cover
Contact Name
Kasmad Ariansyah
Contact Email
kasmad.ariansyah@kominfo.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
kasmad.ariansyah@kominfo.go.id
Editorial Address
Puslitbang SDPPPI, Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Jl. Medan Merdeka Barat 9, Jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Pos dan Telekomunikasi
ISSN : 16930991     EISSN : 24431524     DOI : 10.17933
Buletin Pos dan Telekomunikasi a.k.a Bulletin of Posts and Telecommunications is scientific communication media that is currently managed and published by the R&D Center for Post & ICT Resources and Equipments, Ministry of Communications and Information Technology. The Bulletin was first published on 2003 by the R & D Center for Post and Telecommunications, Department of Transportation. Since 2006, After re-organization of the Indonesian Ministries by new elected government, the journal management was moved under the R & D Center for Post and Telecommunications, Ministry of Communications and Information and then since 2010 it has been managed and published by R&D Center for Post & ICT Resources and Equipments, MCIT, Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2017): June 2017" : 5 Documents clear
Status dan Perkembangan Proyek Loon Terkini [Present Status and Development of Loon Project] Diah Yuniarti; Hilarion Hamjen
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 15, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.8 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2017.150102

Abstract

Studi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran terkait status dan perkembangan Proyek Loon di berbagai negara saat ini dari berbagai aspek hingga awal tahun 2017. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah Google melakukan trial Loon di Selandia Baru, Brazil, dan Australia, saat ini Proyek Loon masih mengusahakan uji coba dan komersialisasi di negara-negara Asia yaitu di India, Sri Langka dan Indonesia terutama negara dengan banyak penduduk di wilayah terpencil yang masih belum mendapatkan layanan telekomunikasi. Dalam perjalanannya, uji coba dan komersialisasi Proyek Loon di beberapa negara tersebut terkendala beberapa hal, terutama perizinan, baik lisensi frekuensi maupun perizinan ruang udara.  *****This study is conducted to gather illustration related to recent status and development of Project Loon in different countries viewed from various aspects by the beginning of 2017. The study is using qualitative approach and literature studies. Research result shows that after Google conducted Loon trials in New Zealand, Brazil and Australia, currently Project Loon is still exploring trial and commercialization in Asia countries which are India, Sri Langka and Indonesia, particularly in country which has many underserve population of telecommunication services in remote areas. On its way, trial and commercialization of Project Loon in those different countries are constrained by several issues, particularly in term of whether frequency license or airspace permissions. 
Kajian Tekno-Ekonomi pada Telehealth di Indonesia [Techno-Economic Study on Telehealth in Indonesia] Sri Ariyanti; Kautsarina Kautsarina
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 15, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.266 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2017.150104

Abstract

Program telehealth di Indonesia dapat menjangkau masyarakat yang berada di daerah terluar dan perbatasan, dimana fasilitas pelayanan kesehatan belum merata ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh potensi implementasi telehealth di Indonesia dengan menggunakan pendekatan analisis dari segi ekonomi dan teknologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan data kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Perhitungan biaya program telehealth dalam penelitian ini direncanakan untuk puskesmas yang berada di daerah tertinggal di seluruh Indonesia dalam kurun waktu lima tahun (2016-2020). Hasil kajian menunjukkan bahwa biaya program telehealth untuk sektor kesehatan di Indonesia cukup besar. Biaya terbesar pada tahun keempat yaitu berkisar Rp 180 Miliar. Meskipun demikian biaya tersebut masih terjangkau dari anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk Kementerian Kesehatan. Program telehealth juga dapat menjadi tonggak untuk implementasi Internet of Things di sektor kesehatan bagi masyarakat publik.  Maka dari itu, implementasi telehealth sangat mungkin diterapkan di Indonesia.*****Telehealth program can reach people in the rural area, where health service facilities are not yet equitable. This study aims to obtain the potential implementation of telehealth in Indonesia by using techno-economic approach. The research method uses quantitative data approach supported by qualitative data. The results of the study indicate that the cost of the telehealth program for the health sector in Indonesia is quite large, but still affordable from the government budget allocated to the Ministry of Health. In addition, telehealth can also be a milestone for the implementation of the Internet of Things in the health sector for the public. Therefore, telehealth implementation is very possible to be applied in Indonesia.
Wireless Sensor Network Exploiting High Altitude Platform in 5G Network [Jaringan Sensor Nirkabel Menggunakan High Altitude Platform pada Jaringan 5G] Veronica Windha Mahyastuty; Iskandar Iskandar; Hendrawan Hendrawan
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 15, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.659 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2017.150105

Abstract

Technology development and socio-economic transformation have increased the demand for 5G cellular networks. They are expected to send information quickly and support many use cases emerging from a variety of applications. One of the use cases on the 5G network is the massive MTC (Machine Type Communication), wherein wireless sensor network (WSN) is a typical application. Challenges faced by a 5G cellular network are how to model an architecture/topology to support WSN and to solve energy consumption efficiency problem in WSN. So, to overcome these challenges, a HAP system integrated with WSN which uses Low Energy Adaptive Hierarchy routing protocol is implemented. The HAP system is designed to be used at a 20-km altitude, and the topologies used are those with and without clustering. It uses 1,000 sensor nodes and Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy protocol. This system was simulated using MATLAB. Simulations were performed to analyze the energy consumption, the number of dead nodes, and the average total packets which were sent to HAP for non-clustered topology and clustered topology. Simulation results showed that the clustered topology could reduce energy consumption and the number of dead nodes while increasing the total packet sent to HAP.*****Perkembangan teknologi dan transformasi sosial-ekonomi telah menyebabkan bisnis jaringan seluler 5G mengalami perubahan, sehingga jaringan seluler 5G diharapkan dapat mengirim informasi dengan cepat dan mendukung kasus penggunaan yang banyak bermunculan dari berbagai aplikasi. Salah satu kasus penggunaan pada jaringan 5G adalah massive Machine Type Communication (MTC). Salah satu aplikasi massive MTC adalah jaringan sensor nirkabel (JSN). Tantangan bagi jaringan seluler 5G ini adalah bagaimana memodelkan arsitektur/topologi untuk mendukung JSN dan bagaimana mengatasi masalah efisiensi konsumsi energi di JSN. Untuk menjawab tantangan ini, maka diterapkan sistem HAP yang terintegrasi JSN dan menggunakan protokol routing Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy. Sistem HAP dirancang untuk digunakan di ketinggian 20 km dengan topologi tanpa dan dengan clustering, menggunakan 1.000 node sensor. Sistem ini telah disimulasikan dengan menggunakan MATLAB. Simulasi dilakukan untuk melihat konsumsi energi, jumlah node yang mati dan rata-rata total paket yang dikirim ke HAP untuk topologi tanpa dan dengan clustering. Dari serangkaian simulasi, terlihat bahwa topologi dengan clustering dapat mengurangi konsumsi energi dan jumlah node yang mati, sekaligus meningkatkan total paket yang dikirimkan ke HAP.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Pitalebar Bergerak [Determinants of Customer Satisfaction against Mobile Broadband Service] Kasmad Ariansyah
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 15, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.29 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2017.150103

Abstract

Laju pertumbuhan jumlah pelanggan seluler diprediksi akan mengalami perlambatan. Para penyedia layanan dituntut untuk dapat melakukan inovasi dan menyusun strategi yang tepat agar dapat tetap bertahan. Layanan data saat ini menjadi andalan para penyedia layanan untuk menjaring pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama. Studi ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi terkait faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan terhadap layanan pitalebar pada jaringan bergerak seluler di Indonesia. Temuan dari studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun strategi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengumpulan data dilakukan melalui survei. Analisis data yang digunakan terdiri dari statistika deskriptif, Chi-Square, dan Regresi Logistik Multinomial. Hasil analisis menunjukkan dua faktor demografi (pekerjaan dan pendapatan), dua atribut perangkat (jenis dan merk), pemilihan penyedia layanan, dan aktivitas penggunaan layanan data secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan.  Kaitannya dengan kinerja teknis dan non-teknis, diperoleh hasil bahwa kesesuaian kuota,  kemampuan petugas dalam menyelesaikan masalah, dan pemberitahuan sisa kuota, memengaruhi kepuasan pelanggan pada taraf signifikansi 0,05. Disamping itu, terdapat dua parameter yang memiliki taraf signifikansi sebesar 0,1, yaitu kecepatan koneksi dan kemudahan menghubungi pusat layanan pelanggan.*****The growth rate of cellular subscribers is predicted to slow down. Service providers are required to be able to innovate and develop appropriate strategies to survive. Data services nowadays have become the mainstay of service providers to capture new customers as well as to retain the old ones. This study aims to explore related factors affecting consumer satisfaction of broadband services on mobile cellular networks in Indonesia. The findings of this study are expected to be used as a consideration in devising strategies to improve customer loyalty. Data collection is carried out through a survey. The analysis consists of descriptive statistics, Chi-Square, and Multinomial Logistic Regression. The results shows that two  demographic factors (occupation and monthly income), two device attributes (device type and brand), the selection of service providers, and the activities of the use of data services significantly effect on customer satisfaction. In relation to technical and non-technical performance, the results shows that the quota conformity, the ability of officers in solving the problem, and data packet remaining notice have significant level of 0.05. In addition, there are two parameters that significantly affect customer satisfaction toward mobile broadband service at the level of  0.1.
Analisis Kriteria Pengembangan Penganggaran Elektronik Menggunakan Software Quality Function Deployment (SQFD) dari Sudut Pandang Pengguna [The Analysis of Electronic Budgeting Development Criteria Using SQSD from User Perspectives] Rahmi Kartika Jati
Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 15, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Centre for Research and Development on Resources, Equipment, and Operations of Posts and I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.978 KB) | DOI: 10.17933/bpostel.2017.150101

Abstract

Pesatnya perkembangan sistem informasi menjadi pemicu dalam pengembangan aplikasi pendukung operasional organisasi. Tak terkecuali pemerintah Indonesia. Sebagai organisasi yang besar, pemerintah Indonesia memandang perlu adanya perbaikan layanan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan menetapkan penerapan e-government. E-government merupakan salah satu alat yang digunakan dalam perbaikan birokrasi dan tata kelola pemerintahan. Pusat Penelitian X sebagai lembaga pemerintahan melakukan perbaikan terus menerus untuk meningkatkan tata kelola organisasi. Dari beberapa area yang akan menjadi objek pengembangan e-government, pihak manajemen Pusat Penelitian X memutuskan untuk memprioritaskan perbaikan pada proses keuangan, khususnya proses penganggaran. Dalam rangka perbaikan proses anggaran tersebut, perlu kajian terkait pengembangan penganggaran elektronik. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk pengembangan penganggaran elektronik di Pusat Penelitian X. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan Software Quality Function Deployment (SQFD) yang merupakan pengembangan Quality Function Deployment (QFD) tradisional yang umum digunakan pada pengembangan produk manufaktur. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam pengembangan penganggaran elektronik di Pusat Penelitian X, programmer perlu memperhatikan delapan kriteria prioritas yang menurut pengguna perlu ada di dalam penganggaran elektronik. Dimana delapan kriteria prioritas tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengetesan sistem untuk finalisasi pengembangan penganggaran elektronik.*****The rapid development of information system is the trigger for the developing of organization operational support applications. This is also the case of Indonesian government. As a big organization, Indonesian government sees the need of improving public services. Those can be conducted by implementing e-government, as a tool to improve the bureaucracy and governance effectively and efficiently. X Research Center as a government institution continues to improve the organization arrangement system. From many areas that will be the objects of e-government developing, the management of X Research Center decided to prioritize the improvement of financial process, especially budgeting process. On the improving of the budgeting process, the study of e-budgeting development is implemented. This study used Software Quality Function Deployment (SQFD) which is a development of Quality Function Deployment (QFD) commonly used in the traditional manufacturing product development. From this paper, we can conclude that in the development of e-budgeting in X Research Center, programmers need to pay attention to the eight priority criteria according to user requirement. Eight priority criteria can be used as a basic for system testing to finalize the development of electronics budgeting.

Page 1 of 1 | Total Record : 5