cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 4 (2015)" : 10 Documents clear
GAMBARAN PERSONA TOKOH SAKAKI MAKIO DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO KARYA SUTRADARA SATO TOYA, SAKUMA NORIYOSHI, DAN ISHIO JUN TYAS, FATMA KUSUMANING
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.411 KB)

Abstract

Kata Kunci : Psikologi analitis, Persona, Serial Drama, My Boss My Hero Drama merupakan gambaran kehidupan manusia. Drama yang ditampilkan melalui media televisi disebut drama televisi atau serial drama. Serial drama My Boss My Hero menggambarkan kehidupan seorang Sakaki Makio, yakuza yang berpura-pura menjadi seorang anak SMA. Dalam kesehariannya, Sakaki Makio menunjukkan berbagai macam persona untuk menutupi identitas aslinya, oleh karena itu, rumusan masalah yang dipilih adalah persona apa saja yang ditunjukkan oleh tokoh Sakaki Makio dalam drama My Boss My Hero.Pada penelitian ini, penulis akan membahas tentang persona yang ditunjukkan oleh seorang yakuza yang bersekolah di sebuah SMA. Menggunakan konsep persona yang terdapat dalam teori psikologi analitis milik Carl Gustav Jung untuk menganalisis data. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah serial drama. Penulis juga menggunakan teori pendukung film mise-en-scene untuk menganalisis adegan dalam serial drama My Boss My Hero yang menampilkan persona tokoh Sakaki MakioDalam penelitian ini, pertama-tama penulis menganalisis karakter tokoh Sakaki Makio. Dilanjutkan dengan menganalisis semua persona yang ditunjukkan oleh Sakaki Makio. Setelah itu, penulis memilah-milah persona apa saja yang ditunjukkan Sakaki Makio untuk menutupi identitasnya sebagai yakuza.Berdasarkan bab 3 dapat disimpulkan bahwa dalam serial drama ini terdapat 12 persona yang diklasifikasikan menjadi lima macam persona yang ditunjukkan oleh tokoh Sakaki Makio. Lima persona tersebut adalah menunjukkan diri sebagai laki-laki yang lemah, berperilaku sopan, tertawa, mengalihkan pembicaraan, dan patuh pada perkataan guru. Sakaki Makio kerap menunjukkan persona khususnya pada teman-teman serta guru di sekolahnya untuk menutupi identitas asli bahwa ia adalah seorang yakuza.
PENGGUNAAN ONOMATOPE DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER (Studi Kasus Artis Jepang) ARISTA, RIZA PRASTITI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.328 KB)

Abstract

Kata Kunci : Giongo, Gitaigo, Onomatope, Semantik, Twitter. Masyarakat Jepang adalah salah satu masyarakat yang menggunakan onomatope dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya pun sangat beragam, oleh karena itu onomatope sangatlah erat hubungannya dalam keseharian masyarakat Jepang. Dalam kehidupan orang Jepang onomatope adalah bahasa yang sangat unik dan menarik. Onomatope dalam bahasa Jepang pun sangat beragam. Onomatope adalah salah satu bagian dari bahasa yang ada di dunia ini.Onomatope juga mempunyai arti kata-kata yang berdasarkan tiruan bunyi. Onomatope tidak hanya ada di dalam komik, novel atau anime tetapi juga terdapat dalam media sosial twitter. Sudah lama kalangan artis Jepang menggunakan twitter sebagai media untuk berkomunikasi dengan penggemarnya di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, penulis menjawab dua rumusan masalah yaitu (1) jenis onomatope apa saja yang digunakan dalam media sosial twitter (2) tipe makna apakah yang terdapat dalam media sosial twitter Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan adalah twitter delapan orang artis Jepang yang aktif dalam media sosial twitter. Menganalisis jenis onomatope dan tipe makna yang digunakan dalam media sosial twitter.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari delapan artis Jepang ini terdapat 25 onomatope. Dari 25 onomatope yang ditemukan, giseigo 3 data, giongo-gitaigo 5 data, giongo-giyougo 1 data, gijougo 5 data, gitaigo 6 data, giongo 2 data, gitaigo-giyougo 2 data dan giyougo 1 data. Tipe makna yang ditemukan adalah makna konotatif 4 data, makna tematis 3 data, makna konotatiftematis 12 data, makna konseptual 3 data, makna konseptual-konotatif-tematis 1 data dan makna tematis-konseptual 2 data. Kesimpulan dari penelitian ini mayoritas onomatope yang ditemukan adalah gitaigo 6 data, gijougo 5 data, dan giongo-gitaigo 5 data. Mayoritas tipe makna yang ditemukan adalah makna konotatif-tematis 12 data.  
REFERENSI PRONOMINA PERSONA DALAM KOMIK OTOMEN VOLUME 1 KARYA KANNO AYA HARDIATI, AIDA MARTHA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.186 KB)

Abstract

Kata kunci: Anafora, Katafora, Pronomina persona, ReferensiHubungan referensi (pengacuan) merupakan hubungan yang ada antara kata-kata dan barang-barang, sehingga referensi adalah kata-kata yang mengacu pada barang-barang. Dalam referensi terdapat pronomina yang berfungsi sebagai kata tunjuk, salah satunya pronomina persona. Pronomina pesona adalah kata-kata yang dipakai untuk menunjuk orang juga menggantikan nama orang. Dalam bahasa Jepang, terdapat berbagai variasi pronomina persona dengan penggunaan yang bergantung pada lawan bicara juga situasi pada saat pembicaraan dilakukan. Pada penelitian ini, penulis menjawab dua rumusan masalah, yaitu: (1) Jenis pronomina persona apa sajakah yang digunakan para tokoh dalam percakapan pada komik Otomen volume 1 karya Kanno Aya. (2) Apa referensi pronomina persona yang digunakan para tokoh tersebut dalam percakapan pada komik Otomen volume 1 karya Kanno Aya.Analisis referensi pronomina persona dilakukan berdasarkan teori Sudjianto yang membagi pronomina persona ke dalam empat kelompok. Kemudian untuk mengetahui referensi yang diacu, penulis menggunakan teori Halliday & Hassan yang membagi referensi menjadi dua macam, yaitu referensi eksofora dan endofora, juga referensi endofora yang terbagi dalam dua jenis; referensi anafora dan katafora. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ditemukan 63 pronomina persona yang memiliki referensi dalam teks dari 36 percakapan. Data tersebut terdiri dari 25 pronomina persona pertama (jishou), 25 pronomina persona kedua (taishou), 12 pronomina persona orang ketiga (tashou) dan 1 pronomina penanya (futeishou). Dari 63 data tersebut, 40 diantaranya merupakan referensi endofora jenis anafora, sedangkan 23 data sisanya merupakan jenis katafora dan tidak ditemukan jenis referensi eksofora.Referensi endofora dari pronomina persona baik jishou, taishou, tashou, dan futeishou dapat berupa jishou, taishou dan frase. Namun, referensi dapat berupa jishou ataupun taishou bergantung pada siapa pembicara yang menyebutkan referensi tersebut. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan menggunakan objek selain komik, juga dapat menggunakan jenis pronomina lain, seperti pronomina demonstratif atau referensi komparatif.
ELIPSIS PARTIKEL (JOSHI) DALAM BAHASA JEPANG PADA DIALOG FILM BOKURA GA ITA PART I KARYA TAKAHIRU MIKI ARDAENU, AYU PUJANING
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.315 KB)

Abstract

Kata kunci: Elipsis, Joshi, Kakujoshi, Partikel, SintaksisDalam percakapan sehari-hari, terdapat fenomena bahasa yang disebut elipsis. Elipsis merupakan suatu penghilangan unsur kalimat yang dapat dengan mudah ditafsirkan sendiri oleh lawan bicara. Hal ini, selain untuk menghindari pembicaraan yang terkesan berbelit-belit, juga untuk menghargai dan memberi ruang bagi lawan bicara untuk menyimpulkan sendiri makna ujaran. Dalam bahasa Jepang, elemen yang terelipsis tidak terbatas pada subyek, obyek atau frase, namun juga partikel (joshi). Dalam penelitian ini, penulis menjawab dua rumusan masalah, yaitu: (1) Elipsis partikel apa sajakah yang terdapat dalam dialog film Bokura Ga Ita Part I karya Takahiru Miki. (2) Bagaimana proses terjadinya elipsis partikel dalam dialog film Bokura Ga Ita Part I karya Takahiru Miki.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode simak. Data diperoleh dari 102 kalimat dialog dalam film Bokura Ga Ita Part I karya Takahiru Miki yang mengalami elipsis partikel. Penelitian ini mengkaji elipsis partikel dari segi sintaksis sehingga melibatkan pola kalimat beserta unsur-unsurnya. Analisis elipsis partikel dilakukan berdasarkan teori pola kalimat dasar bahasa Jepang menurut Sutedi (2011) dan Iori et al (2000) untuk menemukan indikasi elipsis partikel. Kemudian, untuk menentukan jenis elipsis partikel, analisis dilanjutkan dengan teori elipsis partikel oleh Tsutsui (1984) dan Maruyama (1996).Hasil penelitian ditemukan 119 elipsis partikel dari 102 kalimat dialog yang terdiri dari 37 elipsis partikel wa, 26 elipsis partikel ga, 13 elipsis partikel ni, dan 43 elipsis partikel wo. Elipsis partikel wa pada umumnya diindikasikan oleh letaknya yang berada di awal kalimat dan tidak diikuti langsung oleh verba, sedangkan elipsis partikel ga diindikasikan oleh letaknya yang berkaitan langsung dengan predikat. Elipsis partikel ni diindikasikan oleh fungsinya sebagai penanda tempat dan waktu, sedangkan elipsis partikel wo diindikasikan oleh fungsinya sebagai penanda obyek verba transitif.Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa indikasi elipsis partikel dapat diketahui dari letak elemen kosong, pola kalimat yang mengalami elipsis partikel, fungsi parikel dan verba yang digunakan dalam kalimat tersebut.
AN ANALYSIS ON TRANSLATION OF METAPHORS IN A NOVEL ENTITLED FALLEN KADIWANU, VALENTINE TYSHA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.414 KB)

Abstract

Keywords: translation, metaphors, metaphor translation procedure, Fallen The existence of many diverse languages results in the closure of information exchange. Translation then appears as the solution, which is not an easy job. Having linguistics skill and knowledge of the culture cannot guarantee the translator to face no problem at all. Metaphor is one of the significant translation problems since it is usually influenced by the culture. Thus, the translator has to carefully consider how to translate metaphor. This study analyzes metaphor translation in a novel entitled Fallen. There are two problems to be solved in the study namely: (1) what kinds of procedure are applied in translating the metaphors; (2) what are the possible reasons in using particular procedure in translat ing the metaphors in Lauren Kate’s novel ent it led Fallen.This study uses qualitative approach in document analysis since it focuses on analyzing and identifying procedures in translating metaphors. The data source are the English and Indonesian version of a novel entitled Fallen, both the English and Indonesian versions. The data are analyzed by using theory about metaphor translation proposed by Newmark (1988).This study reveals that there are five of seven procedures applied to translate the metaphors namely reproducing the same image in the TL (20 data), replacing SL image with a standard TL image (6 data), translating metaphor by simile (11 data), converting the metaphor into sense (13 data), and deleting the metaphor (2 data). There are various possible reasons to use particular procedure namely because the SL images are universal images, the SL images have broad definition or quality, the SL images are confusing, the SL images are offensive, and the SL images are religious terms.The writer suggests the next researchers to use another type of text or using another theory, or to conduct study about metaphor translation in terms of equivalency, accuracy, and appropriateness.
TINJAUAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DI MASA PERANG DUNIA II PADA TOKOH GEN DALAM FILM ANIMASI HADASHI NO GEN KARYA SUTRADARA MORI MASAKI SEPTIANA, DIAN
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.338 KB)

Abstract

Kata Kunci : Psikologi perkembangan anak, Perang Dunia II, animasi, perang danperkembangan anak Film Hadashi no Gen merupakan karya sastra lama karya Mori Masaki. Film Hadashi no Gen menceritakan tentang seorang anak kecil berusia sekitar delapan tahun yang tinggal bersama keluarganya di kota Hiroshima. Jepang pada saat itu dalam kondisi Perang Dunia II. Pada film Hadashi no Gen menunjukkan adanya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan psikologi seseorang. Oleh karena  itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perang terhadap perkembangan psikologi.Pada penelitian ini, menggunakan pendekatan psikologi perkembangan dari Elizabeth B. Hurlock. Proses perkembangan psikologi pada masa akhir kanak-kanak sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Oleh karena itu pada proses psikologi perkembangan muncul tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan ini bertujuan untuk memberikan motivasi, dan memudahkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perang memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan psikologis tokoh Gen, sehingga ada lima tugas perkembangan yang tidak dapat diselesaikan. Selain itu perang juga telah membentuk tokoh Gen menjadi seseorang yang bertanggung jawab tinggi melebihi anak seusianya.Penulis menyarankan kepada mahasiswa jurusan bahasa Jepang untuk meneliti konflik batin pada tokoh utama
STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 MASLAKHAH, LENI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.268 KB)

Abstract

Kata Kunci : Strategi, Penolakan, MaksimBahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud, tujuan, atau keinginan. Dalam hal ini keinginan untuk menolak suatu ajakan atau tawaran. Penolakan adalah respon yang bersifat menolak atas suatu ajakan, permintaan, dan tawaran. Penolakan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penelitian ini membahas mengenai strategi penolakan yang berjudul “Strategi Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang Dalam Drama Serial Nihonjin no ShiranaiNihonggo Episode 1-12”.  Penelitian ini menggunakan acuan teori Beebe et al untuk analisis strategi penolakan dan teori Leech untuk analisis maksim kearifan.Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8 strategi ungkapan penolakan yang digunakan dalam drama Nihonjin no Shiranai Nihonggo, yaitu (1) Strategi penolakan langsung yang mengunakan pernyataan non performatif, (2) strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan penyesalan, (3) strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan alasan atau penjelasan, (4) Strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan alternative, (5) Strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan janji, (6) Strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan mencoba membuat lawan bicara menghentikan pemikirannya, (7) Strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan penerimaan yang berfungsi sebagai penolakan, (8) Strategi penolakan tidak langsung yang menggunakan pernyataan penghindaran.
THE EXPOSURES OF SCOTTISH CULTURE IN DIANA GABALDON’S OUTLANDER KARDA, NI MADE FANY RENJANA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.569 KB)

Abstract

Keywords: Culture, Scotland, Outlander, novel.Culture and society are related to each other and inseparable. Based on Koentjaraningrat (2009), culture consists of seven elements called Cultural Universal.That is, culture appears in every country around the world, including in Scotland. Theproblem of this study is on how Scottish culture is exposed in a novel.This study aims to find out the culture of Scotland in Diana Gabaldon’s novel entitled Outlander. This novel tells about the experience of an English woman named Claire Randal Fraser when she lives in Scotland. To support the analysis, sociological approach to literature about the theory of culture is applied. This theory is used toanalyze the elements of Scottish culture appear in the novel.Since the main character of this novel experienced the culture of Scotland, the result of this study shows that the culture of Scotland is mostly influenced by the culture of Celtic. The elements of culture are reflected in the novel are the Gaelicspeaking of the people of Scotland, the local genius of Scottish ancient medication, the leadership system of a Scottish clan, the necessities shared by the people of Scotland including the house, food beverages and the clothing, the Quarter Days as farming system of Scotland, the rituals and superstitions shared by the people as the belief system, and the folktales that are handed through generations.In conclusion, the culture of Celtic influences Scottish culture from the language, medication, necessities of Scottish people, farming system, superstitions and rituals, and the folktales. English culture also influences Scottish culture in the clan system. The other researchers need to do further studies in the novel Outlander by exploring the novel with historical approach to expose deeper about the history of Scotland.
EKRANISASI KOMIK LOVELY COMPLEX KARYA AYA NAKAHARA KE DALAM FILM LOVELY COMPLEX KARYA SUTRADARA KITAJI ISHIKAWA MAHARANI, DEWI RIZKI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.535 KB)

Abstract

Kata Kunci : Ekranisasi,Film, Komik, Lovely Complex, Struktural, Unsur   Instrinsik.Skripsi ini meneliti tentang ekranisasi komik Lovely Complex karya Aya Nakahara ke dalam film Lovely Complex karya sutradara Kitaji Ishikawa. Komik dan film Lovely Complex yang menceritakan tentang percintaan remaja, dalam penelitian tersebut peneliti bertujuan untuk menunjukan persamaan dan perbedaan yang ada dalam ekranisasi film Lovely Complex.Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori ekranisasi dan teori struktul dalam unsur instrinsik yang meliputi, tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang.Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam antara komik dan film terdapat perbedaan dan persamaan. Beberapa perbedaan tersebut ditunjukkan dalam alur yang dilakukan dengan penghilangan beberapa adegan dari komik kedalam film, penghilangan tokoh serta perubahan tempat dan waktu dalam latar. Sedangkan persamaan terdapat pada tema yang tetap mempertahankan cerita awal.Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis karya sastra lain dari adaptasi novel ke dalam film dan dari film ke dalam novel atau dari komik ke dalam film, karena perbedaan media misalnya Paradise Kiss, 20th Century boy, sehingga dapat memperkaya analisis tentang ekranisasi khususnya alih wahana.
THE SPEECH STYLE OF STUDENTS IN CLASSROOM INTERACTION OF ARABIC CLASSES ON PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR 1 PONOROGO LESTARI, CHARIS WAHYU
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.981 KB)

Abstract

Keywords: speech style, conversation, student, teacher.While most people are born with thephysical ability to talk, not all can communicate well unless they make specialefforts to develop and refine this skill further. This study was aimed to answer three problems of study. They are (1) what arethe speech styles used by the student while having conversation with his friend and his teacher in Arabic class on Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo (2)what the style occurs dominantly used by the student while having conversation with his friend and his teacher, and (3) what are the possible factors causing the uses of speech style when they communicate with the teacher and their friends. In this study, the researcher used the theory from Ryding (2005) about speech styles and Holmes (1992) about factors which influence the speech style.In this study, the researcher used descriptive qualitative approach because the researcher more focused on the explanation and description. The data of this studywere 30 conversations between student and student, and student and the teacher ofhigh, middle and low level class in Arabic class. In analyzing the data, the researcherdid the process of style identification and explanation about the style and the possiblefactors of using certain style.The result shows that while having conversation with the teacher, all students in high level class used formal style, in middle class almost all of the student used formal style, and in low class level, half of the student used formal style. While having conversation with his friend, almost all student in high, middle and low level class used the combination of formal and informal style. In addition, there were threepossible factors influencing the uses of speech style. Those factors were theparticipant (social status), setting and topic, but there were also some conversations which were not influenced by those three factors which could be caused by the lack of competence.From this study, the researcher suggest the next researcher analyze the speechstyle using another theory such as from Chaika, Holmes, Keraf and etc. The researcher also suggests future researchers analyze the function of speech style indaily conversation

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1 (2017) Vol 2, No 10 (2015) Vol 1, No 10 (2015) Vol 3, No 6 (2015) Vol 3, No 5 (2015) Vol 3, No 4 (2015) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 9 (2015) Vol 2, No 8 (2015) Vol 2, No 7 (2015) Vol 2, No 6 (2015) Vol 2, No 5 (2015) Vol 2, No 4 (2015) Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 9 (2015) Vol 1, No 8 (2015) Vol 1, No 7 (2015) Vol 1, No 6 (2015) Vol 1, No 5 (2015) Vol 1, No 4 (2015) Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015) Vol 1, No 1 (2015) Vol 6, No 10 (2014) Vol 5, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 3, No 10 (2014) Vol 7, No 8 (2014) Vol 7, No 7 (2014) Vol 7, No 6 (2014) Vol 7, No 5 (2014) Vol 7, No 4 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 2 (2014) Vol 7, No 1 (2014) Vol 6, No 9 (2014) Vol 6, No 8 (2014) Vol 6, No 7 (2014) Vol 6, No 6 (2014) Vol 6, No 5 (2014) Vol 6, No 4 (2014) Vol 6, No 3 (2014) Vol 6, No 2 (2014) Vol 6, No 1 (2014) Vol 5, No 9 (2014) Vol 5, No 8 (2014) Vol 5, No 7 (2014) Vol 5, No 6 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 4 (2014) Vol 5, No 3 (2014) Vol 5, No 2 (2014) Vol 5, No 1 (2014) Vol 4, No 9 (2014) Vol 4, No 8 (2014) Vol 4, No 7 (2014) Vol 4, No 6 (2014) Vol 4, No 5 (2014) Vol 4, No 4 (2014) Vol 4, No 3 (2014) Vol 4, No 2 (2014) Vol 4, No 1 (2014) Vol 3, No 9 (2014) Vol 3, No 8 (2014) Vol 3, No 7 (2014) Vol 3, No 6 (2014) Vol 3, No 5 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 2, No 10 (2013) Vol 1, No 10 (2013) Vol 3, No 1 (2013) Vol 2, No 9 (2013) Vol 2, No 8 (2013) Vol 2, No 7 (2013) Vol 2, No 6 (2013) Vol 2, No 5 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 9 (2013) Vol 1, No 8 (2013) Vol 1, No 7 (2013) Vol 1, No 6 (2013) Vol 1, No 5 (2013) Vol 1, No 4 (2013) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue