cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
PHENOMENON
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 2 Documents
Search results for , issue " Vol 5, No 1 (2015): Juli 2015" : 2 Documents clear
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 2 PULOKULON darmadi, agus
PHENOMENON Vol 5, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Walisongo, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan pokok yang akan dipecahkan lewat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Tujuannya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.. Penelitian ini merupakan tindakan guru untuk memperbaiki hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pulokulon Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2004, dan pelakunya adalah guru IPA. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dan meliputi 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan,pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan siklus yang telah dilakukan motivasi dan perolehan nilai siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pulokulon Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2004 mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Jadi secara keseluruhan siklus yang telah dilakukan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.
Korelasi Pemecahan Masalah dan Indikator Berfikir Kritis cahyono, budi
PHENOMENON Vol 5, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Walisongo, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Didunia yang begitu cepat berubah, tingkatan berfikir kritis akan menentukan daya tahan seseorang dalam berkompetisi untuk menjadi yang terunggul. Kemampuan berfikir kritis adalah kemampuan yang penting karena dapat mengembangkan dan menyatakan ide-ide penting, membantu kita dalam mengkaji gagasan-gagasan yang rumit secara sistematis untuk dapat memahami lebih baik sehingga mencegah orang-orang untuk membuat keputusan yang buruk dan membantu mereka dalam memecahkan masalah. Sementara itu, hampir setiap bidang kehidupan manusia memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Bahkan, kesuksesan dalam kehidupan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah baik dalam skala besar maupun kecil. Dalam hal ini berfikir kritis menjadi syarat yang penting bagi setiap orang untuk memecahkan masalah. Banyak pendapat para ahli tentang pengertian berfikir kritis. Secara umum berfikir kritis dapat didefinisikan suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Dari definisi tersebut dapat maka berpikir kritis mempunyai ciri-ciri: (1) menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu, (2) menganalisis, menggeneralisasikan,mengorganisasikan ide berdasarkan fakta/informasi yang ada, dan (3) menarik kesimpulan dalam menyelesaikan masalah tersebut secara sistematik dengan argumen yang benar. Berfikir kritis sangat diperlukan dalam proses pembelajaran disemua mata pelajaran termasuk matematika. Dalam pembelajaran matematika kemampuan berfikir kritis akan sangat dibutuhkan dalam proses memahami konsep, menganalisa masalah dan menentukan solusi yang tepat dari sebuah permasalahan di matematika. Hubungan antara berpikir kritis dan pemecahan masalah menarik untuk dikaji. Selama ini pemecahan masalah sering dipandang sebagai keterampilan yang bersifat mekanistis, sistematis, dan abstrak. Namun, seiring berkembangnya teori-teori belajar kognitif, pemecahan masalah lebih dipandang sebagai aktivitas mental yang kompleks yang memuat berbagai keterampilan kognitif. Dalam konteks sebagaimana diuraikan di atas, berpikir kritis dipandang sebagai syarat bagi tumbuhnya kemampuan pemecahan masalah. Namun, sebaliknya, pemecahan masalah dapat pula dipandang sebagai sarana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Perlu diketahui bahwa pemecahan masalah mempunyai berbagai peran, yakni sebagai kemampuan, pendekatan, dan sebagai konteks. Mengingat kemampuan berfikir kritis tidak tumbuh dalam suasana atau ruang hampa, maka ia memerlukan sarana atau konteks. Dalam hal ini, konteks dimaksud dapat berupa aktivitas pemecahan masalah. Dalam makalah ini akan dieksplorasi mengenai hubungan antara pemecahan masalah dan berpikir kritis ditinjau dari berbagai aspeknya.

Page 1 of 1 | Total Record : 2