cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM" : 12 Documents clear
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT (Eucheuma sp) MENJADI PRODUK PENGHARUM RUANGAN AROMATERAPI Radiena, Mozes SY
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.504 KB)

Abstract

Penelitian tentang Pengembangan Teknologi Pengolahan Rumput Laut (Eucheuma sp) Menjadi Produk “Pengharum Ruangan” Aromaterapi telah dilakukan. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk pengharum aromaterapi dari rumput laut menjadi produk bernilai ekonomis. Hasil uji kimia menunjukan bahwa pada produk pengharum ruangan yang menggunakan bahan baku rumput laut tanpa rendaman KOH untuk beberapa komponen yang terkandung, seperti kadar air,  dan kekuatan gel mempunyai nilai yang tidak begitu berbeda jauh. Tetapi jika dibandingkan dengan produk pengharum ruangan yang menggunakan bahan baku rumput laut dengan rendaman KOH, nilai yang dihasilkan tampak berbeda, terutama pada faktor kekuatan gel. Pada pengharum ruangan dengan bahan baku rumput laut tanpa rendaman KOH nilai kekuatan gel paling tinggi adalah 45 gr/cm2 , sedangkan pada pengharum ruangan dengan bahan baku rumput laut dengan rendaman KOH nilai tertinggi adalah 90 gr/cm2 . Produk pengharum ruangan yang menggunakan KOH dengan aroma minyak jeruk dapat bertahan lebih dari 1 (satu) minggu jika dipasang pada pendingin ruangan, sebaliknya produk pengharum ruangan tanpa menggunakan bahan kimia (KOH) hanya dapat bertahan kurang dari 1 (satu) minggu.
PEMANFAATAN TRIMIRISTIN SEBAGAI LEMAK PALA DALAM SABUN MANDI Torry, Febry Risna
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.705 KB)

Abstract

Telah di lakukan isolasi trimiristin biji buah pala Banda untuk memahami beberapa aspek dasar dari isolasi senyawa terhadap bahan-bahan alami, terutama trimiristin. Prinsip percobaan ini adalah isolasi trimiristin dan  pembuatan  sabun. Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  ekstraksi, fltrasi,  kristalisasi  dan saponifkasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah serbuk putih  yang  mengandung senyawa trimiristin dengan rendemen sebesar 18,36%. Hasil pengujian dari sabun pala mendapat kesimpulan bahwa, semakin lama sabun pala disimpan semakin kecil kadar air yang terkandung di dalamnya dan juga  semakin kecil kandungan lemak yang tidak tersabunkan.
EFISIENSI PENGGUNAAN LARUTAN ALKALI NaOH DALAM PENGOLAHAN RUMPUT LAUT EUCHEUMA MENJADI SEMIKARAGINAN Loupatty, Voulda D.; Moniharapon, Angciovioletta
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.193 KB)

Abstract

Penelitian  “Efsiensi  Penggunaan  Larutan  Alkali  Dalam  Pengolahan  Rumput  Laut  Euchema  Menjadi Semikaraginan“,  dilakukan  dengan  tujuan  untuk mengkaji  efsiensi  penggunaan  larutan  alkali  dalam  hal  ini NaOH  dalam proses pengolahan semikaraginan. Adapun perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah A = Jenis rumput laut  terdiri dari A1 = Eucheuma cottonii; A2 = Eucheuma spinosum; B = Konsentrasi larutan NaOH  terdiri dari B1 =  0,5N dengan tiga tingkatan perendaman, B11 = Perendaman I (0,5N), B12 = Perendaman II (sisa rendaman I setelah penetapan N), B13 = Perendaman III (sisa rendaman II setelah penetapan N); B2 = 1N dengan tiga tingkatan perendaman, B21 = Perendaman I (1N), B22 = Perendaman II (sisa rendaman I setelah penetapan N), B23 = Perendaman III (sisa rendaman II setelah penetapan N). Parameter yang diuji adalah rendaman, kadar air, kadar abu dan kadar karaginan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan alkali dapat meningkatkan mutu rumput laut, dalam hal ini kadar karaginannya. Konsentrasi alkali (NaOH) terbaik untuk rumput laut jenis Eucheuma cottonii adalah 1N, sedangkan jenis Eucheuma spinosum adalah 0,5N. Disarankan untuk efsiensi penggunaan alkali, maka sisa rendaman I dan II dapat digunakan kembali setelah disaring untuk mendapatkan larutan alkali yang lebih bersih, dan bila perlu dilakukan penambahan konsentrasi alkali untuk menaikan konsentrasi alkali sesuai yang diinginkan.
EKSTRAKTABILITAS PROTEIN IKAN PELAGIS DAN DEMERSAL SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Apituley, Daniel AN; Tamaela, Pieter
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.292 KB)

Abstract

Ikan merupakan bahan makanan sumber protein hewani yang sangat potensial bagi kesehatan, namun, dalam beberapa jam setelah ikan ditangkap, proses kerusakan mulai berlangsung baik oleh aksi biokimiawi maupun aktivitas mikroba. Penanganan dengan suhu dingin adalah metode yang diterapkan untuk menghambat proses kerusakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ekstraktabilitas protein baik pada ikan pelagis maupun ikan demersal selama penyimpanan dingin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraktabilitas protein baik ikan pelagis maupun ikan demersal mengalami penurunan selama penyimpanan dingin, dimana laju penurunan berlangsung lebih cepat pada ikan pelagis.
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT DARI BEBERAPA JENIS IKAN HASIL BUDIDAYA KARAMBA SEBAGAI SUMBER OLAHAN PANGAN Hadinoto, Sugeng; Setyadewi, Noor Maryam
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.956 KB)

Abstract

Pesisir merupakan daerah yang rawan terhadap pencemaran logam berat. Keberadaan logam berat di perairan dapat terakumulasi dalam ikan dan jika dikonsumsi manusia dapat menganggu kesehatan.  Penelitian terhadap ikan budidaya di Galala ini menggunakan metode adisi standar secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akumulasi kandungan logam berat pada bagian tubuh ikan hasil budidaya karamba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat pada ikan baronang (Siganus canaliculatus), Ag terbesar terdapat pada jeroan yaitu 0,0213 ppm, kemudian kepala 0,0202 ppm, daging 0,0048 ppm; Ca pada bagian jeroan 14,5604 ppm, daging 5,9721 ppm dan kepala 3,9440 ppm; dan Zn pada bagian kepala 2,1492 ppm, bagian jeroan 1,5146 ppm, daging 0,6931 ppm.  Akumulasi  konsentrasi logam berat Ag pada ikan bubara (Trachinotus carolinus) terbesar pada bagian jeroan sebesar 0,0219 ppm, kepala 0,0207 ppm dan daging 0,0088 ppm; Ca pada bagian kepala 65,8074 ppm, daging 42,7087 ppm dan jeroan 13,9813 ppm; dan Zn 1,0616 ppm pada bagian daging, kepala 1,0005 ppm dan jeroan 0,6386 ppm.
TEKNOLOGI SURIMI DAN PRODUK OLAHANNYA Moniharapon, Angcivioletta
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1966.525 KB)

Abstract

Berdasarkan bentuk dan tipenya surimi terbagi menjadi dua tipe yaitu surimi beku dan surimi segar.  Surimi beku adalah surimi dalam bentuk blok dan biasanya mengandung gula dan bahan-bahan tambahan seperti polifosfat, sedangkan surimi segar adalah surimi yang tidak menggunakan bahan-bahan tersebut. Surimi beku adalah semi “processed  intermediate minced fish”  bahan  setengah  jadi  yang  digunakan  sebagai  bahan mentah  pembuatan berbagai macam fish  jelly products di  antaranya bakso  ikan,  sosis  ikan,  sio may, mie  ikan, burger  ikan  / fish burger dan sejenisnya  yang  spesifkasinya  menuntut  kemampuan  dalam  pembentukan  gel. Mutu  surimi  beku umumnya dinilai dari kekuatan gel dan warna dimana sangat tergantung dari faktor-faktor seperti : spesies ikan, kesegaran ikan, metode dan pengawasan pengolahan, kadar air, pengawasan suhu pembekuan dan penyimpanan, serta kondisi penanganan dan distribusi.
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT (Eucheuma sp) MENJADI PRODUK PENGHARUM RUANGAN AROMATERAPI Mozes SY Radiena
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.504 KB) | DOI: 10.29360/mb.v10i1.2019

Abstract

Penelitian tentang Pengembangan Teknologi Pengolahan Rumput Laut (Eucheuma sp) Menjadi Produk “Pengharum Ruangan” Aromaterapi telah dilakukan. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk pengharum aromaterapi dari rumput laut menjadi produk bernilai ekonomis. Hasil uji kimia menunjukan bahwa pada produk pengharum ruangan yang menggunakan bahan baku rumput laut tanpa rendaman KOH untuk beberapa komponen yang terkandung, seperti kadar air,  dan kekuatan gel mempunyai nilai yang tidak begitu berbeda jauh. Tetapi jika dibandingkan dengan produk pengharum ruangan yang menggunakan bahan baku rumput laut dengan rendaman KOH, nilai yang dihasilkan tampak berbeda, terutama pada faktor kekuatan gel. Pada pengharum ruangan dengan bahan baku rumput laut tanpa rendaman KOH nilai kekuatan gel paling tinggi adalah 45 gr/cm2 , sedangkan pada pengharum ruangan dengan bahan baku rumput laut dengan rendaman KOH nilai tertinggi adalah 90 gr/cm2 . Produk pengharum ruangan yang menggunakan KOH dengan aroma minyak jeruk dapat bertahan lebih dari 1 (satu) minggu jika dipasang pada pendingin ruangan, sebaliknya produk pengharum ruangan tanpa menggunakan bahan kimia (KOH) hanya dapat bertahan kurang dari 1 (satu) minggu.
PEMANFAATAN TRIMIRISTIN SEBAGAI LEMAK PALA DALAM SABUN MANDI Febry Risna Torry
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.705 KB) | DOI: 10.29360/mb.v10i1.2021

Abstract

Telah di lakukan isolasi trimiristin biji buah pala Banda untuk memahami beberapa aspek dasar dari isolasi senyawa terhadap bahan-bahan alami, terutama trimiristin. Prinsip percobaan ini adalah isolasi trimiristin dan  pembuatan  sabun. Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  ekstraksi, fltrasi,  kristalisasi  dan saponifkasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah serbuk putih  yang  mengandung senyawa trimiristin dengan rendemen sebesar 18,36%. Hasil pengujian dari sabun pala mendapat kesimpulan bahwa, semakin lama sabun pala disimpan semakin kecil kadar air yang terkandung di dalamnya dan juga  semakin kecil kandungan lemak yang tidak tersabunkan.
EFISIENSI PENGGUNAAN LARUTAN ALKALI NaOH DALAM PENGOLAHAN RUMPUT LAUT EUCHEUMA MENJADI SEMIKARAGINAN Voulda D. Loupatty; Angciovioletta Moniharapon
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.193 KB) | DOI: 10.29360/mb.v10i1.2013

Abstract

Penelitian  “Efsiensi  Penggunaan  Larutan  Alkali  Dalam  Pengolahan  Rumput  Laut  Euchema  Menjadi Semikaraginan“,  dilakukan  dengan  tujuan  untuk mengkaji  efsiensi  penggunaan  larutan  alkali  dalam  hal  ini NaOH  dalam proses pengolahan semikaraginan. Adapun perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah A = Jenis rumput laut  terdiri dari A1 = Eucheuma cottonii; A2 = Eucheuma spinosum; B = Konsentrasi larutan NaOH  terdiri dari B1 =  0,5N dengan tiga tingkatan perendaman, B11 = Perendaman I (0,5N), B12 = Perendaman II (sisa rendaman I setelah penetapan N), B13 = Perendaman III (sisa rendaman II setelah penetapan N); B2 = 1N dengan tiga tingkatan perendaman, B21 = Perendaman I (1N), B22 = Perendaman II (sisa rendaman I setelah penetapan N), B23 = Perendaman III (sisa rendaman II setelah penetapan N). Parameter yang diuji adalah rendaman, kadar air, kadar abu dan kadar karaginan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan alkali dapat meningkatkan mutu rumput laut, dalam hal ini kadar karaginannya. Konsentrasi alkali (NaOH) terbaik untuk rumput laut jenis Eucheuma cottonii adalah 1N, sedangkan jenis Eucheuma spinosum adalah 0,5N. Disarankan untuk efsiensi penggunaan alkali, maka sisa rendaman I dan II dapat digunakan kembali setelah disaring untuk mendapatkan larutan alkali yang lebih bersih, dan bila perlu dilakukan penambahan konsentrasi alkali untuk menaikan konsentrasi alkali sesuai yang diinginkan.
EKSTRAKTABILITAS PROTEIN IKAN PELAGIS DAN DEMERSAL SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Daniel AN Apituley; Pieter Tamaela
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.292 KB) | DOI: 10.29360/mb.v10i1.2024

Abstract

Ikan merupakan bahan makanan sumber protein hewani yang sangat potensial bagi kesehatan, namun, dalam beberapa jam setelah ikan ditangkap, proses kerusakan mulai berlangsung baik oleh aksi biokimiawi maupun aktivitas mikroba. Penanganan dengan suhu dingin adalah metode yang diterapkan untuk menghambat proses kerusakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ekstraktabilitas protein baik pada ikan pelagis maupun ikan demersal selama penyimpanan dingin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraktabilitas protein baik ikan pelagis maupun ikan demersal mengalami penurunan selama penyimpanan dingin, dimana laju penurunan berlangsung lebih cepat pada ikan pelagis.

Page 1 of 2 | Total Record : 12