cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM" : 12 Documents clear
ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA MIE BASAH PADA BEBERAPA LOKASI DI KOTA AMBON Male, Yusthinus T; Letsoin, Lina I; Siahaya, Netty A
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.739 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3530

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan formalin mie basah pada beberapa lokasi di Kota Ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan formalin pada mie basah. Penelitian ini menggunakan tiga tahap pengujian. Pada tahap awal, dilakukan uji fisik dan analisis kualitatif untuk  menentukan ada tidaknya formalin dan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar formalin dalam mie basah. Dari pengamatan uji fisik, ditemukan dua dari empat belas sampel mie basah mengandung formalin  yaitu sampel J (Batu Merah) dan K (Mardika) karena tetap awet sampai tiga hari. Analisis kualitatif dengan pereaksi asam kromatofat tidak menunjukkan perubahan warna yang khas. Pada pengamatan uji fisik mie basah dua sampel yang mengandung formalin dilanjutkan dengan analisis kuantitatif menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Kadar formalin untuk sampel J (Batu Merah) sebesar 9,07 mg/kg dan sampel K (Mardika) sebesar 10,01 mg/kg. Sesuai syarat mutu mie basah pada SNI 01-2987-1992, mie basah tidak boleh mengandung formalin.
IDENTIFIKASI CEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI KOTA AMBON dewa, riardi; Idrus, Syarifuddin
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.763 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3544

Abstract

Di Indonesia banyak terdapat industri tahu mulai dari industri kecil sampai ke industri besar. Dari kegiatan industri tersebut, timbul limbah yang mengandung zat organik sangat tinggi. Kandungan zat organik dalam limbah cair tahu berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melakukan penanganan terhadap limbah yang timbul tersebut. Salah satu upaya awal untuk menangani hal tersebut adalah melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi cemaran limbah cair tahu tersebut, khususnya di kota Ambon.Metode penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel limbah cair industri tahu di dua lokasi industri tahu dan di dua titik pengambilan sampel limbah cair, yaitu di dekat tempat pembuangan limbah cair dan di area yang berjarak kurang lebih 10 meter dengan keluaran limbah cair tersebut. Pengujian yang dilakukan meliputi parameter suhu, pH, BOD5, COD, TSS. Hasil pengujian pada lokasi pertama dan titik pertama, nilai parameter berurutan dari suhu, pH, BOD5, COD, TSS 47,4 0C; 5,62; 400 mg/l; 1175 mg/l; 615 mg/l, sedangkan pada titik kedua nilainya 28 0C; 6,51; 385 mg/l; 710 mg/l; 128 mg/l. Kemudian pada lokasi kedua dan titik pertama nilainya berurutan, yaitu 47,1 0C; 5,8; 360 mg/l; 768 mg/l; 442 mg/l, sedangkan pada titik kedua 38,4 0C; 5,3; 310 mg/l; 384 mg/l; 75,48 mg/l. Hasil yang didapat dalam pengujian, limbah cair tahu telah melewati batas Baku mutu dari Kementerian Lingkungan Hidup yaitu peraturan KepMen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang Kegiatan Industri.
Kualitas dan Keamanan Lulur Berbasis Herbal Produksi UKM Ranata di Kota Pontianak cahyanto, heru agus; laempah, Asmawit
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.615 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3184

Abstract

Abstrak. Penelitian tentang lulur produksi UKM Ranata Kosmetik dilakukan untuk mengetahui kualitas lulur dan keamanannya. Lulur produksi UKM Ranata menggunakan bahan bahan alami atau herbal sebagai bahan bakunya. Bahan yang digunakan antara lain buah alpukat, daun teh hijau, buah strawberry, bengkoang dan aneka bahan rempah-rempah. Produk lulur diuji kualitas di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak dan LPPT UGM Yogyakarta. Hasil uji dibandingkan dengan pustaka dan peraturan yang diacu. Hasil uji lulur Ranata kosmetik berupa kadar air 9,6621%-14,5430%, kadar abu total 0,3258%- 8,5890%, ALT 25 kol/gr - 2,6 x 102 kol/gr, AKK <10 kol/gr - 1X101 koloni/gr serta ukuran partikel yang bervariasi. Sementara bahan berbahaya dan dilarang dalam lulur tidak ditemukan atau negatif.
PENGARUH PENGGUNAAN PEREKAT SAGU DAN TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET DARI BIOMASSA LIMBAH PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH DI MALUKU Smith, Husein; Idrus, Syarifuddin
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.665 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3546

Abstract

ABSTRAKBiomassa adalah materi biologis yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, baik secara langsung maupun melalui proses yang dikenal sebagai konversi biomassa. Biomassa di Maluku yang dapat dikonversi menjadi sumber energi  panas alternatif adalah limbah daun penyulingan minyak kayu putih untuk mengatasi kebutuhan bahan bakar dipedesaan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum perlakuan yang dicobakan dan karakteristik biobriket dari limbah penyulingan minyak kayu putih yang dibuat dengan perekat sagu dan tapioka. Desain experimen yang digunakan pada penelitian ini adalah completelly randomized design dengan perlakuan persentase penggunaan perekat tapioka dan sagu masing-masing 80 – 130% terhadap serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jumlah perekat sagu dan tapioka berpengaruh sangat signifikan terhadap kadar air, kadar abu, density dan zat yang hilang pada pemanasan . Hubungan antara penggunaan jumlah perekat sagu maupun tapioka pada pembuatan biobriket dengan berbagai variabel respon tersebut mengikuti pola linier dengan trend garis yang berbeda antar setiap variabel. Penggunaan perekat tapioka 130% terhadap serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih menghasilkan briket dengan kerapatan dan zat yang hilang pada pemanasan  tertinggi  sedangkan kadar air dan kadar abu  terendah masing-masing 0,52  8,95%,  5,88% dan 6,82%. Rata-rata nilai kalor limbah penyulingan minyak kayu putih 4567,19 kal/g. Briket yang dibuat dengan perlakuan tersebut kadar air, zat yang hilang dan nilai kalor limbah daun sisa penyulingan minyak kayu putih  memenuhi standar karakteristik briket untuk rumah tangga.
KOMPONEN ZAT GIZI LAMUN Enhalus acoroides ASAL KABUPATEN SOPIORI PROVINSI PAPUA Kaya, Adrianus O.W.
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.551 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3542

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup terendam dalam air dan berkembang dengan baik di perairan laut dangkal dan estuary.tumbuhan lamun terdiri dari daun dan seludang, batang menjalar yang biasanya di sebut rimpang (rhyzoma) dan akar yang tumbuh pada bagian rimpang. Di Indonesia terdapat 13 jenis lamun yang tersebar di antara seluruh perairan Indonesia, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah jenis lamun Enhalus acoroides. Kebiasan masyarakat kampung Sowek Kabupaten Supiori Propinsi Papua mengkonsumsi rhyzoma dan biji lamun sebagai makanan dengan cara dikonsumsi secara langsung atau sebagai sayuran, sehingga perlu diketahui kandungan zat gizi yang ada dikedua bagian lamun tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status nutrisi bagian yaitu rhyzoma dan biji lamun enhalus acoroides yang berasal dari kabupaten sopiori provinsi papua berdasrakan hasil analisis proksimat. Hasil analisis bagian lamun Enhalus acoroides diperoleh hasil rhyzoma: Air 89,99%, Abu 0,79%, Lemak 0,52%, Protein 0,75% dan karbohidrat 4,16% sedangkan biji lamun: Air 92,16%, Abu 0,51%, Lemak 0,47%, Protein 0,68% dan karbohidrat 3,22%. Perlu analisis komponen zat gizi lengkap untuk tiap bagian lamun serta aplikasi dalam produk pangan
KARAKTERISTIK NORI TIRUAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ALGA Hypnea saidana DAN Ulva conglubata DARI PERAIRAN MALUKU Lalopua, Vonda M.N.
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.985 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3529

Abstract

Perairan Indonesia tumbuh bemacam –macam spesies rumput laut dan berpeluang untuk  memproduksi nori. Nori adalah makanan diet dari Jepang yang memiliki kandungan nutrisi tinggi. Kualitas nori tergantung dari warna nori. Penelitian bertujuan untuk  mendeskripsi warna, mengetahui  tingkat kesukaan dan  kandungan  kimia  nori  yang dibuat dari rumput laut Hypnea  saidana, Ulva. conglubata dan kombinasi (H.saidana + U.conglubata). Metode penelitian yang digunakan  adalah metode percobaan pembuatan  nori menggunakan  cuka apel untuk memperoleh jenis nori kualitas tinggi  dilanjutkan dengan uji kesukaan sifat organoleptik dan analisa kandungan  gizi. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa kualitas  warna  nori  H.saidana  lebih baik Panelis lebih suka akan warna nori U.conglubata  sedangkan  nori kombinasi lebih disukai dari rasa ,aroma dan kenampakan. Nori H.saidana memiliki  kandungan  air sebesar 29,57 % , abu  20,41 %, protein 1,36 %,  serat kasar 4,09 %, mineral  kalsium 755,21 ppm dan besi 4,3 ppm
IDENTIFIKASI CEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI KOTA AMBON riardi dewa; Syarifuddin Idrus
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.763 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3544

Abstract

Di Indonesia banyak terdapat industri tahu mulai dari industri kecil sampai ke industri besar. Dari kegiatan industri tersebut, timbul limbah yang mengandung zat organik sangat tinggi. Kandungan zat organik dalam limbah cair tahu berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melakukan penanganan terhadap limbah yang timbul tersebut. Salah satu upaya awal untuk menangani hal tersebut adalah melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi cemaran limbah cair tahu tersebut, khususnya di kota Ambon.Metode penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel limbah cair industri tahu di dua lokasi industri tahu dan di dua titik pengambilan sampel limbah cair, yaitu di dekat tempat pembuangan limbah cair dan di area yang berjarak kurang lebih 10 meter dengan keluaran limbah cair tersebut. Pengujian yang dilakukan meliputi parameter suhu, pH, BOD5, COD, TSS. Hasil pengujian pada lokasi pertama dan titik pertama, nilai parameter berurutan dari suhu, pH, BOD5, COD, TSS 47,4 0C; 5,62; 400 mg/l; 1175 mg/l; 615 mg/l, sedangkan pada titik kedua nilainya 28 0C; 6,51; 385 mg/l; 710 mg/l; 128 mg/l. Kemudian pada lokasi kedua dan titik pertama nilainya berurutan, yaitu 47,1 0C; 5,8; 360 mg/l; 768 mg/l; 442 mg/l, sedangkan pada titik kedua 38,4 0C; 5,3; 310 mg/l; 384 mg/l; 75,48 mg/l. Hasil yang didapat dalam pengujian, limbah cair tahu telah melewati batas Baku mutu dari Kementerian Lingkungan Hidup yaitu peraturan KepMen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang Kegiatan Industri.
Kualitas dan Keamanan Lulur Berbasis Herbal Produksi UKM Ranata di Kota Pontianak heru agus cahyanto; Asmawit laempah
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.615 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3184

Abstract

Abstrak. Penelitian tentang lulur produksi UKM Ranata Kosmetik dilakukan untuk mengetahui kualitas lulur dan keamanannya. Lulur produksi UKM Ranata menggunakan bahan bahan alami atau herbal sebagai bahan bakunya. Bahan yang digunakan antara lain buah alpukat, daun teh hijau, buah strawberry, bengkoang dan aneka bahan rempah-rempah. Produk lulur diuji kualitas di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak dan LPPT UGM Yogyakarta. Hasil uji dibandingkan dengan pustaka dan peraturan yang diacu. Hasil uji lulur Ranata kosmetik berupa kadar air 9,6621%-14,5430%, kadar abu total 0,3258%- 8,5890%, ALT 25 kol/gr - 2,6 x 102 kol/gr, AKK <10 kol/gr - 1X101 koloni/gr serta ukuran partikel yang bervariasi. Sementara bahan berbahaya dan dilarang dalam lulur tidak ditemukan atau negatif.
PENGARUH PENGGUNAAN PEREKAT SAGU DAN TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET DARI BIOMASSA LIMBAH PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH DI MALUKU Husein Smith; Syarifuddin Idrus
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.665 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3546

Abstract

ABSTRAKBiomassa adalah materi biologis yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, baik secara langsung maupun melalui proses yang dikenal sebagai konversi biomassa. Biomassa di Maluku yang dapat dikonversi menjadi sumber energi  panas alternatif adalah limbah daun penyulingan minyak kayu putih untuk mengatasi kebutuhan bahan bakar dipedesaan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum perlakuan yang dicobakan dan karakteristik biobriket dari limbah penyulingan minyak kayu putih yang dibuat dengan perekat sagu dan tapioka. Desain experimen yang digunakan pada penelitian ini adalah completelly randomized design dengan perlakuan persentase penggunaan perekat tapioka dan sagu masing-masing 80 – 130% terhadap serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jumlah perekat sagu dan tapioka berpengaruh sangat signifikan terhadap kadar air, kadar abu, density dan zat yang hilang pada pemanasan . Hubungan antara penggunaan jumlah perekat sagu maupun tapioka pada pembuatan biobriket dengan berbagai variabel respon tersebut mengikuti pola linier dengan trend garis yang berbeda antar setiap variabel. Penggunaan perekat tapioka 130% terhadap serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih menghasilkan briket dengan kerapatan dan zat yang hilang pada pemanasan  tertinggi  sedangkan kadar air dan kadar abu  terendah masing-masing 0,52  8,95%,  5,88% dan 6,82%. Rata-rata nilai kalor limbah penyulingan minyak kayu putih 4567,19 kal/g. Briket yang dibuat dengan perlakuan tersebut kadar air, zat yang hilang dan nilai kalor limbah daun sisa penyulingan minyak kayu putih  memenuhi standar karakteristik briket untuk rumah tangga.
KOMPONEN ZAT GIZI LAMUN Enhalus acoroides ASAL KABUPATEN SOPIORI PROVINSI PAPUA Adrianus O.W. Kaya
Majalah BIAM Vol 13, No 2 (2017): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.551 KB) | DOI: 10.29360/mb.v13i2.3542

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup terendam dalam air dan berkembang dengan baik di perairan laut dangkal dan estuary.tumbuhan lamun terdiri dari daun dan seludang, batang menjalar yang biasanya di sebut rimpang (rhyzoma) dan akar yang tumbuh pada bagian rimpang. Di Indonesia terdapat 13 jenis lamun yang tersebar di antara seluruh perairan Indonesia, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah jenis lamun Enhalus acoroides. Kebiasan masyarakat kampung Sowek Kabupaten Supiori Propinsi Papua mengkonsumsi rhyzoma dan biji lamun sebagai makanan dengan cara dikonsumsi secara langsung atau sebagai sayuran, sehingga perlu diketahui kandungan zat gizi yang ada dikedua bagian lamun tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status nutrisi bagian yaitu rhyzoma dan biji lamun enhalus acoroides yang berasal dari kabupaten sopiori provinsi papua berdasrakan hasil analisis proksimat. Hasil analisis bagian lamun Enhalus acoroides diperoleh hasil rhyzoma: Air 89,99%, Abu 0,79%, Lemak 0,52%, Protein 0,75% dan karbohidrat 4,16% sedangkan biji lamun: Air 92,16%, Abu 0,51%, Lemak 0,47%, Protein 0,68% dan karbohidrat 3,22%. Perlu analisis komponen zat gizi lengkap untuk tiap bagian lamun serta aplikasi dalam produk pangan

Page 1 of 2 | Total Record : 12