cover
Contact Name
Brigitta Laksmi Paramita
Contact Email
brigitta.laksmi@uajy.ac.id
Phone
+6282329549978
Journal Mail Official
journal.biota@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari No. 44, Sleman, Yogyakarta 55281, Indonesia
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati
ISSN : 25273221     EISSN : 2527323X     DOI : doi.org/10.24002/biota
Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati merupakan jurnal ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian, kajian-kajian pustaka dan berita-berita terbaru tentang ilmu dan teknologi kehayatian (biologi, bioteknologi dan bidang ilmu yang terkait). Biota terbit pertama kali bulan Juli 1995 dengan ISSN 0853-8670. Biota terbit tiga nomor dalam satu tahun (Februari, Juni, dan Oktober).
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019): February 2019" : 9 Documents clear
Peranan Bakteri Indigenus dalam Degradasi Limbah Cair Pabrik Tahu L. Indah Murwani Yulianti, Retno Ken R,, A. Wibowo Nugroho Jati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.52 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2362

Abstract

Produksi tahu banyak dilakukan secara tradisional dan menghasilkan limbah cair serta padat dari proses pembuatannya. Kandungan bahan organik yang dihasilkan oleh limbah cair tahu sangat tinggi. Air limbah yang dibuang secara langsung ke air permukaan (sungai dan danau) dapat mencemari air, mengurangi oksigen dalam air dan akan mengganggu kehidupan organisme di dalamnya. Pengolahan limbah cair tahu perlu dilakukan misalnya dengan bioremidiasi menggunakan bakteri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bakteri indigenus dalam limbah cair tahu dan menggunakan bakteri tersebut untuk pengolahan limbah cair tahu. Karakteristik isolat R3 diperkirakan Pseudomonas sp., sedangkan bakteri R7 diperkirakan Bacillus sp. Perlakuan A (menggunakan isolat R3) mampu menurunkan COD 1%, BOD 33%, TSS 2,9% dan N-Total 12% serta meningkatkan TDS 21% dan amilum 1,9%. Perlakuan B (menggunakan isolat R7) mampu menurunkan COD 1%, BOD5 9%, amilum 46%, N-Total 5,2% serta meningkatkan TDS 21%. Perlakuan C dengan penambahan bakteri R3 dan R7 lebih banyak mendegradasi limbah organik yang ada di dalam limbah karena mampu menaikkan pH dan suhu paling cepat dan menurunkan COD sebesar ± 1%, kadar BOD5 sebesar ± 23%, kadar TDS sebesar 21%, TSS sebesar 8,1 %, N-Total sebesar 8,9% dan kadar karbohirat (amilum) sebesar  34%.
Karakterisasi Kandungan Fitokimia Estrak Daun Karamunting (Melastoma malabatchricum L.) Menggunakan Metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) , Muhammad Adiwena, Kartina,Mohammad Wahyu Agang
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.859 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2363

Abstract

Melastoma malabatchricum L. is a type of plant that is widely grown in South and Southeast Asia, including Indonesia and it has benefits as a medicinal plant. In Kalimantan, Karamunting leaves is used to treat wounds, fever, diarrhea, and tannins in its root is used to darken teeth or eyebrows. The usage standard of this plant as an herbal medicine is still based on people's habits, so research needs to be done to find out how much phytochemical content is found in M. malabatchricum L. The priorknowledge of phytochemical M. malabatchricum L. becomes the basis for developing its potential as a plant medicine  and its use in various fields. This research was conducted at the Agriculture Faculty Agrotechnology Laboratory, UBT. The research consisted of characterization of Karamunting plants, leaf extraction by maceration, and phytochemical content analysis with GCMS. The results showed that M. malabatchricum leaf extract contained phenol compounds of 36.32%, fatty acids (20.74%), terpenoids (9.13%), sterols (5.77%), alkaloids (4.8%), amino acids (3.5%), aldehyde (3.15%), alcohol (1.54%) and several other compounds. Some types of compounds found are known to have potential as antibacterial, antiviral, antioxidant, cytotoxic, anticoagulant, wound healing, antidiareous, antivenom and anti-inflammatory.
Kualitas Fermentasi Spontan Wadi Ikan Patin (Pangasius Sp.) dengan Variasi Konsentrasi Garam , Sinung Pranata, Kharina Waty, Ekawati Purwijantiningsih
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.052 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2364

Abstract

Wadi adalah produk fermentasi ikan tradisional yang berbentuk ikan utuh semi basah, berwarna agak hitam (mendekati warna ikan segar), bertekstur liat dengan aroma khas ikan fermentasi serta mempunyai rasa yang asin. Fermentasi ikan secara spontan umumnya, dilakukan menggunakan garam konsentrasi tinggi untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang menyebabkan kebusukan. Konsentrasi garam yang digunakan dalam fermentasi ikan patin sangat menentukan mutu wadi ikan patin tersebut. Bahan utama yang digunakan di penelitian ini adalah ikan patin. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap citarasa hasil fermentasi dan mengetahui konsentrasi garam yang optimal untuk menghasilkan fermentasi wadi ikan patin (Pangasius sp.) dengan kualitas terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan hari fermentasi dan variasi kontrol yaitu patin segar, garam 5%, garam 7,5% dan garam 10% dengan masing-masing 3 pengulangan pada hari ke-7, 8, 9, dan 10. Prosedur penelitian meliputi pembersihan ikan, pengolahan samu (beras),  pengolahan fermentasi ikan patin, analisis waktu fermentasi, pengujian kualitas fermentasi yaitu pengujian fisik (pengujian kimia, pengujian mikrobiologi, pengujian organoleptik) dan tahap analisis data. Hasil penelitian menunjukkan waktu fermentasi yang tepat yaitu hari ke-7 dengan konsentrasi garam 7,5%.
Kadar Logam Timbal (Pb) dan Sulfur (S) Pada Tanaman Ketapang Badak (Ficus lyrata Warb) Wibowo Nugroho Jati, Victoria Intan Sari Tukan, Indah Murwani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.746 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2365

Abstract

Pencemaran udara semakin hari semakin bertambah parah seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang digunakan sehingga perlu memperbanyakjenis tanaman yang dapat menyerap bahan pencemar seperti Pb dan Sulfur. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui kemampuan tanaman Ketapang Badak menyerap logam berat Pb dan Sulfur, (2) mengetahui pengaruh penyerapan logam berat Pb dan Sulfur terhadap kadar klorofil pada tanaman Ketapang Badak, dan (3) mengetahui pengaruh penyerapan logam berat Pb dan Sulfur terhadap stomata daun tanaman Ketapang Badak. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali pengulangan untuk setiap stasiun. Hasil uji dianalisis dengan program SPSS  Anava dan Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Ketapang Badak memiliki kemampuan menyerap Pb dan Sulfur namun tidak tergolong dalam tanaman yang memiliki kemampuan tinggi menyerap Pb dan Sulfur. Kemampuannya menyerap Pb sebesar 18,397 – 26,971 mg/kg dan menyerap Sulfur sebesar 0,117 - 0,130%. Kadar total klorofil tanaman menjadi kurang lebih sebesar 1,397 - 1,467 mg/g dan nilai indeks stomata tanaman menjadi kurang lebih sebesar 41,63 – 46,45.
Peranan Bakteri Indigenus dalam Degradasi Limbah Cair Pabrik Tahu Retno Ken R,, A. Wibowo Nugroho Jati L. Indah Murwani Yulianti
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2362

Abstract

Produksi tahu banyak dilakukan secara tradisional dan menghasilkan limbah cair serta padat dari proses pembuatannya. Kandungan bahan organik yang dihasilkan oleh limbah cair tahu sangat tinggi. Air limbah yang dibuang secara langsung ke air permukaan (sungai dan danau) dapat mencemari air, mengurangi oksigen dalam air dan akan mengganggu kehidupan organisme di dalamnya. Pengolahan limbah cair tahu perlu dilakukan misalnya dengan bioremidiasi menggunakan bakteri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bakteri indigenus dalam limbah cair tahu dan menggunakan bakteri tersebut untuk pengolahan limbah cair tahu. Karakteristik isolat R3 diperkirakan Pseudomonas sp., sedangkan bakteri R7 diperkirakan Bacillus sp. Perlakuan A (menggunakan isolat R3) mampu menurunkan COD 1%, BOD 33%, TSS 2,9% dan N-Total 12% serta meningkatkan TDS 21% dan amilum 1,9%. Perlakuan B (menggunakan isolat R7) mampu menurunkan COD 1%, BOD5 9%, amilum 46%, N-Total 5,2% serta meningkatkan TDS 21%. Perlakuan C dengan penambahan bakteri R3 dan R7 lebih banyak mendegradasi limbah organik yang ada di dalam limbah karena mampu menaikkan pH dan suhu paling cepat dan menurunkan COD sebesar ± 1%, kadar BOD5 sebesar ± 23%, kadar TDS sebesar 21%, TSS sebesar 8,1 %, N-Total sebesar 8,9% dan kadar karbohirat (amilum) sebesar  34%.
Karakterisasi Kandungan Fitokimia Estrak Daun Karamunting (Melastoma malabatchricum L.) Menggunakan Metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) Kartina,Mohammad Wahyu Agang , Muhammad Adiwena
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2363

Abstract

Melastoma malabatchricum L. is a type of plant that is widely grown in South and Southeast Asia, including Indonesia and it has benefits as a medicinal plant. In Kalimantan, Karamunting leaves is used to treat wounds, fever, diarrhea, and tannins in its root is used to darken teeth or eyebrows. The usage standard of this plant as an herbal medicine is still based on people's habits, so research needs to be done to find out how much phytochemical content is found in M. malabatchricum L. The priorknowledge of phytochemical M. malabatchricum L. becomes the basis for developing its potential as a plant medicine  and its use in various fields. This research was conducted at the Agriculture Faculty Agrotechnology Laboratory, UBT. The research consisted of characterization of Karamunting plants, leaf extraction by maceration, and phytochemical content analysis with GCMS. The results showed that M. malabatchricum leaf extract contained phenol compounds of 36.32%, fatty acids (20.74%), terpenoids (9.13%), sterols (5.77%), alkaloids (4.8%), amino acids (3.5%), aldehyde (3.15%), alcohol (1.54%) and several other compounds. Some types of compounds found are known to have potential as antibacterial, antiviral, antioxidant, cytotoxic, anticoagulant, wound healing, antidiareous, antivenom and anti-inflammatory.
Kualitas Fermentasi Spontan Wadi Ikan Patin (Pangasius Sp.) dengan Variasi Konsentrasi Garam Kharina Waty, Ekawati Purwijantiningsih , Sinung Pranata
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2364

Abstract

Wadi adalah produk fermentasi ikan tradisional yang berbentuk ikan utuh semi basah, berwarna agak hitam (mendekati warna ikan segar), bertekstur liat dengan aroma khas ikan fermentasi serta mempunyai rasa yang asin. Fermentasi ikan secara spontan umumnya, dilakukan menggunakan garam konsentrasi tinggi untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang menyebabkan kebusukan. Konsentrasi garam yang digunakan dalam fermentasi ikan patin sangat menentukan mutu wadi ikan patin tersebut. Bahan utama yang digunakan di penelitian ini adalah ikan patin. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap citarasa hasil fermentasi dan mengetahui konsentrasi garam yang optimal untuk menghasilkan fermentasi wadi ikan patin (Pangasius sp.) dengan kualitas terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan hari fermentasi dan variasi kontrol yaitu patin segar, garam 5%, garam 7,5% dan garam 10% dengan masing-masing 3 pengulangan pada hari ke-7, 8, 9, dan 10. Prosedur penelitian meliputi pembersihan ikan, pengolahan samu (beras),  pengolahan fermentasi ikan patin, analisis waktu fermentasi, pengujian kualitas fermentasi yaitu pengujian fisik (pengujian kimia, pengujian mikrobiologi, pengujian organoleptik) dan tahap analisis data. Hasil penelitian menunjukkan waktu fermentasi yang tepat yaitu hari ke-7 dengan konsentrasi garam 7,5%.
Kadar Logam Timbal (Pb) dan Sulfur (S) Pada Tanaman Ketapang Badak (Ficus lyrata Warb) Victoria Intan Sari Tukan, Indah Murwani Wibowo Nugroho Jati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2365

Abstract

Pencemaran udara semakin hari semakin bertambah parah seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang digunakan sehingga perlu memperbanyakjenis tanaman yang dapat menyerap bahan pencemar seperti Pb dan Sulfur. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui kemampuan tanaman Ketapang Badak menyerap logam berat Pb dan Sulfur, (2) mengetahui pengaruh penyerapan logam berat Pb dan Sulfur terhadap kadar klorofil pada tanaman Ketapang Badak, dan (3) mengetahui pengaruh penyerapan logam berat Pb dan Sulfur terhadap stomata daun tanaman Ketapang Badak. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali pengulangan untuk setiap stasiun. Hasil uji dianalisis dengan program SPSS  Anava dan Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Ketapang Badak memiliki kemampuan menyerap Pb dan Sulfur namun tidak tergolong dalam tanaman yang memiliki kemampuan tinggi menyerap Pb dan Sulfur. Kemampuannya menyerap Pb sebesar 18,397 – 26,971 mg/kg dan menyerap Sulfur sebesar 0,117 - 0,130%. Kadar total klorofil tanaman menjadi kurang lebih sebesar 1,397 - 1,467 mg/g dan nilai indeks stomata tanaman menjadi kurang lebih sebesar 41,63 – 46,45.
Penerapan Teknologi Seed Bank Sebagai Upaya Rehabilitasi Kawasan Ekosistem Leuser Pasca Kerusakan Akibat Pembukaan Perkebunan Kelapa Sawit Sri Jayanthi, Zulfan Arico
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i1.2366

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegatasi kawasan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser yang mengalami kerusakan akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan teknologi seed bank. Waktu penelitian berlangsung mulai bulan April sampai September 2018. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode jalur. Pada jalur pengamatan diambil cuplikan sampel tanah sesuai dengan kondisi tutupan tajuk dan kerapatan vegetasi yang dibagi menjadi 3 titik yaitu jarang, sedang dan rapat. Kemudian masing-masing titik diambil sampel tanah secara random  sebanyak 3 kali ulangan dengan menggunakan kotak besi berukuran 25 x 25 cm sedalam: (i) 0-5 cm, (ii) 5-10 cm, (iii) 10-15 cm. Tanah kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dengan menggunakan cangkul kemudian diberi label.ampel tanah kemudian disimpan di dalam rumah kaca untuk selanjutnya dilakukan uji perkecambahan. Informasi tentang cadangan biji di dalam tanah penting dalam studi ekologi komunitas karena dapat menggambarkan vegetasi yang ada di atasnya dan mengetahui potensi jenis tanaman lain yang akan tumbuh di habitat tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan 13 famili dengan 18 jenis yang tumbuh pada bak-bak penelitian yang terdiri dari 7 jenis pohon dan 11 jenis golongan tumbuhan bawah dengan jumlah seluruhnya adalah 366 spesies. Dari hasil kekayaan jenis kecambah yang tumbuh pada bak pengamatan didapatkan nilai KR, FR dan INP tertinggi terdapat pada jenis Melastoma malabathricum dengan nilai KR (63,115 %), nilai FR (32,692 %) dan INP (95,807 %). Sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada jenis Cocculus hirsutus dengan nilai KR (0,273 %), FR (0,962 %) dan INP (1,235 %). Jenis dan jumlah kecambah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan tidak dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Jumlah biji terbanyak yang ditemukan di lantai hutan adalah jenis Macaranga gigantea yaitu 28 biji dan jumlah biji terendah yang ditemukan adalah jenis Villebrunea rubescens, yaitu sebanyak 7 biji.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 3 (2023): October 2023 Vol 8, No 1 (2023): February 2023 Vol 7, No 3 (2022): October 2022 Vol 7, No 2 (2022): June 2022 Vol 7, No 1 (2022): February 2022 Vol 6, No 3 (2021): October 2021 Vol 6, No 2 (2021): June 2021 Vol 6, No 1 (2021): February 2021 Vol 5, No 3 (2020): October 2020 Vol 5, No 2 (2020): June 2020 Vol 5, No 1 (2020): February 2020 Vol 4, No 3 (2019): October 2019 Vol 4, No 2 (2019): June 2019 Vol 4, No 1 (2019): February 2019 Vol 4, No 1 (2019): February 2019 Vol 3, No 3 (2018): October 2018 Vol 3, No 2 (2018): June 2018 Vol 3, No 1 (2018): February 2018 Vol 3, No 1 (2018): February 2018 Vol 2, No 3 (2017): October 2017 Vol 2, No 2 (2017): June 2017 Vol 2, No 1 (2017): February 2017 Vol 2, No 1 (2017): February 2017 Vol 1, No 3 (2016): October 2016 Vol 1, No 2 (2016): June 2016 Vol 1, No 1 (2016): February 2016 Vol 1, No 1 (2016): February 2016 Vol 19, No 1 (2014): February 2014 Biota Volume 19 Nomor 1 Tahun 2014 Biota Volume 13 Nomor 2 Tahun 2014 Vol 18, No 2 (2013): June 2013 Vol 18, No 1 (2013): February 2013 Biota Volume 18 Nomor 1 Tahun 2013 Vol 17, No 3 (2012): October 2012 Vol 17, No 2 (2012): June 2012 Vol 17, No 1 (2012): February 2012 BIOTA Volume 17 Nomor 3 Tahun 2012 Vol 16, No 2 (2011): June 2011 Vol 16, No 2 (2011): June 2011 Vol 16, No 1 (2011): February 2011 Vol 16, No 1 (2011): February 2011 Vol 15, No 3 (2010): October 2010 Vol 15, No 2 (2010): June 2010 Vol 15, No 1 (2010): February 2010 Vol 14, No 3 (2009): October 2009 Vol 14, No 2 (2009): June 2009 Vol 14, No 1 (2009): February 2009 Vol 13, No 3 (2008): October 2008 Vol 13, No 2 (2008): June 2008 Vol 13, No 1 (2008): February 2008 Vol 12, No 3 (2007): October 2007 Vol 12, No 2 (2007): June 2007 Vol 12, No 1 (2007): February 2007 Vol 11, No 3 (2006): October 2006 Vol 11, No 2 (2006): June 2006 Vol 11, No 1 (2006): February 2006 Vol 10, No 3 (2005): October 2005 Vol 10, No 2 (2005): June 2005 Vol 10, No 1 (2005): February 2005 Vol 9, No 3 (2004): October 2004 Vol 9, No 2 (2004): June 2004 Vol 9, No 1 (2004): February 2004 Vol 8, No 3 (2003): October 2003 Vol 8, No 2 (2003): June 2003 Vol 8, No 1 (2003): February 2003 More Issue