cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia" : 4 Documents clear
PENDEKATAN SEL SEDIMEN MENGGUNAICAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA TENGAH) Nurul Khakhim; Dulbahri Dulbahri; Djati Mardiatno; Valentina Arminah
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.455 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13291

Abstract

ABSTRAK Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dan taut. Terdapat banyak sekali amberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, sehiagga perkernbangan wilayah pesisir emakin pesat dan kondisi ini menyebabkan konflik antara berbagai kepentingan manusia di ,ilayah tersebut. Diperlukan pengaturan ruang di wilayah pesisir untuk mengatasi konflik antar epentingan tersebut dengan menggunakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan hubungan etiap sumberdaya dalam ekosistem wilayah pesisir dan dengan tetap memperhatikan ekosistem ersebut secara menyeluruh. Pendekatan tersebut adalah pendekatan set sedimen (sediment cell). iel sedimen adalah satuan panjang pantai yang mempunyai keseragaman kondisi fisik dengan carakieristik dinamika sedimen detain wilayah pergerakannya tidak mengganggu keseimbangan iondisi pantai yang berdekatan. Pendekatan set sedimen untuk perencanaan tats ruang pada winsipnya adalah bahwa satu unit pengelolaan adalah panjang pantai dengan karakteristik tertentu yang berkaitan dengan proses alami dan penggunaan lahan pesisir. Tujuan dart penelitian ini edalah menentukan batas set sedimen di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah sebagai dasar penataan ruang pesisir di wilayah tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan sel sedimen adalah dengan interpretasi citra Landsat ETM+ tahun 2002 dan pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah terdapat 6 sel sedimen, dimana dap sel sedimen tersebut mempunyai keseragaman kondisifisik dengan karalaeristik dinamika sedimen yang berbeda dengan sedimen set lainnya. Sel sedimen-sel sedimen tersebut meliputi : Sel sedimen 1 yang dimulai dari Muara Sungai Cisanggarung sampai sebelah timur Muara Sungai Pemali, Sel sedimen 2 yang dimulai dart sebelah Timur Sungai Pemali sampai Muara Sungai Bodri, Sel sedimen 3 yang dimulai dart Muara sungai Bodri sampai Muara Sungai Wulan, Sel Sedimen 4 yang dimulai dan muara Sungai Wulan sampai pesisir utara Kabupaten Jepara, Set sedimen 5 yang dimulai dart pesisir utara Kabupaten Pea sampai Muara Sungai Kalioso Rembang, dan Sel sedimen 6 yang dimulai dart muara Sungai Kalioso sampai pesisir utara Kabupaten Rembang, Tap-flap sel sedimen dapat digunakan sebagai dasar pengaturan peruntukan ruang kegiatan pembangunan dengan memperhatikan perilaku sedimen dengan menvusun matrik keserasian kegiatan pembangunan di wilayah pesisir.
FUNGSI DAYA DUKUNG SUMBERDAYA ALAM TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.531 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13292

Abstract

ABSTRAK Setiap wilayah mempunyai kapasitas yang berbeda dalam perkembangannya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh masingmasing wilayah. Salah satu potensi sumberdaya wilayah yang dimaksud adalah menyangkut sumberdaya alam. Potensi sumberdaya alam di suatu wilayah yang dimanfaatkan melalui berbagai macam kegiatan sektoral dapat memberikan kontribusi yang nyata pada perekonomian wilayah. Sumbangan pendapatan sektor kegiatan yang berbasis pada sumberdaya alam pada berbagai daerah mampu meningkatkan pendapatan daerah dan sekaligus mampu memicu perkembangan ekonomi wilayah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tingkat daya dukung sumberdaya alam, (2) potensi berbagai jenis sumberdaya alam melalui identifikasi sektor-sektor unggulan, (3) variasi tingkat perkembangan ekonomi wilayah antar kecamatan, serta (4) hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis dari data sekunder yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, dengan unit analisis wilayah kecamatan. Kajian terhadap daya dukung sumberdaya alam menggunakan pendekatan produksi. Analisa tingkat perkembangan ekonomi wilayah dilakukan dengan teknik analisa factor, untuk mengelompokan kategori tingkat perkembangan ekonomi wilayah digunakan teknik K-Means Cluster. Selanjutnya, untuk mengetahui hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah menggunakan crosstabs dan teknik korelasi Rank Sperman.Dari hasil perhitungan dan klasifikasi daya dukung sumberdaya alam menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman memiliki daya dukung sumberdaya alam tergolong tinggi, yang mengindikasikan bahwa tingkat produksi maupun produktivitas berbagai komoditi mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. Dilihat dari variasi klas daya dukung sumberdaya alam, 41 persen kecamatan mempunyai daya dukung termasuk tinggi, sedangkan beberapa kecamatan lain mempunyai daya dukung tergolong rendah. Variasi daya dukung sumberdaya alam menurut kecamatan, disebabkan oleh adanya keragaman sektor unggulan. Tingkat perkembangan ekonomi wilayah juga menunjukkan adany variasi , dengan kategori sedang dan tinggi didominasi oleh wilayah kecamatan yang letaknya berdekatan dengan kota Yogyakarta. Kemajuan ekonomi yang rendah terdapat di beberapa kecamatan yang letaknya jauh dari kota Yogyakarta. Dilihat hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah ternyata tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Ketersediaan sumberdaya alam belum membawa pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Perkembangan ekonomi wilayah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lokasi.
DINAMIKA SISTEM KOTA-KOTA DAN PEMILIHAN ALTERNATIF PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bambang Sriyanto Prakoso; Luthfi Muta'ali
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.39 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13293

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah menganalisa dinamika dan variasi perkembangan sistem kota-kota dan karakter kekotaan, guna memilih atau menentukan alternatif pengembangan pusat pusat baru di Propinsi sehingga pembangunan lebih merata. Penelitian menggunakan metode deskriptifianalitis dengan analisis data sekunder. Lingkup daerah penelitian meliputi seluruh desa di Propinsi DIY, sejumlah 438 desa yang tersebar di lima Kabupaten. Variabel yang digunakan meliputi variabel demografis untuk menganalisa sistem dan hirarki kota-kota dan variabel karakter kekotaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Index primacy, Analisis Faktor, Crosstab dan Korelasi, Pembuatan Tipologi Wilayah. Sedangkan analisis spasial atau pemetaan dengan program Arc View. Hasil penelitian menunjukkan, dinamika sistem kota-kota di Propinsi DIY sepanjang tahun 1960-2002 memperlihatkan gejala primacy atau pemusatan perkembangan di Kota Yogyakarta dan sekitarnya (pinggiran). Hal tersebut mengindikasikan adanya kesenjangan perkembangan wilayah dan beban kota semakin meningkat. Semakin tinggi peringkat wilayah, semakin dinamis perubahan yang terjadi, sena semakin tinggi karakter kekotaan yang dimilikinya. Fenomena pemusatan perkembangan yang tedadi di kota Yogyakarta dan sekitarnya merupakan bukti empiris pemusatan sistem perkotaan. Berdasarkan analisis yang komprehensif, ditetapkan kluster pusat pertumbuhan baru di lima Kabupaten Kota, yaitu Kluster Sentolo (Kabupaten Kulonprogo), Kluster Srandakan-Galur (Kabupaten Bantul), Kluster Playen-Patuk (Kabupaten Gunung Kidul), Kluster Tempel-Sleman (Kabupaten Sleman), dan Kluster Giwangan (Kota Yogyakarta). Penelitian merekomendasikan redistribusi hasil-hasil pembangunan melalui pengembangan dan penguatan pusat pertumbuhan baru, pembentukan tata ruang perwilayahan dan sistem perkotaan yang fungsional. Pusat pertumbuhan baru harus `mandiri. dan diintegrasikan dengan wilayah belakangnya (hinterland), sehingga tercipta keterkaitan fisik maupun ekonomi, khususnya dengan daerah perdesaan atau kawasan sentra produksi (agropolitan).
INSULARITAS DAN KETERBELAKANGAN EKONOMI WILAYAH MENUJU MODEL KONSEPTUAL PERKEMBANGAN WILAYAH PULAU KECIL DI INDONESIA R. Rijanta
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.795 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13290

Abstract

ABSTRAK Insularitas dan keterbelakangan ekonomi wilayah merupakan dua fenomena yang hampir selalu hadir berdampingan di berbagai belahan dunia, dengan menyisakan sedikit perkecualian. Optimisme yang berlebihan untuk pembangunan wilayah berbasis sumberdaya kelautan dalam konteks Indonesia pada scat krisis telah tumbuh di kalangan akademisi, praktisi maupun pengamat di bidang kelautan. Bahkan dalam era otonomi daerah, sebagian sumberdaya lout telah mengalami salah urus atau pemanfaatan berlebih alas nama otonomi dan peningkatan pendapatan daerah. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran teoretik tentang hubungan antara insularitas dan pembangunan. Hubungan antara insularitas dan keterbelakangan wilayah akan disajikan dalam suatu model konseptual berdasarkan kajian tentang kondisi empirik yang diperoleh dari studi-studi terkait baik yang diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Metode yang dipergunakan dalam analisis ini meliputi penelusuran dan penelaahan literatur dan sumber-sumber lain yang relevan serta tersedia on-line dalam berbagai slims di Internet. Literatur yang dikaji meliputi publikasi berbentuk buku, laporan penelitian, dan jurnal baik yang tersedia dalam bentuk cetakan maupun yang tersedia on-line. Wilayah pulau-pulau kecil mengalami keterbelakangan ekonomi karena takdir kondisi fisik wilayah yang tidak memungkinkan bekerjanya elemen-elemen sosial, politik dan demografi serta keruangan secara sinergis dalam pembangunan. Setiap elemen wilayah bahkan cenderung bekerja saling negasi terhadap elemen lainnya, sehingga dalam upaya pengembangan wilayah pulau-pulau kecil banyak sekali dilema dan paradoks yang tidak mudah dicari komprominya. Model yang dibangun pada bagian akhir penelitian ini dilandasi suatu asumsi determinisme lingkungan yang berlaku di wilayah pulau-pulau kecil. Faktor fisik wilayah merupakan kendala terbesar yang menurunkan berbagai masalah pembangunan di wilayah pulau kecil. Model yang dibuat berusaha menunjukkan keterkaitan antarelemen tersebut secara langsung maupun tidak langsung dalam menentukan terjadinya keterbelakangan ekonomi wilayah pulau-pulau kecil. Dari model ini dapat diperoleh pelajaran bahwa pembangunan wilayah pulau-pulau kecil hendaknya menempatkan keberlanjutan kehidupan wilayah dan integritas ekologis sebagai tujuan terpenting. Orientasi pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan tampaknya harus ditempatkan pada prioritas yang rendah.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2005 2005


Filter By Issues
All Issue Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) More Issue