cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 35 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2017): volume 7 nomer 3" : 35 Documents clear
IMPLEMENTATION OF GROUP GUIDANCE METHOD PROBLEM SOLVING TO INCREASE OSIS COMMITTEE’S TEAMWORK SMAN 1 KARAS MAGETAN ON 2016/2017 IRFAN S, MOHAMMAD
Jurnal BK UNESA Vol 7, No 3 (2017): volume 7 nomer 3
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah bimbingan kelompok metode problem solving dapat meningkatkan kerjasama tim pengurus OSIS. Kemudian yang melatar belakangi penelitian ini adalah fenomena di lapangan bahwa kerjasama tim organisasi dibeberapa sekolah yang kurang bagus.OSIS sendiri adalah organisasi yang berbasis di sekolah menengah membutuhkan kerjasama tim untuk mencapai tujuan. Namun pengurus OSIS di beberapa sekolah kurang bisa bekerjasama tim dengan bagus, sehingga hanya ada beberapa pengurus saja yang berkontribusi maksimal untuk OSIS. Penyebab dari kurangnya kerjasama tim antara lain pembagian tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan, sikap ingin menonjolkan diri dalam organisasi, dll. Kemudian peneliti berinisiatif untuk memberikan layanan bimbingan kelompok metode problem solving untuk meningkatkan kerjasama tim pengurus OSIS. Penelitian ini dikatagorikan sebagai penelitian kuantitataif yaitu pre-eksperimental design dengan one group pre-test dan post-test design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket kerjasama tim pengurus OSIS. Subyeknya adalah 8 pengurus OSIS SMAN 1 Karas dan teknik analisis data yang digunakan adalah uji tanda. Berdasarkan hasil uji tanda menunjukan Tanda positif (+) berjumlah 7 siswa yang dinyatakan sebagai N (jumlah pengamatan yang relevan) dan x (banyaknya tanda yang lebih sedikit) berjumlah nol. Dengan melihat pada tabel tes binomial dengan ketentuan N=7 dan x=0, maka diperoleh ρ = 0,0078. Apabila dalam ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05 maka harga 0,0078 < 0,05. Dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan rata-rata  Skor pre-test  108,62 dan  post-test 122,13, maka dapat dibuktikan bahwa penerapan bimbingan kelompok metode problem solving dapat meningkatkan kerjasama tim pengurus OSIS.   Kata kunci: bimbingan kelompok, metode problem solving, kerjasama tim pengurus OSIS.
PENERAPAN BIBLIOTERAPI UNTUK MENGURANGI PIKIRAN NEGATIF TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SISWA KELAS VII DI SEKOLAH INKLUSI SMPN 4 WARU SHOLEHA, ERICHA
Jurnal BK UNESA Vol 7, No 3 (2017): volume 7 nomer 3
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, sebanyak 82,86% siswa kelas VII di Sekolah Inklusi SMPN 4 Waru memiliki pikiran negatif tentang anak berkebutuhan khusus, mereka berpikiran bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang aneh, pikirannya kosong, mengganggu, nakal, pemarah, dan berbahaya. Upaya yang telah dilakukan oleh guru BK yaitu memberikan informasi tentang keberadaan anak berkebutuhan khusus dan himbauan untuk menerima dan menghargai anak berkebutuhan khusus. Namun, masalah yang ditemukan merupakan masalah tentang pikiran negatif yang disebabkan adanya perbedaan kondisi yang dialami anak berkebutuhan khusus.Penerapan yang dilakukan pada penelitian ini berupaya memberikan bantuan bagi guru BK dalam mengurangi pikiran negatif tentang anak berkebutuhan khusus dengan menggunakan teknik biblioterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan biblioterapi dalam mengurangi pikiran negatif tentang anak berkebutuhan khusus pada siswa kelas VII di Sekolah Inklusi SMPN 4 Waru. Biblioterapi yang dilakukan dalam penelitian ini ialah biblioterapi dalam bentuk kelompok dalam jenis pendidikan humanistik yang bertujuan memperluas pandangan seseorang tentang perbedaan kondisi manusia.Penelitian ini menggunakan metode penelitian pra-eksperimen dengan desain penelitian pre-test and post-test one group design. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket pikiran negatif tentang anak berkebutuhan khusus yang terdiri atas 22 item pernyataan. Subjek penelitian sebanyak 6 siswa kelas VII SMPN 4 Waru yang teridentifikasi memiliki skor tinggi berdasarkan hasil pengukuran angket pikiran negatif tentang anak berkebutuhan khusus.Teknik analisis data menggunakan statistik non parametrik wilcoxon signed rank test untuk mengetahui perbedaan skor pre-test dan post-test. Hasil data menunjukkan rata-rata pre-test adalah 32,83 dan rata-rata hasil post-test adalah 25,83. Berdasarkan hasil analisis data dengan wilcoxon signed rank test diperoleh ρ (kemungkinan harga di bawah H?) = 0,028 dan α (taraf kesalahan) = 5% atau 0,05, maka 0,028 < 0,05. Dengan demikian H? ditolak. Dapat disimpulkan bahwa penerapan biblioterapi dapat mengurangi pikiran negatif tentang anak berkebutuhan khusus pada siswa kelas VII di Sekolah Inklusi SMPN 4 Waru.Kata kunci: biblioterapi, pikiran negatif, anak berkebutuhan khusus
PENERAPAN CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS X MULTIMEDIA DI SMKN 1 DRIYOREJO Tri Juliantika, Yeni
Jurnal BK UNESA Vol 7, No 3 (2017): volume 7 nomer 3
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari siswa kurang berempati kepada orang lain yang disebabkan oleh sikap individualisme siswa masih tinggi dan kurangnya kerjasama antarsiswa di SMKN 1 Driyorejo. Hal ini mempengaruhi penyesuaian dan hubungan pertemanan siswa dalam kelas. Upaya yang dilakukan oleh guru BK yaitu memberikan layanan klasikal dan memberikan permainan berkelompok seperti siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk menyelesaikan misi tertentu. Meskipun upaya yang dilakukan sudah baik, namun masih terdapat siswa yang kurang berempati kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapatkah cinema therapy meningkatkan empati siswa kelas X Multimedia di SMKN 1 Driyorejo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pre experimental design dengan bentuk desain one group pre-test and post-test design. Subyek dalam penelitian ini akan diberikan pre-test terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan cinema therapy dalam bentuk layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan empati setelah itu diberikan post-test untuk mengukur ada perbedaan atau tidak antara post-test dan pre-test. Alat ukur dalam penelitian ini adalah angket empati 35 item pernyataan dengan skala Likert. Metode pengambilan subyek menggunakan purposive sampling. Siswa yang terindikasi memiliki empati rendah dijadikan subyek dalam penelitian ini yaitu sebanyak 9 siswa kelas X Multimedia. Teknik analisis data menggunakan statistic non parametric yaitu uji Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan ketentuan N = 9 dan x = 0 (z), maka diperoleh ρ (kemungkinan harga dibawah Ho) = 0,008. Bila dalam ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05 maka 0,008 < 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.Hasil uji Wilcoxon mengenai penerapan cinema therapy untuk meningkatkan empati siswa juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor pre-test dan post-test yaitu post-test > pre-test. Terdapat perbedaan antara rata-rata skor pre-test 86,4 dan rata-rata skor post-test 109,1 dengan selisih 22,7. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis penelitian yang berbunyi “penerapan cinema therapy dapat meningkatkan empati siswa” diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan cinema therapy dapat meningkatkan empati siswa kelas X Multimedia di SMKN 1 Driyorejo. Kata kunci : Cinema Therapy, Empati
PENERAPAN BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG LABELLING NEGATIF PADA SISWA KELAS VII-D DI SMPN 2 DLANGGU-MOJOKERTO ANGGRAENI, AMALIA
Jurnal BK UNESA Vol 7, No 3 (2017): volume 7 nomer 3
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari fenomena siswa yang belum memiliki pemahaman tentang labelling negatif yang berakibat pada ketidak efektifan proses belajar mengajar di kelas VII-D SMPN 2 Dlanggu yang ditunjukkan dengan sikap memberikan julukan negatif kepada temannya tanpa melihat keseluruhan sifatnya, memberikan julukan secara berulang-ulang hingga ndividu lain marah dan menyebabkan permusuhan dan perkelahian antar teman. Upaya yang dilakukan guru BK di sekolah untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan menegur siswa yang bersangkutan, melakukan sosialisasi di kelas tentang tata tertib, melakukan permainan di kelas untuk meningkatkan keakraban siswa, upaya tersebut sudah baik namun belum maksimal karena masih sering ditemui siswa yang belum memiliki pemahaman tentang labelling negatif. Hal tersebut membuat pentingnya sebuah teknik untuk diterapkan dalam menangani permasalahan siswa.Tujuan penelitian ini adalah menguji penerapan teknik biblioterapi untuk meningkatkan pemahaman tentang labelling negatif siswa kelas VII-D SMPN 2 Dlanggu. Jenis penelitian ini mnggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian pre-experimental design dengan bentuk one group pre-test post-test design. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket labelling untuk memperoleh data tingkat pemahaman tentang labelling negatif siswa kelas VII-D SMPN 2 Dlanggu. Subjek dalam penelitian ini adalah 7 siswa dari kelas VII-D yang memiliki pemahaman tentang labelling negatif dalam kategori rendah. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non prametrik analisis uji Wilcoxon.Berdasarkan hasil analisis dengan ketentuan N = 7 menunjukkan bahwa nilai ρ (kemungkinan harga dibawah Ho) = 0.018 lebih kecil dari α (taraf kesalahan) sebesar 5% = 0.05 atau 0.018 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis penelitian ini yang berbunyi “penerapan biblioterapi efektif untuk meningkatkan pemahaman tentang labelling negatif pada siswa kelas VII-D di SMPN 2 Dlanggu” dapat diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan biblioterapi efektif untuk meningkatkan pemahaman tentang labelling negatif pada siswa kelas VII-D di SMPN Dlanggu.   Kata Kunci : biblioterapi, pemahaman labelling negatif  
PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING (M-LEARNING) PENGENALAN JURUSAN PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 JATIROGO-TUBAN MUNIR, MISBAKHUL
Jurnal BK UNESA Vol 7, No 3 (2017): volume 7 nomer 3
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan Konseling menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi saat ini masih kurang. Guru Bimbingan Konseling di SMAN 1 Jatirogo hanya memberikan informasi sekilas mengenai perguruan tinggi. Pameran tentang perguruan tinggi merupakan sarana bagi siswa dalam mencari informasi tentang perguruan tinggi. Namun, karena waktu yang terbatas dan informasi yang kurang detail mengenai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, sehingga dibutuhkan pengembangan media Mobile Learning (M-Learning) pengenalan jurusan perguruan tinggi. M-Learning berbasis android merupakan media untuk pengenalan jurusan yang ada di perguruan tinggi untuk siswa kelas XI SMAN 1 Jatirogo, sehingga bimbingan karir dalam bentuk pengenalan perguruan tinggi dapat terlaksana dengan maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk media Mobile Learning (M-Learning) pengenalan jurusan perguruan tinggi sebagai upaya inovatif dalam pemberian layanan bimbingan karir pada siswa kelas XI SMAN 1 Jatirogo.  Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Borg & Gall, namun hanya terbatas pada tahap ke-5, yakni revisi produk. Untuk mengetahui kelayakan media M-Learning maka dilakukan uji validitas produk kepada ahli materi (2 orang), ahli media (1 orang), ahli praktisi (1 orang) dan uji coba lapangan kecil (10 orang). Instrumen penelitian ini berupa untuk mengetahui kelayakan media M-Learning. Hasil dari uji coba produk oleh ahli materi mencapai 93.76% untuk media M-Learning dan dikategorikan sangat baik, ahli media mencapai 87.5% untuk media M-Learning dan dikategorikan sangat baik, ahli praktisi mencapai 83.21% media M-Learning dan dikategorikan sangat baik, dan uji coba lapangan mencapai 87.39% media M-Learning dan dikategorikan sangat baik. Dengan demikian, media M-Learning untuk pengenalan jurusan di perguruan tinggi layak digunakan dan dikembangkan pada siswa kelas X SMAN 1 Jatirogo.   Kata Kunci : M-Learning, perguruan tinggi

Page 4 of 4 | Total Record : 35