cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL STANDARDISASI
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010" : 8 Documents clear
PENINGKATAN MUTU FISIOLOGIS BENIH SUREN DENGAN CARA PRIMING Zanzibar, Muhammad
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunduran benih tidak dapat dihentikan tetapi hanya dapat dihambat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode priming yang tepat untuk peningkatkan mutu fisiologis dan daya simpan benih suren (Toona sinensis Merr) dengan cara priming. Rancangan percobaan menggunakan acak lengkap faktorial. Faktor utama adalah metode priming (A) dan periode (B). Metode priming terdiri dari hidrasi – dehidrasi dengan H2O, PEG (Ψ = -0.5 dan -1.0 Mpa), KNO3Kata kunci: benih, matriconditioning, osmoconditioning, priming, suren (Ψ = – 0.5 dan – 1.0 Mpa), abu dapur dan serbuk gergaji dicobakan pada beberapa tingkat mutu fisiologis yang diperoleh dari penyimpanan selama 0, 2, 4 dan 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan priming dapat meningkatkan mutu fisiologis, baik sebelum maupun sesudah penyimpanan. Metode priming terbaik diperoleh pada perlakukan hidrasi-dehidrasi dan abu gosok. Kedua perlakuan ini mampu mempertahankan mutu fisiologis benih awal meskipun telah disimpan selama 6 bulan.
KAJIAN SNI BARANG-BARANG EMAS Rufaida, Evi Yuliati; Indriastuti, Surti
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Standar merupakan spesifikasi teknis atau dokumen setara yang berlaku di masyarakat. Tujuan diterbitkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) memberikan persyaratan minimum yang akan menjamin kesesuaian produk dengan persyaratan dan kebutuhan konsumen. Dalam penggunaannya SNI dapat bersifat wajib dan sukarela. Bersifat wajib apabila berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan terhadap lingkungan. SNI barang – barang emas saat ini masih bersifat sukarela. SNI barang – barang emas yang telah tersusun saat ini adalah SNI tahun 1995, SNI tahun 2005 dan SNI barang barang emas muda tahun 1995 perlu disesuaikan dengan situasi, kondisi masyarakat saat ini dan perkembangan yang ada baik dalam hal kompetensi teknis maupun kesesuaian dengan Pedoman 08 – 2007 mengenai Penulisan Standar Nasional Indonesia. Tiga SNI tersebut perlu dikaji dengan membandingkan Standar dari negera lain dan perkembangan metode uji mutakhir dari lembaga pemerintah maupun dari asosiasi emas. Analisis dilakukan terhadap persyaratan mutu, metode uji. dan syarat penandaan. Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa SNI barang – barang emas perlu direvisi yang mencakup persyaratan mutu, metode uji yang dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya dan pencantuman tanda kadar dan logo atau merk dari perusahaan atau perusahaan penjamin pada barang emas atau pada nota jual, terhadap barang – barang emas yang beredar.
PENERAPAN GRAFIK- X DAN GRAFIK- R SEBAGAI GRAFIK KENDALI DALAM PENGUJIAN KUALITAS AIR Achmad, Firdaus; Rahayu, Sukmawati; Sumarriani, Yani
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaminan mutu merupakan salah satu persyaratan teknis yang tercantum dalam sistem manajemen mutu yang mengacu pada ISO/IEC 17025:2005. Jaminan mutu merupakan kegiatan yang terencana dan sistematik yang diterapkan dalam pengujian sehingga memberikan keyakinan kepada pelanggan atau pengguna data, bahwa data yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu. Dalam pengujian kualitas air, penerapan grafik-X dan grafik-R merupakan salah satu cara dalam upaya pengendalian mutu data hasil pengujian. Tujuan dari penerapan grafik-X dan grafik-R dalam pengujian kualitas air adalah untuk mengendalikan data kualitas air, sehingga dapat menjamin kehandalan dan keabsahan data yang dilaporkan. Grafik-X merupakan grafik kendali mutu akurasi yang menggambarkan hubungan antara persen akurasi dari larutan standar dengan waktu pengujian selama periode tertentu. Grafik-R merupakan grafik kendali mutu presisi hasil pengujian dari replika contoh atau beberapa kali pengulangan pada periode tertentu. Sebagai contoh diberikan contoh grafik kendali akurasi dan grafik kendali presisi dari hasil pengujian parameter nikel (Ni). Pada grafik-X , akurasi yang baik merupakan data yang berada pada batas antara ± 2 sd (standar deviasi), data yang diperingatkan bila berada diluar ± 2 sd, tetapi berada pada ± 3 sd, dan data yang ditolak (outlier) jika berada diluar ± 3 sd. Pada grafik-R, presisi yang baik, jika data berada dibawah antara ± 2 sd atau dibawah garis Upper Warning Limit (UWL).
PENGARUH SUHU LINGKUNGAN DAN SENSOR TERMOMETER INFRARED PADA KALIBRASI TERMOMETER INFRARED SUHU RENDAH Wiriadinata, Hidayat
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Termometer infrared yang banyak beredar di pasaran adalah jenis ’direct reading’ yaitu termometer infrared yang telah dilengkapi dengan sistem elektronik yang berfungsi untuk mengubah output termometer infrared (arus dc ) menjadi besaran suhu. Nilai dari besaran suhu ini ditampilkan pada layar peraga yang ada pada termometer infrared tersebut. Kalibrasi termometer infrared jenis ’direct reading’ adalah untuk memperoleh nilai koreksi dari nilai suhu yang ditampilkan oleh termometer tersebut. Nilai koreksi termometer infrared diperoleh dengan cara membandingkan nilai penunjukan termometer infrared t dengan texp, atau koreksi = texp – t. texp adalah nilai penunjukan termometer infrared yang diharapkan muncul berdasarkan pada nilai emisivitas dan suhu media kalibrasi, suhu sekeliling, emisivitas dan suhu sensor dari termometer infrared. Ketelitian dari nilai koreksi ini untuk rentang suhu sampai kira-kira 200°C amat dipengaruhi oleh suhu sekeliling dan suhu sensor termometer infrared tersebut. Faktor ini memberikan perbedaan nilai koreksi antara 2.5°C sampai dengan 1°C untuk rentang kalibrasi antara 50°C dan 200°C.
KAJIAN STANDARDISASI BIDANG OLAHRAGA1 Tampubolon, Biatna Dulbert; Widyatmoko, Wahyu
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) seperti yang tertuang dalam UU No. 3 tahun 2005 perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan standar dibidang keolahragaan, sistem sertifikasi dan sistem akreditasi. Sistem standardisasi dibidang keolahragaan nasional tersebut harus terselenggara dengan baik agar dapat diimplementasikan oleh pelaku olahraga yang menghasilkan olahragawan yang berprestasi didukung sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar internasional sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional Indonesia. Perlunya menentukan cabang olahraga perioritas melalui pengumpulan data-data hasil perolehan medali pada event pertandingan Olimpiade, Asian Games dan SEA Games, kemudian dikompilasi dan dianalisis dengan pembobotan. Dalam penentuan prioritas cabang olahraga didasarkan pada tingkat event pertandingan yang diikuti dan prestasi medali pada pertandingan tersebut. Cabang olahraga perioritas yang diperoleh berdasarkan total score prestasi adalah Atletik, Bulu Tangkis, Angkat Besi, Renang, Karate, Judo, Panahan, Olahraga Air, Menembak, dan Tenis. Observasi lapangan dilakukan di tiga tempat yaitu Propinsi Kalimantan Timur sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XVII, Propinsi Riau sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON yang akan datang dan Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki fasilitas olahraga yang memadai. Hasil observasi bahwa keterbatasan informasi tentang standar yang menjadi acuan dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang sangat minim baik standar nasional maupun international sehingga pengadaan penyediaan sarana dan prasarana tersebut belum tertulis secara detail dan jelas dan sebagian organisasi Dispora baru terbentuk sehingga masih lebih menfokuskan pada pengembangan struktur organisasinya. Identifikasi standar dilakukan berdasarkan jenis standar dan jenis olahraga yang ada serta dipertandingkan di Indonesia. Jenis standar yang diutamakan adalah jenis standar produk, dengan pertimbangan standar pengujian dan lainnya akan mengikuti setelah standar produk ditetapkan. Kajian ini merekomendasikan 25 draft standar produk terkait bidang olahraga sebagai usulan.
STUDI PENERAPAN HACCP PADA PENGOLAHAN SARI BUAH JERUK SIAM (Studi Kasus di Citrus Centre Kab. Sambas, Kalbar) Mulyawanti, Ira; Dewandari, Kun Tanti
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi buah jeruk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun merupakan potensi untuk pengembangan produk olahan jeruk. Melimpahnya produksi buah jeruk memerlukan teknologi untuk pengolahan jeruk menjadi produk yang dapat meningkatkan nilai tambah. Teknologi ini diperlukan pada saat puncak produksi sehingga harga buah jeruk masih dapat bersaing dan memanfaatkan buah yang tergolong ke dalam off grade. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian telah membangun model penanganan segar skala pilot dan terbangunnya pabrik sari buah jeruk Siam skala pilot di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Dalam pengoperasian model ini penerapan HACCP sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan keamanan produk sari buah jeruk. Dari hasil studi, yang ditetapkan sebagai CCP adalah sterilisasi botol dan tutup, pasteurisasi dan penyimpanan produk sari buah. Sedangkan yang termasuk kategori CP yaitu sortasi, pencucian, penyaringan, pencampuran, pembotolan, dan pendinginan. Dalam pelaksanaannya, proses verifikasi sangat penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui efektifitas penerapan HACCP. Penerapan HACCP yang sesuai diharapkan akan meningkatkan kualitas dan keamanan produk sari buah jeruk Siam.
KAJIAN PERSEPSI INDUSTRI TERHADAP MANFAAT PENERAPAN STANDAR Kristiningrum, Ellia; Purwanto, Endi Hari
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil penelitian Puslitbang BSN tahun 2008 menyebutkan bahwa industri yang menerapkan standar sebanyak 13% dari jumlah industri pengolahan berskala menengah dan besar. Berbagai negara telah melakukan riset-riset mengenai manfaat penerapan standar. Di Indonesia kenyataan yang ada memperlihatkan bahwa manfaat nyata yang bisa diterima bagi pelaku usaha atau industri sebagai nilai tambah dari penerapan standar, masih dalam bentuk intangible benefit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi industri terhadap manfaat penerapan standar. Penelitian ini berbentuk penelitian survei dengan populasi berupa industri pengolahan berskala menengah (20 – 99 tenaga kerja) dan besar (tenaga kerja >100) di Indonesia yang telah menerapkan standar. Secara umum dapat digambarkan bahwa perusahaan yang mengenal BSN juga mengenal SNI, begitu juga sebaliknya. Perusahaan cenderung menerapkan lebih dari satu jenis standar dan standar ISO 9001 menjadi standar yang paling banyak diterapkan. Dari 19 (sembilan belas) indikator manfaat penerapan standar, 13 (tiga belas) indikator, dampak positifnya telah dinikmati oleh lebih dari 50% perusahaan, 3 (tiga) diantaranya telah dinikmati sekitar 50% perusahaan, dan 3 (tiga) indikator sisanya dinikmati kurang dari 50% perusahaan. Secara rata-rata terdapat 17,6% perusahaan mengalami peningkatan (10-29)% terhadap berbagai indikator manfaat yang diamati; 8,1% mengalami peningkatan sebesar (1-9)%; 5,5% menikmati peningkatan 50% lebih dan 2,4% perusahaan mengalami peningkatan (30-49)%.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Hayu, Renanta
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbangan non-otomatis sangat banyak digunakan baik di laboratorium kalibrasi maupun industri. Dalam rekomendasi internasional OIML R76 dijelaskan prosedur untuk pengujian terhadap timbangan non-otomatis yang bertujuan untuk uji tipe dan verifikasi, tetapi tidak menjelaskan cara menghitung ketidakpastian untuk kalibrasi timbangan non-otomatis. Cara kalibrasi yang benar dan analisis perhitungan yang tepat sangat diperlukan untuk mengetahui besarnya penyimpangan dari penunjukkan yang ditampilkan oleh timbangan saat suatu benda diletakkan diatasnya. Dalam tulisan ini dipaparkan analisis perhitungan untuk menentukan koreksi penunjukkan dan analisis ketidakpastian dalam kalibrasi timbangan non-otomatis.Metoda yang digunakan sesuai dengan metoda yang disusun oleh Prowse,tetapi analisis perhitungan koreksi dan ketidakpastiannya disesuaikan dengan ISO GUM dan EURAMET/cg-18/v.01.Dari hasil analisis ketidakpastian terlihat bahwa faktor ketidakpastian daya ulang pembacaan dan perbedaan suhu sangat mempengaruhi ketidakpastian koreksi penunjukkan dalam kalibrasi timbangan non-otomatis.

Page 1 of 1 | Total Record : 8