cover
Contact Name
-
Contact Email
aljamiah@uin-suka.ac.id
Phone
+62274-558186
Journal Mail Official
aljamiah@uin-suka.ac.id
Editorial Address
Gedung Wahab Hasbullah UIN Sunan Kalijaga Jln. Marsda Adisucipto No 1
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies
ISSN : 0126012X     EISSN : 2338557X     DOI : 10.14421
Al-Jamiah invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in the areas related to Islam, Muslim society, and other religions which covers textual and fieldwork investigation with various perspectives of law, philosophy, mysticism, history, art, theology, sociology, anthropology, political science and others.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "No 44 (1991)" : 5 Documents clear
Islamic Studies In Japan An Historical Overview Kojiro Nakamura
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 44 (1991)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1991.044.22-41

Abstract

I would like to take "Islamic studies" here broadly as meaning the study of the Muslim world as well as of Islam as a religion. Then it goes more than a century back to the middle of the 19th century. Let me divide its history into four periods: First Period, 1868 – 1930 Second Period, 1930-1945 Third Period, 1945- 1970 Fourth Period,1970- present (I) First Period (1868 - 1930) This is a period of preparation. After the Meiji Revolution, Japan opened the door to foreign countries and launched to modernize the country, discarding the isolation policy of the Tokugawa feudal government. The Japanese began traveling abroad, either to study Western civilization or for political, diplomatic, or economic reasons. Foreigners also came in. The Japanese went not only to Europe and America, but also to China, India, Southeast Asia, and the Middle East, where they mingled with Muslims and encountered Islam. Yamada Torajiro and Ariga Bunpachiro, said to be the first Japanese Muslims, entered the faith either abroad - Yamada in the Ottoman Turkey, Ariga in India - or after returning to Japan.
Mohamed al-Nowaihi (1917-1980) A. Munir Umar
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 44 (1991)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1991.044.42-58

Abstract

Sudah merupakan suatu kebiasaan, apabila seorang sarjana atau ilmuwan terkemuka meninggal dunia, maka murid-muridnya atau kolega-koleganya mencari suatu cara yang mengesankan untuk menghormati gurunya atau teman yang telah meninggalkannya. Dan banyak juga murid menghormati gurunya atau kolega yang menunjukkan kekaguman terhadap temannya memberikan penghormatan di saat gurunya masih hidup atau telah mencapai usia 70 tahun. Cara yang paling mengesankan dan memantapkan adalah dengan penerbitan buku yang sengaja disusun untuk menghormati guru atau teman yang dikaguminya. Contohnya Arabic and Islamic Studies in Honor of Hamilton A.R Gibb yang diterbitkan pada tahun 1965, yang pemah kami ulas di dalam majalah Al-Jami'ah ini tahun 1976 (No.14). Kebiasaan ini juga dilakukan di Indonesia terhadap seorang sarjana yang dihormati dan disegani. Mohamed al-Nowaihi tidak begitu terkenal di Indonesia, apalagi sebagai seorang yang berpikir maju dan bebas terhadap Islam tentu saja banyak pemikiran-pemikirannya yang tidak begitu ramah diterima oleh sekelompok ilmuwan. Al-Nowaihi yang sebahagian besar hidupnya aktif di dalam bidang ilmiyah sebagai tenaga pengajar dan professor di American University di Kairo, menaruh perhatian besar terhadap bahasa, kesusasteraan dan memiliki sikap yang sangat liberal dalam menginterpretasi ajaran Islam dan dialog Islam-Kristen. Ketekunannya di dalam bidang ilmiyah di American University tersebut mendapat simpati dari rekan-rekannya terutama dari kalangan universitas tersebut. Untuk itu setelah al-Nowaihi meninggal dunia tanggal 13 Februari 1980, maka disusunlah suatu buku yang berjudul IN QUEST OF AN ISLAMIC HUMANISM yang merupakan Arabic and Islamic Studies in Memory of Mohamed al-Nowaihi*), yang disusun dan disunting oleh A.H. Green dari American University Cairo. Buku ini merupakan kumpulan karangan dari 13 sarjana terkemuka baik dari American University di Kairo maupun dari universitas-universitas di Amerika.
Religious Thought In Indonesia An Overview Abdul Muis Naharong
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 44 (1991)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1991.044.59-77

Abstract

Indonesians, like other people in different parts of the world, are religious people. Different religions and beliefs, whether revealed or non­revealed, have been embraced and practised with full conviction from time immemorial. This is because, on the one hand, being religious is a particular characteristic of man and, on the other hand, man needs religion. Men live in this world in uncertainty and dependency. This is true not only of primitive and developing societies, but of developed societies as well. In addition, there always emerge problems of destiny, suffering, and death.This fact is further aggravated by the fact that the discrepancy between expectation and actual happenings in society is quite significant It is too frequent that not good but bad men succeed. In this situation, religion is considered a way of making sense of the world which is increasingly difficult to make sense of. With religion men can patiently bear suffering and misfortune; with religion men can legitimate the good fortunes they have. Indeed, "religion has been the historically most widespread and effective instrumentality of legitimation (because) ... it relates the precarious reality constructions of empirical societies with ultimate reality,"1 With religion men can resolutely accept their failure; and with religion men can enjoy their victories the way they should. In sum, religion is able to create power in men. Men who have just communicated with God will feel stronger both in bearing suffering and in conquering it in other words, religion is a means of coping with the world. The importance of religion has officially been recognized by the Indonesian Government since the proclamation of the independence of the Republic of Indonesia as shown in the first principle of Pancasila (Five Principles)2, the national ideology. This paper will discuss the Indonesian Government's view on religion, the general views of Muslims on religion and politics, and the Qur'ān's view on religion.
Abdurrahman III dan Sultan Akbar (Suatu Studi Perbandingan) Umar Asasuddin Sokah
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 44 (1991)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1991.044.78-101

Abstract

Berbicara tentang Islam di Spanyol dan India, sebetulnya masuknya Islam di kedua tempat ini hampir sama waktunya dan di bawah khalifah yang sama pula yaitu al-Walid I bin Abdul Malik (705-715) dari dinasti Umayyah. Islam masuk ke Spanyol. tanggal 30 April 711 di bawah Tariq bin Ziyad, sedangkan Islam masuk ke India dia tahun 711/12 di bawah Muhammad b. al-Qasim. Hanya saja bedanya Spanyol ini pada mulanya merupakan bagian dari provinsi Afrika Utara dengan ibukotanya Qairawan. Akan tetapi, tak lama kemudian dinasti Umayyah yang digulingkan oleh dinasti Abbasiyah tahun 750, dapat meneruskan kekuasaannya di Spanyol dengan datangnya Abdurrahman I  tahun 755. Dia dinobatkan menjadi Amir ke-1 tahun 756. Sejak itu kekuasaan Islam di Spanyol berdiri sendiri, tidak dipengaruhi oleh dinasti Abbasiyah di Baghdad. Akan tetapi, sebutan amir ini sebagai kepala negara diubah menjadi khalifah oleh Abdurrahman III tahun 929. Dinasti Umayyah Spanyol ini berakhir tahun 1031. Sesudah itu Spanyol diperintah raja-raja Islam kecil yang saling bermusuhan. Pada akhirnya kekuasaan Islam hancur tahun 1492. dengan jatuhnya Granada, benteng Islam terakhir, ke tangan penguasa Spanyol. Antara 1492 sampai dengan permulaan abad ke-17 ada kira-kira tiga juta kaum Muslimin Spanyol yang diusir atau dibunuh, sebab mereka tidak mau dipaksa masuk agama Katolik.
Taha Husain Pandangan dan Teorinya Tentang Puisi Arab Jahiliah Sugeng Sugiono
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 44 (1991)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1991.044.1-21

Abstract

Sejak awal karirnya sebagai sastrawan Arab, Taha Husain telah menyuguhkan kritik-kritik sastra kontemporer yang cukup mencengangkan dunia sastra Arab pada umumnya. Hal tersebut cukup dibuktikan dengan banyaknya komentar dan tanggapan terhadap berbagai pemikiran dan karyanya. Taha Husain bukan saja sosok kritikus unggulan Mesir pada jamannya, namun juga dikenal sebagai sejarawan besar untuk sastra Mesir pada khususnya. Dari Sejarah Klasik yang ditekuni, Taha Husain kemudian beralih kepada Sastra Arab, yaitu dimulai pada tahun 1925, pada saat Universitas Mesir berubah statusnya menjadi universitas negeri. Di bawah bimbingan Taha Husain inilah, berawalnya satu periode di mana studi tentang Sastra Arab mulai menyemarak, seiring dengan munculnya tokoh-tokoh lain semisal Ahmad Amin, Abd al-Wahhab Azzam, Amin al-Khulli, Muhammad Khalafallah Ahmad dan Ahmad as Sayib yang juga melahirkan kritik-kritik sastra sejalan dengan semaraknya studi mengenai sastra pada umumnya. Sebagai penulis yang cukup prolifik, karya-karya Taha cukup banyak, baik yang berbentuk essay, historiografi, autobiografi, tulisan-tulisan fiksi, terjemahan, karya-karya kumpulan dan karya-karya kolaborasi. Taha Husain juga merupakan polemis andalan, terbukti ketika masih menjadi mahasiswa, dia telah dengan berani mempublikasikan sanggahannya yang cukup pedas terhadap gurunya, Al-Mahdi, dan juga terhadap Ar-Rafi, Yang terakhir ini juga tidak kalah serunya dalam membalas Taha Husain dengan jalan melontarkan kritikan terhadap karya Taha yang berjudul Fi asy-Syi' ir al Jahilly, terbitan tahun 1926. Taha Husein juga terlibat polemik dengan Zakki Mubarak, sekretarisnya dan dengan sastrawan-sastrawan kontemporer lainnya semacam Haykal, Taufiq al-Hakim, Mansur Fahmi, al-Aqqad dan al Mazini.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

1991 1991


Filter By Issues
All Issue Vol 61, No 1 (2023) Vol 60, No 2 (2022) Vol 60, No 1 (2022) Vol 59, No 2 (2021) Vol 59, No 1 (2021) Vol 58, No 2 (2020) Vol 58, No 1 (2020) Vol 57, No 2 (2019) Vol 57, No 1 (2019) Vol 56, No 2 (2018) Vol 56, No 1 (2018) Vol 56, No 1 (2018) Vol 55, No 2 (2017) Vol 55, No 2 (2017) Vol 55, No 1 (2017) Vol 55, No 1 (2017) Vol 54, No 2 (2016) Vol 54, No 2 (2016) Vol 54, No 1 (2016) Vol 54, No 1 (2016) Vol 53, No 2 (2015) Vol 53, No 2 (2015) Vol 53, No 1 (2015) Vol 53, No 1 (2015) Vol 52, No 2 (2014) Vol 52, No 2 (2014) Vol 52, No 1 (2014) Vol 52, No 1 (2014) Vol 51, No 2 (2013) Vol 51, No 2 (2013) Vol 51, No 1 (2013) Vol 51, No 1 (2013) Vol 50, No 2 (2012) Vol 50, No 2 (2012) Vol 50, No 1 (2012) Vol 50, No 1 (2012) Vol 49, No 2 (2011) Vol 49, No 2 (2011) Vol 49, No 1 (2011) Vol 49, No 1 (2011) Vol 48, No 2 (2010) Vol 48, No 2 (2010) Vol 48, No 1 (2010) Vol 48, No 1 (2010) Vol 47, No 2 (2009) Vol 47, No 2 (2009) Vol 47, No 1 (2009) Vol 47, No 1 (2009) Vol 46, No 2 (2008) Vol 46, No 2 (2008) Vol 46, No 1 (2008) Vol 46, No 1 (2008) Vol 45, No 2 (2007) Vol 45, No 2 (2007) Vol 45, No 1 (2007) Vol 45, No 1 (2007) Vol 44, No 2 (2006) Vol 44, No 2 (2006) Vol 44, No 1 (2006) Vol 44, No 1 (2006) Vol 43, No 2 (2005) Vol 43, No 2 (2005) Vol 43, No 1 (2005) Vol 43, No 1 (2005) Vol 42, No 2 (2004) Vol 42, No 2 (2004) Vol 42, No 1 (2004) Vol 42, No 1 (2004) Vol 41, No 2 (2003) Vol 41, No 1 (2003) Vol 41, No 1 (2003) Vol 40, No 2 (2002) Vol 40, No 1 (2002) Vol 39, No 2 (2001) Vol 39, No 1 (2001) Vol 38, No 2 (2000) Vol 38, No 1 (2000) No 64 (1999) No 63 (1999) No 62 (1998) No 61 (1998) No 60 (1997) No 59 (1996) No 58 (1995) No 57 (1994) No 56 (1994) No 55 (1994) No 54 (1994) No 53 (1993) No 52 (1993) No 51 (1993) No 50 (1992) No 49 (1992) No 48 (1992) No 47 (1991) No 46 (1991) No 45 (1991) No 44 (1991) No 43 (1990) No 42 (1990) No 41 (1990) No 40 (1990) No 39 (1989) No 37 (1989) More Issue