cover
Contact Name
Prof. Wimpy Santosa, Ph.D
Contact Email
wimpy@unpar.ac.id
Phone
+62222042004
Journal Mail Official
fstpt7@unpar.ac.id
Editorial Address
Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141, Indonesia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Transportasi
ISSN : 14112442     EISSN : 26151146     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Transportasi adalah jurnal ilmiah di bidang ilmu transportasi yang diterbitkan tiga kali setahun oleh Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi (FSTPT). Makalah-makalah yang dimuat di jurnal ini merupakan makalah-makalah terbaik dari Simposium FSTPT yang diadakan setiap tahun. Selain sebagai wadah komunikasi ilmiah, penerbitan Jurnal Transportasi juga bertujuan untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang ilmu transportasi. Jurnal Transportasi terakreditasi yang kedua kali berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 51/DIKTI/ Kep/2010 tanggal 5 Juli 2010.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 17 Documents
Search results for , issue " Vol 4, No 2 (2004)" : 17 Documents clear
STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON ASPAL MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH RETONA Marpaung, Lukman M.H.; Joewono, Tri Basuki; Gunawan, Santoso Urip
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.221 KB)

Abstract

Abstrak Perkerasan lentur suatu jalan harus mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat melayani beban kendaraan selama umur rencana. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu bahan tambah yang dapat meningkatkan kinerja suatu perkerasan. Salah satunya adalah Retona (Refined Buton Asphalt). Kinerja suatu perkerasan dapat ditentukan dari pengujian dengan metode Marshall yang menghasilkan parameter stabilitas, pelelehan, kerapatan, rongga dalam campuran, rongga di dalam agregat, dan Marshall Quotient.Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik campuran beton aspal menggunakan bahan tambah Retona. Campuran beton aspal menggunakan kadar Retona 0% hingga 2% dengan interval penambahan 0,5% terhadap berat agregat kering pada kadar aspal desain. Setelah itu dilakukan analisis data dari parameter Marshall yang diperoleh dengan menggunakan pengujian statistik. Material yang digunakan adalah agregat dengan gradasi yang terdapat pada laporan PUSLITBANG Prasarana Transportasi mengenai Retona, dan bahan pengisinya adalah abu batu. Bahan pengikat yang digunakan adalah aspal minyak yang memenuhi spesifikasi penetrasi 80.Kadar penambahan Retona pada campuran beton aspal yang memenuhi persyaratan Bina Marga adalah 0,5%. Seluruh nilai parameter Marshall pada campuran dengan kadar Retona 0% dan 0,5% secara statistik tidak berbeda. Berdasarkan hasil tersebut, maka Retona sebagai bahan tambah yang kadar penambahannya berdasarkan berat agregat kering tidak direkomendasikan untuk digunakan pada campuran beton aspal.Kata-kata kunci: retona, parameter Marshall, berat agregat kering.
MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Joeni, Jessi Tri
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.38 KB)

Abstract

Abstrak Pembangunan komplek perumahan Pucang Gading, pasti akan menimbulkan bangkitan lalu lintas yang baru, sehingga membebani jalur-jalur tertentu maka bangkitan lalu lintas ini harus diantisipasi, dikelola dan disalurkan dengan baik agar pembebanan pada jalur-jalur jalan tidak melampaui kapasitasnya. Bangkitan perjalanan merupakan tahap pertama dari empat tahap konsep perencanaan transportasi. Studi ini diharapkan dapat menyusun suatu bentuk model analitis yang mempresentasikan banyaknya bangkitan pergerakkan per hari dengan variabel-variabel yang mempengaruhi. Di samping itu, dapat diketahui karakteristk perjalanannya.Melalui metode survei kuesioner kepada para responden. Hasil penelitian di kawasan perumahan Pucang Gading, Mranggen, Demak dengan mengambil sampel sebanyak 110 keluarga, dengan data meliputi total trips (total perjalanan) sebagai variabel terikat sedangkan jumlah person, jumlah pekerja, tingkat pendapatan dan kepemilikan kendaraan sebagai variabel bebasnya. Sedangkan untuk karakteristik bangkitan perjalanan dibedakan menjadi dua, yaitu: karakteristik rumah tangga dan karakteristik perjalanan.Berdasarkan analisis regresi dari semua persamaan ada beberapa persamaan yang dapat dipertimbangkan sebagai persamaan akhir untuk memperkirakan jumlah bangkitan perjalanan. Dan setelah di uji dengan memasukkan nilai tiap variabel sesuai dengan data yang didapat dari hasil survei, didapatkan satu persamaan yang paling mendekati kenyataan sebenarnya yaitu: Y = 1,240 + 0,407 X2 + 4,092.10-7 X3 + 2,849.10 - 2 X4, dengan koefisien determinasi 0,546 dan standard error 0,6609 Sedangkan dari hasil survei kuesioner mengenai karakteristik bangkitan perjalanan diketahui bahwa mayoritas warga perumahan Pucang Gading, Batursari, Mranggen, Demak berusia antara 25 sampai 55 tahun (36,367%), sarana transportasi yang rata-rata dimiliki adalah sepeda motor (62,98%), pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp870.300,00 dengan jenis pekerjaan sebagian besar adalah pegawai swasta (34,55%), moda yang banyak digunakan untuk memuali perjalanan adalah sepeda motor (55%), sedangkan untuk frekuensi perjalanan keluarga rata-rata adalah sebanyak dua kali per hari.Kata-kata kunci: bangkitan perjalanan, karakteristik perjalanan, trips
ANALISIS KESERAGAMAN ASPAL KERAS PRODUKSI DALAM NEGERI Joewono, Tri Basuki; ., Nancy; Santosa, Wimpy
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.191 KB)

Abstract

Abstrak Agar dapat dihasilkan suatu perkerasan jalan dengan mutu yang baik, maka aspal yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik pula. Kualitas aspal dapat dinilai dari keseragaman (keajegan) hasil pengujian sifat-sifat aspal keras. Salah satu sifat aspal yang penting adalah sifat kecairan aspal keras (konsistensi). Untuk menganalisis keseragaman tersebut, maka dilakukan pengujian aspal terhadap aspal produksi dalam negeri sebanyak sepuluh sampel. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah uji berat jenis sebanyak dua buah benda uji untuk setiap sampel, uji penetrasi pada temperatur 25°C sebanyak tiga benda uji untuk setiap sampel, uji viskositas pada temperatur 60°C, 135°C, dan 140°C masing-masing sebanyak dua benda uji untuk setiap sampel.Metode Pengendalian Kualitas digunakan untuk menganalisis keseragaman aspal keras produksi dalam negeri tersebut. Dalam metode ini sarana yang digunakan adalah diagram pengendalian kualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai penetrasi yang diperoleh dari hasil pengujian sudah berada dalam rentang yang disyaratkan Bina Marga. Jika nilai penetrasi ditinjau dengan diagram pengendalian kualitas juga dihasilkan nilai yang seragam. Berdasarkan pengendalian kualitas untuk hasil pengujian viskositas pada tiga temperatur yang diuji, dihasilkan nilai yang tidak seragam. Diagram pengendalian kualitas untuk hasil uji berat jenis menunjukkan adanya keseragaman nilai hasil pengujian. Jadi aspal yang diuji tidak konsisten/ajeg/seragam menurut analisis pengendalian kualitas, namun memenuhi spesifikasi Bina Marga.Kata-kata kunci: analisis keseragaman, aspal, uji viskositas, uji penetrasi, uji berat jenis, konsistensi
STUDI RONGGA MENERUS DAN KINERJA PERMEABILITAS PERKERASAN ASPAL PORUS LAPIS GANDA Diana, I Wayan
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.878 KB)

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kadar rongga menerus dan kinerja aliran pada perkerasan aspal porus lapis ganda, agar diperoleh lapisan perkerasan dengan kapasitas drainase dapat berfungsi efektif selama masa layan. Pada penelitian ini dibuat 3 macam kombinasi benda uji yaitu: (i) A (10/14 mm), (ii) B (10/20 mm), dan (iii) C (14/20 mm) dengan ukuran 50 x 30 x 5 cm. Pengujian permeabilitas yang dilakukan adalah uji permeabilitas horizontal (kh), uji permeabilitas vertikal (kv) untuk mendapatkan koefisien permeabilitas ekivalen (ke). Di samping itu, dipelajari kinerja aliran permukaan (surface run off) dan aliran bawah permukaan (base flow). Peralatan yang dipergunakan adalah simulasi curah hujan (rainfall simulator) dengan intensitas curah hujan 600 mm/jam, dibuat tiga variasi kemiringan permukaan jalan yaitu 2%, 4%, dan 6%.Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar rongga menerus dengan Metode Perancis lebih besar 6 1% dibandingkan dengan Metode Archimedes. Koefisien permeabilitas ekivalen aspal porus lapis ganda A (10/14) diperoleh ke = 0,264 cm/detik, B (10/20) diperoleh ke = 0,288 cm/detik, dan C (14/20) diperoleh ke = 0,401 cm/detik.Hasil pengujian simulasi curah hujan dengan intensitas hujan 600 mm/jam, diamati setiap interval sepuluh menit selama satu jam. Volume air yang terukur 15000 cm3/10 menit, terurai menjadi aliran permukaan (AP) dan aliran bawah permukaan (AB) serta vulume air sisa yang terserap di dalam aspal porus (AS). Volume aliran kombinasi (A) sebesar 15,897% (AP) dan 83,456% (AB), sisanya berupa air yang terserap sebesar 0,647% (AS).Untuk kombinasi (B) diperoleh sebesar 3,239% (AP), 96,138% (AB), dan 0,623% (AS). Sedangkan untuk kombinasi (C) diperoleh sebesar 0% (AP), 99,339% (AB), dan 0,661% (AS).Kombinasi yang paling efektif adalah C (14/20) memberikan kinerja permeabilitas paling baik dan tidak ada aliran permukaan untuk semua variasi kemiringan permukaan jalan.Kata-kata kunci: rongga menerus, permeabilitas, lapis ganda
PENGARUH PENUAAN TERHADAP KUAT GESER LANGSUNG CAMPURAN BERASPAL Haryanto, Iman
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.122 KB)

Abstract

Abstrak Penuaan campuran beraspal adalah pengerasan aspal akibat pemanasan atau oksidasi, sehingga aspal kehilangan sebagian komponen ringan (volatile) sehingga lebih getas, mudah retak, kurang awet. Namun demikian, penuaan juga meningkatkan kekakuan aspal. Proses penuaan dapat disimulasikan di laboratorium secara jangka pendek dan jangka panjang. Penuaan jangka pendek dimaksudkan untuk mensimulasikan pengerasan aspal selama fase konstruksi, sedangkan penuaan jangka panjang dimaksudkan untuk mensimulasikan proses oksidasi selama umur pelayanan jalan.Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh penuaan terhadap perubahan sifat geser campuran beraspal karena sifat geser cukup penting. Sifat ini penting karena jika kuat geser campuran beraspal lebih rendah dari tegangan geser akibat kendaraan maka terjadi deformasi permanen pada lapis permukaan. Pengujian dilakukan di laboratorium dengan menggunakan dudukan Marshall yang dimodifikasi.Pengujian menunjukkan bahwa kuat geser (t) dan modulus geser (G) campuran beraspal yang tidak diberi perlakuan penuaan adalah 0,87 MPa dan 48,99 MPa, sedangkan kuat geser dan modulus geser campuran beraspal yang diberi perlakuan penuaan adalah 0,57 MPa dan 20,14 MPa. Uji statistik menggunakan uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada t dan Gmax diantara kedua populasi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perlakuan penuaan terhadap kuat geser dan modulus geser maksimum campuran beraspal.Kata-kata kunci: campuran beraspal, penuaan, geser langsung, kuat geser, modulus geser.
INTEGRASI CRITICAL PATH METHOD (CPM) DAN LINE OF BALANCE METHOD (LOB) DALAM PERENCANAAN PROYEK JALAN Hamzah, Suharman
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.356 KB)

Abstract

Abstrak Aplikasi metode Critical Path Method (CPM) secara luas dalam perencanaan proyek konstruksi disebabkan karena kesederhanaan dan kemudahan penggunaan serta lebih fleksibel dalam hubungannya dengan waktu dan logika. Di sisi lain, metode CPM jika digunakan pada proyek repetitif seperti proyek jalan akan menemui kendala terhadap ketidakmampuan untuk memelihara kontinuitas kerja bagi tenaga kerja dalam proyek. Metode Line Of Balance (LOB) yang umumnya digunakan pada proyek repetitif menemui kendala apabila jaringan kerja dan hubungan logika aktivitas yang banyak.Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai perencanaan proyek jalan dengan mengintegrasikan keunggulan-keunggulan dari metode CPM dan LOB dalam hal pemanfaatan waktu tenggang (float time) dan perataan sumber daya. Penggunaan waktu tenggang pada proyek jalan akan berdampak pada penggunaan sumber daya secara merata serta akan menghemat biaya proyek.Penelitian dilakukan dengan studi literatur dan diaplikasikan dengan contoh kasus yang berhubungan dengan perencanaan proyek jalan.Hasil yang diharapkan dengan penelitian ini adalah pemanfaatan waktu tenggang aktivitas nonkritis pada proyek jalan dan perataan sumber daya proyek. Dengan pemanfaatan waktu tenggang dan perataan sumber daya akan menghemat penggunaan sumber daya dan menyelesaikan proyek tepat waktu.Kata-kata kunci: CPM, LOB, waktu tenggang, perataan sumber daya
APPLICATION OF CANTABRIAN AND BINDER DRAINAGE TESTS IN DESIGNING OF POROUS ASPHALT BINDER CONTENT ., Hardiman
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.422 KB)

Abstract

Abstract Traditional mix design methods which normally incorporate the Marshall test are not appropriate to design porous asphalt because of the insensitivity of the Marshall stability values to variations in binder content. It is therefore appropriate specify the design binder content (DBC) for porous asphalt rather than the optimum binder content. The design binder content incorporates an upper and a lower limit. The lower limit of the DBC can be dictated by requirements to resist disintegration while the upper limit is specified to limit binder drainage yet maintaining a porous structure that would promote permeability. This paper presents the results of a laboratory investigation to determine design binder content for porous asphalt. Three gradations were tested each made up of 10, 14 and 20 mm maximum aggregate size. Two types binder was used, conventional 60/70 pen bitumen, and styrene butadiene styrene (SBS) modified bitumen. Based on the drainage test, target binder content as the upper limit content for SBS is higher than the base bitumen 60/70. These values will be lower when the maximum aggregate size is increased. Generally, the abrasion loss decreases as the binder content increases while the curve slopes downward and becomes flatter when a certain percentage of bitumen is exceeded. It was found that design binder contents corresponding to 10, 14 and 20 mm maximum aggregate size equal 5.4%, 5.0% and 4.5% respectively for conventional binder and 5.7%, 5.2% and 4.6% for SBS binder. However, the DBC content for SBS is higher from conventional binder.Key words: porous asphalt, binder drainage, cantabrian, design binder content
AKSESIBILITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN DI PERDESAAN: KONSEP MODEL SUSTAINABLE ACCESSIBILITY PADA KAWASAN PERDESAAN DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA Magribi, La Ode Muhamad; Suhardjo, Aj.
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.358 KB)

Abstract

Abstrak Secara spasial, selama ini pembangunan infrastruktur masih terfokus di kawasan perkotaan, masih sedikit perhatian pembangunan ditujukan pada daerah-daerah perdesaan yang berimplikasi pada tidak meratanya hasil-hasil pembangunan dinikmati oleh segenap masyarakat, dan terjadi kesenjangan kualitas hidup masyarakat, baik dalam level desa-kota secara makro, maupun dalam level perdesaan yang dibedakan berdasarkan tingkat aksesibilitasnya secara mikro. Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih jelas bagaimana kesejangan pembangunan yang terjadi pada level mikro,serta menganalisis hubungan antara peningkatan aksesibilitas dengan peningkatan pembangunan.Pada penelitian ini akan dikaitkan antara karakteristik aksesibilitas pada kawasan perdesaan dengan variabel-variabel pembangunan, income perkapita, mobilitas, kepadatan penduduk, dan kepadatan aktivitas, sehingga masing-masing variabel tersebut dapat dimodelkan dan diuji taraf signifikansinya pada tingkat signifikansi a = 5%, serta diujikan dalam suatu blok persamaan simultan dengan menggunakan analisis regresi, dan metode penyelesaian persamaan simultan dengan sistem iterasi Gauss-Seidel. Sampel terdiri dari tiga buah kecamatan (Kecamatan Tinanggea, Kecamatan Poleang Timur, dan Kecamatan Watubangga), dan dari masing-masing kecamatan tersebut dipilih tiga buah desa, sehingga total sampel desa sebanyak sembilan buah desa, dari sembilan desa tersebut dipilih secara acak masing-masing 40 buah rumah tangga (total rumah tangga sebanyak 360 buah, dan sampel individu sebanyak 984 orang responden).Beberapa hasil dan kesimpulan penting yang diperoleh dari penelitian ini adalah: peningkatan yang terjadi pada variabel aksesibilitas mengakibatkan peningkatan yang cukup signifikan pada variabel-variabel independen lainnya seperti pembangunan, income, mobilitas, kepadatan penduduk, dan kepadatan aktivitas. Peningkatan pembangunan, peningkatan pendapatan perkapita masyarakat, perbaikan mobilitas, dan peningkatan aksesibilitas pada suatu lokasi menjadi daya tarik bagi migran untuk datang beraktivitas maupun tinggal pada lokasi tersebut, sehingga kepadatan penduduk juga akan semakin tinggi. Lokasi dengan akses yang lebih baik cenderung mempunyai kepadatan penduduk yang lebih tinggi. Desa dengan akses baik hingga sedang memiliki partisipasi dan peranan wanita yang lebih baik dari aspek pekerjaan, pendidikan dan pendapatan jika dibandingkan dengan desa berakses jelek.Kata-kata kunci: aksesibilitas, mobilitas, urbanisasi, kemiskinan, perdesaan
STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON ASPAL MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH RETONA Marpaung, Lukman M.H.; Joewono, Tri Basuki; Gunawan, Santoso Urip
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.221 KB) | DOI: 10.26593/jt.v4i2.1771.%p

Abstract

Abstrak Perkerasan lentur suatu jalan harus mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat melayani beban kendaraan selama umur rencana. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu bahan tambah yang dapat meningkatkan kinerja suatu perkerasan. Salah satunya adalah Retona (Refined Buton Asphalt). Kinerja suatu perkerasan dapat ditentukan dari pengujian dengan metode Marshall yang menghasilkan parameter stabilitas, pelelehan, kerapatan, rongga dalam campuran, rongga di dalam agregat, dan Marshall Quotient.Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik campuran beton aspal menggunakan bahan tambah Retona. Campuran beton aspal menggunakan kadar Retona 0% hingga 2% dengan interval penambahan 0,5% terhadap berat agregat kering pada kadar aspal desain. Setelah itu dilakukan analisis data dari parameter Marshall yang diperoleh dengan menggunakan pengujian statistik. Material yang digunakan adalah agregat dengan gradasi yang terdapat pada laporan PUSLITBANG Prasarana Transportasi mengenai Retona, dan bahan pengisinya adalah abu batu. Bahan pengikat yang digunakan adalah aspal minyak yang memenuhi spesifikasi penetrasi 80.Kadar penambahan Retona pada campuran beton aspal yang memenuhi persyaratan Bina Marga adalah 0,5%. Seluruh nilai parameter Marshall pada campuran dengan kadar Retona 0% dan 0,5% secara statistik tidak berbeda. Berdasarkan hasil tersebut, maka Retona sebagai bahan tambah yang kadar penambahannya berdasarkan berat agregat kering tidak direkomendasikan untuk digunakan pada campuran beton aspal.Kata-kata kunci: retona, parameter Marshall, berat agregat kering.
MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Joeni, Jessi Tri
Jurnal Transportasi Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.38 KB) | DOI: 10.26593/jt.v4i2.1776.%p

Abstract

Abstrak Pembangunan komplek perumahan Pucang Gading, pasti akan menimbulkan bangkitan lalu lintas yang baru, sehingga membebani jalur-jalur tertentu maka bangkitan lalu lintas ini harus diantisipasi, dikelola dan disalurkan dengan baik agar pembebanan pada jalur-jalur jalan tidak melampaui kapasitasnya. Bangkitan perjalanan merupakan tahap pertama dari empat tahap konsep perencanaan transportasi. Studi ini diharapkan dapat menyusun suatu bentuk model analitis yang mempresentasikan banyaknya bangkitan pergerakkan per hari dengan variabel-variabel yang mempengaruhi. Di samping itu, dapat diketahui karakteristk perjalanannya.Melalui metode survei kuesioner kepada para responden. Hasil penelitian di kawasan perumahan Pucang Gading, Mranggen, Demak dengan mengambil sampel sebanyak 110 keluarga, dengan data meliputi total trips (total perjalanan) sebagai variabel terikat sedangkan jumlah person, jumlah pekerja, tingkat pendapatan dan kepemilikan kendaraan sebagai variabel bebasnya. Sedangkan untuk karakteristik bangkitan perjalanan dibedakan menjadi dua, yaitu: karakteristik rumah tangga dan karakteristik perjalanan.Berdasarkan analisis regresi dari semua persamaan ada beberapa persamaan yang dapat dipertimbangkan sebagai persamaan akhir untuk memperkirakan jumlah bangkitan perjalanan. Dan setelah di uji dengan memasukkan nilai tiap variabel sesuai dengan data yang didapat dari hasil survei, didapatkan satu persamaan yang paling mendekati kenyataan sebenarnya yaitu: Y = 1,240 + 0,407 X2 + 4,092.10-7 X3 + 2,849.10 - 2 X4, dengan koefisien determinasi 0,546 dan standard error 0,6609 Sedangkan dari hasil survei kuesioner mengenai karakteristik bangkitan perjalanan diketahui bahwa mayoritas warga perumahan Pucang Gading, Batursari, Mranggen, Demak berusia antara 25 sampai 55 tahun (36,367%), sarana transportasi yang rata-rata dimiliki adalah sepeda motor (62,98%), pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp870.300,00 dengan jenis pekerjaan sebagian besar adalah pegawai swasta (34,55%), moda yang banyak digunakan untuk memuali perjalanan adalah sepeda motor (55%), sedangkan untuk frekuensi perjalanan keluarga rata-rata adalah sebanyak dua kali per hari.Kata-kata kunci: bangkitan perjalanan, karakteristik perjalanan, trips

Page 1 of 2 | Total Record : 17


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol. 23 No. 1 (2023) Vol. 22 No. 3 (2022) Vol. 22 No. 2 (2022) Vol. 22 No. 1 (2022) Vol. 21 No. 3 (2021) Vol. 21 No. 2 (2021) Vol. 21 No. 1 (2021) Vol. 20 No. 3 (2020) Vol. 20 No. 2 (2020) Vol. 20 No. 1 (2020) Vol. 19 No. 3 (2019) Vol. 19 No. 2 (2019) Vol. 19 No. 1 (2019) Vol. 18 No. 3 (2018) Vol 18, No 2 (2018) Vol. 18 No. 2 (2018) Vol. 18 No. 1 (2018) Vol 18, No 1 (2018) Vol. 17 No. 3 (2017) Vol 17, No 3 (2017) Vol 17, No 2 (2017) Vol. 17 No. 2 (2017) Vol. 17 No. 1 (2017) Vol 17, No 1 (2017) Vol 16, No 3 (2016) Vol. 16 No. 3 (2016) Vol. 16 No. 2 (2016) Vol 16, No 2 (2016) Vol 16, No 1 (2016) Vol. 16 No. 1 (2016) Vol 15, No 3 (2015) Vol. 15 No. 3 (2015) Vol. 15 No. 2 (2015) Vol 15, No 2 (2015) Vol 15, No 1 (2015) Vol. 15 No. 1 (2015) Vol 14, No 3 (2014) Vol. 14 No. 3 (2014) Vol. 14 No. 2 (2014) Vol 14, No 2 (2014) Vol 14, No 1 (2014) Vol. 14 No. 1 (2014) Vol. 13 No. 3 (2013) Vol 13, No 3 (2013) Vol 13, No 2 (2013) Vol. 13 No. 2 (2013) Vol. 13 No. 1 (2013) Vol 13, No 1 (2013) Vol 12, No 3 (2012) Vol. 12 No. 3 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol. 12 No. 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol. 12 No. 1 (2012) Vol. 11 No. 3 (2011) Vol 11, No 3 (2011) Vol. 11 No. 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol. 11 No. 1 (2011) Vol. 10 No. 3 (2010) Vol 10, No 3 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol. 10 No. 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol. 10 No. 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol. 9 No. 2 (2009) Vol. 9 No. 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol. 8 No. 2 (2008) Vol 8, No 2 (2008) Vol 8, No 1 (2008) Vol. 8 No. 1 (2008) Vol 7, No 2 (2007) Vol. 7 No. 2 (2007) Vol. 7 No. 1 (2007) Vol 7, No 1 (2007) Vol 6, No 2 (2006) Vol. 6 No. 2 (2006) Vol. 6 No. 1 (2006) Vol 6, No 1 (2006) Vol 5, No 2 (2005) Vol. 5 No. 2 (2005) Vol 5, No 1 (2005) Vol. 5 No. 1 (2005) Vol. 4 No. 2 (2004) Vol 4, No 2 (2004) Vol 4, No 1 (2004) Vol. 4 No. 1 (2004) More Issue