cover
Contact Name
Fidrayani
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
psga@uinjkt.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender
ISSN : 14122324     EISSN : 26557428     DOI : 10.15408/harkat
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender is published by the Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak) LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. the journal has been issued two times a year. Harkat invites scholarly articles on gender and child studies from multiple disciplines and perspectives, including religion, education, psychology, law, social studies, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 19(1), 2023" : 5 Documents clear
OPTIMALISASI MODUL SEBAGAI KONSELING PREVENTIF KEKERASAN SEKSUAL PADA SANTRI PEREMPUAN Firda Rodliyah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 19(1), 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v19i1.30191

Abstract

Abstract. This study describes the process of preventive counseling through the use of modules for female santri at Pondok Pesantren Nurul Jadid Sejati. It is known that sexual violence can occur anytime and anywhere, including pondok pesantren. This is corroborated by data released by any mediums that in recent years there have been many cases of sexual violence that have occurred in pondok pesantren. Based on this, one way to prevent it is through individual knowledge about their reproductive organs and health. In the research process, I developed a product in the form of an Islamic reproductive health module which was packaged according to the circumstances and needs of the students. Using the RnD (Research and Development) research method, I want to find out the changes in the knowledge of the santri both before and after preventive reproductive health counseling through a product in the form of a module. Sources of data in this study were obtained from interviews with asatidz and preventive counseling to female santri.. In addition, there are also various sources of literature data from news, location documents, journals, and books. The results of this study were that there was a significant change from before the action stage 80% did not understand knowledge about reproductive health, so that it changed to 88.9% of students who understood well how the module and the material in it worked as provisions in daily life and maintaining themselves from the potential for sexual violence anywhere and anytime. Abstrak. Penelitian ini memaparkan proses konseling prevetif melalui penggunaan modul pada para santri perempuan Pondok Pesantren Nurul Jadid Sejati. Diketahui bahwa kekerasan seksual bisa terjadi kapanpun dan dimanapun, termasuk halnya pesantren. Hal ini dikuatkan dengan data yang dikupas oleh berbagai media bahwa beberapa tahun terakhir telah banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di Pesantren. Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara untuk mencegahnya adalah melalui pengetahuan individu tentang organ dan kesehatan reproduksinya. Pada proses penelitian, Saya mengembangkan sebuah produk berupa modul kesehatan reproduksi Islam yang dikemas menyesuaikan keadaan dan kebutuhan para santri. Dengan menggunakan metode penelitian RnD (Research and Development), saya ingin mengetahui perubahan pengetahuan para santri baik sebelum dan sesudah tindakan konseling preventif kesehatan reproduksi melalui produk berupa modul. Sumber data dalam penelitian ini sendiri didapatkan dari wawancara kepada para asatidz dan tindak konseling preventif kepada santri perempuan. Selain itu, juga terdapat berbagai sumber data literatur baik dari berita, dokumen lokasi, jurnal, maupun buku. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perubahan signifikan dari sebelum adanya action staget 80% tidak memahami pengetahuan perihal kesehatan reproduksi, hingga berubah menjadi 88,9% santri telah memahami dengan baik bagaimana kerja modul serta materi di dalamnya sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga dirinya dari potensi kekerasan seksual dimanapun dan kapanpun. 
AGAMA SEBAGAI ALAT HEGEMONI DALAM KEKERASAN DOMESTIK PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI Ifan Hanafi
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 19(1), 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v19i1.25445

Abstract

Abstract. Domestic violence is difficult to resolve because this case in private area. Cases of domestic violence released by the Indonesian Ministry of Women Empowerment and Child Protection in 2021 reached 25,210 cases where women were victims. The percentage of these cases as much as 57.8% of violence occurred in the house which is domestic violence. From this number, it is assumed that there are still many unsolved cases. In some cases women feel willing and feel deserving of acceptance. To launch their actions, the husband as the dominant party often uses verses from the Qur'an to legitimize the violence committed. The wife as a subordinate party, psychologically has been locked to provide resistance. This is what Antonio Gramsci calls hegemony. The hegemony theory says that the leader who becomes dominant to pressure subordinates uses consensus or text so that his power will last because there is an agreement between the two parties. Through this theory, it will be able to map out the inaccurate interpretation of religion that is often used by husbands in carrying out domestic violence in the family. Use of QS. An-Nisa' verse 34 by the husband as the dominant party can subordinate the wife to do nuzyuz, namely by beating. With the understanding of this verse, the subordinate or the wife will eventually feel that the husband's actions are worthy of acceptance. Therefore, understanding of religion and understanding of gender needs to be instilled early or no later than before marriage. Abstrak. Kekerasan domestik sulit diselesaikan karena kasus ini mencakup wilayah yang privat. Kasus kekerasan domestik yang dirilis oleh Kemenppa RI pada tahun 2021 mencapai 25.210 kasus dimana perempuan sebagai korban. Persentase dari kasus tersebut sebanyak 57.8% kekerasan terjadi didalam rumah yang merupakan kekerasan domestik. Dari jumlah tersebut diasumsikan masih banyak kasus yang tidak terungkap. Dalam beberapa kasus perempuan merasa rela dan merasa pantas untuk menerima. Untuk melancarkan tindakannya, suami sebagai pihak dominan seringkali memakai ayat Al-Qur'an untuk legitimasi atas kekerasan yang dilakukan. Istri sebagai pihak subordinat, secara psikologis telah terkunci untuk memberikan perlawanan. Hal inilah yang oleh Antonio Gramsci disebut sebagai hegemoni. Teori hegemoni mengatakan bahwa pihak pemimpin yang menjadi dominan untuk menekan pihak subordinat menggunakan konsensus atau teks sehingga kekuasaannya akan langgeng karena terjadi persetujuan antara kedua belah pihak. Melalui teori ini akan mampu memetakan penafsiran agama yang kurang tepat yang seringkali digunakan oleh suami dalam melakukan kekerasan domestik dalam keluarga. Penggunaan QS. An-Nisa’ ayat 34 oleh suami sebagai pihak dominan dapat mengsubordinasi istri melakukan nuzyuz yakni dengan cara pemukulan. Dengan pemahaman ayat ini, pihak subordinat atau istri lama-lama akan merasa bahwa tindakan suami memang layak untuk diterima. Oleh karenanya pemahaman agama dan pemahaman gender perlu ditanamkan semenjak dini atau selambat-lambatnya sebelum menikah. 
PEMBELAAN EMANSIPASI PEREMPUAN ISLAM DALAM PUISI “INNAMAL MAR’ATU” KARYA JAMIL SHIDQI AZ-ZAHAWI Muhammad Jafar Shiddiq
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 19(1), 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v19i1.30855

Abstract

Abstract. This study focuses on analyzing the poem "Innamal Mar'atu" by Jamil Shidqi Az-Zahawi as one of the influential people on the liberation of Muslim women in Iraq in the mid-20th century. The poem will be studied with Paul Ricoheur's Hermeneutic theory supplemented by a literary criticism perspective. feminists to reveal the symbols of defense in the liberation of Islamic women's rights contained therein as a means of criticizing the lives of women who have the impression of sexism towards gender equality which is expected through Paul Ricoheur's heurmenatic stages in the form of semantic, reflective, and philosophical or existential. That the poem contains the defense of Islamic women's rights which Zahawi expressed symbolically in the form of educational and scientific facilities for Muslim women, their role in the family, and social needs so that the life of Islamic society is more egalitarian or equal even though Zahawi's poetry has a history of controversy with the religious dictions conveyed, namely the word "hijab", but with the interpretation of these symbols it makes it read clearly and minimizes misunderstandings in the meaning of Zahawi's poetry. Abstrak. Penelitian ini fokus untuk menganalisis puisi “Innamal Mar’atu” karya Jamil Shidqi Az-Zahawi sebagai salah satu orang yang berpengaruh tentang pembebasan wanita Islam di Irak pada pertengahan abad 20. Puisi tersebut akan dikaji dengan teori Hermeneutik Paul Ricoheur yang dilengkapi dengan perspektif kritik sastra feminis untuk mengungkap simbol-simbol pembelaan dalam pembebasan hak-hak perempuan Islam yang terkandung di dalamnya sebagai sarana kritik terhadap kehidupan perempuan yang terkesan seksisme menuju kesetaraan gender yang diharapkan melalui tahapan-tahapan heurmenatik Paul Ricoheur berupa semantik, reflektif, dan filosofi atau eksistensial. Bahwa di dalam puisi tersebut terkandung pembelaan hak-hak perempuan Islam yang diungkapkan Zahawi secara simbolis berupa fasilitas pendidikan dan keilmuan bagi perempuan Islam, peran mereka dalam keluarga, serta sosial yang dibutuhkan agar kehidupan masyarakat Islam lebih egaliter atau setara meski puisi Zahawi ini memiliki sejarah kontroversi dengan diksi-diksi agama yang dibawakan yaitu kata “hijab”, namun dengan penafsiran simbol-simbol tersebut menjadikannya terbaca dengan jelas dan meminimalisir kesalahpahaman dalam pemaknaan puisi Zahawi ini. 
EVALUASI KELEMBAGAAN KEBIJAKAN KOTA LAYAK ANAK DI KOTA DEPOK Nanang Saikhu; Ma’mun Murod; Khaerul Umam Noer
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 19(1), 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v19i1.34358

Abstract

Abstract. This study aims to analyze the institutional evaluation of the Policy for the Implementation of a Child Friendly City (KLA) in Depok City. The research background is that several institutional indicators have not been fulfilled in realizing KLA in Depok City. This research method uses a qualitative-descriptive approach with data collection techniques in the form of interviews, observation, and documentation studies. The public policy evaluation theory used is based on William N. Dunn's criteria, namely Effectiveness, Efficiency, Adequacy, Alignment, Responsiveness, and Accuracy. From the results of this study, the following conclusions were drawn: First, Effectiveness, institutional indicators of KLA policies have gone well with the formation of 11 sub-districts, 63 sub-districts, and 600 Child Friendly RWs. However, there are still several sub-districts and kelurahans that do not yet have Child-Friendly RWs and there are several Child-Friendly RWs that are not yet running well. Second, Efficiency, institutional support from the budgeting side is still inadequate, especially for sustainable programs. Third, Adequacy, KLA institutions have fulfilled adequacy but still needs to be improved further. Fourth, Alignment, KLA policy institutions have been evenly implemented by involving elements of the government, the business community, and the media. However, media participation is still not optimal. Fifth, Responsiveness, KLA institutions have received positive responses from implementers, such as regional apparatus organizations (OPD), the KLA Task Force, and the community. However, there are still implementers who do not understand much about KLA policies in Depok City so that it needs to beimproved further. Sixth, Accuracy, KLA policy institutions are considered to be on target and in accordance with KLA institutional indicators. However, it still needs further improvement in its implementation. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi kelembagaan kebijakan Penyelenggaraan Kota Layak Anak (KLA) di Kota Depok. Penelitian dilatarbelakangi masih belum terpenuhinya beberapa indikator kelembagaan dalam mewujudkan KLA di Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun teori evaluasi kebijakan publik yang digunakan berdasarkan kriteria William N. Dunn, yaitu Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, Perataan, Responsivitas, dan Ketepatan. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan: Petama, Efektivitas, indikator kelembagaan kebijakan KLA telah berjalan baik dengan terbentuknya 11 kecamatan, 63 kelurahan, dan 600 RW Ramah Anak. Namun, masih ada beberapa kecamatan dan kelurahan yang belum memiliki RW Ramah Anak dan ada beberapa RW Ramah Anak belum berjalan baik. Kedua, Efisieni, dukungan kelembagaan dari sisi penganggaran masih belum memadai, terutama untuk program berkelanjutan. Ketiga, Kecukupan, kelembagan KLA telah memenuhi kecukupan namun masih perlu ditingkatkan lagi. Keempat, Perataan, kelembagan kebijakan KLA telah merata dilakukan dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat dunia usaha, dan media. Namun, partisipasi media masih belum optimal.  Kelima, Responsivitas, kelembagaan KLA telah mendapat respon positif dari para pelaksana, seperti organisasi perangkat daerah (OPD), Gugus Tugas KLA, dan masyarakat. Namun, masih terdapat pelaksana yang belum banyak memahami kebijakan KLA di Kota Depok sehingga perlu ditingkatkan lagi. Keenam, Ketepatan, kelembagaan kebijakan KLA dinilai sudah tepat sasaran dan sesuai dengan indikator kelembagaan KLA. Namun, masih diperlukan peningkatan lebih lanjut dalam implementasinya. 
RESILIENSI PEREMPUAN TERHADAP PERMASALAHAN PENGGUNAAN NARKOBA DI KABUPATEN KEDIRI Safa Intan Nurfadila; Taufiqurrohim Taufiqurrohim
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 19(1), 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v19i1.31061

Abstract

Abstract. Women and narcotics form a complex interplay within society. With the escalating issue of drug circulation and abuse, family resilience emerges as a crucial pillar in addressing this matter. However, women often grapple with discrimination and social stigma. This research aims to comprehend women's roles in preventing drug abuse in Kabupaten Kediri and the values they espouse. The research employs a qualitative descriptive approach involving field research, encompassing observations, interviews, and document analysis. The concept of power within Michel Foucault's Power Relations Theory is utilized to understand women's roles. The research reveals that women's roles in family resilience encompass four main aspects: Social Power Agents, Knowledge Transfer Agents, Social Support Agents, and Social Inclusivity Agents. This study provides valuable insights for addressing the drug problem in Kabupaten Kediri through the roles of women. Abstrak. Perempuan dan narkoba memiliki hubungan yang kompleks dalam masyarakat. Dalam menghadapi peningkatan masalah narkoba, ketahanan keluarga menjadi penting. Namun, perempuan sering menghadapi diskriminasi dan stigma sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran perempuan dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Kediri dan nilai-nilai yang mereka terapkan. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Konsep kuasa dalam Teori Relasi Kuasa Michael Foucault digunakan untuk memahami peran perempuan. Hasil penelitian menunjukkan peran perempuan dalam ketahanan keluarga sebagai Agen Kekuatan Sosial, Agen Penyampaian Pengetahuan, Agen Dukungan Sosial, dan Agen Inklusivitas Sosial. Penelitian ini memberikan wawasan untuk mengatasi masalah narkoba di Kabupaten Kediri melalui peran perempuan. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5