cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Dasar
ISSN : 20859872     EISSN : 24431273     DOI : 10.21831
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2013): April 2013" : 16 Documents clear
Pengembangan instrumen pendukung identifikasi protein berbasis molecularly imprinted polymer melalui imprinted PMAA-BSA Fillaeli, Annisa; ., Marfuatun
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.374 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.2364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan identifikasi protein atau turunannya dalam matriks yang kompleks dengan molecularly imprinted polymer (MIP) yaitu imprinted PMAA-BSA.  PMAA-BSA disintesis dengan Asam Metakrilat (MAA) sebagai monomer, Etilen Glikol Dimetakrilat (EDMA) sebagai cross-linker, BSA (Bovine Serum Albumin) sebagai template pencetak molekul protein dengan benzoil peroksida (dalam kloroform dan benzena) dengan metode polimerisasi bulk secara termal. Imprinted PMAA-BSA terbentuk setelah tahap ekstraksi template BSA dari PMAA-BSA dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMAA-BSA berhasil disintesis dengan komposisi MAA : EDMA : BSA (20 mg/ml) = 5 : 1 : 1 (mol) dengan konsentrasi benzoil peroksida sebesar 0.5 mg/ml.  PMAA-BSA memiliki BM 3440 g/mol, meleleh pada 131,730C, dan terdegradasi secara termal pada 374,980C dengan kehilangan berat hingga 69,78%. Pada spektra IR PMAA-BSA terdapat pita serapan penciri gugus amida sekunder, pada 1634 cm-1, sedangkan spektra IR PMAA tidak menunjukkan profil tersebut. Pita serapan penciri amida sekunder pada spektra IR imprinted PMAA-BSA menunjukkan masih ada penciri amida sekunder dengan intensitas yang lebih rendah.  Pengukuran filtrat BSA pada tahap pembentukan imprinted PMAA-BSA dan tahap ekstraksinya menunjukkan recovery dan reproducibility terbaik 94,85% dan 8,029%. Kata kunci: polimer, MIP, BSA
Studi fisiologis daun sirih ‘temurose’ Ekosari R.; Lili Sugiarto
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.771 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.2372

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari secara fisiologi daun-daun sirih ‘temurose’; sehingga dapat diperoleh penjelasan ilmiah yang mendasar tentang penggunaan daun-daun sirih ‘temurose’. Daun-daun sirih ‘temurose’ adalah sirih yang urat daunnya (nervus lateralis) bertemu kedudukan ruasnya; sehingga  bentuknya simetris. Implementasi dalam bentuk kerja laboratorium dalam beberapa tahap, yakni (i) persiapan sampel spesimen daun sirih hijau (Piper betle L.) yang berasal dari satu buah tanaman, (ii) observasi morfo-anatomis, (iii) eksperimen biokimiawi, dan (iv) melalui eksperimen fisiologis. Data (kecuali untuk bentuk daun dan flavonoid) dianalisis melalui uji ‘t’ pada tingkat singinifikansi 95% menggunakan  SPSS 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) bentuk daun-daun ‘temurose’ adalah orbeicularis dan daun-daun non-‘temurose’ berbentuk ovalis-elipticus, dan (ii) daun-daun ‘temurose’ lebih kecil dan ringan walaupun memiliki konduktivitas listrik lebih besar. Hal ini mengindikasikan bahwa daun-daun ‘temurose’ bersifat elektrolit. Kata kunci: daun sirih ‘temurose’ Abstract This research aims to physiologically study ‘temurose’ betel leaves; thus getting basic scientific reason in the utilization of ‘temurose’ betel leaves. Temurose betel leaves are the leaves which veins (nerves lateral) of the left side and right side meet at the main bone, so the shape is symmetrical. Implementation in the form of laboratory work, in several stages, from (i) preparation of the specimen sample green betel leaf (Piper betle L.) originating from one individual plant, (ii) morpho-anatomical observations, (iii) biochemical experiment, and (iv) through physiological experiments. The data (except for leaf shape and flavonoids) were analyzed by ‘t’ test at 95% significance level using SPSS 18. The result showing that (i) the shape of temurose leaves are orbeicularis, and non temurose betle leaves are ovalis - elipticus forms; and (ii) the temurose leaves are smaller and lighter, even though have higher electrical conductivity. This indicates that the leaves’s substances are electrolyte. Keyword: temurose betel leaves
Penerapan algoritma koloni semut untuk optimisasi rute distribusi pengangkutan sampah di kota Yogyakarta Himmawati Puji Lestari
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.108 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.2373

Abstract

Abstrak Sistem pengangkutan sampah di Kota Yogyakarta dilakukan dari Kelurahan/Kecamatan (KK) ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), selanjutnya dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPS sendiri terbagi atas tiga jenis: depo, container, dan landasan (bangunan permanen). Di lain pihak, pengambilan sampah oleh kendaraan truk pengangkut sampah seringkali tidak teratur mengakibatkan volume sampah di Kota Yogyakarta yang cukup besar tidak dapat didistribusikan dengan baik ke TPA Piyungan. Sehubungan dengan masalah tersebut sistem optimasi rute distribusi ini dirancang agar sistem distribusi pengangkutan sampah di Kota Yogyakarta dapat berfungsi secara optimal. Dalam hal ini digunakan Algoritma Koloni Semut untuk menyelesaikan masalah. Pada penelitian ini, TPS yang akan dibahas berupa bangunan permanen. Selanjutnya penyelesaian algoritma koloni semut dibantu dengan software Macro Excel. Diperoleh 12 rute pengangkutan sampah setiap hari di Kota Yogyakarta. Kata kunci: sampah, TPS, algoritma koloni semut. Abstract Waste collection transportation system in Yogyakarta is begun from District to Temporary Shelters (TPS), then from TPS to End Shelter/landfill (TPA). TPS is divided into three types: depot, container, and permanent buildings. On the other hand, collecting waste in each TPS is often irregular. This causes the garbage cannot be distributed properly to landfill in Piyungan. Based on the problem, an optimization system of distribution route is designed so that the distribution of waste collection transportation system in Yogyakarta becomes optimal. In this case, the ant colony algorithm is used to solve the problem. In this research, the type of TPS discussed is a permanent building. Furthermore, the optimal solution of distribution problem using ant colony algorithm is calculated via software Macro Excel. The result is 12 daily routes of waste collection in Yogyakarta. Key words: waste, TPS, ant colony algorithm
Eksplorasi Metode Sterilisasi dan Macam Media Untuk Perbanyakan Durian (Durio zibethinus, L.) Secara In Vitro Lili Sugiyarto; Paramita Cahyaningrum Kuswandi
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.801 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.2374

Abstract

Abstrak Durian (Durio zibethinus, L.) memiliki nilai ekonomis tinggi baik sebagai salah satu komoditas hortikultura yaitu buah untuk konsumsi di pasar lokal maupun untuk ekspor. Salah satu hambatan adalah persediaan bibit yang tidak mencukupi dan metode perbanyakan yang merusak pohon induk dengan karakter unggul. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode sterilisasi yang tepat dan media untuk perbanyakan durian secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Kebun Percobaan FMIPA, UNY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah induksi menggunakan sitokinin BAP (benzyl amino purin) dalam media MS. Eksplan diperoleh dari bibit durian yang sudah dikecambahkan di polibag dengan media tanah dan kompos. Sterilisasi untuk penanaman dengan teknik kultur jaringan menggunakan detergen, clorox 20% dan 10%, alkohol 70%, dan aquades steril untuk nodia, sedangkan sterilisasi eksplan daun dengan clorox 10% dan 5%. Media yang digunakan adalah media MS (Murashige dan Skoog) ditambah dengan BAP (konsentrasi 2 dan 4 ppm), serta 2,4-D (0.4, 1.0, dan 1.5 ppm). Hasil penelitian menunjukkan penambahan BAP dalam media MS mampu memicu pertumbuhan tunas pada eksplan nodia durian pada konsentrasi 2 dan 4 ppm. Penambahan 2,4-D mampu menginduksi kalus pada daun durian. Pada konsentrasi 1 ppm kalus yang dihasilkan berwarna putih, berair dengan daun yang tidak terlalu menggulung sedangkan konsentrasi 0,4 dan 1,5 ppm menghasilkan kalus hijau dengan daun yang menggulung. Perlu perlakuan media yang lebih bervariasi baik pada eksplan nodia maupun daun untuk menghasilkan planlet melalui kalus atau pembentukan tunas secara langsung.   Kata kunci: durian, sterilisasi, BAP, 2,4-D, tunas, kalus   Abstract One of the problems that can occur in the development of durian (Durio zibethinus, L.)  is the availability of seedlings and the method of propagation can cause over-exploitation of the mother plant. The aim of this research was to obtain the method of sterilization and the right media for in vitro propagation of durian. The research was carried out in the Tissue Culture Laboratory and Experimental Garden Faculty of Mathematics and Science, Yogyakarta State University. The method used in this research was induction using the cytokinin BAP (benzylamino purine) in MS media. The explants were obtained from durian seedlings that were grown in polybags with soil and compost media. Sterilization for the tissue culture technique was done using detergent, alcohol 70%, and clorox (20% and 10%), and also sterile aquadest for nodia, while leaf exsplant sterilization was done using clorox 10% and 5%. The media used were MS (Murashige and Skoog) with BAP (2 dan 4 ppm) for the nodia and also with 2,4-D (0.4, 1.0, dan 1.5 ppm) for the leaf explants. The result showed that the BAP in the MS media was able to induce the growth of shoots from the nodia at concentrations of 2 and 4 ppm. The addition of 2,4-D was able to induce the growth of callus on the leaf explants. Using 1 ppm 2,4-D, the callus was white and transparent and the leaves did not curl so much as in the treatments with 0.4 and 1.5 ppm 2,4-D which caused the leaves to curl. More variation in the treatments or media both for the nodia and leaves explants can be further investigated to produce plantlets via callus induction or direct organogenesis. Key words: durian, sterilization, BAP, 2,4-D,  shoot, callus
Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus Musthofa .; Nikenasih Binatari
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.936 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.2375

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat-sifat  nilai eigen dan vektor eigen matriks atas aljabar maxplus. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan mengkaji eksistensi nilai eigen dan vector eigen matriks atas aljabar maxplus. Selanjutnya diselidiki sifat-sifat nilai eigen dan vector eigen, meliputi ketunggalan dari nilai eigen, dan mengkaji tentang sifat nilai eigen dan vector eigen dari matriks transpose. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap matriks persegi atas aljabar maxplus selalu mempunyai nilai eigen. Suatu mariks persegi A atas aljabar mxplus akan mempunyai nilai eigen tunggal jika A irredusibel. Jika l merupakan nilai eigen A, maka l jug merupakan nilai eigen dari AT. Tetapi sifat  ini tidak berlaku untuk vektor eigennya. Kata kunci: aljabar maxplus, nilai eigen, vektor eigen, matriks transpose Abstract This research aimed to study the properties of eigenvalues ​​and eigenvectors of the matrix over maxplus algebra. The initial step is to study the existence of eigenvalues ​​and eigenvector of matrix over maxplus algebra. Moreover, the properties of eigenvalues ​​and eigenvectors are investigated. Finally, we study the properties of eigenvalues ​​and eigenvectors of the matrix transpose. The result shows that every square matrix over maxplus algebra always has eigenvalue. A square matrix A in the maxplus algebra will have a unique eigenvalue if A is  irreducible. If l is an eigenvalue of A, then l is also an eigenvalue of AT, but this property does not apply for the eigenvector. Key words: maxplus algebra, eigenvalue, eigenvector, matrix transpose
Sintesis dan karakterisasi senyawa SrxBa1-XSno3 (x = 0,00; 0,10; 0,25; 0,50; 0,75; 0,90 dan 1,00) dengan metode keramik M. Pranjoto Utomo; AK. Prodjosantoso '; Regina Tutik Padmaningrum
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2249.234 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.3360

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis dan karakterisasi senyawa SrxBa1-xSnO3 denganmetode keramik. Bahan yang digunakan dalam sintesis senyawa SrxBa1-xSnO3 (x = 0; 0,1; 0,25 0,5; 0,75,0,9 dan 1) adalah SnO2, BaCO3 dan SrCO3 yang dihitung secara stoikiometrik. Kemudian ketiga bahandigerus, dikalsinasi secara bertahap, yaitu dari temperatur 700 °C dan 800 °C selama 6 jam, 900 °C dan1100 °C selama 12 jam. Senyawa hasil sintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan Difraktometer Sinar-X (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Data hasil pengukuran dengan XRD diolah denganprogram Origin 8.5 untuk analisis awal, yaitu mengetahui adanya pergeseran puncak pada pola difraksi,program Atoms 50 untuk melihat bentuk struktur dan program Rietica untuk mengetahui bidang refleksi (hkl)serta untuk menentukan parameter kisi (a,b, dan c). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawaSrxBa1-xSnO3 (x = 0; 0,1; 0,25 0,5; 0,75, 0,9 dan 1) dapat disintesis dengan metode keramik dari prekursorsenyawa BaSnO3, SrSnO3 dan SnO2. Nilai parameter kisi dari senyawa SrxBa1-xSnO3 (x = 0; 0,1; 0,25 0,5;0,75, 0,9 dan 1) semakin menurun seiring dengan bertambahnya komposisi logam (mol) stronsium (Sr)dalam senyawa tersebut. Selain itu, senyawa SrxBa1-xSnO3 hasil sintesis memiliki struktur kubus.Kata kunci: SrxBa1-xSnO3, metode keramik, parameter kisi, struktur kubus
Pengaruh Konsentrasi Formaldehid sebagai Agen Pereduksi Terhadap Efisiensi Elektrodeposisi Ag+ dalam Limbah Cair Elektroplating Siti Marwati; Regina Tutik Padmaningrum; Susila Kristianingrum; Sunarto '
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.061 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.3361

Abstract

Abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi formaldehid sebagai agen perduksi terhadap efisiensi elektrodeposisi ion Ag+ dalam limbah cair elektroplating dan mengetahui karakter logam Ag hasil elektrodeposisi. Proses elektrodeposisi dengan elektroda platina sebagai anoda dan katoda. Konsentrasi larutan formaldehid divariasi yaitu 0,4; 0,3; 0,2; 0,1 M dan tanpa penambahan formaldehid. Ion Ag+ yang masih tersisa dalam limbah cair elekroplating dilakukan analisis konsentrasi ion Ag+ dengan menggunakan AAS. Untuk mengetahui struktur kristal deposit dilakukan analisis dengan menggunakan XRD. Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi formaldehid sebagai agen pereduksi berpengaruh terhadap berat deposit yang dihasilkan. Konsentrasi formaldehid sebagai agen pereduksi berpengaruh terhadap efisiensi elektrdeposisi ion Ag+ dalam limbah cair elektroplating. Efisiensi elektrodeposisi ion Ag+ paling besar diperoleh pada penambahan formaldehid 0,2 M. Karakter deposit yang dihasilkan menunjukkan bahwa di dalam deposit terdapat logam Ag dan Cu yang terdeposisikan. Adanya formaldehid menyebabkan susunan atom-atom deposit Ag di setiap bidang kisi menjadi tidak teratur dan menurunkan tingkat kekristalannya. Kata kunci: formaldehid,agen pereduksi, elektrodeposisi, perak
Pemanfaatan limbah bonggol pisang sebagai bahan baku pembuatan bioetanol Sunarto '; Sulistyani '; Siti Marwati
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.373 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.3362

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis substrat bonggol pisang terhadap hasil bioetanol dan untuk mengetahui Jenis bonggol pisang yang menghasilkan bioetanol yang terbaik  dan mengetahui ada tidaknya pengaruh jenis bonggol pisang terhadap kadar bioetanol. Sebanyak  0,5 kg substrat bonggol pisang Kepok,Raja dan Batu dihaluskan dan dikukus selama  30 menit. Setelah dingin masing masing ditambahkan 3 gram Ragi NKL dan dilakukan fermentasi selama 4 hari. Hasil fermentasi diambil sebanyak 1  ml dan dilakukan analisis menggunakan unit Micro Conway Difussion untuk menentukan kandungan bioetanolnya. Hasil analisis dilakukan uji Anava satu jalur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh jenis substrat bonggol pisang terhadap kadar bioetanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  bonggol pisang Raja memberikan hasil bioetanol terbaik yaitu 0,5 % dan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan berbagai jenis substrat bonggol pisang terhadap hasil bioetanol. Hasil uji statistik  menunjukkan F hitung dari F table pada taraf signifikan 5 %.   Kata kunci: bioetanol, micro conway difussion
TOWARDS STUDYING NON-EQUILIBRIUM STATISTICAL MECHANICS THROUGH DYNAMICAL DENSITY FUNCTIONAL THEORY Wipsar Sunu Brams Dwandaru
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.442 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.3363

Abstract

Abstract In this brief article, the extension of density functional theory for non-equilibrium systems is presented. Density functional theory is a powerful framework in order to study the static properties of electronic systems via a variational principle whereby the density (varies in 3 dimension space) holds a key role instead of the many-body wave function. Evans (Adv. Phys., 1979) fully realized the importance of this and extended the theory for inhomogeneous fluid systems. Then in an urgent need to extend the theory for dynamical equilibrium or non-equilibrium systems, comes dynamical density functional theory. Here, the idea behind dynamical density functional theory is given based on the Smoluchowski equation.   Keywords: density functional theory, non-equilibrium systems, variational principle, Smoluchowski equation
Analisis sifat mekanik dan foto mikroskopis keramik berbahan dasar lempung bersisik (scaly clay) formasi Karangsambung Kebumen Delvita Puspitasari; Agus Yulianto; Sulhadi '
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.3364

Abstract

Abstrak Telah dilakukan analisis sifat mekanik dan foto mikroskopis keramik berbahan dasar lempung bersisik (scaly clay) formasi Karangsambung Kebumen dengan berbagai variasi komposisi (dalam % massa). Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik keramik dengan penambahan campuran pasir kuarsa terhadap sifat mekanik keramik dan mengetahui struktur morfologi keramik. Preparasi lempung dan pasir kuarsa dilakukan dengan cara digiling menggunakan mesin ball milling selama 8 jam, sehingga diperoleh material serbuk. Pembentukan sampel dengan cara cetak dan proses sintering menggunakan furnace thermolyne hingga mencapai suhu 850ºC dengan waktu penahanan 2 jam. Parameter karakterisasi sampel meliputi densitas, porositas, kekerasan dan pengamatan struktur morfologi. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa sifat mekanik keramik yang dihasilkan pada komposisi 75% lempung, 25% pasir kuarsa adalah hasil yang optimum. Pada komposisi tersebut karakteristik yang dihasilkan adalah sebagai berikut:densitas 1,81 g/cm3, porositas 10%, dan kekerasan 252,51 kgf/cm2. Pada pengamatan morfologi keramik terlihat persebaran pasir kuarsa yang merata.   Kata kunci: keramik, lempung, pasir kuarsa, sifat mekanik

Page 1 of 2 | Total Record : 16