cover
Contact Name
Maizuddin
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
substantia.adm@gmail.com
Editorial Address
Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin
ISSN : -     EISSN : 23561955     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Substantia is a journal published by the Ushuluddin Faculty and Religious Studies of the State Islamic University (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia. The scope of Substantia is articles of research, ideas, in the field of Ushuluddin sciences (Aqeedah, Philosophy, Islamic Thought, Interpretation of Hadith, Comparative Religion, Sociology of Religion and Sufism).
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 1 (2019)" : 6 Documents clear
Tafsir Al-Mishbah: Tekstualitas, Rasionalitas dan Lokalitas Tafsir Nusantara Lufaefi Lufaefi
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v21i1.4474

Abstract

Various interpretations of the Quran were born in Indonesia; one of which is Tafsir Al-Mishbah that is different from the earlier interpretations in Indonesia. Tafsir Al-Mishbah comes as the answer and light that provides solutions to the problems of humanity. This article will elaborate the underlying reason that the Tafsir Al-Mishbah was written, its method and style, and examine the aspects and characteristic of Tafsir Al-Mishbah—which may be absent in other interpretations—such as aspects of locality, textuality, rationality, and diversity of references. This paper also examines general strengths in the Tafsir Al-Mishbah and its shortcomings.Abstrak: Beragam tafsir al-Quran lahir di bumi Nusantara. Tafsir Al-Mishbah adalah tafsir nusantara yang berbeda dengan tafsir-tafsir nusantara sebelumnya. Tafsir Al-Mishbah hadir menjadi jawaban sekaligus penerang yang memberi solusi bagi persoalan-persoalan umat manusia. Artikel ini akan mengurai latar belakang kenapa tafsir Al-Mishbah ditulis, mengetahui metode dan corak tafsir Al-Mishbah, dan menelaah aspek-aspek apa yang menjadi ciri khas tafsir Al-Mishbah—yang bisa jadi tidak dimiliki tafsir-tafsir yang lainnya—seperti aspek lokalitas, aspek tekstualitas, aspek rasionalitas, dan keragaman rujukannya. Makalah ini juga menelaah kelebihan-kelebihan secara umum dalam tafsir AlMishbah, sekaligus kekurangan-kekurangannya
Implementasi Aspek Pendidikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab 21 bagi Pendidik Era Millenial Nurdin Nurdin
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v21i1.4688

Abstract

Today, very few educators adopt and apply educational methods as mentioned in the Quran. They seem to appreciate Western education theory more. Lack of understanding of the Quran is believed to contribute to this shift. The Quran offer many concepts related to education such as methods, techniques, strategies, and other aspects of teaching and learning that are crucial in instilling religious values to the youth. This qualitative study seeks to explore aspects of education especially those mentioned in the Surah Al-Ahzab verse 21 and how educators can apply values in their teaching to the youth. The findings show that the Surah Al-Ahzab:21 talks about one of the educational aspects referred to as uswatun hasanah, aspects of role models practiced by the Prophet Muhammad PBUH. This includes honesty, trustworthy, wise and smart, and conveying which everybody needs to implement in all aspects of their daily life.Abstrak: Dewasa ini para pendidik sedikit sekali mengadopsi dan menerapkan metode pendidikan seperti yang disebutkan dalam Al-Quran. Mereka tampaknya lebih menghargai teori pendidikan Barat. Hal ini diyakini sebagai akibat kurangnya pemahaman atas Al-Quran  Faktanya, kita dapat menemukan banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan dalam AlQuran yang mencakup metode, teknik, strategi, dan aspek pengajaran dan pembelajaran lainnya yang penting dalam proses mendidik generasi muda yang religius. Penelitian kualitatif ini berusaha menggali aspek pendidikan terutama yang disebutkan dalam AlQur'an Surat Al-Ahzab ayat 21 dan bagaimana pendidik dapat menerapkan nilai-nilai dalam pengajaran mereka tentang generasi muda. Temuan menunjukkan bahwa terdapat aspek pendidikan yang terkandung dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 yang dikenal sebagai 'uswatun hasanah' atau aspek model peran seperti yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad saw. Ini mencakup pemodelan sikap' (jujur), 'amanah' (dapat dipercaya), sikap 'fathanah' (menjadi bijaksana dan pintar), dan sikap 'tabligh' (menjadi komunikatif) yang perlu diimplementasikan dalam semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang. 
Konstruksi dan Tipologi Pemikiran Muhammad Basiuni Imran (1885-1976) Sambas, Kalimantan Barat dalam Literatur Tafsir Wendi Parwanto
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v21i1.4476

Abstract

Many researchers have studied the thought of Muhammad Bstationi Imran, but typologies of thought, specifically in the field of interpretation, has not been well documented. Based on these reasons, the authors are interested in exploring this theme further. This library research used descriptive-analysis model, historical-philosophical approach, genealogical theory and typology of Islamic thought. The study found that the thought of M. Bstationi Imran in the field of interpretation is largely influenced by the thoughts of Muhammad Rasyid Ridha, so his thoughts tend to be textual-literal in nature.Abstrak: Penelitian tentang Muhammad Basiuni Imran telah banyak diteliti oleh para peneliti, namun penelitian pada aspek tipologi pemikirannya, khususya dalam bidang tafsir, belum banyak dilakukan. Berdasakan alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji tema ini lebih jauh. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan model deskriptifanalisis, dengan menggunakan pendekatan historis-folosofis dan dengan menggunakan teori genealogi serta tipologi pemikiran Islam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemikiran M. Basiuni Imran dalam bidang tafsir sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Rasyid Ridha, sehingga pemikiran beliau cenderung bersifat tekstual-literal
Epistemologi Tafsir: Mengurai Relasi Filsafat dengan Al-Qur’an Muhammad Alwi HS
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v21i1.4687

Abstract

The Quran interpretation is always developing and shifting, from tafsir bil riwayat to the tafsir bil ra'yu. This shift and development cannot be separated from the search for meaning that the readers of the text (Quran) do which later gave birth to the interpretation epistemology. The birth of this interpretation epistemology results from human (reader - creatures of thought) interaction with the Qur'an. This paper aims to discuss the relation between philosophy and the Quran in constructing the epistemological discourse of interpretation as an important discourse in the development of interpretation. This paper seeks to find the answer to how the epistemology of interpretation occurred. To answer this question, this paper will describe and analyse the potential of human thinking and the Quran in the form of a text (mushaf). This paper departs from the assumption that philosophy as the product of thought becomes a distinct path for humans to communicate the silent texts with changing contexts. From the analysis of various explanations, this paper finally concludes that there are several aspects that led to the birth of the epistemology of interpretation. The Quran as kalamullah is sacred and transmitted from oral to written, so that it is open to public and free to be interpreted. In addition, background influence such as pre-understanding of the interpreter, methods and approaches used in the interpretation of the Quran contributes to the birth of the interpretation epistemology.Abstrak:Fenomena penafsiran al-Qur’an senantiasa mengalami perkembangan dan pergeseran sekaligus, dari tafsir bil riwayat menjadi tafsir bil ra’yu, dan seterusnya. Fenomena pergeseran dan perkembangan tafsir ini tidak bisa dilepaskan dari pencarian makna yang dilakukan oleh pembaca teks (al-Qur’an), yang kemudian melahirkan epistemologi tafsir. Kelahiran epistemologi tafsir ini tercipta dari manusia (reader –makhluk berfikir) dengan al-Qur’an. Tulisan ini hendak mendiskusikan relasi filsafat dengan alQur’an dalam memunculkan wacana epistemologi tafsir sebagai wacana penting dalam pengembangan dunia penafsiran. Pertanyaan yang hendak dijawab dalam tulisan ini adalah bagaimana epistemologi tafsir itu terjadi? Untuk menjawab pertanyaan ini, tulisan ini akan mendiskripsikan sekaligus menganalisis potensi berfikir manusia, serta al-Qur’an dalam bentuk teks (mushaf). Tulisan ini berangkat dari asumsi bahwa filsafat sebagai kerja berfikir menjadi jalan tersendiri bagi manusia dalam mendialogkan teks yang diam, dengan konteks yang berubah-ubah. Dari berbagai penjelasan, akhirnya tulisan ini menyimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang menyebabkan lahirnya epistemologi tafsir, yakni al-Qur’an sebagai Kalamullah yang disakralkan bertransmisi dari lisan ke tulisan, sehingga bersifat open publik—bebas ditafsirkan. Selain itu, pengaruh latar belakang (pra-pemahaman) penafsir, metode, serta pendekatan yang digunakan penafsiran al-Qur’an, semua aspek ini melahirkan epistemologi tafsir.
Pluralitas Umat Beragama: Upaya Menegakkan Toleransi melalui Al-Qur'an Mawardi Mawardi; Idrus Ruslan
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v21i1.4685

Abstract

Conflicts between religions, intolerance and violence in the name of religion is on the rise in the recent years. Attitudes such as mutual suspicion, disrespect for each other, and disharmony of life have become a reality of life among religious communities. Without tolerance, harmony between religions will be difficult to realize, because tolerance is inevitable for religious communities. Tolerance is also part of the theology vision or Islamic Aqeeda as taught in the Quran. Therefore, in depth study on tolerance may help the stakeholders in their effort to minimize religious conflict and establish harmony among the religious believers.Abstrak: Dalam beberapa tahun terakhir ini sangat banyak muncul konflik antar agama, intoleransi dan kekerasan atas nama agama. Adanya sikap seperti saling mencurigai, tidak menghargai satu sama lain, dan ketidakharmonisan hidup telah menjadi sebuah realitas kehidupan antar umat beragama. Tanpa adanya toleransi, kerukunan hidup antar umat beragama akan sulit terwujud, karena toleransi merupakan suatu keniscayaan bagi umat beragama. Toleransi juga merupakan bagian dari visi teologi atau akidah Islam sebagaimana yang ajarkan di dalam Alqur’an. Olehkarenanya, kajian terhadap toleransi perlu dikaji secara mendalam sebagai upaya untuk meminimalisir konflik keagamaan dan terciptanya kerukunan hidup antarumat beragama.
Interpretasi Al-Qur'an Surat Al-Maidah 51: Aplikasi Teori Penafsiran Hermenutika Jorge J. E. Gracia M. Dani Habibi
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v21i1.4455

Abstract

This article describes the study on the interpretation of the surah al-Maidah: 51. Literally, the surah: 51 prohibit the Muslims from electing and appointing a Christian and a Jew as an awliya. The researcher used the Jorge J. E Gracia’s hermeneutic approach in a book called A Theory of Textuality. The study also uses qualitative methods with a library research. Gracia's main theories include the nature of interpretation, interpreters’ dilemma and interpretation function (historical function, meaning development function and implication function). Interpretation typology can assess the truth and plurality of interpretations truth, objectivity and subjectivity of interpretation, and the concept of understanding.Abstrak: Artikel ini berisi penelitian tentang penafsiran Al-Qur’an surah al-Maidah: 51. Secara literal, Al-Qur’an surah :51 berisi tentang larangan tentang umat Muslim dalam memilih dan mengangkat seorang Nasrani dan Yahudi menjadi seorang awliya’. Peneliti Menggunakan pendekatan hermenuetika Jorge J.E Gracia dalam buku yang berjudul A Theory of textuality. Penelitian juga menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan jelas penelitian library research . Teori-teori pokok Gracia meliputi hakekat interpretasi, dilema seorang penafsir dan fungsi interpretasi (fungsi histori,fungsi perkembangan makna dan fungsi implikasi) tipologi penafsiran bisa dinilai kebenaran dan pluralitas kebenaran interpretasi,obyektivitas dan subyektivitas penafsiran,serta konsep mengenai pemahaman.

Page 1 of 1 | Total Record : 6