cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 86 Documents
Search results for , issue " Tahun 2013" : 86 Documents clear
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSI NU DEMAK Akhmawardani, Luvi
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal yang dilakukan antara perawat dan petugas kesehatan lainnya dengan pasien yang berfokus pada kesembuhan pasien. Perawat dapat melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif, perawat harus memiliki kesadaran diri - sendiri, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu bertanggung jawab. Perawat  yang menggunakan keterampilan komunikasi interpersonalnya untuk mengembangkan hubungan dengan pasien yang akan menghasilkan pemahaman tentang pasien sebagai manusia yang utuh dan akan meningkatkan kepuasan bagi pasien.  Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan gambaran komunikasi terapeutik, gambaran kepuasan pasien, hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSI NU Demak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 90 pasien dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner.  Pengolahan dan analisa data menggunakan program SPSS for windows Release 17.0 dengan uji chi square. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa karakteristik usia pasien sebagian besar berusia ³ 35 tahun sebanyak 49 pasien (54,4 %), jenis kelamin hasilnya sama, sebanyak 45 pasien  (50,0 %), berpendidikan  menengah sebanyak  41 pasien (45,6 %), komunikasi terapeutik perawat yang dipersepsikan oleh pasien paling tinggi sebanyak 52 pasien (57,8%), kepuasan pasien paling baik sebanyak 49 pasien (54,4%). Hasil penelitian bivariat dari uji statistik Chi Square diperoleh tidak ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSI NU Demak (p=0,348 ≥  α=0,05 artinya tidak ada hubungan secara signifikan). Rekomendasi pada penelitian ini adalah agar meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit  sehingga memberikan kepuasan bagi pasien, khususnya cara melaksanakan tahap-tahap komunikasi terapeutik secara benar. Kata Kunci: Komunikasi terapeutik, perawat, dan kepuasan pasien
PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP INTENSITAS NYERI NEUROPATI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Putri, Merlina Cintyani
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit degeneratif yang menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam jumlah pasien DM setelah India, China, dan Amerika Serikat. Persatuan Endokrinologi Indonesia (PERKENI, 2006) menyebutkan bahwa neuropati diabetik disertai adanya nyeri merupakan komplikasi yang banyak dijumpai pada penderita DM tipe 2. Sehingga akan berpengaruh pada kualitas hidup penderita DM tersebut. Senam kaki diabetik bertujuan untuk memperlancar sirkulasi perifer dan mencegah kekakuan sehingga diharapkan nyeri dapat berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetik terhadap intensitas nyeri neuropati diabetik pada penderita DM tipe 2 di RSUD Ungaran. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan one group pre-post test selama 4 hari dengan perlakuan 1 kali sehari. Sampel yang diambil sebanyak 16 responden dengan mengukur intensitas nyeri neuropati diabetik menggunakan skala NRS (Numerical Rating Scale) sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil uji statistik Wilcoxon Match Pairs diperoleh nilai ρ value 0,001 (< 0,05), disimpulkan bahwa ada pengaruh senam kaki diabetik terhadap intensitas nyeri neuropati diabetik pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Ungaran Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah senam kaki diabetik dapat diaplikasikan dalam praktik keperawatan sehingga pasien mampu melakukan secara mandiri.   Kata kunci : DM, senam kaki diabetik, nyeri neuropati diabetik
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH DI BERIKAN TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DI PANTI WERDA PENGAYOMAN PELKRIS KOTA SEMARANG Nafilasari, Mike Yevie
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lansia merupakan usia yang berisiko tinggi terhadap penyakit-penyakit degeneratif , seperti hipertensi. Pada tahun 2008 prevalensi hipertensi sebesar 3,30 % artinya setiap 100 orang terdapat 3 orang penderita hipertensi. Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan melakukan terapi musik. Sedangkan terapi musik adalah untuk membantu mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitas fisik, memberi pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi. Sedangakan efek fisiologis dapat mengakibatkan energi otot meningkat atau menurun. Timbulnya efek pada nadi menjadi teratur, tekanan darah stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi sebelum dan sesudah diberikan terapi musik intrumental di Panti Werda Pengayoman “PELKRIS” Semarang. Desain penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan one group pre-post test. Jumlah sampel 30 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 2,30 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 12,2 mmHg dengan nilai p < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi musik instrumental selama 7 hari berturut-turut. Rekomendasi dari hasil penelitian ini, diharapkan pelayanan keperawatan dapat mengaplikasikan terapi musik secara teratur pada lansia yang menderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.Kata Kunci: Terapi Musik, Penurunan Tekanan Darah, Lansia.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDA PELKRIS PENGAYOMAN KOTA SEMARANG Muna, Nailil
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah lansia di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya sehingga meningkat pula risiko penyakit pada lansia seperti depresi. Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8-15%. Gejala depresi pada lansia prevalensinya tinggi dan semakin meningkat seiring bertambahnya umur lansia, perubahan peran dan penurunan interaksi sosial serta kehilangan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara karakteristik dengan kejadian depresi pada lansia di Panti Werda Pelkris Pengayoman Kota Semarang. Desain penelitian menggunakan correlation study dengan rancangan cross sectional dilakukan pada 40 responden yang memenuhi kriteria inklusi, dengan teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan lembar kuesioner dan analisis data dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 27 orang atau sebesar 67.5% lansia termasuk lanjut usia tua (>75 tahun), 31 orang atau sebesar 77.5% lansia berjenis kelamin perempuan, dan 29 orang atau sebesar 72.5% lansia berpendidikan dasar (SD, SMP), serta sebanyak 24 orang atau sebesar 60.0% responden mengalami depresi. Disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian depresi (p=0.023, OR=6.429 C1=95% antara 1.495-27.647), ada perbedaan kejadian depresi antara lansia laki-laki dan lansia perempuan (p=0.034), dan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kejadian depresi (p=0.003, OR=0.071 CI=95% antara 0.012-0.408). Disarankan untuk meningkatkan pelayanan terhadap lansia yang mengalami depresi di panti dan diharapkan agar lansia melakukan aktifitas fisik dan menjalankan ibadah untuk mencegah terjadinya depresi.Kata Kunci: Kejadian depresi, lansia, karakteristik
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGKONSUMSI JAJANAN KARIOGENIK DAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH KELAS 1-6 DI SDN 01 WATUAJI KELING JEPARA Anggraeni, Noor Ika
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Jajanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut. Faktoryang dapat menyebabkan karies gigi juga diantaranya karena kebiasaan menggosok gigi yang tidak sesuai prosedur. Waktu menggosok gigi yang benar adalah minimal dua kali sehari, yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan kariogenik dan menggosok gigi pada anak sekolah kelas 1-6 di SDN 01 Watuaji, Keling, Jepara tahun 2013. Penelitian ini menggnakan deskriptif korelatif denganpendekatan cross sectional. Sampel yang diambil menggunakan teknik total sampling pada 81 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi serta analisis data dilakukan dengan teknik analisis Chi Square. Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswaterkena karies gigi, banyak siswa yang jarang mengkonsumsi jajanan kariogenik dan banyak juga siswa yang telah menggosok gigi ≥2 kali sehari. Variabel kebiasaan mengkonsumsi jajanan kariogenik mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian karies gigi (ρ= 0,0001), sedangkan kebiasaan menggosok gigi juga mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian karies gigi (ρ= 0,015). Mengurangi atau membatasi konsumsi jajanan kariogenik dan menggosok gigi sesuai prosedur merupakan upaya untuk mencegah terjadinya karies gigi. Kata kunci: karies gigi, jajanan kariogenik, menggosok gigi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 Handayani, Prita Adisty
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 banyak disebabkan oleh bayi lahir dengan BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan jumlah populasi pada tiga bulan terakhir tahun 2012 sebesar 53 bayi BBLR. Penelitian ini menggunakan responden berjumlah 24 ibu dengan bayi BBLR pada tahun 2013 yang ditarik menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bayi BBLR memiliki status gizi baik sebesar 62.5%, status ekonomi rendah sebesar 70.8%, umur ibu pada usia reproduksi ideal sebesar 83.3%, dan paritas ibu multipara sebesar 62.5%. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan ibu hamil harus memperhatikan kecukupan gizi dengan banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti makanan yang banyak mengandung asam folat, kalsium dan protein. Bagi semua petugas kesehatan yang melaksanakan program ANC untuk memperhatikan status ekonomi sebagai tolak ukur status gizi ibu selama kehamilan dengan cara screening atau dengan pemeriksaan antopometri, dan mempertimbangkan umur ibu pada saat kehamilan karena umur ibu dapat mempengaruhi fungsi dari organ reproduksi. Selain itu bagi petugas ANC harus memperhatikan jumlah paritas ibu dengan memberikan penkes kepada ibu dengan paritas yang tinggi agar teratur dalam memeriksakan kandungannya dan banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi agar janin mendapatkan nutrisi yang adekuat.   Kata kunci : BBLR, status gizi, status ekonomi, umur, paritas
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PRAKTIK IBU DALAM PENGGUNAAN DIAPERS PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI KELURAHAN PUTAT PURWODADI Lestari, Puji
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training pada anak toddler (1-3 tahun) yaitu anak tidak bisa mengontrol saat buang air besar dan buang air kecil. Sebagian besar orang tua membutuhkan kesabaran dan waktu untuk mengajarkan toilet training pada anaknya, sehingga banyak orang tua yang memilih menggunakan diapers agar lebih praktis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik ibu dalam penggunaan diapers pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Kelurahan Putat Purwodadi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi korelasi mengunakan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 123 dan sampel sebanyak 94 responden dengan teknik Simple Random Sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner untuk tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training, dan dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p-value 0,018 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik ibu dalam penggunaan diapers pada anak usia toddler (1-3 tahun). Disarankan agar ibu dapat menambah pengetahuan tentang toilet training pada anaknya untuk mengatasi mengompol sehingga dapat mengurangi praktik ibu dalam penggunaan diapers.   Kata Kunci: Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training, Diapers.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL BEROBAT PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Indirawati, Regina
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan jiwa dipandang sebagai salah satu gangguan medis, salah satunya adalah skizofrenia. Prevalensi di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) penderita skizofrenia 0,46% atau sekitar satu juta orang mengalami skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pada klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Desain penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel 94 responden dengan teknik purposive sampling. Terlihat dari hasil dukungan keluarga yang mendukung sebesar 48 (51,1%), dan kepatuhan kontrol berobat dengan hasil patuh sebesar  52 (55,3%). Hasil uji statistik chi square (didapatkan nilai p = 0,004), disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pada klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Kata kunci           : Dukungan keluarga, Kepatuhan kontrol berobat, dan Skizofrenia
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN Fawzi, Rizqa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, Salah satu tanda gejala yang dialami oleh pasien dengan gangguan perilaku kekerasan adalah perubahan perilaku sosial. Dalam penelitian Barrowclough dan Tarrier ditemukan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberfungsian sosial pasien dengan perilaku kekerasan pasca perawatan di rumah sakit adalah dengan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan perilaku sosial pada pasien dengan perilaku kekerasan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 72 responden dan menggunakan uji statistik Pearson Product moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku sosial dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi tingkat sedang. Saran dalam penelitian ini diharapkan tenagana kesehatan dapat menggunakan sebagai masukan dalam meningkatkan terapi kesehatan terutama dalam menangani perilaku kekerasan. Kata Kunci: Dukungan keluarga, perilaku sosial
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PENDERITA KUSTA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT REHATTA DONOROJO JEPARA Lestari, Sartika Dwi
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stigma yang ada di masyarakat tentang penyakit kusta menyebabkan masyarakat mengucilkan penderita kusta sehingga mereka kehilangan peran di masyarakat. Hal ini menjadikan penderita kusta merasa tidak berguna, dan pada akhirnya mereka akan merasa dirinya tidak berharga dan merasa rendah diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan harga diri pada penderita kusta rawat jalan di Rumah Sakit Rehatta Donorojo Jepara. Desain penelitian ini adalah Descriptive correlation, dilakukan pada 51 responden dengan tekhnik concecutive sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataratadukungan keluarga pada penderita kusta sebesar 47.96 (penderita kusta tidak mendapat dukungan dari keluarga). Dukungan keluarga yang paling banyak tidak di dapat penderita kusta adalah dukungan informasional, hal ini dikarenakan persentase responden terhadap pernyataan tentang keluargamenjelaskan kepada responden jika responden bertanya hal-hal yang kurang jelas tentang penyakitnya didapatkan hasil hanya sebesar 3.9% responden sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, 9.8% responden setuju, 39.2% responden cukup setuju, 45.1% tidak setuju dan responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 2%. Nilai rata-rata harga diri penderita kusta adalah 17.25 (termasuk dalam harga diri rendah). Penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan harga diri penderita kusta di Rumah Sakit Rehatta Donorojo Jepara (p = 0.002). Saran dalam penelitian ini yaitu diharapkan bagi keluarga dan masyarakat tidak enggan dalam mencarikan informasi untuk keluarga maupun warganya yang menderita penyakit kusta.Kata Kunci: Dukungan keluarga, harga diri, penderita kusta.