cover
Contact Name
Henry Brahmantya
Contact Email
pusparjnp@ugm.ac.id
Phone
+62274-564138
Journal Mail Official
pusparjnp@ugm.ac.id
Editorial Address
Kompleks Bulaksumur D8, Caturtunggal, Depok, Sleman YOGYAKARTA, 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Nasional Pariwisata
ISSN : 14119862     EISSN : 97727756     DOI : -
Jurnal Nasional Pariwisata (JNP) merupakan jurnal ilmiah di bidang kepariwisataan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada. Jurnal ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan, kajian serta pemikiran kritis tentang kepariwisataan. Penyebarluasan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dalam praktik secara nyata oleh stakeholder terkait dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan untuk tujuan pengembangan kepariwisataan. JNP diterbitkan 2 kali dalam setahun pada April dan September secara online dengan menggunakan platform OJS (Online Journal System). Redaksi menerima naskah ilmiah dari para peneliti, dosen, dan praktisi dengan tema kajian kepariwisataan yang ditelaah secara multidisiplin dan disajikan sesuai kriteria yang ditentukan oleh jurnal ini. Naskah yang memenuhi kriteria JNP dapat dikirimkan melalui tautan ini. Tujuan JNP adalah memublikasikan naskah luaran kegiatan penelitian dengan tema kajian pariwisata. Naskah yang dipublikasikan merupakan temuan atau refleksi kegiatan penelitian yang disebarluaskan untuk pemanfaatan dan praktik secara nyata oleh stakeholder terkait. Penyebarluasan dalam naskah yang dipublikasikan oleh JNP tidak terbatas pada gagasan, metode, dan objek material, namun juga meliputi unsur peningkatan kapasitas stakeholder dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan untuk tujuan pengembangan kepariwisataan. Cakupan JNP adalah naskah luaran kegiatan penelitian dengan tema kajian kepariwisataan yang ditelaah secara multidisiplin.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata" : 7 Documents clear
DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN (Studi Tentang Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau) Safaat Miswanto
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59463

Abstract

Kepulauan Riau sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki keunikan wisata yang khas. Keunikan dan potensi pariwisata yang ada di Kepulauan Riau yang dikembangkan sebagai salah satu destinasi pariwisata berbasiskan pada budaya serta ditunjang oleh keindahan alam yang sangat menarik. Munculnya wisata bahari sebagai tempat yang paling diminati berdampak kepada kepariwisataan di daerah Kepulauan Riau. Banyak perubahan terjadi akibat dari perkembangan pariwisata. Namun yang paling menarik perhatian adalah tingginya tingkat pembangunan usaha akomodasi pariwisata dengan jumlah lahan yang sangat terbatas. Keterbatasan tersebut tidak serta merta menghentikan pembangunan bahkan mengakibatkan semakin tingginya tingkat alih fungsi yang mengancam eksistensi ruang terbuka hijau yang juga berimbas ke daerah lain seperti di Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang. Disamping itu juga, minimnya sumber daya manusia yang ada khususnya di Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, masih belum mampu bersaing dalam sektor pariwisata baik dalam skala lokal, Nasional maupun internasional. Jika hal ini dibiarkan bukan tidak mungkin pariwisata yang awalnya diharapkan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat justru akan mengancam kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI MEDIA Yusuf Adam Hilman
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59464

Abstract

Pembangunan pariwisata di Jawa Timur bisa dijadikan sebagai salah satu contoh, bagaimana pengelolaannya menggunakan beberapa strategi, yang bisa diukur dan juga dievaluasi secara berkesimbungan, diantaranya: Membuat kebijakan pariwisata yang terintegrasi di daerah mulai tingkat Kabupaten/kota hingga pedesaan, supaya stakeholder, masyarakat, dan pengusaha (Private sector) bisa bersinergi, dalam proses pembuatan kebijakan sehingga nantinya kebijakan yang dibuat, bisa kuat dan dukunganpun mengalir dari semua pihak, Membangun Brand Tourism untuk mengembangkan wisata lokal, Membuat event wisata tahunan, sebagai bentuk publikasi dalam upaya untuk memperkenalkan potensi daerah, Membangun sarana transportasi, jalan, dan angkutan untuk mempermudah aksesbilitas, para pelancong guna mencapai destinasi wisata yang dituju. Hasilnya bisa kita saksikan, bagaimana Provinsi Jawa Timur Akhirnya berhasil, mengembangkan daerahnya dengan potensi yang dimiliki, dengan bukti bahwa ada peningkatan pengunjung ke Jawa Timur, serta tingginya perolehan pendapatan dari sektor wisata, membangun band Image serta meembuat even wisata menjadi kunci penting, yang membuat geliat pariwisata di Jawa Timur banyak menarik simpatik wisatawan baik regional maupun internasional.
ANALISIS OFF STREET PARKING DAN ON STREET PARKING DI OBYEK WISATA GOA GONG Sulistiani Sulistiani
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59465

Abstract

Kabupaten Pacitan dikenal dengan “Kota 1001 Goa” dan salah satu ikonnya adalah Goa Gong. Ketersediaan fasilitas parkir yang memadai merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kunjungan wisatawan. Banyaknya kendaraan yang parkir di badan jalan terjadi karena kapasitas ruang parkir yang tersedia tidak mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fasilitas parkir di Obyek Wisata Goa Gong menggunakan Program Auto Parkir. Analisis fasilitas parkir dilakukan pada off-street parking. Analisis parkir dengan bantuan program Autoparkir. Berdasarkan hasil penelitian ketersediaan fasilitas parkir di Obyek Wisata Goa Gong masih belum memadai sehingga diperlukan penambahan kapasitas ruang parkir, terutama pada hari minggu pada parkir mobil dan bus, dimana kapasitas parkir yang tersedia sekitar 200 SRP, sedangkan sesuai dengan pedoman parkir untuk tempat rekreasi dengan luas 17 Ha seharusnya disediakan 300 SRP. Prioritas penanganan masalah fasilitas parkir adalah penambahan kapasitas parkir, sedangkan alternatif lain adalah dengan manajemen parkirmelalui pembatasan durasi parkir dan tarif parkir.
PRESEPSI WISATAWAN TERHADAP POTENSI KEPARIWISATAAN OBJEK WISATA ALAM PANTAI OETUNE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NUSA TENGGARA TIMUR Theodora Murni C. Tualaka; Yoyok Wahyu Subroto; Djoko Wijono
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59466

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasikan potensi kepariwisataan Pantai Oetune yang menghasilkan rekomendasi pengembangan dan perbaikan kualitas, serta untuk mengetahui faktor paling berpengaruh dalam meningkatkan potensi sesuai dengan ekspektasi wisatawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif kuantitatif dengan fokus penilaian berdasarkan ekspektasi wisatawan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil pengambilan data kemudian dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif dan perhitungan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa destinasi wisata alam Pantai Oetune memiliki potensi sebagai berikut: 1) Keaslian/kealamian sebab kawasan pantai masih alami dan belum didesain ulang; 2) Keindahan yaitu variasi pandangan, kerindangan tepi pantai dan keserasian dengan lingkungan; dan 3) Keunikan berupa gumuk pasir, sabana dalam kawasan, gradasi warna laut, bentangan luas dan variasi pemandangan. Pengembangan potensi yang sesuai dengan ekspektasi wisatawan yaitu tetap menjaga serta melestarikan kealamian/keaslian, keindahan pantai dan tersedianya amenitas. Faktor paling berpengaruh terhadap peningkatan potensi Pantai Oetune adalah faktor lingkungan yang. merupakan daya tarik utama terjadinya aktivitas berwisata.
MOTIVASI DAN PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA BERKUNJUNG KE KOTA BUKITTINGGI Rafidola Mareta Riesa
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59468

Abstract

Pariwisata Indonesia yang mempunyai banyak destinasi tujuan wisata membuat wisatawan mancanegara mempunyai motivasi untuk mengunjunginya dan akan mengahasilkan persepsi terhadap destinasi yang telah mereka kunjungi. Salah satu kota yang menjadi destinasi wisatawan mancanegara untuk berwisata di Indonesia adalah Kota Bukittinggi dengan ragam objek wisata yang terdapat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi wisatawan mancanegara berkunjung ke Kota Bukittinggi dan persepsi mereka setelah mengunjungi beberapa objek wisata yang terdapat di Kota Bukittinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi berbagai kajian ilmiah di bidang pariwisata yang sudah ada. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode analisis deskriptif. Pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap informan yang merupakan wisatawan mancanegara yang sedang berwisata di Kota Bukittinggi. Hasil penelitian dan pembahasan pada tulisan ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi wisatawan mancangera yang berkunjung ke Kota Bukittinggi ada (empat) hal yaitu, relaksasi, bermain, belajar dan bertemu teman/ keluarga. Persepsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi lebih terfokus kepada (lima) hal yaitu aksesibilitas, objek wisata, Interaksi sosial, kebersihan dan harga.
DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BENGKAYANG : Studi Kasus Kawasan Ekowisata Riam Pangar Pramushinta Arum Pynanjung
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59469

Abstract

Konsep kepariwisataan dunia mengalami pergeseran ke arah model wisata alam akibat tingkat kejenuhan wisatawan????untuk mengunjungi objek-objek wisata buatan. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan pesona alamnya. Salah satu ekowisata yang terkena, yaitu kawasan wisata di daerah Kabupaten Gunung Kidul-Yogyakarta yang sering dikunjungi wisatawan, namun tidak demikian dengan ekowisata di Kalimantan Barat. Ekowisata di Kalimantan Barat yang berjumlah 333 destinasi tidak sebanding dengan jumlah kunjungan wisatawan seperti halnya di objek wisata lainnya. Salah satu daerah di Kalimantan Barat yang berpotensi adalah Kabupaten Bengkayang yang memiliki 51 objek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pengembangan kawasan ekowisata yang mempunyai potensi di kemudian hari terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah mix method, dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui data primer (wawancara / kuisioner) dan data sekunder (studi literatur). Berdasarkan penelitian sebelumnnya (Reny & Pramushinta, 2016) bahwa kawasan Riam Pangar cukup berpotensi, namun perlu di perbaiki baik dari segi daya tarik, sarana dan prasarana, mutu dan pelayanan, pengelolaan dan perawatan sampai regulasi kebijakan yang mengatur ekowisata di daerah tersebut. Pengembangan ekowisata di kawasan Riam Pangar dapat menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif bagi pihak-pihak terkait. Dampak yang di timbulkan dapat mengurangi angka pengangguran, peningkatan pendapatan, peningkatan inflasi dan nilai lahan sampai mempercepat proses pembangunan di daerah kawasan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam menentukan alternatif kebijakan dan strategi yang tepat untuk pengembangan pengelolaan wisata alam di Kabupaten Bengkayang terutama daerah kawasan Air Terjun Riam Pangar.
PERKEMBANGAN SIKLUS HIDUP DESTINASI PARIWISATA DI INDONESIA Analisis Berdasarkan Data Makro Badan Pusat Statistik, 2002- 2012 Janianton Damanik; Ani Wijayanti; Awaludin Nugraha
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.59470

Abstract

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan devisa sektor pariwisata yang diraih Indonesia menunjukkan kecenderungan positif dalam 10 tahun terakhir, namun hal itu tidak menggambarkan situasi nyata perkembangan destinasi pariwisata antardaerah. Perkembangan destinasi ini diduga tidak mengikuti siklus garis linear, akibat perbedaan karakteristik setiap daerah dan faktor eksternal industri pariwisata itu sendiri. Studi ini bertujuan untuk memaparkan dinamika perkembangan destinasi pariwisata berbasis wilayah provinsi pada periode 2002-2012. Fokus analisis adalah pergeseran siklus perkembangan masing-masing destinasi dan dugaan penyebabnya. Hal ini didekati dengan mengadopsi model TALC yang banyak digunakan oleh peneliti lain. Metode deskriptif sengaja dipilih untuk memaknai data makro pariwisata yang dirilis oleh BPS. Hasil analisis menemukan: a) adanya perbedaan siklus hidup sebagian besar destinasi; b) dinamika naik-turun fase perkembangan destinasi; c) ketidaklinearan siklus hidup destinasi pariwisata; dan d) perbedaan asumsi model TALC dengan realitas perkembangan destinasi pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, disarankan agar: a) realitas siklus hidup setiap destinasi diadopsi sebagai basis perumusan kebijakan pengembangan destinasi secara lebih tepat; dan b) kajian lebih lanjut dilakukan dengan cara menambah parameter perkembangan destinasi.

Page 1 of 1 | Total Record : 7