cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
eksplorium@batan.go.id
Editorial Address
BULETIN PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN NUKLIR Jl. Lebak Bulus Raya No. 9, Ps. Jumat, Jakarta 12440, Indonesia, Telp (021) 7691775, 7695394, 75912956 Fax (021)7691977
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Eksplorium : Buletin Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir
ISSN : 08541418     EISSN : 2503426x     DOI : https://doi.org/10.17146/eksplorium
Core Subject : Social,
Eksplorium : Buletin Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir, adalah jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir-BATAN yang telah diakreditasi LIPI No.749/AU2/P2MI-LIPI/08/2016 dan menempati peringkat SINTA 2
Arjuna Subject : -
Articles 176 Documents
Cover + Daftar Isi + Kata Pengantar + Indeks Isi + Indeks Mitra Bestari Editor Eksplorium
EKSPLORIUM Vol 35, No 2 (2014): November 2014
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1391.889 KB)

Abstract

Cover dan halaman pengantar Eksplorium.
Analisis Karakteristik Massa Batuan di Sektor Lemajung, Kalan, Kalimantan Barat Heri Syaeful; Dhatu Kamajati
EKSPLORIUM Vol 36, No 1 (2015): Mei 2015
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.54 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2015.36.1.2768

Abstract

Karakterisasi massa batuan diperlukan dalam suatu rancangan bukaan batuan, dimana perhitungan sifat-sifat teknis dari massa batuan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Sektor Lemajung merupakan salah satu area prospek untuk penambangan uranium di Kalan, Kalimantan Barat. Tujuan penelitian adalah mendapatkan data karakteristik massa batuan yang merupakan data dasar bagi perencanaan pengembangan teknik penambangan cebakan bahan galian. Metodologi yang digunakan adalah dengan pengambilan contoh batuan untuk analisis laboratorium mekanika batuan, pengamatan rekahan, dan pengamatan kondisi airtanah. Parameter batuan yang dianalisis meliputi uniaxial compressive strength (UCS), rock quality designation (RQD), jarak rekahan, kondisi rekahan, dan airtanah. Hasil analisis menyimpulkan bahwa metalanau sebagai litologi yang mengandung uranium di Sektor Lemajung mempunyai nilai rock mass rating (RMR) sebesar 56 atau kelas massa batuan III: fair rock pada kedalaman sekitar 60 m, dan pada kedalaman 280 m nilai RMR mencapai 82 atau kelas massa batuan I: very good rock. Data nilai RMR tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam analisis pembuatan terowongan pada model tambang bawah tanah atau analisis kestabilan lereng pada model tambang terbuka. Rock mass characterization is required in design of rock opening, which calculation of engineering characters of rock mass become one important parameter toconsider. Lemajung sector is one of prospect area for uranium mining in Kalan, West Kalimantan. Purpose of research is to acquire rock mass characteristicsas basic data for planning the development of mining technique of ore deposit. Methodology applied is rock sampling for rock mechanic laboratory analysis, observation of joints, and observation of groundwater condition. Rock parameters analyzed includes uniaxial compressive strength (UCS), rock quality designation (RQD), joint spacing, joint condition, and groundwater. Analysis concluded that metasiltstonewhich is lithology contained uranium in Lemajung Sector has rock mass rating (RMR) value of 56 or rock mass class III: fair rock in the depth of around 60 m, and in the depth of 280 m RMR value reach 82 or rock mass class I: very good rock. RMR value data furthermore could be used for analysis of tunneling in the model of underground mine or slope stability analysis in the model of open pit mine.
Kajian Konsep Teknologi Pengolahan Pasir Zirkon Lokal yang Mengandung Monasit, Senotim dan Ilmenit Herry Poernomo; Dwi Biyantoro; Maria Veronica Purwani
EKSPLORIUM Vol 37, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8510.059 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2016.37.2.3054

Abstract

ABSTRAKKeberadaan zirkon (ZrSiO4) di alam kebanyakan berasosiasi dengan beberapa senyawa oksida berharga (SOB) seperti TiO2 dan oksida logam tanah jarang atau rare earth oxides (REO). Keterdapatan mineral alam di Indonesia yang mengandung zirkonium (Zr) dan REO tersebar di 13 wilayah mulai dari Provinsi Aceh sampai Papua Barat. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian adalah melakukan kajian integrasi teknologi pengolahan pasir zirkon lokal yang mengandung TiO2 dan REO. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kandungan SOB dalam sampel pasir zirkon dari daerah Landak dan Tumbang Titi Kalimantan Barat serta Bangka menggunakan XRF. Berdasarkan kandungan SOB dalam pasir zirkon tersebut dapat diprediksi bahwa pasir zirkon dari daerah Landak dan Tumbang Titi Kalimantan Barat serta Bangka mengandung mineral zirkon (ZrSiO4), ilmenit (FeTiO3), monasit (LREE, Th)PO4, dan senotim (HREE, Y, Th)PO4. Berbasis jenis mineral tersebut diperoleh hasil kajian berupa diagram alir proses konsep teknologi konsentrat zirkon menjadi ZrO2 (zirkonia) dan ZrOCl2.8H2O (zirkonium oksiklorida) derajat industri serta zirkonia dan zirconium chemicals derajat nuklir, ilmenit menjadi TiO2, monasit menjadi Nd2O3 dan konsentrat Th(OH)4, senotim menjadi Y2O3, Gd2O3 dan konsentrat Th(OH)4 dalam satu kawasan pilot plant atau pabrik yang terintegrasi. Hasil kajian disimpulkan bahwa konsep pengolahan pasir zirkon lokal yang mengandung monasit, senotim, dan ilmenit dapat dilakukan secara terintegrasi dalam satu kawasan pabrik dengan hasil multi produk. Jika hal tersebut dapat direalisasikan di Indonesia dengan tambahan sistem pengolahan air limbah terpadu, maka selain aman bagi lingkungan juga dapat menghemat biaya produksi dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi para pemegang izin usaha pertambangan zirkon. ABSTRACTThe existence of zircon (ZrSiO4) in the nature is mostly associated with some of the valuable oxide compounds (VOC), such as TiO2 and rare earth oxides (REO). The existence of natural minerals in Indonesia containing zirconium (Zr) and REO lies in 13 regions, ranging from Aceh to West Papua province. Based on those aforementioned aspects, the goal of this research is to conduct the study of integrated technology of local zircon sand processing containing TiO2 and REO. The study was conducted by analyzing the content of VOC in zircon sand samples from the areas of Landak and Tumbang Titi West Kalimantan and Bangka by using XRF. Based on the content of VOC in this zircon sand, it can be predicted that the zircon sand from the area of Landak and Tumbang Titi West Kalimantan and Bangka contains mineral zircon (ZrSiO4), ilmenite (FeTiO3), monazite (LREE, Th)PO4, and xenotime (HREE, Th)PO4. Based on these types of mineral, the flow chart of beneficiation technology process to increase the concentration of each mineral and the flow chart of zircon concentrate process into ZrO2(zirconia) and ZrOCl2.8H2O (zirconium oxychloride) industrial grade and zirconia and zirconium chemicals nuclear grade, ilmenite into TiO2, monazite into Nd2O3, and Th(OH)4 concentrate, xenotime into Y2O3, Gd2O3, and Th(OH)4 concentrate are obtained in one area of pilot plant or an integrated factory. The results of the study concluded that the concept of local processing of zircon sands containing monazite, xenotime, and ilmenite can be either integrated in the region with the results of multi-product plant. If it can be realized in Indonesia with the addition of an integrated waste water treatment system, then in addition to safe for the environment can also save on production costs and give economic added value for shareholders zircon mining permit
Kajian Geologi, Radiometri dan Geokimia Granit Banggai dan Formasi Bobong Untuk Menentukan Daerah Potensial Uranium di Pulau Taliabu, Maluku Utara Ngadenin Ngadenin
EKSPLORIUM Vol 37, No 1 (2016): Mei 2016
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4658.739 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2016.37.1.2669

Abstract

Kajian geologi, radiometri dan geokimia granit Banggai dan Formasi Bobong telah dilakukan untuk mendapatkan daerah potensial uranium. Pulau Taliabu dipilih sebagai lokasi kajian karena secara tektonik pulau Taliabu adalah benua mikro pecahan dari benua Gondwana yang terpisah pada akhir Mesozoikum hingga Paleogen. Beberapa tipe mineralisasi uranium terbentuk pada periode Gondwana antara lain adalah mineralisasi tipe batupasir, mineralisasi tipe batu bara lignit dan mineralisasi tipe urat. Pulau Taliabu merupakan serpihan dari benua Gondwana sehingga diharapkan di Pulau Taliabu akan ditemukan mineralisasi uranium atau paling tidak ditemukan indikasi keterdapatan mineralisasi uranium. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendapatkan lokasi potensial uranium untuk pengembangan eksplorasi uranium di masa mendatang. Metode yang digunakan adalah mengkaji data geologi, radiometri, dan geokimia yang berasal dari berbagai sumber. Hasil kajian menunjukkan bahwa data geologi, radiometri, dan geokimia memberikan indikasi positif terhadap pembentukan cebakan uranium tipe batupasir. Granit Banggai berpotensi sebagai sumber uranium. Batupasir pada Formasi Bobong berpotensi sebagai batuan induk. Lapisan batubara dan pirit berpotensi sebagai presipitan. Daerah potensial uranium terletak di wilayah Formasi Bobong dan sekitarnya. Geological, radiometrical, and geochemichal studies of Banggai granites and Bobong Formation have been conducted in order to obtain  potential uranium area. Taliabu island is selected for the study because Taliabu island is a micro continent fraction of the Gondwana super continent that separated at the end of the Mesozoic to Paleogene period. Some types of uranium mineralization formed in the period of Gondwana include sandstone-type, lignite coal types and vein-type. Taliabu island is a small part from the Gondwana super continent so it is expected will be found uranium mineralization or at least indications of uranium mineralization occurences. The aim of this study is to obtain uranium potential areas for the development of uranium exploration in the future. The methods used are reviewing geological, radiometric, and geochemical data from various sources. The results of review showed that geological setting, radiometric, and geochemical data gives positive indication to the formation of uranium mineralization for sandstone type. Banggai Granite is a potential uranium source. Sandstone of Bobong Formation as a potential host rock. Coal and pyrite as a potential precipitant. Potential areas for uranium is located around Bobong Formation.
Kombinasi Pengukuran Radioaktivitas Batuan dan Geofisika dalam Menentukan Akuifer Airtanah Potensial di Desa Sumbermanjing Kulon, Pagak, Malang, Jawa Timur I Gde Sukadana; Frederikus Dian Indrastomo
EKSPLORIUM Vol 32, No 2 (2011): November 2011
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1872.602 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2011.32.2.2820

Abstract

Daerah penelitian merupakan daerah yang mengalami kesulitan penyediaan air bersih. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik geologi, perangkap stratigrafi dan karakteristik sifat geofisika bawah permukaan guna identifikasi keberadaan, kedalaman dan sebaran akuifer. Tujuan penelitian ini adalah penentuan lokasi titik potensial untuk dilakukan pemboran sumur airtanah guna memenuhi kebutuhan air di daerah ini. Tahapan penelitian meliputi pemetaan topografi, pemetaan geologi, pengukuran radioaktivitas soil/batuan, survei geolistrik (tahanan jenis) dan analisis penentuan titik potensial untuk pemboran. Daerah penelitian merupakan dataran bergelombang, secara litologi tersusun atas satuan batupasir dan satuan batugamping. Nilai Radioaktivitas batugamping antara 30c/s - 45c/s, batupasir gampingan 20c/s - 30c/s, dan batupasir tufan <20 c/s. Berdasarkan analisis hasil pengukuran geolistrik, lapisan batuan pada lokasi penelitian terbagi menjadi 4 lapisan batuan, yaitu batugamping (> 100 Wm), batulempung (1Wm - 7Wm), batupasir-1 (10Wm - 33Wm) dan batupasir-2 (14Wm - 17Wm). Analisis terpadu menghasilkan dua lokasi potensial untuk pemboran dengan koordinat titik 1 UTM 49M 664327mT, 9082526mU, 346 mdpl dan titik 2 UTM 49M 664333mT, 9082750mU, 349 mdpl. The study area is an area with difficulties in fresh water supply. This study aimed to investigate geological characteristics, stratigraphical traps and sub surface geophysical characteristics to identify aquifer existance, depth and distribution. The purpose of this study is to determine the potencial location for groundwater drilling to fulfill the needs of fresh water in this area. Stages of activities include topography mapping, geological mapping, soil/rocks radioactivity measurements, geoelectric (resistivity) surveys and potential location determination analysis for drilling. The study area is an area with undulating terrain, litologically composed with sandstone unit and limestone unit. Radioctivity value of limestone ranged from 30c/s to 45c/s, carbonaceous sandstone ranged from 20c/s to 30c/s, and tuffaceous sandstone lower than 20c/s. Based from geoelectrical measurements analysis, lithologically this area devide into 4 rock layers, i.e. limestone (>100Wm), claystone (1Wm - 7 Wm), sandstone-1 (10Wm - 33Wm), and sandstone-2 (14Wm - 17 Wm). Integrated analysis resulted 2 potential location for drilling with coordinates for location 1 UTM 49M 664327mT, 9082526mU, 346 mdpl and location 2 UTM 49M 664333mT, 9082750mU, 349 mdpl.
Aplikasi Isotop Alam (18O, 2H dan 14C) untuk Studi Dinamika Air Tanah dan Hubungannya dengan Air Sungai di Daerah Bandung Evarista Ristin Pujiindiyati; Satrio Satrio
EKSPLORIUM Vol 34, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.746 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2013.34.2.2803

Abstract

Muka air tanah di Cekungan Bandung telah mengalami penurunan sejak tahun 1990 yakni sebesar 1-2 m di pusat cekungan sedangkan di daerah miring sebesar 15 m. Gejala penurunan air tanah ini dikhawatirkan terus mengalami penurunan seiring dengan pertambahan jumlah sumur dalam (> 40 m) dari 96 sumur pada tahun 1970 hingga saat ini diperkirakan lebih dari 4700 sumur. Oleh karena itu, penelitian hubungan antara air tanah dan air permukaan, penentuan daerah imbuh air tanah di Cekungan Bandung sangat penting dilakukan. Isotop alam stabil seperti 2H dan 18O; dan isotop alam radioaktif 14C dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan 24 contoh air tanah-dalam, 28 contoh air tanah-dangkal dan air sungai (Citarum, Cikapundung, Cikeruh, dan Citarik). Berdasarkan hasil hubungan antara d18O dan d2H, sebagian besar air tanah-dangkal di sepanjang Sungai Citarum tidak berhubungan dengan air sungai akan tetapi ada tiga titik lokasi  yang terindikasi percampuran yakni air tanah dekat Sungai Cikapundung, SP 9 (Desa Loteng Sumbersari) dan SP 8 (Desa Bojong Mas) yang berdekatan dengan Sungai Citarum. Hasil analisis isotop 14C menunjukkan bahwa air tanah-dalam tidak berhubungan dengan air tanah-dangkal dan air sungai. Garis kontur umur sama menunjukkan bahwa pola dinamika air tanah-dalam di Cekungan Bandung berasal dari daerah perbukitan di sebelah utara dan selatan menuju ke arah barat laut sehingga di kedua daerah tersebut disarankan sebagai zona konservasi. Kecepatan pergerakan air tanah-dalam berkisar antara 0,25–3 m/tahun. Water table in the center of Bandung basin has been decreased around 1-2 m/year since 1990 whereas in the slope has been decreased at higher level of 15 m. Water level decreasing are going to increase continuously because of increasing number of deep wells (>40 m). In 1970, there were 96 deep wells which have been registered, but now number of deep wells is estimated of more than 4700. Therefore, a study of interrelationship between groundwater and surface water, and determination of recharge area for Bandung basin are crucial research to be conducted. Stable isotopes in nature such as 2H and 18O, and radioactive isotope of 14C can give important information about groundwater dynamic pattern.  In this research, 24 deep groundwater samples, 28 shallow groundwater and river water samples (Citarum, Cikapundung, Cikeruh and Citarik rivers) and shallow groundwater along the rivers were collected. Results from plotting d18O and d2H showed that most of shallow groundwater did not relate to river water except three locations, they are Loteng Sumbersari and Bojong Mas groundwater near to Citarum river, and groundwater near to Cikapundung river. Isotope 14C analysis indicated that deep groundwater of Bandung basin did not show relationship either by shallow groundwater or river water. Its iso-age line contour determined that dynamic pattern of deep groundwater in Bandung basin comes from northern and southern hills to direction of north-west area such that both areas are suggested as conservation zone. Rate of deep groundwater movement predicted from iso-age contour is around 0.25 to 3 m/year.
Karakteristik Intensitas Radioaktivitas Batuan dan Sedimen Terpilih di Pantai Sedau, Kalimantan Barat Noor Cahyo Dwi Aryanto; Lili Sarmili; Emmy Suparka; Haryadi Permana
EKSPLORIUM Vol 36, No 2 (2015): November 2015
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.895 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2015.36.2.2773

Abstract

Intensitas pancaran unsur radioaktif berdasarkan data aktivitas batuan dan aktivitas pancaran ß serbuk di Pantai Sedau dilakukan menggunakan metode analisis Spektrometer Gamma dan alat cacah ß terhadap sembilan contoh sedimen dan batuan. Intensitas radioaktif batuan memperlihatkan kisaran U238 dari 0,1202 ± 0,008 Bq/25gr hingga 0,4348 ± 0,005 Bq/25gr;  Th232 0,0768 ± 0,005 Bq/25gr hingga 0,4812 ± 0,015 Bq/25gr; sedangkan intensitas gross gammanya berkisar dari 1,0503 ± 0,029 Bq/25gr  hingga 5,6433 ± 0,273 Bq/25gr. Semua contoh yang memiliki intensitas unsur radioaktif untuk aktivitas batuan tinggi berasal dari batuan yang sama (monzogranit), yaitu di lokasi SKP08-04. Hasil yang sama pada pancaran ß serbuknya yang memperlihatkan aktivitas  ß gross tertinggi juga terjadi di lokasi SKP08-04 pada batuan monzogranit dengan intensitas paparan 0,370 ± 0,025 Bq/25gr. Berdasarkan pengamatan petrografi, monzogranit di SKP08-04 memperlihatkan pelimpahan feldspar dengan kondisi yang relatif belum teralterasi sedangkan berdasarkan analisis geokimia memperlihatkan afinitas berupa seri kalk-alkali yang tinggi potasium. The intensity of the radioactive elements based on the rock activity data and ß powder emission activity on Sedau Coast were done using Gamma Spectrometer analysis method and  ß detector to the nine samples of sediment and rocks. Radioactive intensity of U238 in rocks showed a range from 0.1202 ± 0.008 Bq/ 25gr  to 0.4348 ± 0.005 Bq/ 25gr; Th232 0.0768 ± 0.005 Bq/ 25gr to 0.4812 ± 0.015 Bq/ 25gr; while the gross gamma intensity ranged from 1.0503 ± 0.029 Bq/ 25gr to 5.6433 ± 0.273 Bq/25gr. All the sample that has high intensity of radioactive element, occurs in the same rock (monzogranite) which is from samples in location SKP08-04. The same results in the emission of ß powder, which showed the highest gross ß activity also occurs in the rocks monzogranite (SKP08-04) with exposure intensity was 0.370 ± 0.025 Bq/25gr. Based on petrographic observations, monzogranite in SKP08-04 showed the presence of abundant feldspar with the condition which relatively not altered, whereas the affinity based on geochemical analysis showed a calc-alkaline series of high potassium.
Cover + Daftar Isi + Kata Pengantar + Indeks Isi + Indeks Penyunting Redaksi Eksplorium
EKSPLORIUM Vol 37, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5531.635 KB)

Abstract

Cover dan halaman pengantar Eksplorium.
Identifikasi dan Estimasi Kadar Mineralisasi Uranium Secara Kuantitatif Berdasarkan Log Gross-Count Gamma Ray di Sektor Lemajung, Kalimantan Barat Adi Gunawan Muhammad
EKSPLORIUM Vol 35, No 2 (2014): November 2014
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.412 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2014.35.2.2756

Abstract

Sektor Lemajung, merupakan salah satu sektorpotensial uranium di daerah Kalan, Kalimantan Barat. Mineralisasi uranium dijumpai pada batuan metalanau dan metapelit sekistosan, dengan arah umum mineralisasi timur-barat miring ± 70⁰ ke utara sejajar dengan arah foliasinya (S1). Pemboran evaluasi telah dilaksanakan pada tahun 2013 di R-05 (LEML-40), dengan total kedalaman 300 meter dan telah dilakukan logging dengan menggunakan gross-count gamma ray pada lubang bor tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah menentukan kadar mineralisasi uranium dalam batuan secara kuantitatif dan mengetahui kondisi geologi di daerah sekitar pemboran. Metodologi penelitian meliputi penentuan nilai k-faktor, pemetaan geologi di sekitar lubang bor, penentuan ketebalan dan estimasi kadar mineralisasi uranium dengan gross-count gamma ray. Hasil estimasi kadar uranium dengan menggunakan log gross-count gamma ray dapat diketahui bahwa kadar eU3O8 pada lubang bor R-05 (LEML-40) tertinggi mencapai 0,7493≈6354 ppm eU dijumpai pada interval kedalaman 30,10–34,96 m. Mineralisasi uranium hadir sebagai isian fraktur (urat) atau sebagai isian matrik breksi tektonik pada metalanau dengan ketebalan 0,1–2,4 m berasosiasi dengan sulfida (pirit) dan dicirikan dengan rasio U/Th yang tinggi.  Lemajung sector, is one of uranium potential sector in Kalan Area, West Kalimantan. Uranium mineralization is found in metasiltstone and schistose metapelite rock with general direction of mineralization east-west tilted ± 70⁰ to the north parallel with schistocity pattern (S1). Drilling evaluation has been implemented in 2013 in Lemajung sector at R-05 (LEML-40) with total depth of 300 meters and has been completly with well-logging by  gross-count gamma ray. The purpose of this activity is to determine uranium mineralization grade with quantitatively methode  in the rocks and also determine the geological conditions in sorounding of drilling area. The methodology  involves determining the value of k-factor, geological mapping for the sorounding of drill hole, determination of the thickness and grade estimation of uranium mineralization with gross-count gamma ray. Quantitatively from grade estimation of uranium using gross-count gamma ray log can be known that the highest % eU3O8 in the hole R-05 (LEML-40) reaches 0.7493≈6354  ppm eU found at depth interval from 30.1 to 34.96 m. Uranium  mineralization is present as fracture filling (vein) or tectonic breccia matrix filling in metasiltstone with thickness from 0.10 to 2.40 m associated with sulphide (pyrite) and characterized by high ratio of U/Th.
Pemantauan Kualitas Air Sekitar Kolam Limbah PPGN Secara Kimia dan Radioaktivitas Titi Wismawati; Sri Widarti; Eep Deddi; Andung Nugroho
EKSPLORIUM Vol 32, No 155 (2011): Mei 2011
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.268 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2011.32.155.2830

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara dini kemungkinan adanya pelepasan polutan supaya tidak mencemari lingkungan. Kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN dapat diketahui dengan menganalisis contoh dari 4 buah sumur kontrol sedalam 20 meter terletak pada keempat sisi kolam dan 2 (dua) buah sumur pembanding dengan jarak 50 meter dan 100 meter dari kolam limbah. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air di sekitar kolam limbah adalah metode spektrofotometri. Pengukuran kandungan kimia air sumur kontrol dan air sumur pembanding dilakukan dengan Spektrophotometer Serapan Atom (AAS), kandungan U dengan UV-VIS Spektrophotometer, sedangkan pengukuran radioaktivitas dengan detektor a SPA-1 Eberline yang dihubungkan dengan alat pencacah Scaler Ludlum Model 1000. Hasil pengukuran tahun 2010 diperoleh: kandungan kimia pada sumur kontrol Ca (2.31-2.91) mg/l, Mg (0.22-0.34) mg/l, Fe (0.024-0.033) mg/l Ni (0.0028-0.030) mg/l, Zn (0.0019-0.025) mg/l, Cu (0.038-0.060) mg/l, Pb (0.003-0.041) mg/l, Mn (0.004-0.005) mg/l, U (0.03-0.04) Bq/l x 10-3. Pada sumur pembanding kandungan Ca (2.31-2.33) mg/l, Mg (0.25-0.27) mg/l, Fe (0.051-0.298) mg/l, Ni (0.003-0.004) mg/l, Zn (0.03-0.04) mg/l, Cu (0.004-0.004) mg/l, Pb (0.003-0.003) mg/l, Mn (0.005-0.021), U (0.025-0.028) Bq/l x 10-3 . Kandungan radioaktivitas sumur kontrol pada triwulan I (2.321-2.635).10-2 Bq/l, triwulan II (2.162-2.823).10-2 Bq/l, triwulan III . (2.424-2.931).10-2 Bq/l, triwulan IV (2.283-2.643).10-2 Bq/l. Sedangkan kandungan radioaktivitas sumur pembanding pada triwulan I (2.931-2.931).10-2 Bq/l, triwulan II (2.162-2.550).10-2 Bq/l, triwulan III. (2.931-2.931).10-2 Bq/l, triwulan IV (2.450-2.632).10-2 Bq/l. Dari data pengukuran menunjukkan tidak ada pelepasan polutan ke lingkungan. Berdasarkan evaluasi data di atas dengan menggunakan metoda Storet dan US-EPA [Environmental Protection] Agency maka kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN–BATAN dinyatakan sebagai klasifikasi Kelas A [memenuhi baku mutu]. This research purpose is to monitor the water quality of soil around the waste pond through measurement of chemical constituents (Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn and U) and water radioactivity. The water quality around tailing pond can be identified by analized the water sample from 4 control wells as deep as 20 m located on the fourth side of the pool and 2 comparison wells with a distance of 50 m and 100 m from the tailing pond. The measurement of chemical constituents of controll well water and comparison well water was done by using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The measurement of Uranium content was done by using UV – VIS Spectrophotometer, whereas measurement of radioactivity was measured by Eberline SPA-1 α detector associated with a counter scalers Ludlum model 1000. Determination of the quality of well water was used Storet method. Measurement result obtained in 2010 : the chemical content water in the control wells; Ca (2.31 – 2.91) mg/l, Mg (0.22 – 0.34) mg/l, Fe (0.024 – 0.033) mg/l, Ni (0.0028 – 0.030) mg/l, Zn (0.0019 – 0.025) mg/l, Cu (0.038 – 0.060) mg/l, Pb (0.003 – 0.041) mg/l, Mn (0.004 – 0.005) mg/l, U (0.051 – 0.298) mg/l, Ni (0.003 – 0.004) mg/l, Zn (0.03 – 0.04) mg/l, Cu (0.004 – 0.004) mg/l, Pb (0.003 - 0.003), Mn (0.005 – 0.021) mg/l, and radioactivity of Uranium was (0.025. 10-3 – 0.028.10-3) Bq/l. The radioactivity of control wells in the first quarter (2.321 – 2.635) . 10-2 Bq/l, second quarter (2.162 – 2.823) . 10-2 Bq/l, third quarter (2.424 – 2.931).10-2 Bq/l, fourth quarter (2.283 – 2.643).10-2 Bq/l.  The radioactivity of comparison well water in the firs quarter was (2.931 - 2.931). 10-2 Bq/l., second quarter (2.162 – 2.550).10-2 Bq/l, third quarter (2.931- 2.931).10-2, fourth quarter (2.450 – 2.632).10-2 Bq/l. This result showed that there are no pollutant release into the environment. Based on the evaluation result using Storet and US-EPA (Environmental Protection Agency) method, water quality around tailing pond of PPGN – BATAN is expressed as A in class classification (best).

Page 5 of 18 | Total Record : 176