SMAN Olah Raga East Java, and (3) What are the constraints and alternative solutions encountered during the process of learning and teaching take place. The purpose of this study was to determine urgensi for in the UPT SMAN Olah Raga East Java debriefing vocational skills, learning life skills-based Cultural Arts, and know the constraints and alternative solutions during the learning process based life skill Cultural Arts. The research method used is descriptive qualitative. Qualitative descriptive is appropriate to describe the state of the data collected. The results of the study were collected from the questionnaire stated that given to 37 students XI science and social studies, as many as 84% or 31 students feel attracted towards learning Cultural Arts, 89% or 33 states require students learning life skills-based Cultural Arts, and as much as 89% or 33 students stated that the Cultural Arts-based learning life skills is beneficial. Cultural Arts-based learning process of vocational skills concentrating on activities in the practice of making art. As many as 89% or 33 students have enjoyed learning life skills-based Cultural Arts. Students feel less confident in the ability of art that they miliki.Data is supported by the results of questionnaires given 37 students stated 67% of students or 25 students often have difficulty during the learning process and as much as 33% or 12 students have no trouble. This is because students assume the material is difficult to achieve, but for the Cultural Arts Master it is normal if the student has not been tried with the direct practice. Keywords: Life Skills, Arts Culture learning
PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN EDUKATIF   TEKA-TEKI SILANG (TTS) DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KALIANGET ANDI WASGITO, MOHAMMAD
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran adalah suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Dalam hal ini, kegiatan yang terjadi adalah guru mengajar dan siswa belajar. Dalam proses pembelajaran seorang siswa harus mengalami perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Latar belakang penelitian ini yaitu membantu guru seni budaya SMPN 2 Kalianget dalam mengembangkan media pembelajaran yang nantinya bisa diterapkan oleh siswa dalam belajar. Proses pembelajaran seni budaya saat ini yang dilakukan oleh guru, hanyalah dengan menerangkan saja, atau hanya menggunakan metode ceramah saat mengajar, hal ini jelas akan menimbulkan rasa jenuh terhadap siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan langkah pengembangan media permainan teka-teki silang, serta mendeskripsikan pengaruh keaktifan belajar siswa dengan menggunakan media permainan Teka-teki silang dalam pembelajaran seni budaya. Media merupakan hal yang sangat penting didalam pembelajaran, karena media adalah alat yang bisa menyampaikan informasi kepada siswa dengan cara lebih menarik. Media permainan teka-teki silang dipilih karena media ini mudah dibuat oleh guru nantinya, bisa digunakan oleh siswa media permainan teka-teki silang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, karena dalam pemebelajaran ada suatu permainan yang akan membuat siswa lebih aktif belajar dan berinteraksi dengan temannya dalam memecahkan masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) dimana peneliti mencoba menghasilkan produk teka-teki silang dan menguji keefektifan produk tersebut. Kata Kunci: pembelajaran, media, permainan teka-teki silang  Learning is a process of mutual influence between teacher and student. In this case, the activity that takes place is teacher teaches while the students learn. In the learning process a student must undergo behavioral changes to be better.The background of this research is to help teachers of art and culture of SMP 2 Kalianget in developing learning media that can be applied by the student in learning. The process of art and culture learning today is done by the teacher, just to explain it, or just use the lecture method in the teaching and learning process, this will obviously lead to a sense of saturation to the students during the teaching and learning process.The purpose of this study is to describe the development steps of crossword puzzles media game, as well as describing the influence of crossword puzzles media game in learning art and culture. The media is very important in the teaching and learning process, because the media is a tool that can communicate information to students in more interesting way.Crossword puzzle media games choosed because it  is easily created by teachers, can be used by student. Crossword puzzle games can lead the spirit of students improve in learning, because in learning there is a game that will make the students more active in learning and interacting with his friends in solving the problem.  The metoud used in this study is a method of research and devolepment (R & D) in which resercher try to produce a crossword puzzle and test  the effectiveness of these products. Keywords: learning, media, crossword puzzle game
PENERAPAN  MEDIA PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA DALAM  PEMBELAJARAN MOTIF BATIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGAMBON KABUPATEN BOJONEGORO OVI RATNASARI, LENI
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan pengembangan media dari yang semula menggunakan buku paket dan LKS menjadi media yang menyenangkan sehingga mempermudah siswa dalam melakukan pembelajaran seni budaya sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan permainan edukatif ular tangga motif batik Jawa Timur. Tujuan penelitian yaitu untuk mendiskripsikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mengggunakan media permainan edukatif ular tangga motif batik Jawa Timur, serta mendeskripsikan efektifitas media ular tangga dalam pembelajaran motif batik media ular tangga pada kelas VIII B SMPN 1 Ngambon. Metode  penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan tentang penerapan media ular tangga pada pembelajaran seni budaya dengan materi motif batik. Proses pembelajaran menggunakan media permainan edukatif ular tangga motif batik Jawa Timur  dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang dilakukan dengan dua kali pertemuan. Penilaian aktivitas pembelajaran yang dinilai yaitu menjelaskan tentang pengertian batik dan motif batik, menjelaskan tentang tata cara permainan edukatif ular tangga, dalam satu kelas siswa dibagi menjadi 4 kelompok besar, satu kelompok terdiri dari 8 siswa yang berpasangan menjadi 4 pasang, setiap pasang salah satu bertugas sebagai pemain yang menggelindingkan dadu dan dan pasangannya bertugas mencari kartu materi serta mencatat sesuai dengan jumlah dadu. Selanjutnya guru menunjuk  setiap kelompok untuk mendiskripsikan ciri khas motif daerah di Jawa Timur yang sudah diketahui didepan kelas setelah permainan berakhir, kemudian guru menguji siswa dengan memberikan tes tulis, siswa memperhatikan penjelasan guru dan memperagakan permainan ular tangga. Pada pertemuan pertama hasil observasi aktivitas guru mencapai 89%, pertemuan kedua mencapai 93%. Pertemuan pertama hasil observasi aktivitas siswa mencapai 86%, pertemuan kedua mencapai 91%. Hasil belajar siswa dengan tes tulis pada pertemuan 1 rata-rata nilai yaitu 92 dan 93 pada pertemuan 2. Efektivitas media dapat dilihat dari hasil observasi guru dan siswa serta hasil belajar siswa menggunakan media permainan edukatif ular tangga motif batik jawa timur yang mengalami peningkatan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sehingga media efektif.           Kata Kunci: media, permainan edukatif ular tangga, motif batik           This research is to help the art teachers of SMPN 1 Ngambon that have difficulty in developing media of teaching and learning. To solve this problem, it is essential to change the media of teaching from a book or LKS to a nice game. That is an educated game leddersnake that has east java batik motif. This game will ease students to learn art and culture because of their direct involvement.           The purposes of the research are to describe the teaching and learning process and the effectiveness using leddersnake game as the media with east java batik motif for VII B class. The research methods used is descriptive qualitative. This method describes how this game is applied in teaching and learning an art and culture with batik motif as the material.           The teaching process using leddersnake game with east java batik motif is seen through the observation result of the teacher and students activities in two meetings. The valuations of teaching activity are describing what batik is, batik motif and the rules of the game. The students of the class are divided into 4 groups. A group consists of 8 students that become 4 pairs. One of the pair members throws the dices and the other one is looking for the material card then make a note or record as the number of the dices they got. After that the teacher gets every group to describe the characteristic of the east java batik motifs that they have got in the game in front of the class then the teacher gives a written test. The students pay attention to the teacher’s explanation and modeled the game. In the first meeting the observation result of the teacher’s activity is 89% and the second meeting is 93%. The observation result of the student’s activity is 86% in the first meeting and 91% in the second meeting. The mark average of the first written test is 92 and the second written test is 93.           The leddersnake media game applied in the teaching and learning batik motif is effective. It can be seen from the observation result that the teaching and learning process increase. Key Words: media, educational leddersnake game, batik motifs
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK SOCK PUPPET UNTUK ANAK-ANAK TK KEMALA BHAYANGKARI 97 PORONG SIDOARJO AROCHMANTY ROSALINA, TIA
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak pada usia 4 - 6 tahun sangat suka dengan benda atau objek yang mempunyai banyak warna, mencolok, kontras, suka meniru dan bergerak aktif meskipun tanpa disuruh. Dalam suatu proses belajar mengajar, tidak sedikit guru yang masih menggunakan metode ceramah, perlu diadakannya suatu media dengan maksud agar komunikasi, edukasi dan proses interaksi antara anak didik dan guru dapat tersampaikan dengan lebih baik, serta membantu meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Media selain digunakan sebagai sarana interaksi dengan murid, diharapkan mampu menginspirasi guru dan sebagai media alternatif yang dapat dibuat sendiri oleh guru, maka media yang digunakan adalah Sock Puppet dengan tema tanaman yang disajikan dalam bentuk pertunjukan Sock Puppet berjudul Pohon Terakhir di TK Kemala Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo. Berdasar latar belakang di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk media pembelajaran dan visualisasi Sock Puppet dalam penyampaian materi di TK Kemala Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo?, Bagaimana penerapan media Sock Puppet di TK Kemala Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo?, dan Bagaimana respon murid B1 TK Kemala Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo untuk penerapan media Sock Puppet? Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah: reduksi data, penyajian data dan mengambil kesimpulan. Teknik validasi data menggunakan teknik triangulasi dan informan review. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bentuk media dan visualisasi Sock Puppet dalam pembelajaran tanaman berjudul Pohon Terakhir ditentukan setelah melalui tahapan rancangan meliputi kebutuhan siswa, materi, pendekatan pengajaran, pra produksi, implementasi uji coba dan hasil validator. Hasil validasi bentuk Sock Puppet mendapatkan skor 86 dengan kriteria sangat baik. Media Sock Puppet diterapkan di TK Kemala Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo pada kelas B1 selaku subjek yang diteliti dengan jumlah 21 siswa, terdiri dari 10 perempuan dan 11 laki-laki. Penerapan media disajikan dengan pertunjukan Sock Puppet yang dimainkan oleh 1 guru dan 3 pemeran tokoh dan didukung dengan panggung pertunjukan Sock Puppet. Hasil lembar observasi kegiatan guru dalam penerapan media Sock Puppet mendapatkan kriteria sangat baik dengan skor mencapai 86. Maka media Sock Puppet mampu mempermudah guru dalam menyampaikan materi, menjadi sebuah inspirasi dan alternatif media pembelajaran yang dapat dibuat guru. Hasil data observasi kegiatan dan respon murid dalam pembelajaran di kelas mencapai skor 88 dengan kriteria sangat baik. Media telah menarik perhatian murid dan memberikan respon positif dengan menunjukan sikap peduli lingkungan yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya dan menyiram tanaman. Kata kunci : Media Pembelajaran, Sock Puppet  Children at the age of 4 – 6 years love the objects which have many colors, flashy, and contrasts. They love to imitate and actively move even without any asking. In a process of teaching and learning, it is a need to have a media to make the communication, education and process of interaction between the students and the teacher can be better delivered. It also helps to increase the understanding of material presented by teacher in a process of teaching and learning. Media in addition to be used as a means of interaction with students are expected to inspire the teachers and as alternative media that are made by the teacher, so that the media used in here is Sock Puppet with a theme of plants which presented in form of Sock Puppet show entitled the last tree in TK Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo. Based on the background above, the problem of the study are: How is the form of teaching learning media and Sock Puppet visualization in delivering the material in TK Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo, How does the Sock Puppet media apply in TK Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo?, and How are the response of the B1 students of TK Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo to the use of teaching learning media. The assembling of teaching learning media presented in a form of Sock Puppet show that performed by a teacher and 3 actors and it was supported by the Sock Puppet stage performance. The assembling of Sock Puppet media which took story of the last tree got the result of teacher’s activities and the result of student’s response. Based on the results, it can be concluded that the form of Sock Puppet media and visualization in learning plants entitled the last tree determine after the step of plan consist of the need of students, materials, teaching approach, pre production, production, implementation of trial and the results of validator. The result of validation in a form of Sock Puppet shows a great criteria with a score of 86. Sock Puppet media applied in B1 class of TK Bhayangkari 97 Porong Sidoarjo that consist of 21 students, 10 girls and 11 boys. The assembling of teaching learning media presented in a form of Sock Puppet show that performed by a teacher and 3 actor and it was supported by the Sock Puppet stage performance. The result of teacher activity observation sheet in applying Sock Puppet media is very good with a score of 86. So that, Sock Puppet media can make the teacher easily deliver the materials and it can also be an inspiration and be an alternative media which is easily made by the teacher. The result of data observation observation for the activity and students’ response in teaching learning activities in the class shows a great criteria with a score of 88. Teaching learning media has made the students interest and also has given positive response showed by the attitude of taking care the environment by throwing the rubbish in the trash and watering the plants. Keywords: Teaching learning media. Sock Puppet.
TINJAUAN VISUAL PADA TERAKOTA KOLEKSI MUSEUM MAJAPAHIT, TROWULAN, KABUPATEN MOJOKERTO FATMA, DIAH
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terakota pada masa klasik dapat menggambarkan bahwa pembuatan benda-benda tanah liat mencapai puncaknya. Terakota masa klasik memliki bentuk dan fungsi yang beranekaragam. Selain itu, masyarakatnya telah mengenal teknologi dan mengolah alam dengan baik sehingga menghasilkan karya yang memiliki estetika. Namun, pada zaman sekarang hampir sebagian benda terakota tersebut tidak lagi diproduksi dan tergantikan oleh bahan lainnya, khususnya masyarakat Trowulan.  Mereka hanya  memproduksi bata dan genteng dibidang pengolahan tanah liat. Padahal sudah diketahui bahwa wilayah Trowulan adalah situs kerajaan Majapahit yang sebelumnya memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang layak untuk dikembangkan. Dari latar belakang tersebutlah maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bentuk, fungsi dan karakteristik pada terakota koleksi museum Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahuai dan mendiskripsikan bentuk, fungsi dan karakteristik terakota koleksi  museum Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang merupakan bagian peninggalan pada masa klasik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan triangulasi data dan informan review. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 45 bentuk terakota Berdasarkan klasifikasi bentuknya yang dibahas adalah ukuran, warna, tekstur, teknik hias dan uraian bentuknya. Berdasarkan bentuk dasarnya terakota koleksi museum Majapahit di kelompokkan menjadi 6 bentuk dasar yaitu bulat, lonjong, bulat telur, persegi, silinder dan figuratif. Fungsi terakota koleksi museum Majapahit dikelompokkan menjadi 5 berdasarkan kebutuhan hidup pada masa klasik antara lain: alat kebutuhan rumah tangga, alat ritual keagamaan, unsur bangunan, alat permainan, dan alat industri. Karakteristik terakota koleksi museum Majapahit dapat dilihat dari penggabungan bentuk dan fungsinya. Fungsi terakota pada masa klasik sangat beranekaragam dibidang agama, industri, sosial dan arsitektur. Namun Terdapatnya bahan, warna, tekstur, dan ornamen pada bentuknya menunjukkan bahwa terakota tidak hanya sekedar benda-benda peralatan hidup tetapi juga peralatan yang menyiratkan ekspresi seni.           Kata Kunci: Bentuk, Fungsi, Karakteristik, Terakota, Museum Majapahit, Kabupaten Mojokerto             Classical terracottas could describe that the process of making earthwares reach the highest rate. Classical  Terracottas has varied shape and function. Besides, the society had known technology and can cultivate the nature well so that they can produce something which has aesthetics value. However, nowadays almost all of those things are not produced. They are replaced by other material as what most Trowulan society do today. They only produce bricks and roof-tiles as clay works production. Whereas, it has been known that Trowulan is a Majapahit Kingdom’s site which has potential in both natural and human resources. From that background, this study comes up to examine shape, function, and characteristics of terracotta at Majapahit museum, Trowulan, Mojokerto regency. The aim of this study is to examine and to describe the shape, the function, and the characteristics of terracotta at Majapahit museum, Trowulan, Mojokerto regency.           This study is a qualitative study with data collection method including observation, interview, and documentation. The data validity was done by data triangulation and informant review.           The result of this study shows that there are 45 shape of terracotta. The things that will be reviewed according to the shape classification are including the size, the color, the texture, the decoration technique, and the kinds of the shape. According to the basic shape, the terracotta is grouped in 6 basic shapes; round, oval, egg round, square, cylinder and figurative.           The function of the terracotta at Majapahit museum is grouped in 5 group according to the living needs in Majapahit’s era including; household needs, religion needs, material of the building, game tool, and industrial tool.           The characteristics of the terracotta at Majapahit museum can be seen from the combination of the shape and the function. The terracotta’s function is varied from religion, industry, social, and architecture sectors. However, the existence of the material, color, texture, and ornament on its shape show that the terracotta is not only the things that is used in everyday life in order to fulfill the needs, but also the things which have a high value of art expression. Key words: Shape, Function, Characteristics, Terracotta, Majapahit Museum, Mojokerto Regency
BENTUK DAN KARAKTER TOPENG KARYA AKHMAD DI DESA MARENGAN LAOK KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP YANTI, SUSI
Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Edisi Yudisium 2014
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumenep merupakan salah satu daerah dengan beragam produk budaya, salah satunya yaitu seni pertunjukan Topeng Dalang yang pada dekade 1970-1990an pernah mengalami puncak kejayaan dalam popularitasnya dan sangat diminati oleh masyarakat Sumenep. Salah satu perajin topeng yang  masih aktif hingga saat ini yaitu Akhmad di Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget. Topeng karya Akhmad memiliki ciri khas yang berbeda dengan topeng lainnya yang ada di Sumenep, karena detail topeng yang dibuat oleh Akhmad diperindah dengan ukiran. Detail bentuk topeng merupakan simbolisasi karakter tokoh tertentu. Saat ini perajin topeng di Sumenep kondisinya sangat memprihatinkan, hampir punah dan krisis penerus. Berdasarkan fenomena yang ada maka peneliti tertarik untuk mengungkap lebih jauh tentang karakteristik topeng karya Akhmad di Desa Marengan Laok Kabupaten Sumenep. Penelitian ini membahas tentang bentuk dan karakteristik topeng karya Akhmad di Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget,  yang dalam pembahasannya meliputi macam unsur bentuk topeng dan karakter dari setiap tokoh serta makna simbolisasi warna pada tokoh topeng. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan triangulasi data dan informan review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  bentuk topeng karya Akhmad dibedakan berdasarkan karakter pada tokoh sehingga tercipta sebuah perbedaan unsur bentuk wajah pada tiap tokoh seperti mata, hidung, mulut, alis, kumis, jenggot, sinom, godeg, dan hiasan kepala. Karakteristik topeng karya Akhmad terdapat pada ukirannya yang halus, semua bentuk muka topeng sama yaitu bulat telur/oval, hiasan kepala dengan motif melati dan matahari, serta warna yang terdapat beberapa makna simbolis pada setiap tokohnya. Kata Kunci: Bentuk, Karakteristik, Topeng Dalang, Akhmad.    Sumenep is one of the regions which has the variety of culture products. On the them is Topeng Dalang art performance that was very popular in the year of 1970-1990s. To date, one of the existing craftsmen is Akhmad who lives in Marengan Laok village, Kalianget sub-district. The masks produced by Akhmad have special characteristic which make them different with any other kinds of masks in Sumenep. This is because the detail of the masks was beautified with carvings. Besides, the detail o the masks becomes the symbolization of the characters of particular figures. However, the condition of the mask craftsmen in Sumenep these days was poor. It experiences a decrease on the total of the existing craftsmen and the successors. Thus, a study of the characteristics of the masks produced by Akhmad in Marengan Laok Sumenep was undertaken. This study discussed the forms and the characteristics of the masks produced by Akhmad in Marengan Laok village, Kalianget sub-district, Sumenep. Additionally, the discussion covered the variety of the masks form element, the characteristics of each figure and the meaning of the color symbolization on the figure of the masks. Furthermore, this qualitative study used observation, interview and documentation as the data collection thechniques. In addition, triangulation data and interviewee review were employed to check the validity of the data. The result of the study showed that the forms of the masks produced by Akhmad were differentiated by the characters of the figures so that there was a difference on the element of the face shape on each figure such as the eyes, nose, mouth, eyebrows, moustache, bangs, sideburns, and head decorations. The characteristics of the masks produced by Akhmad can be looked from the organized carvings, the oval shape of the masks, the head decorations using jasmine and sun pattern and the use of colors conveying some symbolic meanings on each of the figure. Keywords: Forms, characteristics, Topeng Dalang, Akhmad 

Page 1 of 2 | Total Record : 17