cover
Contact Name
Tika Mutia
Contact Email
tikamutia@uin-suska.ac.id
Phone
+6281371065600
Journal Mail Official
tikamutia@uin-suska.ac.id
Editorial Address
Jl. HR Soebantas KM 15, Tuah Madani, Pekanbaru, Provinsi Riau, 28293
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
Menara Riau: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam
ISSN : 20858833     EISSN : 27976963     DOI : http://dx.doi.org/10.24014/menara
Menara Riau: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam (Print ISSN: 2085-8833 | Online ISSN: 2797-6963), merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau sejak tahun 2004. Jurnal Menara Riau ini semula merupakan jurnal yang berada di bawah Lembaga Pengabdian Masyarakat dan hanya memuat hasil riset ilmiah dosen dalam pengabdian kepada masyarakat. Namun sejak terjadinya peleburan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) ke dalam Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), maka jurnal Menara Riau fokus mempublikasikan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan dari berbagai disiplin ilmu baik agama, sosial humaniora, maupun sains dan teknologi. Mulai terbitan tahun 2020 Menara Riau diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober)
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013" : 8 Documents clear
Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Iklim Organisasi Pada Pegawai SMA Negeri 1 XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar-Riau Azrimul Azrimul; Masyhuri Masyhuri
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.405 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.411

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim Organisasi Pada Pegawai SMA Negeri 1 XIII Koto Kampar. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim Organisasi Pada Pegawai SMA Negeri 1 XIII Koto Kampar. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 pegawai. Teknik analisa data diolah dengan menggunakan teknik korelasi Kendal tau.Skala komunikasi interpersonal diperoleh validitas sebesar 0,0145- 0,7137 dengan reliabilitas 0,930. Skala iklim organisasi diperoleh validitas antara 0,1599-0,7046, dengan reliabilitas 0,848. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan iklim organisasi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,754 dan R² sebesar 0,529, dan F sebesar 148.32, hal ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal memiliki pengaruh sebesar 52,9% terhadap pembentukan iklim organisasi. Hipotesis penelitian adalah semakin tinggi komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh pegawai, maka akan semakin tinggi pula iklim organisasi yang dimiliki pegawai tersebut, dan sebaliknya semakin rendah komunikasi interpersonal yang dimiliki pegawai tersebut, maka akan semakin rendah pula iklim organisasi yang dimiliki oleh pegawai.
Kewirausahaan dan Pandangan Islam Aprijon Aprijon
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.222 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.406

Abstract

Dengan melihat realita secara jujur dan objektif, maka orang sadar bahwa menumbuhkan mental wirausaha merupakan terobosan yang penting dan tidak dapat ditunda-tunda lagi. Kita semua harus berpikir untuk melihat dan melangkah ke arah sana. Dalam Islam, baik dari segi konsep maupun praktik, aktivitas kewirausahaan bukanlah hal yang asing, justru inilah yang sering dipraktikkan oleh Nabi, istrinya, para sahabat, dan juga para ulama di tanah air. Islam bukan hanya bicara tentang entrepreneurship (meskipun dengan istilah kerja mandiri dan kerja keras), tetapi langsung mempraktikkannya dalam kehidupan nyata. Lembaga pendidikan melalui para praktisinya harus lebih konkret dalam menyiapkan program kegiatan pembelajaran yang benar-benar dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya spirit kewirausahaan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Motivasi Belajar Sebuah Strategi Mengungkap Potensi Kecerdasan yurnalis yurnalis
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.908 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.412

Abstract

Setiap praktik pendidikan atau pengajaran sesungguhnya, disadari atau tidak, selalu memiliki landasan teoritis-filosofis mengenai apa itu proses belajar dan apa itu pengetahuan. Sampai saat itu, praktik pendidikan yang berlangsung masih sangat kuat dipengaruhi oleh tingkah laku dan kematangan. Pendidikan menjadi penting karena memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Banyak negara memberi perhatian serius pada pendidikan mulai jenjang pendidikan prasekolah atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dasar (SD/MI dan SMP/MTs), menengah (SMA/SMK/MA) serta tinggi (diploma, sarjana dan pascasarjana). Pendidikan merupakan salah satu indikator bagi indeks pembangunan manusia (Human Depelopment Index). Motivasi merupakan faktor penggerak yang datang dari dalam diri dan di luar diri manusia. Pengamat motivasi seperti AB Aziz Yusof mencoba mendefenisikan motivasi sebagai dorongan atau kemauan yang tinggi untuk bekerja, maka tidak mustahil prestasi yang dipamerkan juga akan turut cemerlang. Ini akan mempengaruhi pencapaian pelaku pendidikan terhadap pelajar. Faktor yang paling berpengaruh terhadap tercapainya dorongan atau kemauan yang kuat untuk belajar diantaranya komitmen pelaku pendidikan yang mantap, keterlibatan semua stakeholders yang tinggi dalam praktek kerja yang praktis bisa meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi para pelajar. Hakikat motivasi belajar adalah komponen yang penting dalam menentukan kesuksesan para pelajar di organisasi sekolah. Pemimpin dalam organisasi kerja perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang manusia supaya dapat menyusun starategi untuk memperoleh kerjasama bagi pelajar. Potensi kecerdasan tidak akan bisa produktif kalau tidak diberdayakan secara baik. Walaupun semua orang tahu bahwa potensi yang diungkap oleh Gardner ini masih sangat perlu pengembangan dan pendalaman secara berkelanjutan. Sinergisitas kecerdasan ganda dengan kecerdasan yang lain seperti kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) adalah merupakan akumulasi puncak dari prestasi manusia dalam meraih cita-cita dan masa depan yang cemerlang. Sekarang tinggal lagi bagaimana kita mampu memberdayakan semua potensi itu sebaik mungkin, karena Allah juga sudah memberikan jaminan kepada manusia bahwa tidak ada yang sulit jika kita mau melakukannya. Oleh sebab itu manusia dituntut untuk berusaha pengembangkan kemampuan dan potensi yang telah diberikan kepada manusia dengan baik dan terarah.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau) Budi Azwar
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.116 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.407

Abstract

Kajian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Populasi dalam kajian ini adalahmahasiswaUniversitas IslamNegeri SUSKARiau yang berasal dari tiga fakultas yangmenyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan/pengantar bisnis secara reguler maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Ketiga fakultas tersebut yaitu Fakultas Ekonomi Dan Sosial, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, dan Fakultas Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum. Responden dalam kajian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini kriteria sampel adalah mahasiswa semester akhir (semester 7) yang mendapatkan mata kuliah kewirausahaan/pengantar bisnis secara reguler maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah (1) Faktor-faktor sosio demografi dalam hal ini jenis kelamin dan pekerjaan orangtua sebagai wirausahawan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. (2) Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu Economic Opport and Challenge, dan Perceived Confidence, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. (3) Faktor-faktor kontekstual yaitu, dukungan sosial (social support), terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Sementara faktor Academic Support, dan Environmental Support tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.
Hubungan Tingkat Kematangan Beragama Remaja Muslim dengan Kegemaran Membaca Zulamri Zulamri
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.205 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.413

Abstract

Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kematangan beragama remaja muslim dengan kegemaran membaca. Terdapat hipotesis yang diajukan, yaitu ada hubungan positif antara tingkat kematangan beragama remaja Muslim dengan kegemaran membaca, Subjek dalam penelitian ini adalah siswa terdiri atas SMPN 1 Rumbio Jaya, Pondok Pesantren As-salam serta siswa MTs Muhammadiyah Penyasawan. Ada dua skala yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yaitu: skala tingkat kematangan beragama, dan skala kegemaran membaca. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis regresi simultan. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat kematangan beragama remaja muslim dengan kegemaran membaca.
Konflik Pertanahan dan Penyelesaiannya Menurut Adat di Provinsi Riau Mohd. Yunus
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.786 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.408

Abstract

Adapun bentuk Konflik yang terjadi di propinsi Riau khususnya yang berkaitan dengan konflik lahan pertanahan terjadi antara perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara perusahaan dengan masyarakat, dan antara perusahaan dengan masyarakat hukum adat (tanah ulayat). Berbagai konflik ini terjadi karena dipicu oleh isu lingkungan, isu penyerobotan lahan masyarakat, isu tumpang tindih lahan dan termasuk konflik tapal batas antar kabupaten kota dalam propinsi Riau dan tapal batas wilayah Propinsi dengan propinsi tetangga, serta isu lingkungan yang kesemua itu akibat adanya prosedural yang dilanggar dan tidak mengikuti aturan dalam merealisasikannya di lapangan. Masalah tersebut bahkan telah membawa bentrok pisik di lapangan baik antara masyarakat dengan perusahaan dan telah membawa kerugian pada masing-pihak yang bertikai. Agenda penyelesaian konflik pertanahan itu baru bahas atau diselesaikan apabila muncul lagi permohonan dari masyarakat atau apabila ada unjuk rasa. Alasan yang selalu dikemukakan terutama oleh Pemerintah Propinsi Riau adalah kewenangan penangan konflik pertanahan lebih banyak kewenangannya pada Pemerintahan Kabupaten Kota. Penyelesaian haruslah yang adil dan beradab berdaya guna dan berhasil guna untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk kerjasama yang dianggap ideal apabila perusahaan pemegang HGU bersedia membangun kerjasama dengan masyarakat melalui perusahaan milik desa.
Hakikat Affirmative Action dalam Hukum Indonesia (Ikhtiar Pemberdayaan Yang Terpinggirkan) Hendri Sayuti
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.083 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.409

Abstract

Affirmative action merupakan cara yang banyak dipilih oleh negara sebagai jawaban terhadap kondisi sosial yang diskriminatif, adanya ketidaksetaraan dan marginalisasi di segala bidang kehidupan akibat struktrur patriarki di level publik dan privat. Tindakan ini merupakan diskriminasi positif (positive discrimination) yang dilakukan untuk mempercepat tercapainya keadilan dan kesetaraan.
Menumbuhkembangkan Budaya Kewirausahaan dalam Masyarakat Jonnius Jonnius
MENARA RIAU Vol 12, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.601 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i1.410

Abstract

Currently, the field of entrepreneurship is still not a top choice as a profession in Indonesian society, so it is still underdeveloped compared to developed countries. Entrepreneurial culture should be fostered in the community as early as possible starting from the family environment and the environment closest to the formal educational institutions ranging from elementary school through college. Entrepreneurial activity must be enabled in lingkkungan society that can be observed directly. This activity will be the habit of the community so that it becomes a learning process that will form habits/culture. In order to serve as an entrepreneurial culture, then this practice should be owned in common by way of involving all the components that exist in society. Party government as the main actors in this movement may involve the intellectual as the originator of the ideas/good ideas in the development of the entrepreneurship program itself as well as in the development of technology and information that is useful in the world of business undertaken by community entrepreneurs (entrepreneurs). People are more encouraged to start a business or businesses in both small and large scale. The attitude of risk-taking must be invested in order to various business plan is realized. Starting a homebased business venture is also a smart idea, as it has a distinct advantage, especially in the early and minimize operating costs.

Page 1 of 1 | Total Record : 8