cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Pythagoras: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
ISSN : 19784538     EISSN : 2527421X     DOI : 10.21831
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1: Juni 2009" : 8 Documents clear
PEMODELAN INVENTORY DENGAN DUA GUDANG PENYIMPANAN UNTUK BARANG YANG MENGALAMI PENYUSUTAN DENGAN BACKLOG SHORTAGE SEBAGIAN DAN LEAD TIME FUZZY Dwi Ertiningsih; Widodo Widodo
Pythagoras: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.22 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.623

Abstract

Adanya kebijakan optimalisasi inventory yang diambil sebuah perusahaan atau retailer untuk barang yang mengalami penyusutan dengan ketidakpastian waktu tunggu (lead time) sampai barang selesai diproduksi atau pesanan datang, adanya Backlog Shortage sebagian atau penuh, dan tingkat permintaan bergantung harga dikembangkan dalam sistem dua gudang yang masing-masing sebagai gudang penjualan (display) atau tempat transaksi barang dan gudang tempat penyimpanan jika barang yang diproduksi atau dibeli tidak cukup ditempatkan di gudang penjualan. Tujuan perusahaan atau retailer mempunyai dua gudang penyimpanan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan rata-rata jika memproduksi atau membeli barang dalam jumlah besar. Perusahaan atau retailer mempunyai satu gudang dengan kapasitas terbatas yang letaknya di lokasi strategis sebagai tempat penjualan, yang disebut sebagai gudang milik (own warehouse, OW) dan gudang yang lain dengan kapasitas cukup luas disesuaikan dengan kebutuhan yang lokasinya berbeda dengan tempat penjualan atau transaksi, yang disebut sebagai gudang sewa (rented warehouse, RW). Biaya penyimpanan barang di RW menurun dengan bertambahnya jarak dari RW ke OW. Hal ini disebabkan oleh biaya sewa gudang dan upah tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan di lokasi OW. Barang dikirim dari RW ke OW dalam jumlah yang telah ditentukan (fixed) berdasarkan pola tertentu.Dalam penelitian ini dikembangkan model inventory dengan Backlog Shortage sebagian. Untuk memperoleh penyelesaian digunakan metode pendekatan interval terdekat untuk fungsi single objektif yang memaksimalkan keuntungan rata-rata dalam fuzzy (defuzzified) dan ditransformasikan dalam fungsi multi objektif crisp yang selanjutnya diselesaikan dengan metode kriteria global (global criterion method) untuk memperoleh solusi optimal Pareto.Kata kunci : Dua Gudang Penyimpanan, Backlog Shortage, Waktu Tunggu Fuzzy.
BIFURKASI HOPF DALAM MODEL EPIDEMI DENGAN WAKTU TUNDAAN DISKRET Rubono Setiawan
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.226 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.622

Abstract

Di dalam suatu model epidemi dengan waktu tundaan diskrit, jika berubahnya waktu tundaan dapat mengakibatkan perubahan sifat kestabilan dari titik ekuilibrium penyakitnya, maka dikatakan terjadi bifurkasi Hopf di titik ekuilibrium penyakit tersebut. Secara umum bifurkasi membicarakan tentang perubahan struktur orbit dari suatu sistem persamaan diferensial seiring dengan perubahan nilai parameternya. Didalam analisa kestabilan titik ekuilibrium model epidemi dengan waktu tundaan diskrit , waktu tundaan dianggap sebagai parameter bifurkasi. Kemudian bifurkasi yang berkaitan dengan adanya nilai eigen kompleks murni disebut bifurkasi Hopf (Andronov Hopf).Kata kunci : bifurkasi Hopf , waktu tundaan , nilai eigen kompleks murni.
MODEL PERTUMBUHAN POPULASI BERDASARKAN KELOMPOK UMUR Dwi Lestari
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.332 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.560

Abstract

Penelitian matematika dalam bidang demografi dan ekologi sangatlah penting. Salah satu penelitian di bidang tersebut adalah tentang pertumbuhan populasi. Paper ini akan membahas tentang model pertumbuhan populasi berdasarkan kelompok umur. Model populasi berdasar kelompok umur merupakan model untuk memprediksi jumlah populasi di waktu yang akan datang berdasarkan kelompok umur. Model ini berbentuk kontinu atas waktu dan diskret atas kelompok umur. Model ini dikembangkan dari model pertumbuhan populasi berdasarkan kelompok umur dengan ukuran waktu diskret dan ukuran umur diskret. Dalam hal ini akan dibahas model kontinu atas waktu dan diskret atas umur sehingga diperoleh model berupa sistem persamaan diferensial serta model dapat dituliskan dalam bentuk matriks. Perubahan populasi yang meliputi increasing, decreasing, dan asyimptoticaly stationary dapat dilihat dari nilai eigen dari matriks yang terbentuk. Selain itu dapat dilihat stable age structure nya. Kata kunci : model populasi, kelompok umur (age-structured), stable age structure.
DEVELOPING EVALUATION INSTRUMENT FOR MATHEMATICS EDUCATIONAL SOFTWARE Wahyu Setyaningrum
Pythagoras: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.243 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.556

Abstract

The rapid increase and availability of mathematics software, either for classroom or individual learning activities, presents a challenge for teachers. It has been argued that many products are limited in quality. Some of the more commonly used software products have been criticized for poor content, activities which fail to address some learning issues, poor graphics presentation, inadequate documentation, and other technical problems. The challenge for schools is to ensure that the educational software used in classrooms is appropriate and effective in supporting intended outcomes and goals. This paper aimed to develop instrument for evaluating mathematics educational software in order to help teachers in selecting the appropriate software. The instrument considers the notion of educational including content, teaching and learning skill, interaction, and feedback and error correction; and technical aspects of educational software including design, clarity, assessment and documentation, cost and hardware and software interdependence. The instrument use a checklist approach, the easier and effective methods in assessing the quality of educational software, thus the user needs to put tick in each criteria. The criteria in this instrument are adapted and extended from standard evaluation instrument in several references. Keywords: mathematics educational software, educational aspect, technical aspect.
PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.222 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.625

Abstract

Persediaan sumber daya energi di bumi ini semakin hari semakin menipis. Upaya penghematan energi merupakan salah satu usaha yang perlu dilakukan, termasuk melakukan penghematan penggunaan listrik. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang tepat untuk mengkaji perilaku pelanggan listrik. Dalam makalah ini akan dibandingkan model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan model Regresi dengan residual ARIMA dalam menerangkan perilaku pelanggan listrik di Kota Palopo. Hasil analisis menunjukkan bahwa model ARIMA lebih baik dari model Regresi dengan residual ARIMA.Kata kunci : ARIMA, Regresi, Pelanggan Listrik
TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR MAHASISWA DALAM MENERJEMAHKAN PERNYATAAN MATEMATIS BERKUANTOR UNIVERSAL DARI BENTUK KALIMAT BIASA MENJADI BENTUK KALIMAT FORMAL M Andy Rudito; Susento Susento
Pythagoras: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.996 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.554

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu deskripsi tingkat-tingkat berpikir mahasiswa dalam menterjemahkan pernyataan matematis berkuantor universal dari bentuk kalimat biasa menjadi bentuk kalimat formal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif. Subjek penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP semester I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2006, yang berjumlah 46 orang. Data bersifat kualitatif, yaitu berupa jawaban oleh mahasiswa terhadap soal yang diberikan. Data dianalisis secara kualitatif dengan langkah-langkah: reduksi data, kategorisasi data, dan sintesisasi. Hasil penelitian mengindikasikan adanya 7 tingkat berpikir mahasiswa sebagai berikut: Tingkat-0: Tidak ada gagasan dalam menerjemahkan; Tingkat-1: Kalimat formal tidak menyatakan pernyataan berkuantor universal atau menyatakan pernyataan berkuantor universal tetapi tidak bermakna; Tingkat-2: Kalimat formal menyatakan pernyataan berkuantor yang bermakna tetapi tidak sesuai dengan makna soal karena kuantor universal tidak sesuai; Tingkat-3: Kalimat formal menyatakan pernyataan berkuantor yang bermakna tetapi tidak sesuai dengan makna soal karena penulisan predikat tidak tepat; Tingkat-4: Kalimat formal menyatakan pernyataan berkuantor universal yang bermakna dan sesuai dengan makna soal, tetapi semesta tidak ditulis atau semesta kurang tepat; Tingkat-5: Kalimat formal menyatakan pernyataan berkuantor universal yang bermakna dan sesuai dengan makna soal, tetapi penulisan predikat kurang tepat; Tingkat-6: Kalimat formal menyatakan pernyataan berkuantor universal bermakna dan sesuai dengan makna soal dengan tepat.Kata kunci : tingkat berpikir, pernyataan berkuantor, logika matematik.
PEMBENTUKAN ISOMORFISMA DARI GELANGGANG FAKTOR KE GELANGGANG FAKTOR LOKAL Amir Kamal Amir
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.73 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.558

Abstract

Suatu gelanggang lokal adalah gelanggang yang hanya mempunyai satu ideal maksimal. Ideal prim suatu gelanggang dapat dipakai untuk mencari gelanggang local dan dapat juga dipakai untuk membentuk gelanggang faktor. Sedangkan ideal maksimal dari gelanggang lokal dapat dipakai untuk membentuk gelanggang faktor lokal. Tulisan ini akan memaparkan secara lebih terperinci dan jelas, sehingga akan lebih mudah dimengerti, mengenai gelanggang faktor dan pembentukan isomorfisma antara gelanggang faktor dengan gelanggang faktor lokal. Keywords: faktor , gelanggang lokal, maksimal, multiplikatif, ideal prim.
THE POWER OF GAMES TO LEARN MATHEMATICS: AN OVERVIEW Ariyadi Wijaya
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: Juni 2009
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.922 KB) | DOI: 10.21831/pg.v5i1.552

Abstract

The central principle of Realistic Mathematics Education is that the learning of mathematics needs to be laid on meaningful situation; either meaningful problems or activities. Many researches found that activities of game playing are meaningful to students and can be effective tools for enhancing learning and understanding of complex subject matter. Consequently, this article focuses on the benefit of games to support the learning of mathematics and the role of teacher in conducting game-based learning.Keywords : Realistic Mathematics Education, game-based learning, the role of teacher

Page 1 of 1 | Total Record : 8