cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Forum Penelitian Agro Ekonomi
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02164361     EISSN : 25802674     DOI : -
Forum penelitian Agro Ekonomi (FAE) adalah media ilmiah komunikasi penelitian yang berisi review, gagasan, dan konsepsi orisinal bidang sosial ekonomi pertanian, mencakup sumber daya, agribisnis, ketahanan pangan, sosiologi, kelembagaan, perdagangan, dan ekonomi makro.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi" : 5 Documents clear
Ekonomi Padi di Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Kajian Komparatif Achmad Suryana; Ketut Kariyasa
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v26n1.2008.17-31

Abstract

EnglishEspecially for Asian regions, rice is a strategic commodity because it is a staple food for most of the Asian people. In terms of agricultural land resources availability, several countries have become importers whereas the others exporters. The result of economic study in Asia shows that Cambodia and Thailand have a better agricultural land resource availability to provide rice for their people than the other countries in Asia. The rice farming system is able to give a better life to rice farmers in Malaysia, but it is unable yet to Indonesian rice farmers because of their very small landholding size, even though they have applied intensive technology.  Indonesian food autonomy (for rice) is better than that of several countries in Asia, such as Nepal, Japan, the Philippine and Malaysia.IndonesianKhususnya bagi kawasan Asia, beras merupakan komoditas strategis karena sebagian besar penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok. Terkait dengan ketersediaan sumberdaya lahan pertanian untuk memproduksi beras, sebagian negara menjadi eksportir beras, sebagian lainnya masih harus impor. Hasil kajian komparatif ekonomi padi di Asia menunjukkan bahwa Kamboja dan Thailand memiliki daya dukung lahan pertanian dalam memproduksi beras untuk memenuhi kebutuhan penduduknya paling baik. Malaysia mampu menjadikan usahatani padi memberikan kehidupan yang layak bagi petaninya, sementara usahatani padi di Indonesia belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi petani, karena rata-rata luas garapan petani padi di Indonesia sangat sempit, sekalipun teknologi produksi padi yang diterapkan  petani Indonesia sudah cukup intensif, dibawah China, Korea, Jepang, dan Vietnam. Tingkat kemandirian pangan beras Indonesia relatif lebih baik dibanding negara Nepal, Jepang, Filipina, dan Malaysia, namun masih lemah dibandingkan negara Asia lainnya.
Peran Modal Sosial (Social Capital) dalam Perdagangan Hasil Pertanian nFN Syahyuti
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v26n1.2008.32-43

Abstract

EnglishAgricultural trade system in Indonesia, especially domestic market, is composed by nonformal relations among the actors. In imperfect market condition, social capital is fastly growing and become a backbone of the entire trade system. This paper is a study on social system of agricultural commodity market, its rules and the of the actors behind that system. The sources of information were gathered from a number of research reports on trade systems of several commodities and the actors who have specific roles in such systems.IndonesianPasar perdagangan hasil pertanian di Indonesia, terutama berupa perdagangan dalam negeri,  sebagian besar dijalankan dalam bentuk relasi-relasi nonformal antar pelakunya. Dalam kondisi pasar yang tidak sempurna (imperfect market), modal sosial tumbuh dengan subur dan menjadi tulang punggung yang menjalankan keseluruhan sistem perdagangan tersebut. Tulisan ini merupakan kajian sistem sosial perdagangan hasil pertanian, sebagai upaya memahami kondisi yang melatarbelakangi sistem perdagangan yang berjalan. Bahan tulisan berasal dari penelitian-penelitian berkenaan dengan perdagangan berbagai komoditas hasil pertanian beserta perilaku pedagang di dalamnya.
Strategi Agricultural-Demand-Led-Industrialization dalam Perspektif Peningkatan Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Petani Sri Hery Susilowati
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v26n1.2008.44-57

Abstract

EnglishThe new paradigm of agricultural development placed Agricultural-Demand-Led-Industrialization (ADLI) strategy as an industrialization strategy emphasizing agriculture development program and setting the agriculture sector as a prime mover of industry and other sectors. The strategy is considered appropriate to be applied in developing countries which agriculture sector is their main resource. This paper aims to analyze the role of ADLI strategy in developing countries, including Indonesia, on macroeconomic performance and on farmers and land less households’ income improvement. The main result of this study is that ADLI strategy has an important role on macroeconomic performance, especially on labor absorption, GDP improvement as well as on other sector’s income acceleration. However, the strategy is quite a distance from an ideal implementation in terms of household income distribution. The benefit gained from agriculture and agroindustry sector development was mostly pour to non agriculture households in urban areas while farmer’s households and especially those of landless gained  the least.IndonesianParadigma baru pembangunan pertanian menempatkan strategi Agricultural-Demand-Led- Industrialization (ADLI) sebagai strategi industrialisasi yang menitikberatkan program pembangunan di sektor pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai penggerak pembangunan sektor industri dan sektor-sektor lain.  Strategi pembangunan ini dipandang sesuai diterapkan di negara-negara berkembang yang memiliki sumberdaya utama di sektor pertanian.  Makalah ini bertujuan untuk menelaah peran strategi ADLI yang telah diterapkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam meningkatkan kinerja ekonomi makro dan meningkatkan pendapatan rumah tangga petani dan buruh tani. Kesimpulan pokok dari kajian ini adalah bahwa strategi ADLI berperan  baik khususnya dalam  penyerapan tenaga kerja, peningkatan PDB dan perannya dalam mengakselerasi pertumbuhan sektor-sektor lain.  Namun dalam hal distribusi pendapatan rumah tangga, strategi ADLI masih jauh dari penerapan yang ideal. Manfaat pengembangan sektor pertanian primer dan agroindustri lebih banyak mengalir ke rumah tangga nonpertanian di kota, sedangkan buruh tani dan petani menerima pendapatan terkecil.
Escalating People’s Participation in Rural Development through GO-NGO Collaboration Gelar Satya Budhi
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v26n1.2008.58-70

Abstract

IndonesianPemerintah makin menyadari bahwa dengan pendekatan melibatkan masyarakat keberhasilan dalam melaksanaan pembangunan akan lebih mudah dicapai. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya proyek pemerintah yang dilaksanakan secara partisipatif. Kendati demikian, konsep partisipatif belum diadaptasi secara menyeluruh, di mana masyarakat tidak dilibatkan dalam semua tahap, terutama dalam perencanaan dan evaluasi. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan proyek-proyek tersebut belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Dalam rangka meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan program bersama-sama antar Organisasi Pemerintah (OP) dengan Organisasi Non Pemerintah (ONP) dipandang prospektif.  Dengan masing-masing kelebihannya, perpaduan antara OP dan ONP dipandang akan lebih mampu meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan yang dilaksanakan.  EnglishThere is a growing concern on government perception that involving people in development is regarded important to deliver the success. This can be identified from participative programs and projects carried out, so far,  by the government. In spite of the trend, such participation concept has not been implemented entirely, whereby people are not involved at all stages, especially in planning and evaluation. This condition causing the on going  programs and projects  unable to produce expected results. In terms of escalating people’s participation and community empowerment, collaboration programs and projects between Government Organizations (GOs) and Non Government Organizations (NGOs) are deemed important to develop. This is particularly because each of these organization has its expertise on different fields which well understood to produce fruitful results if such capabilities are integrated.
Perspective of Agri-Environmental Service Incentives in Indonesia, Developing Countries and OECD Members Muhammad Iqbal; Gelar Satya Budhi
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v26n1.2008.1-16

Abstract

IndonesianPeran sektor pertanian di Indonesia memiliki multi fungsi terkait dengan lingkungan, ketahanan pangan, sosial ekonomi, dan budaya. Strategi utama dalam menjaga multi fungsi pertanian adalah: (a) meningkatkan kesadaran terhadap pertanian dan masyarakat pedesaan; (b) mendukung kebijakan harga pertanian; (c) meningkatkan apresiasi terhadap multi fungsi pertanian; (d) meningkatkan upaya konservasi tanah; dan (e) menentukan langkah penataan lahan sesuai dengan program revitalisasi pertanian. Kendati lahan pertanian memberikan jasa pelayanan lingkungan kepada masyarakat, namun petani tidak memperoleh insentif yang memadai dalam hal jaminan berusahatani, subsidi input, pengawasan kualitas pasokan pertanian, dan dukungan akses pasar. Oleh karena itu, gagasan insentif jasa lingkungan pertanian patut diimplementasikan. Akan tetapi, untuk kelancaran implementasi insentif jasa lingkungan pertanian tersebut perlu dilakukan terlebih dahulu analisis pemangku kepentingan diiringi dengan proyek percontohan. Dengan kata lain, beberapa langkah strategis seperti sosialisasi dan uji coba kegiatan perlu disiapkan. Modifikasi pembayaran jasa lingkungan dapat direkomendasi-kan dalam implementasi insentif jasa lingkungan pertanian di Indonesia.     EnglishIndonesian agriculture has been admitted for its multifunctionality which encompasses environmental, food security, socioeconomic, and cultural roles. The main strategies to maintain the multifunctionality of agriculture are as follows: (a) improving the awareness on the agriculture and rural community; (b) providing the favorable price policy of agriculture; (c) enhancing the appreciation on the multifunctionality of agriculture; (d) improving soil conservation efforts; and (e) delineating the prime agriculture land in accordance with revitalization of agriculture, fisheries, and forestry program. Agricultural land provides environmental services to community; however, farmers deserve incentives such as secure tenure, subsidized inputs, quality control of agricultural supplies, and better market access. Hence, the notion of agri-environmental service incentives is essentially implemented. However, for better implementation, it should be initiated employing stakeholder’s analysis through a pilot project activity. In other words, there is a need that a road map strategy is implemented, including its socialization and implementation. Modified mechanism model of payment for environmental services is recommended in implementing agri-environmental service incentives in Indonesia.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi : In Press Vol 39, No 1 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 18, No 1-2 (2000): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 16, No 2 (1998): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 16, No 1 (1998): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 15, No 1-2 (1997): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1996): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1996): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1995): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1995): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1994): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1994): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 10, No 2-1 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 2-1 (1992): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1991): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 8, No 1-2 (1990): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1989): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1989): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 6, No 2 (1988): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 6, No 1 (1988): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 5, No 1-2 (1987): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1986): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1982): Forum Penelitian Agro Ekonomi More Issue