cover
Contact Name
Wildan Insan Fauzi
Contact Email
wildaninsanfauzi@upi.edu
Phone
+6285221045707
Journal Mail Official
historia@upi.edu
Editorial Address
Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Laboratorium Prodi Pendidikan Sejarah, Lantai 4, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
ISSN : 26204789     EISSN : 26157993     DOI : https://doi.org/10.17509/historia.v5i1
Focus and Scope 1. Learning History at school 2. Learning History in college 3. History education curriculum 4. Historical material (local, national, and world history) 5. History of education 6. Historical material in social studies
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia" : 11 Documents clear
Kiprah Pangeran Mohamad Noor Dalam Dinamika Politik Indonesia (1945-1967) Sjamsuddin, Helius
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.249 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10698

Abstract

Dalam diri P. M. Noor bergabung darah aristokrat karena ia bergelar Pangeran, teknokrat karena ia seorang lnsinyur, birokrat karena ia pemah menjabat jabatan Gubemur pertama Kalimantan (1945-1950), Wakil Menteri Perhubungan (1945-1946), Menteri Pekeriaan Umum dan Tenaga (1950-1959), politisi karena ia pernah menjabat berbagai jabatan politis kenegraan. Sebagai pemimpin ia juga seorang negarawan karena ia memikirkan melalui proyek-proyek pembangunannya kesejahteraan Negara, bangsa dan rakyat, baik sekarang maupun yang akan datang.  Perjalanan hidup lr. P.M. Noor merupakan pembelajaran yang berharga bagi kita semua. Segala aspek perjuangan dan pengabdiannya bagi Negara dan bangsa dapat menjadisuriteladan. Berkat kecerdasannya ide-ide besarnya jika bisa dilaksanakan sebagian apalagi jika seluruhnya akan menjadikan Negara dan bangsa ini makmur sejahtera. Tapi ia menyadari betul bahwa itu mustahil direalisasikan dalam satu atau dua generasi. Namun ia telah meninggalkan cetak-biru (blue print) bagi generasi penerus. Terserah kita mau mengikuti atau tidak. Pembangunan Negara dan bangsa harus selalu berlanjut-sebuah estafet panjang dan melelahkan. Maka bukan kebetulan jika pada akhir-akhir hayatnya ia rnemberikan pesan berselubung bahwa pekerjaan (gawi) belum usai (tuntung). Dan tidak akan pernah usai karena itulah dinamika kehidupan. Ada generasi-generasi  berikutnya yang akan terus melanjutkannya seperti mengalirnya kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan pengabdian. Bisa diartikan pesan simbolik dari P.M. Noor, "Teruskan...Gawi kita balum tuntung." 
Nilai Moral dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah Ratmelia, Yeni
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.248 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10711

Abstract

Artikel ini menganalisi mengenai nilai moral yang terkandung dalam buku teks pelajaran sejarah wajib pada kelas X. Historiografi berasal dari bahasa latin history,  historia,  yang berarti sejarah, bukti, bijaksana dan graaf.  Sedangkan pengertian harfiah dari historiografi adalah tulisan tentang sejarah. Namun, sebagai sebuah ilmu, historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari hasil-hasil dari tulisan atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari jaman ke jaman. Dalam berbagai literatur asing, buku pelajaran diistilahkan dengan textbook. Buku pelajaran adalah media pembelajaran (instruksional) yang dominan peranannya di kelas; media penyampaian materi kurikulum; dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan. pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral. Dalam menganalisis wacana ini menggunakan metode kualitatif dipandang tepat untuk dijadikan dasar penelitian bagi seorang peneliti.
Pengembangan Model Penilaian KSAVE dalam Pembelajaran Sejarah yulianti, Iing
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.738 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10700

Abstract

Pendidikan sejarah dalam menghadapi abad ke-21 perlu melakukan berbagai pengembangan dan penguatan kembali sebagai pendidikan untuk membangun karakter bangsa yang memiliki kemampuan berpikir komprehensif, kritis, kreatif, inovatif melalui komunikasi dan kolaborasi yang baik serta kemampuan ICT yang mumpuni sehingga mampu menjadi warga negara Indonesia yang memiliki visi nasional yang kuat untuk menghadapi arus globalisasi yang semakin cepat. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah mempersiapkan calon guru sejarah yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap, nilai serta etika yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan abad ke-21.  Penelitian ini mencoba untuk mempersiapkan mahasiswa calon guru sejarah melalui pengembangan model penilaian KSAVE (Knowledge, Skill, Attitude, Value and Ethics) yaitu Ways of Thinking terdiri dari: (1) Creativity and Innovation; (2) Critical Thinking, problem solving, decision making; (3) Learning to learn, metacognition. Ways of Working terdiri dari : (4) Communication; (5) Collaboration. Tools of Working .yang terdiri dari: (6) Information literacy; (7) ICT literacy. Living in the World yang terdiri dari (8) Citizenship; (9) Life dan career; (10) Personal and Social responsibility. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Research and Development. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara berpikir mahasiswa Departemen Pendidikan Sejarah masih rendah hal ini terlihat dari aspek berpikir kritis, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, kreativitas, inovasi, dan metakognisi. Sedangkan cara bekerja, alat untuk bekerja, dan keterampilan hidup menunjukkan kriteria cukup baik. mereka telah memiliki kemampuan bekerja secara kolaboratif dan komunikatif baik di lingkungan kampus dan rumah. Mereka juga sudah memiliki keterampilan untuk mengakses berbagai sumber seperti youtube, blog, situs web, dan layanan internet lainnya untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam perkuliahan, hanya saja mereka perlu dilatih untuk memproses informasi dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan yang mengandung unsur kritis, kreatif, dan inovatif. Mereka juga sudah memiliki keterampilan hidup sebagai warga Negara dalam konteks lokal dan global, keterampilan hidup dan karir serta keterampilan tanggung jawab sosial dan personal cukup baik.
Kesadaran Berorganisasi dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah SMA Ramadan, Moch Wildan
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.142 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10715

Abstract

Artikel ini menganalisis wacana keasadaran berorganisasi dalam buku teks pelajaran sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA). Buku teks pelajaran sejarah merupakan salah satu media terpenting dalam proses pembelajaran sejarah dikelas yang dijadikan buku wajib sebagai bagian dari tujuan pendidikan. Materi yang diuraikan dalam buku teks berkaitan dengan kurikulum yang disusun adalah mengenai memberi motivasi terhadap generasi muda untuk memiliki kesadaran berorganisasi, ditengah kondisi kehidupan generasi muda yang sudah individualis dan apatis terhadap nilai-nilai semangat keorganisasian. Nilai semangat keorganisasian yang hendak disampaikan dalam perjuangan di masa pergerakan. Generasi muda harus aktif berorganisasi untuk menempa diri dan menemukan Identitas nasional mereka sebagai generasi bangsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Van Dijk untuk mengetahui wacana tentang semangat kesadaran berorganisasi pada buku teks pelajaran sejarah. Adapun hasil penetian yang dikembangkan ditinjau melalui beberapa elemen dalam wacana kritis Van Dijk antara lain melalui tematik, skematik, smantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.
Militer dan Konstruksi Identitas Nasional (Analisis Buku Teks Pendidikan Sejarah SMA Kelas XII KTSP 2006) Azizah, Ai Latifah
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.393 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10701

Abstract

Tulisan ini menganalisis pengaruh kelompok militer dalam pembentukan identitas nasional dalam buku teks pelajaran sejarah untuk SMA. Langkah itu dimotivasi oleh pemahaman bahwa buku teks pelajaran sejarah merupakan media  yang penting untuk menanamkan identitas nasional. Dalam penulisan ini metode yang digunakan penulis analisis wacana melalui analisis isi buku teks pelajaran sejarah. Analisis dilakukan terhadap narasi sejarah tentang revolusi kemerdekaan (1945-1950). Adapun dalam pengumpulan sumber-sumber penulis menggunakan metode studi literatur yang merupakan kajian pustaka yang diperoleh melalui sumber-sumber seperti buku, jurnal dan Browsing yang relevan dengan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi dalam buku teks dipengaruhi oleh pandangan kelompok militer. Hal itu antara lain dapat disimak dari narasi yang bersifat militeristik dan pemahlawanan (heroifikasi) tokoh-tokoh militer. Di lain pihak, peran tokoh-tokoh politik dinegasikan dan ditenggelamkan
Implementasi Materi Sejarah Lokal Gerakan Sosial Messianistik dan Nativisme di Banten melalui Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum Nasional Fauzan, Rikza
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.139 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10903

Abstract

Kurang diminatinya pelajaran sejarah menjadi satu masalah serius bagi pendidikan di Indonesia. Pelajaran sejarah sesungguhnya sangat berfungsi sebagai pembentuk karakter generasi muda. Masalah ini tentu menggambarkan kondisi yang rawan bagi keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Pemerintah dengan cepat merespons masalah ini dengan cara memposisikan mata pelajaran sejarah sebagai unsur utama yang diperhatikan dalam Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013, pelajaran sejarah terbagi menjadi dua bagian: Sejarah Indonesia dan Sejarah (Peminatan Ilmu-ilmu sosial). Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan jam mata pelajaran sejarah yang meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya. Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach) yang didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Hal ini memungkinkan lebih leluasanya berbagai materi sejarah diajarkan kepada peserta didik. Salah satu diantaranya ialah materi sejarah lokal. Sejarah lokal merupakan sejarah yang terjadi dalam hal spasial (ruang) lokalitas tertentu dalam suatu komunitas masyarakat dengan temporal (waktu). Kejadian ini dapat terjadi secara bersamaan dengan sejarah nasional. Sejarah lokal mengenai gerakan sosial di Banten menjadi satu diantara materi yang kurang diperhatikan sebagai bagian integral dalam periodesasi perjuangan kemerdekaan pada Sejarah Nasional. Pembelajaran sejarah dengan materi sejarah lokal lebih mudah dipahami peserta didik, karena dapat melihat secara langsung realitas kehidupan sesungguhnya di lingkungan terdekat. Antara peserta didik, kehidupannya masa kini dan peristiwa sejarah akan membentuk sebuah ikatan identitas yang memudahkan pewarisan nilai-nilai. Pewarisan nilai dalam peristiwa gerakan sosial Kyai dan petani di Banten akan lebih mudah dalam membentuk nilai-nilai positif, seperti patriotisme dan cinta tanah air.
Degradasi Ekologi dan Kapitalisme Revolusi Hijau (Analisis Wacana Kritis pada Buku Teks Sejarah Sekolah) Farawita, Firizky
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.823 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10705

Abstract

Artikel ini mengkaji munculnya degradasi ekologis dan kapitalisme dalam materi Revolusi Hijau dalam buku teks sejarah sekolah. Pewacanaan Revolusi Hijau cenderung membuat pembaca menganggapnya sebagai sebuah pencapaian yang telah dilakukan pemerintahan Orde Baru. Menggunakan Analisis Wacana Kritis yang mencoba memahami kontruksi sosial yang dibangun oleh materi tersebut melalui pembahasaan yang ditulis dalam buku teks sejarah untuk kelas XII program ilmu alam yang ditulis oleh I Wayan Badrika. Kajian ini menemukan bahwa wacana yang dibangun dalam materi  ini telah menempatkan Revolusi Hijau di Indonesia sebagai sebuah program yang berhasil, namun tidak secara kritis menampilkan dampak kerusakan lingkungan dan kultural yang ditimbulkan. Ini merefleksikan bahwa pembuat wacana mencoba menghegemoni pembaca dengan visi ideologi Orde Baru mengenai Revolusi Hijau adalah baik, bermanfaat, dan tidak berdampak negatif.
Pemikiran Abdul Latief Muchtar dan Perubahan Sikap Politik Persatuan Islam Tahun 1983-1997 Amin, Lukman
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.504 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10904

Abstract

Perubahan yang terjadi dalam Persis masa kepemimpinan A. Latief Muchtar tidak merubah identitas Persis secara keseluruhan. Identitas Persis yang muncul dari sejak tahun 20-an sebagai sebuah organisasi puritan masih tampak pada kepemimpinan A. Latief Muchtar dengan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pemikiran dan tindakan kepemimpinan A. Latief Muchtar, juga diakibatkan oleh perkembangan sosial politik yang terjadi di Indonesia. Persis hendaknya sebagai salah satu organisasi yang besar di Indonesia  senantiasa memelihara khasanah keilmuan yang pernah disusun oleh para pendahulunya seperti A. Hassan, M. Natsir, Isa Anshary, K.H.E. Abdurrahman, Abdullah dan juga A. Latief Muchtar tanpa meninggalkan temuan-temuan terbaru dalam arus pemikiran dan metodologi keilmuan. Semua peninggalan tersebut akan sangat berguna dalam memberikan arah bangsa Indonesia ke depan dan untuk pengembangan keilmuan agama. Sejarawan hendaknya terus mengeksplorasi khasanah pemikiran tokoh-tokoh nasional Indonesia seperti A. Latief Muchtar yang akan sangat berguna bagi kemajuan bangsa. Pemikiran tersebut akan menjadi pemandu bagi pemikir-pemikir muda selanjutnya sehingg lebih mencintai sejarahnya sendiri. Para sejarawan juga harus menampilkan teladan dalam setiap penulisannya agar sejarah bukan hanya sekedar tulisan tanpa makna, tetapi mampu memberikan pengaruh terhadap bangsa Indonesia yang hari ini sedang tidak stabil. Guru Sejarah hendaknya  mampu mengambil teladan dari keberadaan tokoh seperti A. Latief Muchtar yang menjadi guru tanpa pamrih, juga dalam setiap proses belajar mengajar hendaknya guru selalu menampilkan tokoh-tokoh teladan Indonesia, salah satunya adalah A. Latief Muchtar. Hari ini bangsa Indonesia telah kehilangan teladan para pahlawan terdahulu  karena posisi idola hari ini bagi siswa tergantikan dengan peran-peran tokoh semu yang ditampilkan media massa.
Identitas Nasional dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah Sumaludin, Muhammad Maman
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.022 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10709

Abstract

Artikel ini menganalisis wacana identitas nasional dalam buku teks pelajaran sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA). Buku teks pelajaran sejarah merupakan salah satu media terpenting dalam proses pembelajaran sejarah dikelas yang dijadikan buku wajib sebagai bagian dari tujuan pendidikan. Materi yang diuraikan dalam buku teks berkaitan dengan kurikulum yang disusun oleh pemerintah. Implikasi buku teks terutama mata pelajaran sejarah dipengaruhi oleh idiologi yang dianut oleh negara, termasuk dalam penentuan materi yang sesuai dengn kurikulum yang disusun oleh negara. Idiologi yang dianut tersebut erat kaitannya dengan identitas nasional yang ditunjukan negara sebagai wujud eksistensi bangsa melalui buku-buku teks pelajaran sejarah. Identitas nasional yang dimaksud adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Metode yang digunakan untuk mengetahui  wacana identitas nasional pada buku teks dengan menggunakan analisis wacana kritis Fairclough untuk menganalisis isi dan wacana identitas nasional dalam buku teks pelajaran sejarah.
Media Pembelajaran WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) Untuk Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang Setiani, Puspita Pebri
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.135 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.9749

Abstract

WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) untuk mata kuliah pada jurusan sejarah dan sosiologi adalah sebuah media yang belum ada dan perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain pengembangan WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) dengan model ADDIE pada mata kuliah Sejarah Kontemporer Indonesia semester 5 di IKIP BUDI UTOMO MALANG tahun ajaran 2016/2017 serta menjadi media sejarah yang efektif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam menumbuhkan dan meningkatkan rasa nasionalisme. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) dengan model ADDIE pada mata kuliah Sejarah Kontemporer Indonesia semester 5 di IKIP BUDI UTOMO MALANG tahun ajaran 2016/2017, menurut review ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE (analyze, design, development, implementation, evaluation). Adapun subjek validasi terdiri dari seorang ahli isi mata kuliah, seorang ahli media pembelajaran, seorang ahli desain pembelajaran, 7 mahasiswa untuk uji coba perorangan, 14 mahasiswa untuk uji coba kelompok kecil dan 40 mahasiswa untuk uji coba lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pencatatan dokumen dan angket. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah sebuah WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) yang dikembangkan berdasarkan desain (storyboard) yang di rancang. Validitas WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) adalah: (1) menurut review ahli isi mata kuliah menunjukkan kategori baik (92%) , (2) menurut review ahli desain pembelajaran berada pada kategori baik (88%), (3) menurut review ahli media pembelajaran menunjukkan kategori baik (86%), (4) berdasarkan hasil uji coba perorangan menunjukkan kategori baik (83%), (5) berdasarkan uji coba kelompok kecil berada pada kategori baik (82%), (6) berdasarkan uji coba lapangan menunjukkan kategori baik (81%). dengan demikian WARTOP (Wayang Karakter Tokoh Pahlawan) ini tidak perlu di revisi dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 1 of 2 | Total Record : 11