Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI KRITIS PEMIKIRAN NICO SYUKUR DISTER TENTANG PENGALAMAN KEAGAMAAN Ruslan, Idrus
Jurnal KALAM Vol 28, No 2 (2013): Vol 28, No 2 Agustus - September 2013
Publisher : Jurnal KALAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKajian studi agama (Religious Studies) meskipun sudah tidak asing lagi dalam wacana intelektual Islam, tetapi dapat dikatakan masih berjalan secara pelan-pelan. Hal ini tentu berbalik arah jika kita bandingkan dengan dunia Barat, di mana studi agama yang mereka lakukan tidak hanya dalam areal agama mereka sendiri, tetapi telah merambah kepada wilayah agama diluar mereka, bahkan telah keluar dari benua di mana mereka berada; sebut saja misalnya kajian agama di Asia Tenggara tidak luput dari sasaran bidik mereka. Dalam kejian keagamaan, banyak cara dan pendekatan yang dapat digunakan.  Apalagi – jika sepakat – mendekati agama berarti pula akan bersentuhan dengan penganut agama, dan dari penganut agama, terdapat banyak aspek yang dapat dilihat seperti aspek internal/batiniyah; dimana penganut agama merasa yakin terhadap sesuatu yang “Maha Kuasa”, o9i76o9i762juga aspek eksternal; merupakan bagaimana penganut agama  melakukan penyembahan (ritus) terhadap yang “Maha Kuasa” tadi.  Dalam konteks ini, tidak ada salahnya mempertimbangkan pemikiran yang coba ditawarkan oleh Seorang Nico Syukur Dister sebagai alternatif dalam pendekatan studi agama.  Study of Religious studies though familiar in Islamic intellectual discourse. But it can be said is still running slowly , it certainly reversed if we campare it with the western world, where the study of religion that they do not just in the area of their own religion, but has penetrated to the territory outside their religion, even been out of the continent where they are located; name it for example the study of religion in south east Asia did not escape from the target scene of them. In religious studies, any ways and approaches that can be viewed as aspect of internal (batinites); where religious believers feel confident about something that “almighty”, is also an external aspect; is how to perform religious worship (rite) of the “almighty”. Inthis context, there is no harm in trying to consider the ideas offered by a Nico Syukur Dister as an alternative to the approaceh to religiouse studies. Kata Kunci    : Pengalaman Keagamaan, Studi Agama.
MEMBANGUN HARMONI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DENGAN NILAI ISLAM DALAM PANCASILA Ruslan, Idrus
Jurnal TAPIs (Teropong Aspirasi Politik Islam) Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal TAPIs (Teropong Aspirasi Politik Islam)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Term pembangunan dalam konteks ini tidak hanya diartikan sebagai bangunan pisik semata, akan tetapi juga pembangunan mental.  Indonesia dihuni oleh manusia yang memiliki kepercayaan yang beragama, mensyaratkan terjadinya harmonisasi antar agama.  Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan common platform masyarakat Indonesia, menjadi suatu yang sangat penting untuk dipahami secara bersama oleh masyarakat Indonesia.  Dalam konteks ini dapat ditegaskan bahwa segenap nilai Pancasila tidaklah bertentangan dengan Islam, sebagaimana yang dapat dilihat bahwa Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan merupakan kristalisasi dari spirit Islam.  Sehingga tidak beralasan untuk membenturkan antara Islam dan Pancasila. Kata Kunci : Harmoni, Negara, Islam, Pancasila
STUDI KRITIS PEMIKIRAN NICO SYUKUR DISTER TENTANG PENGALAMAN KEAGAMAAN Ruslan, Idrus
KALAM Vol 7, No 2 (2013): DESEMBER 2013
Publisher : FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractCRITICAL STUDY ABOUT THE RELIGIOUS EXPERIENCE OF NICO SYUKUR DISTER. The study of religion in Islamic intellectual discourse is still running slow. This phenomenon is completely different if we compare to the Western world where the study of religion has developed extensively, not only in the area of one’s own religion, but it has extended to the area outside of their religion. This article examines Nico Syukur Dister’s views about religious experience. The study concludes that human religious experience is human response to “the Almighty” over the universe which is regarded as holy (sacred) that humans need to do a ‘rite’ or religious ceremony. In ancient societies, religious experience can be accepted easily as people assumed that on every object there is a supernatural. In modern society, however, the acceptance of religious experience is slower as rationality suspects what is considered irrational. Nonetheless, modern men are still in need of religious experience as their faith without religious experience will felt hollow.Kata Kunci : Pengalaman Keagamaan; Studi Agama
ISLAM DAN RADIKALISME: Upaya Antisipasi dan Penanggulangannya Ruslan, Idrus
KALAM Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.709 KB) | DOI: 10.24042/klm.v9i2.329

Abstract

Sejak tragedi pemboman WTC tanggal 11 September 2001 yang disusul dengan rangkaian peledakan bom di sejumlah negara, banyak orang non Muslim yang berasumsi bahwa ajaran Islam identik dengan radikalisme. Walaupun assumsi yang berkembang itu dapat dimaklumi, namun keyakinan tersebut tentu saja tidak sepenuhnya benar. Karena meskipun terdapat sekelompok orang Islam yang berbuat radikal, akan tetapi mayoritas Muslim justru bertentangan dengan mereka. Lagi pula, jika dicermati secara mendalam, sesungguhnya Islam sama sekali tidak mentolerir tindakan radikal. Ia adalah agama kasih sayang yang sangat mendodrong penganutnya untuk berbuat baik terhadap orang lain, termasuk kepada orang-orang non-Muslim. Artikel ini menawarkan beberapa upaya strategis dalam mengantisipasi dan menanggulangi bahaya radikalisme-terorisme.
STUDI KRITIS PEMIKIRAN NICO SYUKUR DISTER TENTANG PENGALAMAN KEAGAMAAN Ruslan, Idrus
KALAM Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/klm.v7i2.454

Abstract

Studi agama dalam wacana intelektual Islam dapat dikatakan masih berjalan lambat. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan dunia Barat, di mana studi agama yang mereka lakukan tidak hanya dalam areal agama mereka sendiri tetapi telah merambah kepada wilayah agama di luar mereka. Artikel ini menelaah pemikiran Nico Syukur Dister tentang pengalaman keagamaan. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengalaman keagamaan manusia merupakan respon manusia terhadap sesuatu “Yang Maha Kuasa” terhadap alam dan itu dianggap sebagai yang kudus (sakral) sehingga manusia perlu untuk melakukan ‘ritus’ atau upacara keagamaan. Pada agama masyarakat kuno pengalaman agama dapat diterima dengan mudah, dimana mereka berasumsi bahwa pada setiap benda terdapat suatu yang mereka anggap adikodrati. Dalam masyarakat modern penerimaan pengalaman keagamaan lebih lambat karena rasionalitas mencurigai apa yang dianggap irrasional. Walaupun demikian, manusia modern tetap akan membutuhkan pengalaman keagamaan sebab keimanan mereka tanpa pengalaman keagamaan akan terasa hampa.
PENGUATAN KETAHANAN BUDAYA DALAM MENGHADAPI DERASNYA ARUS BUDAYA ASING Ruslan, Idrus
JURNAL TAPIS Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Tapis
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.266 KB) | DOI: 10.24042/tapis.v11i1.838

Abstract

Abstrak Ditengah aruh modernisasi saat ini, manusia seringkali dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, disatu sisi pergaulan dengan dunia Internasional adalah sangat diperlukan sebab apa jadinya jika hanya mengisolasi diri dari pergaulan internasional.  Akan tetapi disisi lain, implikasi dari pergaulan tersebut dapat menggeruskan nilai-nilai budaya yang telah ada sehingga menjadi tercerabut dari keasliannya. Dalam menghadapi dilematisasi tersebut, tidak ada cari lain kecuali bersikap komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa serta berani menetapkan di dalam hati secara bangga terhadap nilai-nilai asli bangsa agar tidak menjadi manusia yang kehilangan identitas. Kata Kunci: Budaya Indonesia, Budaya Asing.
MEMBANGUN HARMONI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DENGAN NILAI ISLAM DALAM PANCASILA Ruslan, Idrus
JURNAL TAPIS Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Tapis
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.433 KB) | DOI: 10.24042/tapis.v9i2.1512

Abstract

Term pembangunan dalam konteks ini tidak hanya diartikan sebagai bangunan pisik semata, akan tetapi juga pembangunan mental.  Indonesia dihuni oleh manusia yang memiliki kepercayaan yang beragama, mensyaratkan terjadinya harmonisasi antar agama.  Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan common platform masyarakat Indonesia, menjadi suatu yang sangat penting untuk dipahami secara bersama oleh masyarakat Indonesia.  Dalam konteks ini dapat ditegaskan bahwa segenap nilai Pancasila tidaklah bertentangan dengan Islam, sebagaimana yang dapat dilihat bahwa Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan merupakan kristalisasi dari spirit Islam.  Sehingga tidak beralasan untuk membenturkan antara Islam dan Pancasila.
‘MEMBANGUN’ NASIONALISME SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI KONFLIK SARA DI INDONESIA Ruslan, Idrus
JURNAL TAPIS Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Tapis
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.357 KB) | DOI: 10.24042/tapis.v10i1.1513

Abstract

Sebagai sebuah negara yang multi etnis serta memiliki berbagai macam keyakinan, Indonesia sangat rentan terjadi konflik yang bernuasan Suku, Agama, Ras,dan Antargolongan.  Maka untuk mengatasi atau paling tidak meminimalisir hal tersebut, diperlukan suatu sikap yang arif dan bijak yakni membangun semangat kebangsaan (Nasionalisme) pada semua elemen bangsa Indonesia.  Kesadaran semangat kebangsaan bahwa kita semua adalah hidup dalam satu rumah yakni Indonesia, termasuk juga melihat aspek historis bahwa para pendiri bangsa ini telah berjuang mencapai kemerdekaan dengan semangat nasionalisme yang tinggi, akan menghantarkan Indonesia menjadi negara yang damai.  
DIMENSI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT LAMPUNG SEBAGAI MEDIA RESOLUSI KONFLIK Ruslan, Idrus
KALAM Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4587.098 KB) | DOI: 10.24042/klm.v12i1.2347

Abstract

Di tengah munculnya konflik dan dibalik fenomena kompleksitas serta kekacauan yang terjadi pada masyarakat saat ini, apalagi daerah tersebut merupakan daerah yang multi agama dan etnis seperti di Lampung.  Diperlukan kontribusi berbagai macam cara untuk dijadikan acuan bagi individu dan kelompok masyarakat dalam berinteraksi diantara mereka guna mewujudkan tatanan yang berkualitas. Salah satu cara yang potensial bagi persoalan tersebut adalah kearifan lokal. Kearifan lokal masyarakat Lampung yang diketengahkan disini yaitu Piil Pesenggiri dan Muakhi yang keduanya secara ideal memiliki nilai dan spirit universal sehingga bisa dijadikan rujukan bagi masyarakat Lampung.   Kearifan lokal dimaksud seharusnya teraktualisasi bukan hanya bagi masyarakat yang beretnis Lampung, akan tetapi juga bagi masyarakat pendatang (datang dari daerah lain/suku lain) agar supaya dapat saling menghargai, menghormati dan memahami adanya perbedaan tradisi.  Hal ini diperlukan dalam rangka mengantisipasi kesalahpahaman yang tidak jarang berujung pada konflik hingga pada akhirnya dapat merugikan masyarakat itu sendiri.
POLA HUBUNGAN MASYARAKAT LINTAS AGAMA DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI DESA SINDANG SARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ruslan, Idrus
AL-ADYAN Vol 12, No 2 (2017): Al-Adyan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.905 KB) | DOI: 10.24042/adyan.v12i2.3222

Abstract

Pola hubungan masyarakat merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada adanya pola hubungan sosial yang dinamis. Desa Sindang Sari merupakan salah satu desa yang ada pada Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan, memiliki komunitas agama Islam, Kristen, Katolik dan Buddha, sedangkan masyarakatnya beretnis Jawa, Sunda, Palembang  dan Batak. Namun, kehidupan dan pergaulan umat beragama disana tampil secara rukun dan tidak pernah terjadi konflik atau pertikaian yang berlatar belakang agama dan budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola hubungan masyarakat lintas agama di desa Sindang Sari bersifat asosiatif, yaitu bentuk hubungan yang mengarah pada kerjasama dalam berbagai bentuk kehidupan sosial kemasyarakatan dan toleransi antar umat beragama yang mereka lakukan secara sadar tanpa adanya tekanan atau pun paksaan dari pihak manapun. Adapun Faktor yang menjadi pendukungan terjadinya hubungan antar agama yang baik yaitu adanya kebiasaaan dan kesadaran masyarakat untuk memikul beban yang ditanggung oleh anggota atau warga lainnya dengan cara mengadakan ronda malam, gotong royong, arisan atau jimpitan.  Selain itu, yang menjadi pendukung terjadinya hubungan antar umat beragama di desa Sindang Sari adalah adanya dukungan dari tokoh-tokoh agama dan juga aparat desa baik secara formal ataupun non formal.Â