cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014" : 8 Documents clear
BATUAN LOKAL PACITAN (DRUZY) DALAM PENCIPTAAN PERHIASAN PERAK INOVATIF Alvi Luviani
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.483 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2349

Abstract

The creation of innovative jewelry using local gem stone Pacitan (Druzy) isconsidered to be essential in addition to introduce Indonesia's natural wealth in the form ofjewelry and also shows that the local gem stone can look elegant, high qualified and tasteglobally if we can mix and match it with other appropriate supporting material and innovativedesign .The method used in the creation of innovative jewelry using this Druzy stone is amethod of exploration, experimentation and the materialization according to the stage in thecreation of craft art.Contribution that can be given in the creation of silver jewelry by utilizing local gemstone are able to increase the awareness of Indonesia people that a lot of potential naturalwealth around us that still unprocessed wisely and creatively. If the ability to process thenatural wealth is more refined, it will create a lot of local jewelry products that has world-classquality. In addition, those innovative jewelry products would enrich the world of art jewelry inIndonesia and speaks at the international level bringing the identity and culture of the nation. Key words: Silver jewelry, innovative, Druzy local gemstone  Penciptaan perhiasan inovatif dengan menggunakan batuan local Pacitan (druzy ) inidirasa penting selain untuk lebih memperkenalkan kekayaan alam Indonesia dalam bentukperhiasan juga untuk menunjukan bahwa batuan local dapat tampil elegan, berkelas danbercita rasa global apabila kita dapat memadu padankannya dengan material pendukung lainyang tepat dengan desain yang inovatif.Metode yang digunakan dalam penciptaan perhiasan inovatif dengan menggunakanbatu druzy ini adalah metode eksplorasi, eksperimen dan perwujudan sesuai dengan tahappenciptaan dalam seni kriya.Kontribusi yang dapat diberikan dalam penciptaan perhiasan perak denganmemanfaatkan batuan local ini adalah dapat semakin meningkatkan kesadaran masyarakatluas Indonesia bahwa banyak sekali potensi alam yang ada di sekitar kita yang belum diolahsecara bijak dan kreatif. Apabila kemampuan mengolah tersebut semakin terasah, maka akan banyak sekali tercipta produk perhiasan bermuatan local dengan cita rasa global. Selain itukarya perhiasan inovatif ini mampu memperkaya khasanah dunia seni perhiasan di Indonesiasekaligus berbicara di kancah internasional tanpa meninggalkan jati diri dan budaya bangsa.Kata kunci: Perhiasan perak, inovatif, batuan local Druzy
BATIK LARANGAN DI KERATON YOGYAKARTA PADA MASA PEMERINTAHAN SRI SULTAN HB VII Anna Galuh Indreswari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.09 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2354

Abstract

Batik cloth which usually contain spiritual values are generally made in the palace orVorstenlanden, including batik in Yogyakarta Palace(Keraton).The batik of Keraton Yogyakartaaremade with special treatment preferentially both in terms of color application and the use ofmotifs. Both aspects believed to have spiritual values and a certain symbolic meaning. Batikactivity believed to be a ritual of worship and the batik cloth has a religious magical glow whenit worn by a person . It becomes important to be studied further, especially associated with theadvent of prohibition(Larangan) in the community batik of Yogyakarta Palace in the reign ofSultan HB VII.Research on this batik is qualitative researchand using a multidisciplinary approach.At least two approaches were used namely historical and archaeological approach . Key words: batik ban (Larangan), motifs, Keraton Yogyakarta, Sultan HB VIII.  Kain batik yang biasanya mengandung nilai spiritual umumnya terdapat dan dibuat dilingkungan Keratonatau vorstenlanden, termasuk batik yang berada di Keraton Yogyakarta.Kain batik di Keraton Yogyakarta dibuat secara istimewa baik dalam hal pemberian warnamaupun penggunaan motif-motifnya. Kedua aspek tersebut diyakini mempunyai nilai spiritualdan bermakna simbolik tertentu. Kegiatan membatik dipercayai sebagai suatu ritual ibadahdan memiliki pancaran religius magis pada kain batik yang dipakai oleh seseorang. Hal inimenjadi penting untuk dikaji lebih lanjut, apalagi dikaitkan dengan munculnya batik larangandalam masyarakat Keraton Yogyakarta pada pemerintahan Sultan HB VII.Penelitian tentang batik ini temasuk jenis penelitian kualitatif yang dalam prosespelaksanaannya akan menggunakan pendekatan multidisiplin. Paling sedikit ada duapendekatan yang akan digunakan yakni menggunakan pendekatan sejarah dan arkeologi. Kata kunci: batik Larangan, motif, Keraton Yogyakarta, Sultan HB VIII.
KAIN SEBAGE Era Paraswati
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1297.053 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2350

Abstract

Sebage fabric is one of the typical fabric manufacturing techniques Lampung are madewith batik techniques. Along with the development of batik in Indonesia. Fabric Sebagereintroduced in 1999 by Governor Drs. Oemarsono, at that time. Sebage fabric used fortraditional ceremonial purposes. Sebage fabrics grouped into two types, namely Sebage fabricBalak (Large) and Sebage fabric Lunik (Small). Keywords: Fabric, Sebage, Batik, Lampung   Kain Sebage merupakan salah satu kain khas daerah Lampung yang teknikpembuatannya dibuat dengan teknik membatik. Seiring dengan perkembangan batik diIndonesia. Kain Sebage diperkenalkan kembali pada tahun 1999 oleh Gubernur Drs.Oemarsono, pada saat itu. Kain sebage digunakan untuk kepentingan upacara adat. Kainsebage dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu kain sebage Balak (Besar) dan Kain Sebage Lunik(Kecil). Kata Kunci: Kain, Sebage, Batik, Lampung
GAMBAR KACA, BERCERITA DALAM SATU SKENA Akhmad Nizam; Agung Wicaksono
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.036 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2355

Abstract

Painted glass has many various theme, forexamples Islamic calligraphy, mosque,biography of Nabi, buroq, legend, and wayangs. In fact, painted glass has important positioningin Indonesia visual art history. The technique of painted glass making is very unique because itis done on the back of mirror surface. The result of this technique is opposite, left parts willbecome right parts, first color will become frontiest color in glass surface. The quality of paintwill be covered in glass, so it is very good in durability. Painted glass can be protected bycoating on the back of glass surface.In the year of 70’s, many of Javanese traditional house are decorated by painted glass,but it decrease gradually. Recently, the painted glass is less because glass is fragile material,damaged with age, or sold to the art shop. Many people considered the old painted glass isoutdated, however today, painted glass becomes artwork media for modern artist. It is meansthat painted glass not a pheriperal artwork. At first glance that traditional painted glassappears made by ordinary people. It seem as a naïve form, wrong composition, andcontrasting color collide. View of mountain, wet rice field, house, and human being arecomposed as one scene pile, it is wrong in perspective law. And the right question, is that true?Painted glass similary wayang beber, relief of temple wall, drawing by childern, Balitraditional painting, is composed in one scene pile. Why the traditional artist do it? In westernperspective law it is really wrong. But this is the manner of traditional painting inIndonesia.Right or wrong in ordinary drawing low is not their purpose. Their approches is ideoplastis,meaning is more important than the visualization. Keyword: tradition, scene, painted glass  Gambar kaca memiliki beragam tema, seperti tema religi (kaligrafi, masjid, kisah Nabi,singa ajaib, (buroq), legenda (Joko Tarup, Syeh Dumbo, Untung Suropati, pengantin LoroBlonyo) dan bermacam-macam tema wayang. Sebenarnya gambar kaca memiliki kedudukanyang penting dalam sejarah perkembangan seni rupa Indonesia. Pembuatan gambar kacadilakukan secara terbalik, yaitu dari belakang, inilah uniknya. Bidang gambar sebelah kananakan menjadi sebelah kiri, begitu juga sebaliknya. Warna pertama yang ditorehkan akanmenjadi warna paling depan, karena berada dibelakang kaca kualitas warna cat terlindungi,sehingga tetap cemerlang dalam waktu yang lama. Gambar kaca juga memiliki kelemahan,setelah 50-60 tahun cat akan mengelupas, hal ini dapat diatasi dengan memberi lapisanpelindung dari belakang.Era 70-an gambar kaca ini masih banyak menghiasi rumah tradisional Jawa, tetapisekarang jarang sekali dijumpai. Hal ini dapat dimengerti karena bahan kaca mudah pecah dankondisinya sudah banyak yang rusak dimakan usia, atau dijual ke art shop karena alasanekonomi, dan gambar kaca tempo dulu dianggap sudah ketinggalan zaman. Anggapan ini tidaksepenuhnya benar, era sekarang ini karya seni dengan berbagai media dapat digunakansebagai sarana berekspresi. Media kaca dapat dimanfaatkan oleh perupa modern menjadikarya seni visual, artinya sudah saatnya seni gambar kaca tidak dianggap sebagai karyapinggiran. Sekilas tampak bahwa gambar kaca tradisional dibuat oleh mereka yang tidakmengetahui seni. Bentuknya naif, olahan warnanya kontras sering bertabrakan, dan terutamakomposisinya salah. Pemandangan gunung, sawah, bangunan dan manusia disusun secarabertumpuk dalam satu skena, hal ini jika dilihat dari ilmu perspektif akan disalahkan olehmereka yang belajar disiplin ilmu seni, benarkah demikian?Gambar kaca, seperti halnya wayang beber, relief dinding candi, gambar anak, lukisantradisional Bali dibuat dengan susunan bertumpuk seperti itu. Mengapa mereka melakukan halitu? Hal ini jika dinilai dari ilmu perspektif Barat, memang salah. Tetapi demikianlah tradisimenggambar di Indonesia. Benar dan salah dalam suatu gambar, bukan yang utama, bukan itutujuannya. Yang penting adalah isi dari gambar itu dapat dibaca sepanjang waktu, menjadisebuah gambar yang hidup, gambar yang memuat banyak cerita dalam satu skena. Kata kunci: tradisi, skena, gambar kaca
WAYANG KLITHIK ROBOT Gandar Setiawan
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.68 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2351

Abstract

Wayang is a autentic culture from Indonesia. Wayang has many figure and character.It is main idea of this make the artwork. Inspiration of the artwork also from observation robotforms. Robot has the furious and futuristic form. Like the progression of technologi, form ofrobot also more experiencing form progression. Until now, form of robot still identic dan cannot losed from imajinative forms.This prossesing to make the artwork use created methode from Gustami, it is a threestages six steps creating craft artwork. First stage is eksploration consist of observation andfinding refference steps. Second stage is desaigning consist of making the sketch and makingthe gambar teknik or modeling steps. Third stage is forming consist of create artwork andfinished with value and evaluation steps.Result of visual form is a three dimension artwork with futuristic robot form. Visualform the artwork is a transformastion of futuristic wayang klithik with robot form. The puppetfigures are Wrekudara and Gatotkaca Combination form is a method for impression andaesthete value of the artwork. Keywords: puppet, wayang klithik, robot, Wrekudara, Gatotkaca  Wayang merupakan budaya asli dari Indonesia. Wayang memiliki berbagai macamtokoh dan karakter. Wayang menjadi ide utama penciptaan dalam penciptaan karya ini.Inspirasi karya juga muncul dari pengamatan bentuk-bentuk robot. Robot memiliki bentukyang variatif dan futuristik. Sesuai dengan perkembangan teknologi, bentuk robot jugamengalami perkembangan yang lebih bermacam-macam. Sampai saat ini, bentuk robot masihidentik dan tidak bisa lepas dari bentuk-bentuk imajinatif.Proses pembuatan karya seni ini menggunakan metode penciptaan dari Gustami, yaitumetode tiga tahap enam langkah dalam menciptakan karya seni kriya. Tahap pertama yaitueksplorasi yang meliputi langkah pengamatan dan pencarian sumber pustaka. Tahap keduamerupakan tahap perancangan yang terdiri dari langkah pembuatan beberapa sketsa danpembuatan gambar teknik ataupun model. Tahap yang ketiga yaitu tahap perwujudan yangterdiri langkah pengerjaan karya, dan diakhiri dengan penilaian juga evaluasi karya yang telahjadi.Bentuk visual yang dihasilkan yaitu karya seni tiga dimensi dengan bentuk futuristikmenyerupai robot. Bentuk visual karya merupakan penggabungan antara bentuk wayangklithik dengan bentuk robot. Tokoh wayang yang dibuat yaitu Wrekudara dan Gatotkaca.Perpaduan bentuk dilakukan sebagai cara untuk memberikan kesan dan nilai estetik padakarya.Kata kunci: wayang, wayang klithik, robot, Wrekudara, Gatotkaca
IMPRESIF BATU ALAM (Sebuah Kajian Kerajinan Batu Alam di Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta) Dwi Agus Susila
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1728.731 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2352

Abstract

Impressive is the can deliver or leave a deep impression. However, the processof making the work remains on track to exploit the advantages of natural human thought thatcould be the effect on the senses. In this study raised the utilization of white stones that arefound in the mountainous area of Gunung. The resulting work is complete on the interior andexterior space in the form of floor tiles, wall tiles, reliefs, various masks, candle holder,decorative table, various forms of trim and flower vaseNatural stone contained in Ngeposari, Gunungkidul can we encountered along the hillsthat line the long and wide. In the area there are rocks that can be weighed and the communitynamed palimanan stone white, yellow palimanan stone, stone palimanan doreng, sandstoneregular Jogja, Yogya super sandstone, sandstone Jogja doreng, stone temples and stone graygreen bark. The rock types by Educate Kardiyono processed and formed into products ofeconomic value so as to raise the welfare of the surrounding community. Keywords: Impressive, natural stone  Impresif dapat memberikan atau meninggalkan kesan yang mendalam. Namundemikian proses pembuatan karya tetap pada jalur memanfaatkan kelebihan alam pikirmanusia yang bisa berupa efek pada panca inderanya. Pada kajian ini mengangkatpemanfaatan batu putih yang banyak ditemukan di pegunungan daerah Gunungkidul. Karyayang dihasilkan merupakan kelengkapan pada ruang interior dan eksterior yang berupa tegellantai, tegel dinding, relief, aneka topeng, tempat lilin, meja hias, berbagai bentuk lis dan vasbunga.Batu alam yang terdapat di Ngeposari, Kabupaten Gunungkidul bisa kita temuidisepanjang bukit yang berderet panjang dan luas. Pada daerah tersebut terdapat batu-batuanyang bisa ditambang dan oleh masyarakat diberi nama batu palimanan putih, batu palimanankuning, batu palimanan doreng, batu paras jogja biasa, batu paras jogja super, batu paras jogja doreng, batu candi abu-abu dan batu ijo pule. Jenis batu tersebut oleh Didik Kardiyonodiolah dan dibentuk menjadi produk yang bernilai ekonomi sehingga mampu mengangkatkesejahteraan masyarakat disekitarnya.Kata Kunci: Impresif, Batu Alam.
KARYA SENI: SELINTAS STUDI KASUS KEBAHASAAN TERHADAP PROSES KREATIF PEMBERIAN JUDUL Purwito Purwito
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.439 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2348

Abstract

The title is a name of a work of art. In the creative process, the title can be giventhrough two strategies, namely before the artwork is created or after the work is completed.Categorically, the title can be classified into various. The classification can be made based onthe type or structure. Based on the type, classification can be divided into three categories,namely noun, verb, or adjective, while based on its structure can be divided into fourcategories, namely letter, word, phrase, and sentence.The approach applied in this analysis is linguistic approach, arguing that the subjecttitle of the artwork is definitely using the code system prevailing in the language. As the result,there are two categories, namely the title of the artwork that is monointerpretabel andmultiinterpretabel.Key words : Art work, title of art work, and linguistic study. Judul adalah sebuah nama karya seni. Dalam proses kreatif, judul dapat diberikanmelalui dua strategi, yaitu sebelum karya seni dibuat atau setelah karya selesai. Secarakategoris, judul dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifikasi itu dapat dibuatberdasarkan jenis atau strukturnya. Berdasarkan jenisnya, dapat dibedakan menjadi tigakategori, yaitu nomina, verba, atau ajektiva, sedangkan berdasarkan strukturnya dapatdibedakan menjadi empat kategori, yaitu huruf, kata, frasa, dan kalimat.Pendekatan yang diterapkan dalam analisis ini adalah menggunakan pendekatanlingusistik, dengan alasan bahwa perihal judul karya seni pasti menggunakan sistem kode yangberlaku dalam bahasa. Hasilnya terdapat dua golongan, yaitu judul karya seni yang bersifatmonointerpretabel dan multiinterpretabel.Kata kunci: karya seni, judul karya seni, dan studi kebahasaan.
REKA CIPTA PERHIASAN TARI SRIMPI PAKU ALAM IV YOGYAKARTA Yulriawan Dafri
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 3, No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.36 KB) | DOI: 10.24821/corak.v3i2.2353

Abstract

One of the valuable heritages preserved until today within Pakualaman is the art andculture. One of the various arts and cultural heritages is Srimpi dance. There are somefundamental things on why the research / creation of Srimpi dance becomes interesting to do,besides having the purpose to reveal the existence of Srimpi dance with all the accompanyingattributes, including various attributes of jewelry through the study of visual data of WedanaRenggan in the manuscript source of Langen Wibawa. The forms of jewelry that are used in theSrimpi dance during the Paku Alam IV is also expected to be clearly visualized, so thatultimately the existence of jewelry as a complementary attribute in the Srimpi danceperformances will enrich arts and culture in strengthening the national identity in the eyes ofthe international world.Through a review of this manuscript, ten sets of jewelry with deferent designs of Srimpidance especially during Paku Alam IV have been created. Thus, other forms of creative andinnovative jewelry designs and products based on the philosophy prevailing in the Pakualamanenvironment are created.At least there are two approaches used in this research / creation, namely theapproach to art history and aesthetics. In addition, semiotic analysis is also included.Exploration and experimental methods are used when making the design process. The analysiscarried out does not look at the process of cause and effect, but more emphasizes on how tovisually express the forms of jewelry that wants to be created. Therefore, this study uses amultidisciplinary approach. Keywords: Langen Wibawa, Wedana Renggan, Jewelry, Srimpi Dance, Paku Alam IV.  Salah satu warisan berharga yang terdapat di lingkungan Pakualaman dan masih terusdilestarikan sampai saat ini adalah seni dan budayanya. Dari berbagai peninggalan seni danbudaya tersebut, salah satunya adalah tari Srimpi. Ada beberapa hal yang mendasar kenapapenelitian/penciptaan tari Srimpi menarik untuk dilakukan, selain memiliki tujuan untukmengungkapkan keberadaan tari Srimpi dengan segala atribut yang menyertainya, termasukberbagai atribut perhiasan melalui kajian data visual Wedana Renggan dalam sumber naskahkuno Langen Wibawa. Diharapkan juga akan dapat divisualisasikan secara jelas bentukbentukperhiasan yang digunakan dalam tarian Srimpi pada masa Paku Alam IV, sehingga padaakhirnya keberadaan perhiasan sebagai atribut pelengkap dalam pertunjukan tari Srimpi iniakan memperkaya khasanah seni dan budaya dalam memperkuat jati diri bangsa dimatainternasional. Melalui kajian naskah kuno ini telah diciptakan 10 set perhiasan tari Srimpi dengandesain yang berbeda khususnya pada masa Paku Alam IV, dengan demikian terciptalah bentukbentukdesain dan penciptaan perhiasan yang kreatif dan inovatif berdasarkan filosofi dan‘pakem’ yang berlaku di lingkungan Pakualaman.Sedikitnya ada dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaknipendekatan sejarah seni dan estetika, selain itu disertakan pula analisis semiotika. Metodepenciptaan eksplorasi dan eksperimen digunakan ketika proses pembuatan desain dilakukan.Analisis yang dilakukan tidak melihat pada proses sebab akibat, tetapi lebih ditekankan padabagaimana mengungkapkan secara visual bentuk-bentuk perhiasan yang ingin diciptakan. Olehkarena itu penelitian ini menggunakan pendekatan multidisiplin. Kata Kunci: Langen Wibawa, Wedana Renggan, Perhiasan, Tari Srimpi, dan Paku Alam IV.

Page 1 of 1 | Total Record : 8