cover
Contact Name
Fidrayani
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
psga@uinjkt.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender
ISSN : 14122324     EISSN : 26557428     DOI : 10.15408/harkat
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender is published by the Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak) LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. the journal has been issued two times a year. Harkat invites scholarly articles on gender and child studies from multiple disciplines and perspectives, including religion, education, psychology, law, social studies, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017" : 10 Documents clear
MENINJAU DOUBLE BARDEN DALAM PP NO 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN SEBAGAI HAMBATAN MEWUJUDKAN GENDER SEBAGAI ASPEK KETAHANAN KELUARGA BURUH Furba Indah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.147 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7715

Abstract

Perjuangan Buruh yang sudah dimulai sebelum Kemerdekaan akhirnya terus berkepanjangan sampai saat ini, dimana waktu yang seharusnya Indonesia memulai bercermin mencari kesalahan dan memeperbaikinya demi perkembangan ekonomi Bangsa. Tidak sedikit factor yang menghambat untuk memajukan perekonomian bangsa, akan tetapi realita mengatakan tidak banyak pula usaha untuk memeperbaiki, kesetaraan yang tidak tertanam dalam masyarakat Indonesia, kenyataan bahwa Perempuan sebagai manusia kedua juga menjadi pemicu utama, padahal kemajuan ekonomi yang terdapat pada Buruh Perempuan yang sudah menjadi mayoritas penghuni pabrik – pabrik industry dan meningkatkan income Negara, kenyataannya masih termaginalkan dari isu central, sehingga hal ini menjadi penghambat besar untuk kemjauan perekonomian bangsa.
EKSPLOITASI PEREMPUAN DI MEDIA MASSA PERSPEKTIF ALQURAN Ahmad Hamdani
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.016 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7720

Abstract

Dewasa ini, perempuan masih dianggap sebagai manusia kelas dua (the second human) yang berada di bawah superioritas kaum laki-laki. Kondisi tersebut tergambar pada praktik di media massa. Kecanggihan sains dan teknologi, menjadikan perempuan sebagai objek paling ampuh terutama dalam meraup keuntungan yang melimpah. Hal ini tercermin dengan adanya 45 bias gender yang ada di media massa dari pelbagai macam sektor, mulai dari perawatan tubuh, minuman, bumbu dapur, obat, hingga otomotif. Karakter media massa seperti ini memunculkan pertanyaan besar dalam konteks sosial-masyarakat, bahkan kemudian membentuk kesimpulan bahwa ternyata perempuan identik dengan perilaku yang negatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana datanya diambil dari observasi dan studi kepustakaan. Analisis teks yang digunakan bersifat kualitatif, yaitu merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dipahami. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengkaji dan memberikan interpretasi dalam menjabarkan kemelut gender terhadap eksploitasi perempuan di media massa dengan bersumber pada pemahaman Alquran.
Potret Pengarusutamaan Gender dalam Kehidupan Keluarga Rasulullah Muhammad Subhi Mahmasoni
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.898 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7706

Abstract

Faktanya al-Qur’an dan hadist sering disalah fahami, dintrepetasikan dan dijadikan landasan bahwa agama Islam anti gender. Padahal semua itu tidak berdasar terlebih jika mengacu pada pemahaman yang sebenarnya tentang keterangan al-Qur’an dan bagaimana kehidupan Nabi dalam memperlakukan perempuan. Idealnya agama Islam mengangkat derajat perempuan terbukti Nabi juga mempraktekannya. Sebab itu, perlu diketengahkan disini satu pertanyaan mayor: bagaimana potret pengarusutamaan gender dalam kehidupan Keluarga Nabi? Adapun pertanyaan minornya: bagaimana keduduan perempuan pra dan pasca Islam dari aspek sosiologis? Apa saja langkah Nabi dalam proses pengarusutamaan gender? Artikel ini menegaskan adanya potret pengarusutamaan gender dalam kehidupan keluarga Rasulullah. Adanya indikasi kuat bahwa Nabi dalam strategi dakwahnya berusaha keras dalam mengangkat derajat perempuan dan menjunjung tinggi kesetaraan gender. Dalam mendialogkan kasus tersebut, gender digunakan sebagai pisau analisisnya dan sosiologis sebagai pendekatannya. Akhirnya Islam hadir menjunjung tinggi harkat martabat perempuan yang tradisi sebelumnya dari aspek sosiologis dan psikologis tidak pernah dirasakan oleh kaum perempuan. Hal itu dikuatkan dengan kehidupan keluarga Nabi yang sarat akan adanya pengarusutamaan gender, serta adanya indikasi kuat bahwa Nabi dalam strategi dakwahnya berusaha keras dalam mengangkat derajat perempuan dan menjunjung tinggi kesetaraan gender.
Peningkatan Peran Wanita Dalam Pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat Yuli Amran
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.186 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7716

Abstract

Kegiatan pengembangkan keilmuan kesehatan masyarakat memerlukan partisipasi kaum wanita disebabkan lingkup keilmuannya meliputi segala tingkat usia dan jenis kelamin. Pemikiran-pemikiran yang dimiliki wanita dapat melengkapi pemikiranpemikiran kaum laki-laki dalam merancang konsep keilmuan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, ilmu yang diaplikasikan nanti dapat diaplikasi untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat yang bebas dari bias gender. Namun, masih terdapat permasalahan keterlibatan wanita dalam pengembangan keilmuan yang lebih dominan dipengaruhi peran ganda yang dimiliki wanita yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Oleh kerena itu, perlu kebijakan khusus yang berpihak pada wanita dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta waktu kerja yang fleksibel.
GENDER DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI : Pemberdayaan Perempuan Pendidikan dan Keluarga Muhammad Aqibun Najih
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.673 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7712

Abstract

Peran dan fungsi sosial antara perempuan dan laki-laki yang diciptakan oleh masyarakat sering menimbulkan ketidaksetaraan gender. Kemajuan teknologi yang tidak merata perlu penanganan khusus terutama terhadap pemberdayaan perempuan dengan memanfaatkan kemampuan talentanya untuk membangun jaringan dengan komunitas-komunitas sosialnya. Fenomena saat ini adalah penggunaan Teknologi Informasi (TI) dapat membantu perempuan di bidang ekonomi dengan perdagangan online. Sedangkan dalam bidang pendidikan ketidaksetaraan gender justru nampak pada pemilihan jurusan di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi, dimana pemilihan jurusan pada perempuan dikaitkan dengan fungsi domestiknya. Dengan pengarahan terhadap anak yang tidak tepat dalam sistem keluarga, lebih banyak diakibatkan dari pola pendidikan yang diterapkan orang tua terhadap anak-anaknya yang masih berorientasi pada dogma-dogma patriarkis. Maka dengan konsep kesetaraan dan keadilan gender dapat dijelaskan secara lebih baik tentang permasalah-permasalahan yang ada dan juga dapat ditarik kesimpulan untuk menemukan solusi dan jalan keluar yang lebih bijak.
KEMITRAAN HUBUNGAN GENDER DALAM KELUARGA SEBAGAI PENANGKAL GERAKAN RADIKALISME E. Ervi Siti Zahroh Zidni
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.388 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7717

Abstract

Gerakan radikalisme kian marak terjadi, menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk orang tua, diperlukan adanya kerjasama antara suami istri dalam tarbiyatul awlad. Mendidik dan membesarkan bukan hanya dibebankan kepada ibu sebagai madrastul ula namun juga harus dibebankan kepada ayah. Kerjasama antara ayah ibu dalam mendidik anaknya akan menjadi lebih efektif dalam menangkal faham radikalisme, mengingat gerakan tersebut menjadi sangat massif saat ini. Gerakan-gerakan dan doktrin anti Pancasila yang ingin mengubah nya menjadi syari’at Islam atau Negara Islam menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia. Bahkan adanya doktrin penghormatan terhadap Bendera Merah Putih adalah perbuatan syirik atau menyekutukan Allah, kini sudah tersebar luas, sehingga mengakibatkan para generasi muslim Indonesia menjadi ragu untuk menghormati lambing Negara sendiri, adanya kekeliruan antara makna menghormati dan menyembah, maka hal ini adalah salah satu tugas ayah dan ibu untuk melakukan control terhadap apa saja yang dipelajari dan diserap oleh anak-anak.
Relasi Gender Dalam Membentuk Keluarga Harmoni : Upaya membentuk keluarga Bahagia Abdul Aziz
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.642 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7713

Abstract

Artikel ini menelisik akar dari sumber perdebatan dan perbedaan pandang tentang realitas pola relasi keluarga patriarkhis yang mendikotomikan peran antara laki-laki (suami) dan perempuan (isteri) dalam rumah tangga, dimana suami adalah kepala keluarga (public) dan isteri adalah ibu rumah tangga (domestic). Pola relasi keluarga yang dikotomis, mengakibatkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. Kondisi tersebut tentunya memerlukan konstruksi pola relasi yang berbasis pada keadilan dan kesetaraan gender, sehingga terwujud kemitraan gender menuju keluarga yang harmonis. Konstruksi pola relasi gender yang berkeadilan dan berkesetaraan gender, terwujud jika ada kerjasama dan pembagian peran yang setara dan adil antara suami dan isteri, yang merujuk pada perencanaan dan pelaksanaan manajemen sumberdaya keluarga, sehingga anggota keluarga mempunyai pembagian peran dalam berbagai aktivitas (domestik, publik, dan kemasyarakatan).
PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENDONGKRAK KECERDASAN BAHASA MELALUI KEGIATAN MENDONGENG Nur Syamsiyah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.333 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7718

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemerolehan bahasa anak usia 2-3 tahun pada tataran morfologi (kelas kata verba dan nomia) dan mengetahui hubungan mendongeng dengan kecerdasan bahasa anak. Penelitian ini terfokus pada pemerolehan bahasa Dzakiyaturrohmah Hardiyana anak usia 2 tahun 11 bulan hingga usia 3 tahun 5 bulan yang diberikan stimulasi berupa kegiatan mendongeng dalam kegiatan bermain dan pola pengasuhan selama proses penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
KONSEPSI AL-QURAN TENTANG PEREMPUAN PEKERJA DALAM MENSEJAHTERAKAN KELUARGA Isna Rahmah Solihatin
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.061 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7714

Abstract

Problem utama yang didiskusikan dalam tulisan ini adalah bahwa tidak jarang ditemui perempuan yang mengeksplor kemampuan dirinya dalam sektor publik melalui pekerjaan yang dilakukan, namun dipandang sebelah mata dengan dalih adat patriarki dan agama, serta tidak jarang juga kehilangan haknya sebagai perempuan dalam bekerja. Tulisan ini menggunakan Al-Quran serta Hadis sebagai rujukan utama sebagai bentuk legalitas perempuan dalam bekerja di sektor publik. Implikasi dari tulisan ini diharapkan agar tidak ada lagi anggapan miring terhadap perempuan pekerja, juga dapat meminimalisir adanya perenggutan hak perempuan pekerja melalui kebijakan-kebijakan yang diberikanoleh Agama dan Negara.
HAK ATAS PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK PULAU KERA Mohamad Yani Pehang
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 13(1), 2017
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.9 KB) | DOI: 10.15408/harkat.v13i1.7719

Abstract

Dalam konveksi hak anak yang merupkan bagian dari HAM mengaskan dan membentuk hak-hak anak yang secara kategoris terdiri atas 4 macam yakni atas kelangsungan hidup (survival right), hak atas perlindungan (protection right), hak atas perkembangan (development right) dan hak untuk berpartisipasi (participation rights) (Azizi, 2014 : 1). Lebih lanjut dijelaskan dengan detail tentang pada poin ke 3 tentang hak anak untuk tumbuh berkembang melipiti hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan, dalam konvensi mewajibkan negrara peserta untuk mewujudkannya. Pulau Kera merupakan bagian dari desa Uiasa, Kecamatn Semau, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT, pulau Kera ditempati kurang lebih 82 KK, hadir di Kupang atas permintaan Raja Nasneno untuk mngajarkan masyarakatnya cara berlaut, masyarakat pulau Kera adalah masyrakat yang tidak memiliki identitas Negara, mereka tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) mereka hanya dakui keberadaannya ketika pemilihan umum Semenjak negara ini merdeka, warga di sini selalu terisolir.

Page 1 of 1 | Total Record : 10